Anda di halaman 1dari 12

Teknologi

kinerja
M. Amaludin
Yazid Okta
PENERAPAN DESAIN
INSTRUKSIONAL DALAM
TEKNOLOGI KINERJA
Desain instruksional merupakan pendekatan
sistematis untuk merancang,
mengembangkan, dan mengimplementasikan
pembelajaran atau pelatihan.
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat
diterapkan dalam penerapan desain instruksional
dalam teknologi kinerja:
1. Identifikasi Kebutuhan Kinerja:
2. Tujuan Pembelajaran:
3. Identifikasi Audiens:
4. Pemilihan Teknologi:
5. Desain Instruksional:
6. Pengembangan Konten:
7. Implementasi
8. Evaluasi:
9. Pemeliharaan:
10. Monitoring dan Pengukuran Kinerja:
PRINSIP PENYUSUNAN DESAIN
INTRUKSIONAL
1. Prinsip pertama. Respons-respons baru (new responses) diulang sebagai akibat
dari respons tersebut.

2. Prinsip kedua. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari


respons, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda
yang terdapat dalam lingkungan peserta didik

3. Prinsip ketiga. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda


tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan pemberian akibat yang menyenangkan
PRINSIP PENYUSUNAN DESAIN
INTRUKSIONAL
4. Prinsip keempat. Belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang
terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.

5. Prinsip kelima. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan


adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti
pemecahan masalah.

6. Prinsip keenam. Status mental peserta didik untuk menghadapi


pelajaran akan memengaruhi perhatian dan ketekunannya selama
proses belajar. Implikasinya adalah pentingnya menarik perhatian
peserta didik agar dapat mempelajari isi pelajaran dengan bai
PRINSIP PENYUSUNAN DESAIN
INTRUKSIONAL
7. Prinsip ketujuh. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil
dan disertai umpan balik untuk menyelesaikan setiap langkah akan membantu
sebagian besar peserta didik. Implikasinya penggunaan buku teks terprogram .

8. Prinsip kedelapan. Kebutuhan memcah materi belajar yang


kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil akan dapat dikurangi
bila materi belajar dapat diwujudkan dalam satu model.

9. Prinsip kesembilan. Keterampilan tingkat tinggi seperti


keterampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks
yang terbentuk dari komposisi keterampilan dasar yang lebih
sederhana.
PRINSIP PENYUSUNAN DESAIN
INTRUKSIONAL
10. Prinsip kesepuluh. Belajar cenderung cepat dan efisien serta menyenangkan
bila peserta didik diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu dalam
keterampilan memecahkan masalah.

11. Prinsip kesebelas. Perkembangan dan kecepatan belajar peserta


didik bervariasi, ada yang maju dengan cepat, ada yang lebih
lambat.

12. Prinsip kedua belas. Dengan persiapan, peserta didik dapat


mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya
untuk membuat respons yang benar.
Analisis kebutuhan pelatihan
adalah proses yang
berkelanjutan dalam
pengumpulan data untuk
menentukan apa kebutuhan
pelatihan ada, sehingga
pelatihan dapat dikembangkan
untuk membantu organisasi
dalam mencapai tujuannya
Beberapa langkah dalam analisis kebutuhan
pelatihan:
Analisis Training Need Assessment:
01 Langkah pertama dalam perencanaan
pelatihan adalah mengevaluasi kebutuhan
pelatihan
02 Analisis Performance Gap:
Membandingkan kinerja
karyawan sekarang dengan
tingkat produktivitas yang
03 dituntut
Analisis Akar Masalah: Membuat analisis
penyebab utama dari kesenjangan antara
performa dan keterampilan karyawan, seperti
sumber daya, skill, insentif, dan lingkungan
kerja
Beberapa langkah dalam analisis kebutuhan
pelatihan:
Feedback dari Pelanggan: Umpan balik
04 pelanggan dapat memberikan informasi
lebih objektif dan jujur tentang
kebutuhan pelatihan, terutama pada
bisnis berbasis pelayanan atau jasa
05 Ketentuan Hukum: Setelah
menentukan jenis pelatihan yang
akan dilakukan, memastikan
ketentuan hukum yang berlaku
Melakukan analisis kebutuhan pelatihan
membantu organisasi atau perusahaan dalam
menggunakan dana, teknologi, dan sebagainya
secara efektif sekaligus menghindari kegiatan
pelatihan yang tidak diperlukan
Hasil analisis kebutuhan
pelatihan dapat digunakan
untuk memperkirakan manfaat
yang bisa didapatkan dari
suatu pelatihan, baik bagi
partisipan sebagai individu
maupun bagi
perusahaan/industrinya
KESIMPULAN
Penerapan desain instruksional dalam teknologi kinerja: Desain
instruksional dapat diterapkan dalam teknologi kinerja untuk
mengembangkan program pelatihan yang efektif dan efisien,
sehingga dapat meningkatkan kinerja individu maupun
organisasiPrinsip penyusunan desain instruksional: Penyusunan
desain instruksional melibatkan langkah-langkah seperti
identifikasi kebutuhan, pengembangan tujuan pembelajaran,
pemilihan metode pengajaran, dan evaluasi.Analisis kebutuhan
pelatihan: Analisis kebutuhan pelatihan merupakan proses
pengumpulan data untuk menentukan kebutuhan pelatihan
guna meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan kualitas sumber
daya manusia dalam organisasilangkah-langkahnya meliputi
training need assessment, analisis kesenjangan kinerja, analisis
akar masalah, dan umpan balik dari pelanggan-pelanggan

Anda mungkin juga menyukai