Anda di halaman 1dari 21

PARASITOLOGI 2

PLASMODIUM OVALE
NAMA KELOMPOK 6

• Anjel Welua
• Angiela Nofriani
• Eirene Melontige
• Emely Kakambong
• Virginia Mentang
• Wilson Mambor
PENGERTIAN
• Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.
• Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam
penularan malaria yaitu parasit malaria (yang disebut
Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina.
• Plasmodium ovale adalah spesies protozoa parasit yang
menyebabkan malaria tertiana pada manusia.
• Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan.
• Pola demam seperti pada malaria vivaks.
MORFOLOGI
• P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi
perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan
P.vivax.
• Trofozoit muda berukuran kira-kira 2µ 1/3 eritrosit. Titik Schuffner
disebut juga titik James terbentuk sangat dini dan tampak jelas.
Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula
pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae.
Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar
berbentuk lonjong dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu
ujungnya dengan titik Schuffner yang menjadi lebih banyak
(Sutanto, 2013).
• Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung
8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula
pigmen yang berkelompok di tengah. Stadium makrogametosit
bentuknya bulat, mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma
berwarna biru. Mikrogametosit mempunyai inti difus, sitoplasma
berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk bulat (Sutanto,
2013).
Rings

Cincin Plasmodium ovale memiliki sitoplasma yang kokoh dan


titik-titik kromatin yang besar.
Trofozoit Plasmodium ovale memiliki sitoplasma yang kokoh, titik-titik
kromatin besar, dan dapat kompak hingga sedikit tidak beraturan.
Gametocytes

Gametosit P. ovale berbentuk


bulat hingga oval dan hampir
memenuhi sel darah merah.
Pigmen berwarna coklat dan
lebih kasar dibandingkan
dengan P. vivax.
Skizon P

Skizon P. ovale memiliki 6 sampai 14 merozoit dengan inti


besar, berkerumun di sekitar massa berwarna coklat tua
Pigmen.
PATOLOGIS

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite plasmodium


yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Ada 4
spesies plasmodium yang menyebabkan penyakit di manusia, yaitu;
plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale, dan
plasmodium malaria.
Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, spozoit
yang berada di kalenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah.
Sporozoit menginvasi sel parenkim hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari merozoit hati.
PATOLOGIS
• Skizon hati akan pecah dan melepaskan merozoit ke aliran darah, dimana sel darah merah dengan
cepat diinfeksi. Siklus ini disebut siklus ekso eritrositer.
• Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi
ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel
hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Di dalam sel darah merah, parasite tersebut
berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon yang mengandung banyak merozoit. Tahap infeksi
darah ini adalah penyebab gejala dan tanda malaria.7
• Parasit dalam eritrosit secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada 24 jam
pertama, dan stadium matur pada 24 jam kedua. Permukaan parasit pada stadium cincin akan
menampilkan Ring- erythrocyte surface antigen (RESA) yang menghilang setelah parasit masuk
stadium matur. Permukaan membran parasit stadium matur akan mengalami penonjolan yang
membentuk knob dengan Histidin rich protein 1 (HRP1) sebagai komponen utamanya.
• Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi pecah melepaskan merozoit yang akan menginfeksi sel darah
merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Setelah beberapa siklus skizogoni darah, sebagian
merozoit akan menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gamet jantan dan
betina). Jika nyamuk lain menggigit manusia dan mencerna gametosit, maka siklus hidup parasit
malaria dimulai kembali.
GEJALA KLINIS

Berikut ini merupakan gejala umum penyakit infeksi malaria:


• seperti demam typhoid
• demam dengue
• leptospirosis
• chikungunya,
• Infeksi saluran napas
DIAGNOSIS
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis malaria, antara lain:
• Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal
dan tipis
• Quantitative buffy coat,
• Polymerase chain reaction (PCR)
• serta Rapid Diagnostic Tests (RDT)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
APUSAN DARAH TIPIS
DAN TEBAL
PENGAMBILAN SAMPEL

Alat dan bahan :


• Kapas alkohol 70%
• Objek glass
• Slide
• Lanset
• Prosedur Kerja Apus darah
pertama kemudian
pindahkan ke
objek glass
PEMBUATAN SLIDE
1) Tulis : nomor subjek, inisial nama, tanggal dan hari
kunjungan pada slide
2) Pegang jari manis tangan kiri pasien, bersihkan ujung jari
tersebut dengan kapas alkohol, gosok sampai bersih dan
keringkan dengan kapas kering.
3) Dengan menggunakan lanset, tusuk ujung jari dibagian
pinggir (kulit lebih tipis) dengan cepat.
4) Bersihkan tetes darah pertama dengan kapas kering.
5) Ambil slide yang sudah diberi label dan teteskan darah
sebanyak 3 tetes untuk sediaan darah tebal
PEWARNAAN SLIDE
Alat dan bahan Langkah-langkah fiksasi dan pewarnaan.
1) Rak pewarnaan 1) Pastikan sediaan telah kering dengan sempurna.
2) Pipet 2) Sediaan darah tipis harus difiksasi dengan methanol absolut
3) Giemsa stock terlebih dahulu sebelum diwarnai. Posisi slide agak miring saat
meneteskan methanol atau slide dicelupkan dalam methanol
4) Metanol absolut
sebentar saja (1-2 detik) dengan posisi darah tipis dibawah,
5) Air mineral pH 7,2
karena methanol tidak boleh mengenai darah tebal
(mengganggu dehemoglobinisasi sediaan darah tebal)
3) Biarkan darah tipis kering dari methanol ±1 menit.
4) Siapkan cairan Giemsa yang telah dibuat dengan
pengenceran 3%.
5) Letakkan slide di rak pewarnaan dan teteskan cairan Giemsa
menggunakan pipet sampai seluruh sediaan darah tergenangi
cat.
6) Di diamkan selama 45-60 menit.
7) Bilas perlahan dan hati-hati dengan air bersih.
8) Biarkan slide menggering dengan posisi berdiri
PEMBACAAN SLIDE
1) Alat dan bahan
a) Mikroskop dengan pembesaran objektif 100x dan lensa okuler 10x
b) Minyak imersi
c) Alat hitung parasit
d) Tissue
2) Pembacaan sediaan darah
a) Darah tebal untuk menghitung parasit minimal per 200 lekosit, bila ditemukan parasit
kurang dari 10 darah dalam 200 lekosit maka dihitung per 500 leukosit.
b) Darah tipis untuk konfirmasi diagnosa spesies atau untuk mendapat gambaran
mengenai morfologi parasit. Darah tipis juga digunakan untuk menghitung parasit
minimal dalam 100 eritrosit.
c) Parasit seksual / gametosit dihitung dalam 2000 leukosit.
d) Selesai membaca slide diletakkan terbalik pada tissue, agar minyak imersi terserap
tissue. Slide dapat disimpan pada box slide
CARA PERHITUNGAN
Catatan :
1. Parasit dihitung per 500 leukosit, jika
dalam 200 leukosit ditemukan kurang dari
10 parasit.
2. Parasit dihitung pada hapusan darah
tipis minimal 1000 erytrosit, jika pada
hapusan darah tebal dalam 200 leukosit
ditemukan ≥500 parasit
3. Catat jumlah parasit seksual (gametosit)
minimal per 2.000 leukosit.
DAFTAR PUSTAKA

• http://repository.unimus.ac.id/1127/3/BAB%20II.pdf
• MALARIA/Julia Fitriany, Ahmad Sabiq
• Laboratory diagnosis of malaria (Plasmodium
ovale)/DPDx
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai