Anda di halaman 1dari 9

Ekologi Budaya dan

Ekowisata Mangrove
di Lantebung
Amirul Ahsan Anwar
P022231002
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Sekolah Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Pendekatan Teoritis
 Ekologi budaya adalah pendekatan metodologis untuk menyelidiki hubungan antara manusia dan lingkungan,
dengan mempertimbangkan budaya sebagai kunci untuk memahami proses evolusi, berbeda dengan makhluk hidup
lainnya. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan paradigma hubungan manusia-alam dan makna ekologi yang
lebih luas telah mempengaruhi pendekatan ekologi budaya.
 Adaptasi Ekologi Budaya merupakan proses penyesuaian diri secara berkelanjutan yang dilakukan oleh manusia
dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dilihat dari faktor budaya. Julian Steward
(1955) menyatakan adaptasi ekologi budaya lebih melihat pembatasan penerapan konsep dan asas ekologi yang
melihat aspek-aspek kehidupan sosial dan kebudayaan manusia yang benar-benar cocok atausesuai dengan
masyarakat setempat bukan dari keseluruhan masyarakat.
 Menurut Julian H. Steward dalam teori ekologi budaya terdapat terdapat tiga prosedur dalam prosesnya yakni salah
satunya ialah hubungan antara teknologi dengan lingkungannya
 Tujuh unsur budaya dalam perspektif antroplogi, meliputi : bahasa, sistem peralatan atau tekonologi, sistem mata
pencaharian, sistem pengetahuan, sistem kekerabatan, sistem religi, dan kesenian.
 Ekowisata merupakan bentuk pariwisata yang sangat memperhatikan prinsip konservasi, dengan tujuan
menjaga keaslian ekosistem di daerah alami sambil meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat
(Hamidi et al., 2023)
 Julian Steward (1955) menyatakan adaptasi ekologi budaya lebih melihat pembatasan penerapan
konsep dan asas ekologi yang melihat aspek-aspek kehidupan sosial dan kebudayaan manusia yang
benar-benar cocok atau sesuai dengan masyarakat setempat bukan dari keseluruhan masyarakat.
 Ekologi budaya menjelaskan bahwa manusia adalah bagian dari lingkungannya dan saling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain.

Ecological Environment
Steward menciptakan ekologi budaya sebagai istilah pada tahun 1955,
Society untuk menyatakan bahwa (1) budaya di lingkungan yang serupa mungkin
memiliki adaptasi yang serupa, (2) semua adaptasi bersifat jangka pendek
dan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lokal, dan (3)
Economy perubahan dapat menguraikan budaya sebelumnya atau menghasilkan
budaya yang sama sekali baru.
Selayang Pandang

 Ekowisata Mangrove Lantebung merupakan suatu atraksi wisata yang terletak di wilayah
pesisir utara Kota Makassar, daerah ini merupakan sebuah perkampungan pesisir yang berada
dalam ekosistem vegetasi hutan bakau (mangrove), yang kini telah dijadikan sebagai salah
ekowisata di kota ini. Hutan bakau yang terbentang sejauh dua kilometer hingga mencapai
laut lepas, menghadap langsung ke Selat Makassar, adalah lokasi yang sangat ideal untuk
tujuan wisata dan relaksasi.
 Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung telah mengalami perubahan yang signifikan dan
menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Di tengah rimbunan tanaman mangrove, ada
sekarang jembatan kayu yang mengesankan. Jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur
menuju pantai di mana perahu nelayan bersandar, tetapi juga berfungsi sebagai atraksi
sendiri. Jembatan yang berwarna mencolok ini memiliki panjang sekitar 270 meter dan
memiliki dua pondokan kecil yang dapat digunakan untuk beristirahat. Salah satu dari
pondokan tersebut bahkan berfungsi sebagai pusat informasi dan tempat pembelian tiket.
Pengunjung diberikan kebebasan untuk duduk-duduk santai di sana sambil menikmati
pemandangan yang menakjubkan sekitar hutan bakau.
Pendekatan dengan Analisis Pemodelan Dinamis

Ekowisata +
Mangrove

+ Aspek Sosial +
+ + Sistem
Budaya Pengetahuan
+ + ++
Mata Pencaharian
+
+
Kesenian
+
Bahasa
+ Teknologi atau
peralatan
+ +
Sistem
Sistem Religi Kekerabatan

Analisis diatas menjelaskan keterkaitan antara variabel dan sub variabel pada sistem sosial yang saling
berhubungan antar satu dan lainnya yang bekerja pada batas wilayah tertentu
Analisis Keterkaitan
Kehadiran ekowisata di Lantebung memberikan dampak bagi sosial budaya, sosial ekonomi, dan lingkungan pada masyarakat pesisir di Lantebung,yang
meliputi :

 Pada aspek sosial budaya, berpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat dalam melestarikan lingkungannya, sebab Sebagian masyarakat di Lantebung
mengandalkan mata pencahariannya pada ekosistem mangrove, seperti melaut, budidaya perikanan, aktivitas ekowisata, UMKM, dan lain sebagainya.
 Sistem pengetahuan juga masyarakat telah berubah dari tadinya masih melakukan penebangan pohon mangrove akan tetapi aktivitas itu tidak dilakukan
lagi sebab dampaknya terhadap ekosistem sangat besar, seperti: abrasi, angin kencang, menurunnya kualitas perikanan, sumber air lebih asin, dan lain
sebagainya.
 Teknologi atau peralatan. Peningkatan teknologi semakin meningkat berkat pendampingan dari instansi pemerintah dalam hal memfasilitasi dan
melakukan pendampingan. Contohnya adalah bantuan perahu dan alat tangkap bagi nelayan, pengolahan kepiting rajungan menjadi souvenir, dan
pengolahan kopi mangrove.
 Mata pencaharian, dengan adanya kegiatan ekowisata maka dampak ekonomi yang ditimbulkan yaitu adanya lapangan usaha dan pekerjaan baru bagi
masyarakat. Contohnya, menjadi operator perahu, mengelola Kawasan ekowisata, membuka sektor UMKM, lahan pakir, dan lain sebagainya.
 Sistem Kekerabatan. Kawasan ekowisata di Lantebung diinisiasi oleh kelompok nelayan sehingga ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan juga
sumber pendapatan. Tidak hanya itu masyarakat juga semakin bergotong royong untuk menjaga ekosistem mangrove.
 Sistem Religi, mayoritas masyarakat di lantebung menganut agama islam salah satu implikasi dari adanya ekowisata di daerah ini adalah salah satu
penyumbang untuk pembangunan masjid dimana tempat tersebut merupakan pusat masyarakat untuk berkumpul dan bermusyawarah.
 Bahasa yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Lantebung adalah Bahasa Bugis Makassar.
 Kesenian, dalam hal ini tidak ada aktivitas kesenian yang signifikan dalam pengembangan sektor wisata. Namun Sebagian masyarakat membuat kerajinan
untuk dijual dari hasil pengolahan vegetasi mangrove berupa gantungan kunci, dan kuliner.
Hasil Analisis

Ekowisata
Adaptasi Ekologi Budaya: Konsep adaptasi
Hubungan Teknologi dengan Lingkungan: Steward
ekologi budaya tercermin dalam cara
menekankan pentingnya memahami hubungan antara
masyarakat Lantebung secara berkelanjutan
teknologi dan lingkungan. Dalam kasus Lantebung,
menyesuaikan diri dengan lingkungan
peningkatan teknologi, seperti bantuan perahu dan alat
sekitarnya. Mereka memodifikasi pola mata
tangkap bagi nelayan, memberikan dampak positif pada
pencaharian, pengetahuan tradisional, dan
ekonomi dan keberlanjutan ekosistem mangrove.
sistem kehidupan sehari-hari mereka untuk
mempertahankan keaslian ekosistem mangrove.

Pengaruh pada Sosial Budaya: Penerapan Pengaruh pada Sistem Kekerabatan dan Religi:
ekowisata di Lantebung berdampak pada Kawasan ekowisata diinisiasi oleh kelompok nelayan,
aspek sosial budaya. Masyarakat terlibat yang menciptakan wadah untuk berbagi pengetahuan
secara aktif dalam kegiatan pelestarian dan sumber pendapatan. Selain itu, dampak ekowisata
lingkungan, dan sistem pengetahuan mereka juga terlihat dalam sektor religi, di mana masyarakat
berubah untuk menghindari aktivitas merusak ikut berkontribusi pada pembangunan masjid sebagai
ekosistem, seperti penebangan mangrove. pusat aktivitas sosial dan musyawarah.

Jadi analisis ini mencerminkan bagaimana teori ekologi budaya dapat digunakan untuk memahami transformasi budaya dan hubungan manusia
dengan lingkungan dalam konteks cerpen "Kayu Naga" dan dampak ekowisata di Lantebung, sejalan dengan konsep yang diperkenalkan oleh Julian
H. Steward.
Kesimpulan

 Secara keseluruhan, analisis terhadap cerpen "Kayu Naga" dan dampak ekowisata
di Lantebung mencerminkan penerapan teori ekologi budaya Julian H. Steward.
Masyarakat Dayak dan Lantebung menunjukkan adaptasi ekologi budaya dengan
menyelaraskan teknologi, budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks
ekowisata, perubahan ekonomi juga membawa dampak positif pada aspek sosial,
budaya, dan kekerabatan masyarakat setempat. Penerapan teori ini memberikan
wawasan mendalam tentang dinamika hubungan manusia dengan lingkungan
dalam menghadapi perubahan budaya dan upaya pelestarian melalui ekowisata.

Anda mungkin juga menyukai