Anda di halaman 1dari 61

PERSIAPAN ALAT DAN OBAT

ANESTESI
ALAT ANESTESI
 Alat Anestesi ~Teknik Anestesi
 Teknis

Regional (RA)Spinal , Epidural, dll


General (GA): Menggunakan mesin
anestesi (MA)
- TIVA

- Face mask

- LMA

- ETT
MESIN ANESTESI : (MA)
 Alat untuk memberikan obat anestesi
 Dirancang :
- Mengeluarkan gas anestesi (+O2) dengan vol, tekanan
yang tepat
- Menguapkan volatile agent & mengeluarkan uap dengan
tepat
- Buang CO2
 Sirkuit O2 dapat dipakai sebagai peralatan resusitasi  harus stand
by pada anestesi regional / lokal
3 Komponen

Vaporizer Circuit Nafas Konektor/pasien


Volatile Agent
VAPORIZER
 Sumber Uap
 Sumber gas....N2O dan
O2
 regulator
CIRCUIT NAFAS
 Selang inspirasi
 Selang ekspirasi
 Soda lime
 Klep pengeluaran
 Klep pengatur tekanan (APL)
 Corrugator bag
KONEKTOR KE PASIEN
 ETT & GUEDEL
 CUFF
 LMA
ETT
 Face mask

GUEDEL
Equipment
 “STATICS”
 Scope
 Tube
 Airway
 Tape
 Introducer
 Connector
 Suction
S
 COPE
 Laryngoscope
 Macintosh Laringoscope (ada 2 macam
bilah yaitu
bengkok/macintosh dan
lurus/miller):
-Membuka mulut saat intubasi

-Membuka mulut pada

 miller pemasangan LMA


-Membuka mulut utk

mengambil benda asing di


saluran nafas
SCOPE  Auskultasi suara nafas di
 Sthetoscope paru-paru pasien saat
intubasi/keseimbangan suara
nafas paru kanan dan kiri
 Auskultasi suara nafas saat
terjadi aspirasi
 Auskultasi suara nafas saat
terjadi gangguan nafas
seperti misalnya serangan
asthma perianestesi
 Tube
 Endotracheal tube + Spuit cuff
Penggunaan

 Endo trachel tube  Laringeal mask airway


(ETT)/Naso tracheal (LMA)
tube (NTT)

 Intubasi endotracheal  Airway management pada


melalui mulut (OTT) atau GA
melalui hidung (NTT)  Digunakan saat intubasi
 Airway management saat OTT/NTT sulit dilakukan
situasi gawat darurat  Sebagai alat bantu dalam
intubasi OTT
 Airway
 Oropharyngeal
 Airway
 Nasopharyngeal
Penggunaan oro pharyngeal airway (OPA) dan
Naso pharyngeal airway (NPA)

 Digunakan pada management airway sulit selama


ventilasi dengan face mask
 Digunakan pada management airway sulit setelah
ekstubasi
 Melindungi ETT dari gigitan pasien saat intra operasi
jika terjadi pasien bangun/tersadar
 Mempertahankan airway tetap terbuka post ekstubasi
 Mempertahankan airway tetap terbuka post RJP
 Face Mask
 Tape
Macam dan penggunaan tape/plester
 Macam tape/plester  Penggunaan tape/plaster
 Plaster khusus/ sudah • Fiksasi ETT
terbentuk sesuai ukuran • Fiksasi LMA
 Plaster putih (hyfafix) • Fiksasi konektor
 Plaster coklat • Fiksasi mata pasien

saat GA
 Introducer - Terbuat dari bahan keras
 Stylet/ Mandrin (kawat atau plastik)
- Bisa dibengkokkan
sesuai keinginan
- Introducer untuk
intubasi dengan ETT
non king-king
- Digunakan dalam kasus
intubasi yang sulit
C: Conector
 Y dan L Conector  Conector sambung pace mask
Penggunaan conector
 Connector
 Menyambung sirkuit nafas dari
MA ke ETT
 Menyambung sirkuit
nafas/cuorogated dari MA ke
LMA
 Menyambung sirkuit
nafas/cuorogeted ke face mask
S: Suction
 Suction macine  Spuit
 Suction
 Rigid

 Soft
Penggunaan
 Suction  Spuit tanpa nedlle/jarum

• Membersihkan o Mengembangkan balon/cup


secret/muntahan pada ETT dan NTT saat intubasi
airway pasien saat o Mengembangkan cup LMA
resusitasi o Mengempiskan balon/cup
• Membersihkan secret pada ETT, NTT, dan LMA saat
saat ekstubasi ekstubasi
• Mengambil benda asing o Menambah tekanan udara
pada saluran nafas pasien pada face mask
ALAT-ALAT MONITORING

Monitoring Oxymeter, Suhu


BP, PR, RR, ECG
Capnograf (EtCO2)
Stetoscope
Tensimeter manual
Alat bantu lainnya
Maggyl tang
- Alat untuk
memasukkan packing
ke mulut pasien
- Mengambil benda
asing di mulut pasien
Alat bantu lainnya
Bagging/Ambubag
- Digunakan untuk
memberikan ventilasi
positif
- Digunakan saat
resusitasi atau MA
tidak berfungsi baik
- Tersedia ukuran
dewasa, anak-anak, dan
infant
PERSIAPAN ALAT ANESTESI
 Periksa hubungan sumber O2 dan gas lain
 Periksa flow meter apakah berfungsi baik, O2 mengalir
by pass O2 berfungsi
 Periksa dial vaporizer bergerak lancar dan dapat dikunci
pada posisi OFF
 Telah diisi obat anestesi yang benar
 Periksa pipa nafas (breathing circuit), bag. Apakah
berfungsi baik, tidak bocor
 Periksa tombol napas spontan berfungsi dengan baik
 Bila pakai N2O, harus ada O2 cadangan dalam tangki
 Ada ambubag siap pakai
 Anestesi soda lime terisi penuh, warna indikator tdk
berubah
Persiapan jalan napas buatan dan
alat pernapasan

1. Sungkup muka yang sesuai ukuran.


2. ETT/LMA yang sesuai ukuran (periksa cuff)
dan stiket.
3. Laryngoscope berfungsi baik
4. Cunan magyl
5. Ventilator berfungsi baik
6. Suction berfungsi lengkap dengan selang dan
suction chateter sesuai ukuran.
Persiapan alat monitor

1. Alat monitor standar (BP,


RR, PR, EKG, Oxymetri,
Suhu)
2. Capnograph (EtCO2)
3. Alat monitor tambahan :
Stetoskop, Lampu senter.
PERHATIKAN SEBELUM BEKERJA

Pastikan bahwa MA bekerja baik


1. O2 dalam tangki (N2O + gas lain)

2. Vaporizer berisi volatile agent


dalam jumlah cukup
3. CO2 ABS masih berfungsi baik 
kp. ganti
4. Siapkan STATICS
AGENT
 PREMEDIKASI
 INDUKSI + MAINTENANCE
 EMERGENCY
AGENT
 PREMEDIKASI
 1. Atropine Sulfat
 Antikolinergik
 Dosis premedikasi: 0.01–0.02 mg/kg
 Onset: 1 menit
 Durasi: 30-60 menit
 Jantung: takikardi
 Paru: sekresi mukosa sal.nafas
 SSP: stimulasi dan depresi
 2. Midazolam
 Benzodiazepin
 Antianxiety, sedasi, antikonvulsan, relaxasi ot.skelet, amnesia
anterograd
 Dosis premedikasi IM 0.07–0.15 mg/kg
 Dosis sedasi IV 0.01–0.1 mg/kg
 Dosis induksi IV 0.1–0.4 mg/kg
 Onset: 30-90 detik
 Durasi: 10-30 menit
 Jantung: BP, CO ,HR
 Paru: depresi nafas-apneu
 SSP: CMR02, CBF, TIK
 3. Ondansetron
 Antagonis 5-HT3 reseptor
 Dosis Preoperative: 4mg IV
 Dosis Postoperative: 4mg IV /4–8 jam
 Dosis anak usia 2-12th: 0,1mg/kg IV
 Onset: 30 menit
 4. Ketorolac
 AINS; menghambat sintesis prostaglandin
 Pengelolaan nyeri sedang-berat ( <5hari )
 Menghambat agregasi trombosit dan memperpanjang waktu
perdarahan
 Dosis ketorolac 60 mg IM or 30 mg IV ~ Morphine 6-12mg IM/IV
 Onset: 20-30 menit
 Durasi: 6-8 jam
 5. Meperidine
 Kekuatan analgesia 1/10 Morphine
 Dosis premedikasi IM 0.5–1 mg/kg 1
 Dosis Intraoperative IV 2.5–5 mg/kg 1
 Dosis Postoperative analgesia IV 0.2–0.5 mg/kg 1
 Anti shivering 25 mg IV
 Onset 30 menit
 Durasi 4 jam
 Jantung: BP, SVR , HR
 Paru: depresi nafas
 SSP: CMRO2, CBF, TIK
 6. Morphine
 Dosis premedikasi IM 0.05–0.2 mg/kg
 Dosis intraoperative IV 0.1–1 mg/kg
 Dosis analgesia postoperative IV 0.03–0.15 mg/kg
 Onset: 15-30 menit
 Durasi: 4 jam
 Jantung: BP
 Paru: depresi nafas
 SSP: CMRO2, CBF, TIK
 7. Fentanyl
 Kekuatan analgesia 100x Morphine
 Dosis analgesi premedikasi: 25–50 µg IV
 Dosis intraoperative IV 2–150 µg/kg
 Dosis analgesia postoperative IV 0.5–1.5 µg/kg
 Onset 5-10 menit
 Durasi 25-30 menit
 Jantung: BP
 Paru: depresi nafas
 SSP: CMRO2, CBF, TIK
 Inductions
 1. Intravenous
 A. Ketamine
 blocking polysynaptic reflexes in the spinal cord and inhibiting
excitatory neurotransmitter effects in selected areas of the brain
 Dosis induksi IV 1–2 mg/kg; IM 3–5 mg/kg
 Biotransformasi di hepar
 Onset: 45-60 detik
 Durasi: 10-20 menit
 Jantung: BP, HR, CO
 Paru: bronkodilatasi
 SSP: CMRO2, CBF, TIK
 B. Propofol
 inhibitory neurotransmission mediated by GABA
 Dosis Induksi IV 1–2.5 mg/kg
 Dosis pemeliharaan IV 50–200 mcg/kg/min
 Dosis sedasi IV 25–100 mcg/kg/min
 Onset: 15-45 detik
 Durasi: 5-10 menit
 Jantung: BP, SVR, Kontraktilitas, Preload
 Paru: depresi nafas-apneu
 SSP: CMRO2, CBF, TIK
 Menimbulkan nyeri pada area injeksi
 2. Inhalations
 Neuromuscular Blocking Agent
 Depolarizing
 Non Depolarizing
 Fungsi pelumpuh otot:
 Memudahkan laringoskopi dan intubasi
 Relaksasi otot saat pembedahan
 Menghilangkan laringospasme
 Memudahkan ventilasi kendali
 Depolarisasi
 Fasikulasi otot
 Tidak menunjukkan kelumpuhan bertahap
 Belum terdapat obat spesifik
 Non Depolarisasi
 Tidak ada fasikulasi otot
 Menunjukkan kelumpuhan bertahap
 Obat spesifik: antikolinesterase
 Depolarisasi
 Succhinilcholin (Sch)
 Diacetylcholine; Suxamethonium
 Dosis intubasi: 1-2mg/kg IV
 Onset: 30-60 detik
 Durasi: < 10 menit
 Efek:
 Pelumpuh jangka pendek
 Blok fase II
 Nyeri otot
 Non Depolarisasi

 Atracurium
 Dosis intubasi : 0,5 mg/kg IV dlm 30s
 Dosis relaxasi: 0,25 mg/kg
 Dosis rumatan: 0,1 mg/kg IV
 Onset: 1-2 menit
 Durasi: 15-35 menit
 Jantung: hipotensi, takikardi
 Paru: bronkospasme
 Vekuronium
 Dosis intubasi: 0,08-0,12 mg/kg IV
 Dosis relaxasi: 0,04 mg/kg IV
 Dosis rumatan: 0,01 mg/kg IV
 Onset: 2-3 menit
 Lama kerja: 15-20 menit
 Rokuronium
 Dosis intubasi: 0,45-0,9 /mg,kg IV
 Dosis rumatan: 0,15 mg/kg IV
 Pada dosis 0,9-1,2 mg/kg onset 60-90 detik
 EMERGENCY
 Adrenaline
 Katekolamin endogen kel adrenal
 Parenteral: 1:1000 (1 mg/mL), 1:2000 (0.5 mg/mL), 1:10,000 (0.1
mg/mL), 1:100,000 (0.01 mg/mL)
 Resusitasi jantung-paru (10 µg/kg)
 Efedrine
 Dosis 10-25 mg IV untuk mengatasi hipotensi akibat
blokade saraf simpatis pada anestesi spinal atau
epidural.
 Meningkatkan curah jantung, tekanan darah dan
nadi
 Onset: 15-60 menit
 Durasi: 2-5 jam
 Takifilaksis
 Aminofiline
 Bronkhodilator
 mengobati & mencegah wheezing dan sesak nafas yang disebabkan
oleh penyakit paru seperti asma, bronkhitis & emphysema
 Loading dose: 6 mg/kg dalam 100 s.d. 200 mL dalam waktu 20 s.d. 30
menit.
 Dosis maintenance:
Dewasa bukan perokok: 0.7 mg/kg/jam.
Dewasa perokok: 0.9 mg/kg/jam
Pasien dgn cor pulmonale atau congestive heart failure: 0.25
mg/kg/jam
 Dosis maintenance geriatri: 0,2-0,3 mg/kg/jam
 Neostigmine
 Antikolinesterase
 Menambah jumlah asetilkolin
 Dosis: 0,04-0,08 mg/kg
 Onset: 5-10 menit
 Efek muskarinik: bradikardi, bronkospasme,
hipersekresi bronkus dan saliva, eksitasi

Anda mungkin juga menyukai