Anda di halaman 1dari 44

STANDAR AKREDITASI KEMENKES

INSTRUMEN AKREDITASI KARS

BIMBINGAN
PROGRAM NASIONAL
GAMBARAN UMUM

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan telah ditentukan prioritas
pelayanan kesehatan dengan target yang harus dicapai. Salah satu fungsi rumah sakit adalah melaksanakan
program pemerintah dan mendukung tercapainya target target pembangunan nasional. Pada standar
akreditasi ini Program Nasional (Prognas) meliputi:
1. Peningkatnan kesehatan ibu dan bayi.
2. Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis/TBC.
3. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.
4. Penurunan prevalensi stunting dan wasting.
5. Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit.

Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharapkan mampu meningkatkan akselerasi pencapaian
target RPJMN bidang kesehatan sehingga upaya mingkatkan derajat kesehatan masyarakat meningkat segera
terwujud.
Standar Prognas 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu.
Maksud dan Tujuan Prognas 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah
langkah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu.
2) Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu dan bayi.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
4) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan neonates
termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam).
5) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan ASI
Eksklusif serta Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR
Standar Prognas 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu.
6) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
7) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan
peningkatan
kesehatan ibu
8) Melakukan pemantauan dan analisis yang meliputi:
a) Angka keterlambatan operasi section caesaria
b) Angka kematian ibu dan anak
c) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar Prognas 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu.
Elemen Penilaian Prognas 1
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam.
b) Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan rincian tugas dan
tanggungjawabnya.
c) Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit
sesuai maksud dan tujuan
d) Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit.
e) Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan dievaluasi secara rutin.
INSRUMEN PROGNAS 1.
ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR
1) Rumah sakit menetapkan regulasi R 1) Regulasi tentang pelayanan PONEK 24 jam 10 TP
tentang pelaksanaan PONEK 24 jam. -
2) Perencanaan RS memuat rencana kegiatan 0 TT
PONEK

2) Terdapat Tim PONEK yang 10 TP


ditetapkan oleh rumah sakit dengan R Regulasi yang meliputi: -
rincian tugas dan tanggungjawabnya. Penetapan Tim PONEK 0 TT
Pedoman kerja Tim PONEK

3) Terdapat program kerja yang 10 TP


menjadi acuan dalam pelaksanaan R Regulasi yang menetapkan program kerja -
program PONEK Rumah Sakit PONEK 0 TT
sesuai maksud dan tujuan

6
PROGNAS 1.

Elemen Penilaian Instrumen Penilaian KARS Skor


4) Terdapat bukti pelaksanaan D 1) Bukti laporan tentang pelaksanaan 10 TP
TS
program PONEK Rumah Sakit. program PONEK 5 TT
0
2) Ketua/anggota Tim PONEK
W Direktur RS
5) Program PONEK Rumah Sakit 10 TP
TS
dipantau dan dievaluasi secara D Bukti tentang program PONEK 5 TT
rutin. Rumah Sakit dipantau dan 0
dievaluasi secara rutin.

W Ketua/anggota Tim PONEK


Kepala bidang/divisi/bagian
Kepala unit pelayanan
Direktur RS

7
Standar Prognas 1.1
Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan kepada
jejaring fasilitas Kesehatan rujukan yang ada.

Maksud dan Tujuan Prognas 1.1


 Salah satu tugas dari rumah sakit dengan kemampuan PONEK adalah melakukan pembinaan
kepada jejaring rujukan seperti Puskesmas, Klinik bersalin, praktek perseorangan dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
 Pembinaan jejaring rujukan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan kepada fasilitas
kesehatan jejaring, berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak serta peningkatanan
kompetensi jejaring rujukan secara berkala.
 Rumah sakit memetakan jejaring rujukan yang ada dan membuat program pembinaan setiap
tahun.
Elemen Penilaian Prognas 1.1
a) Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring rujukan
rumah sakit.
b) Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring secara berkala.
c) Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring rujukan.
ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR
1) Rumah sakit menetapkan program R Program Pembinaan Jejaring Rujukan Rumah Sakit 10 TP
pembinaan jejaring rujukan rumah dengan kegiatan antara lain : -
sakit. a) Pelatihan kepada fasilitas kesehatan jejaring 0 TT
b) Berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak
c) Peningkatan kompetensi jejaring rujukan

2). Rumah sakit melakukan pembinaan 10 TP


terhadap jejaring secara berkala. D Bukti tentang pelaksanaan pembinaan terhadap 5 TS
jejaring secara berkala 0 TT

W Ketua/anggota Tim PONEK


Kepala Unit Pelayanan
3). Telah dilakukan evaluasi program Bukti tentang pelaksanaan evaluasi program 10 TP
pembinaan jejaring rujukan. D pembinaan jejaring rujukan. 5 TS
0 TT
Ketua/anggota Tim PONEK
W Kepala Unit Pelayanan
Direktur RS
Standar Prognas 2
Rumah sakit melaksanakan program
penanggulangan tuberkulosis.
Maksud dan Tujuan Prognas 2
Pemerintah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa upaya kesehatan
yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka
kesakitan, kecatatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tubekulosis.
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melakukan kegiatan yang
meliputi:
1) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai pencegahan penularan, penobatan, pola hidup bersih dan sehat
(PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga,
pengunjung serta staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan Prognas 2
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melakukan kegiatan yang
meliputi:
2) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang
diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti
pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis resistensi obat.
3) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi
penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian
faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian
penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian
pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan Prognas 2
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melakukan kegiatan yang
meliputi:
4) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis.
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasien yang datang kerumah sakit, setelah
pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis.
Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman
nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
5) Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG
terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Prognas 2
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melakukan kegiatan yang
meliputi:
6) Pemberian obat pencegahan.
Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia
dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosis aktif; orang dengan
HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosis tuberkulosis; populasi tertentu lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.
Untuk menjalankan kegiatan tersebut maka rumah sakit dapat membentuk tim/panitia
pelaksana program TB Paru RumahSakit.
Elemen Penilaian Prognas 2
1) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit.
2) Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit beserta program
kerjanya.
3) Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, surveilans dan upaya
pencegahan tuberkulosis
4) Tersedianya laporan pelaksanaan promosi Kesehatan.
INSTRUMEN PROGNAS 2

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1) Rumah sakit menerapkan R 1) Regulasi tentang pelayanan penanggulangan 10 TP
regulasi tentang pelaksanaan tuberculosis -
penanggulangan tuberkulosis 2) Perencanaan RS memuat rencana kegiatan 0 TT
di rumah sakit. pelayanan penanggulangan tuberkulosis

2) Direktur menetapkan tim TB R Regulasi yang meliputi : 10 TP


Paru Rumah sakit beserta a) Penetapan Tim TB Paru -
program kerjanya. b) Pedoman kerja Tim TB Paru 0 TT
c) Program kerja Tim TB Paru
INSTRUMEN PROGNAS 2

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


3) Ada bukti pelaksanaan D Bukti pelaksanaan program promosi kesehatan : 10 TP
promosi kesehatan, surveilans a) Terkait penanggulangan tuberkulosis 5 TS
dan upaya pencegahan b) Materi edukasi upaya penanggulangan tuberkulosis 0 TT
tuberculosis c) Laporan pelaksanaan edukasi upaya penanggulangan
tuberculosis
d) Bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis serta
laporan data surveilans tuberkulosis dan analisisnya

W Ketua/anggota TIM TB Paru


Ketua/staf PKRS
IPCN

4) Tersedianya laporan D Bukti pelaksanaan promosi Kesehatan upaya 10 TP


pelaksanaan promosi penanggulangan tuberculosis 5 TS
Kesehatan. W Ketua/ Staf PKRS 0 TT
Standar Prognas 2.1
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai
peraturan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan Prognas 2.1


Dalam melaksanakan pelayanan kepada penderita TB Paru dan program TB Paru di
rumah sakit, maka harus tersedia sarana dan prasarana yang memenuhi syarat
pelayanan TB Paru sesuai dengan Pedoman Pelayanan TB Paru.
Elemen Penilaian Prognas 2.1
1) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
2) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis
paru dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang
memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
3) Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR
1) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang O Ruang rawat jalan/poli tuberkulosis yang 10 TP
memenuhi pedoman pencegahan dan memenuhi pedoman PPI tuberkulosis 5 TS
pengendalian infeksi tuberkulosis. 0 TT
W Ketua/anggota Tim TB Paru
Kepala/staf rawat jalan
IPCN
2) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat O Ruang rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru 10 TP
inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa maka yang memenuhi pedoman PPI tuberkulosis 5 TS
rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap 0 TT
yang memenuhi pedoman pencegahan dan Ketua/anggota Tim TB Paru
pengendalian infeksi tuberkulosis. W Kepala/stafrawat inap
IPCN
3) Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum O Ruang pengambilan spesimen sputum yang 10 TP
yang memenuhi pedoman pencegahan dan memenuhi pedoman PPI tuberkulosis 5 TS
pengendalian infeksi tuberkulosis. 0 TT
Ketua/anggota Tim TB Paru
W Kepala/staf laboratorium
IPCN
Standar Prognas 2.2
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko
tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian Prognas 2.2


1) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis.
2) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Obat Anti Tuberculosis.
3) Rumah sakit melaksanakan pelayananTB MDR (bagi rumah sakit Rujukan TB MDR).
4) Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan.
ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR
1) Rumah sakit telah menerapkan D Bukti tentang evaluasi kepatuhan staf medis terhadap 10 TP
kepatuhan staf medis terhadap PPK Tuberkulosis 5 TS
panduan praktik klinis tuberkulosis. 0 TT
Ketua/anggota Tim TB Paru
W Komite/Tim PMKP
Komite Medis
Staf Klinis

2) Rumah sakit merencanakan dan D Bukti dokumen perencanaan obat anti tuberculosis 10 TP
mengadakan penyediaan Obat Anti Daftar obat anti tuberculosis 5 TS
Tuberculosis. Daftar pasien yang diberikan obat anti tuberculosis 0 TT

Ketua/anggota Tim TB Paru


Kepala/staf unit Farmasi
W Kepala/staf unit pelayanan terkait
Pasien/keluarga
Elemen Penilaian Instrumen Penilaian KARS Skor
3) Rumah sakit melaksanakan O Bukti Pelaksanaan pelayanan TB MDR 10 TP
pelayanan TB MDR (bagi rumah 5 TS
sakit Rujukan TB MDR). W Ketua/anggota Tim TB Paru 0 TT
Kepala/staf unit pelayanan terkait

4) Rumah sakit melaksanakan D Bukti tentang pelaksanaan pencatatan dan pelaporan 10 TP


pencatatan dan pelaporan kasus TB kasus TB Paru sesuai ketentuan berupa:
• Daftar pasien TB Paru
5 TS
Paru sesuai ketentuan. 0 TT
• Hasil analisis data
• Pelaksanaan pelaporan kasus TB Paru
Ketua/anggota Tim TB Paru
Kepala/staf unit pelayanan terkait
W Direktur RS
Standar Prognas 3
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan Prognas 3


Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai standar pelayanan bagi rujukan orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT).
b) Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerjasama dengan rumah sakit yang
ditunjuk.
c) Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO).
d) Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan factor resiko Injection Drug Use (IDU).
e) Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi, laboratorium dan radiologi,
pencatatan dan pelaporan.
Elemen Penilaian Prognas 3
1) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program HIV/AIDS sesuai ketentuan
perundangan.
2) Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC dan PMTC.
4) Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan factor risiko IO.
5) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Anti Retro Viral (ART).
6) Rumah sakit melakukan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan
HIV/AIDS.
PROGNAS 3.

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan D Bukti pelaksanaan tentang program penanggulangan HIV/AIDS 10 TP
program HIV/AIDS sesuai ketentuan 5 TS
perundangan. Pimpinan RS 0 TT
W Kepala bidang/divisi/bagian
Kepala unit pelayanan

2) Rumah sakit telah menerapkan fungsi D Bukti pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan 10 TP
rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai Bukti daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk 5 TS
dengan kebijakan yang berlaku. Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan 0 TT
Kepala bidang/divisi/bagian
W Kepala unit pelayanan
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC D Bukti laporan tentang pelaksanaan pelayanan yang meliputi PITC 10 TP
dan PMTC. dan PMTCT. 5 TS
0 TT
W Kepala bidang/divisi/bagian
Kepala unit pelayanan

27
PROGNAS 3.

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


4) Rumah sakit memberikan pelayanan D Bukti laporan tentang pelaksanaan pelayanan ODHA 10 TP
ODHA dengan factor risiko IO. dengan factor risiko IO. 5 TS
0 TT
W Kepala bidang/divisi/bagian
Kepala unit pelayanan

5) Rumah sakit merencanakan dan D 1. Bukti dokumen perencanaan obat anti retro viral 10 TP
mengadakan penyediaan Anti Retro 2. Daftar obat anti retro viral 5 TS
Viral (ART). 3. Daftar pasien yang diberikan obat anti retro viral 0 TT

Kepala bidang/divisi/bagian
W Kepala Instalasi/unit farmasi
Kepala unit pelayanan
6) Rumah sakit melakukan pemantauan D Bukti tentang pelaksanaan pemantauan dan hasil 10 TP
dan evaluasi program penanggulangan evaluasi pelaksanaan program penanggulangan 5 TS
HIV/AIDS. HIV/AIDS 0 TT

W Kepala bidang/divisi/bagian
Kepala unit pelayanan

28
Standar Prognas 4
Rumah Sakit melaksanakan program penurunan
prevalensi stunting dan wasting.

Standar Prognas 4.1


Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan
pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit
kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
Maksud dan Tujuan Prognas 4 dan Prognas 4.1
Tersedia regulasi penyelenggaraan program penurunan prevalensi stunting dan
prevalensi wasting di rumah sakit yang meliputi:
a) Program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting.
b) Panduan tata laksana.
c) Organisasi pelaksana program terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari
unsur:
1. Staf Medis.
2. Staf Keperawatan.
3. Staf Instalasi Farmasi.
4. Staf Instalasi Gizi.
5. Tim Tumbuh Kembang.
6. Tim Humas Rumah Sakit.
Organisasi program penurunan prevalensi stunting dan wasting dipimpin oleh staf
medis atau dokter spesialis anak. Rumah sakit menyusun program penurunan
prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit terdiri dari:
1) Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,pasien dan keluarga
tentang masalah stunting dan wasting;
2) Intervensi spesifik di rumah sakit;
3) Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi;
4) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting;
5) Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan
jejaring rujukan
6) Program pemantauan dan evaluasi.
Penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting meliputi:
1) kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan rumah sakit tentang Program Penurunan Stunting dan Wasting.
2) peningkatan efektifitas intervensi spesifik.
a) Program 1000 HPK.
b) Suplementasi Tablet Besi Folat pada ibu hamil.
c) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil.
d) Promosi dan konseling IMD dan ASI Eksklusif.
e) Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
f) Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang bayi dan balita).
g) Pemberian Imunisasi.
h) Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang.
i) Pemberian Vitamin A.
j) Pemberian taburia pada Baduta (0-23 bulan).
k) Pemberian obat cacing pada ibu hamil.
3) Penguatan sistem surveilans gizi
a) Tata laksana tim asuhan gizi meliputi Tata laksana Gizi Stunting, Tata Laksana Gizi Kurang, Tata
Laksana Gizi Buruk (Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita).
b) Pencatatan dan Pelaporan kasus masalah gizi melalui aplikasi ePPGBM (Aplikasi Pencatatan dan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
c) Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian, pencatatan dan pelaporan gizi buruk
dan stunting dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
Rumah sakit melaksanakan pelayanan sebagai pusat rujukan kasus stunting dan kasus wasting dengan menyiapkan
sebagai:
1) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan kasus, penyebab dan tata laksana lanjut oleh
dokter spesialis anak.
2) Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi medis.
3) Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta penguatan jejaring rujukan kepada
rumah sakit dengan kelas di bawahnya dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya dalam tata
laksana stunting dan gizi buruk.
Elemen Penilaian Prognas 4
1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan program gizi.
2) Terdapat tim untuk program penurunan prevalensi stunting dan wasting di
rumah sakit.
3) Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk kasus gangguan gizi yang
perlu penanganan lanjut.
PROGNAS 4.

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan R Regulasi tentang program gizi terkait penurunan 10 TP
tentang pelaksanaan program gizi. prevalensi stunting dan wasting -
0 TT

2) Terdapat tim untuk program penurunan R Regulasi yang meliputi: 10 TP


prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit. 1) Penetapan Tim Stunting dan Wasting -
2) Pedoman kerja Tim Stunting dan Wasting 0 TT
3) Program kerja Tim Tim Stunting dan Wasting

3) Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan R Regulasi tentang sistem rujukan untuk kasus 10 TP
untuk kasus gangguan gizi yang perlu gangguan gizi yang perlu penanganan lanjut. -
penanganan lanjut. 0 TT

35
Elemen Penilaian Prognas 4.1
1) Rumah sakit membuktikan telah melakukan pendampingan intervensi dan
pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di
bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
2) Rumah sakit telah menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi, bukti
pelaporan dan Analisa.
PROGNAS 4.1

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1) Rumah sakit membuktikan telah D 1) Bukti pelaksanaan pendampingan intervensi dan 10 TP
melakukan pendampingan intervensi pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan 5 TS
dan pengelolaan gizi serta penguatan 2) Bukti : 0 TT
jejaring rujukan kepada rumah sakit a) Pelaksanaan rujukan masalah gizi
kelas di bawahnya dan FKTP di fasilitaskesehatan
wilayahnya serta rujukan masalah b) Daftar pasien gangguan gizi yang dirujuk ke
gizi. fasilitas kesehatan

W Ketua/anggota Tim Stunting dan Wasting


Kepala Unit Pelayanan
2) Rumah sakit telah menerapkan D Bukti : 10 TP
sistem pemantauan dan evaluasi, 1) Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan 5 TS
bukti pelaporan dan Analisa. pelayanan 0 TT
2) Pencatatan dan pelaporan kasus masalah gizi melalui
aplikasi ePPGBM
W Ketua/anggota Tim Stunting dan Wasting
Kepala Unit Pelayanan
Direktur RS

37
Maksud dan Tujuan Prognas 5 dan Prognas 5.1
Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS) merupakan bagian dari program keluarga
berencana (KB), yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan percepatan penurunan
stunting. Kunci keberhasilan PKBRS adalah ketersediaan alat dan obat kontrasepsi, sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi dan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi serta manjemen yang handal.
Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
1) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanaan KB secara terpadu dan paripurna.
2) mengembangkan kebijakan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan KB dan meningkatkan
kualitas pelayanan KB.
3) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS termasuk pelayanan KB Pasca
Persalinan dan Pasca Keguguran.
Maksud dan Tujuan Prognas 5 dan Prognas 5.1
Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
4) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembinaan teknis dalam melaksanakan PKBRS.
5) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan KB bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
6) melaksanakan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS.
7) adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PKBRS, meliputi SPO pelayanan KB per metode
kontrasepsi termasuk pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
8) upaya peningkatan PKBRS masuk dalam rencana strategis (Renstra) dan rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit.
9) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PKBRS antara lain ruang konseling dan ruang
pelayanan KB.
10) pembentukan tim PKBR serta program kerja dan bukti pelaksanaanya.
11) terselenggara kegiatan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan pelayanan PKBRS, termasuk KB
Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
12) pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundanganundangan.
Maksud dan Tujuan Prognas 5 dan Prognas 5.1
Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:

13) pelaporan dan analisis meliputi:


a) ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan kapasitas rumah sakit dan kebutuhan
pelayanan KB.
b) ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
c) ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.
d) angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non
MKJP.
e) angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
f) kejadian tidak dilakukannya KB Pasca Persalinan pada ibu baru bersalin dan KB Pasca Keguguran pada Ibu pasca
keguguran.
Standar Prognas 5
Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Prognas 5
1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan PKBRS.
2) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur disertai program kerjanya.
3) Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
4) Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS.
PROGNAS 5.

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1.) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan R Regulasi tentang pelaksanaan PKBRS 10 TP
tentang pelaksanaan PKBRS. Perencanaan RS memuat rencana kegiatan PKBRS -
0 TT
2.) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh R Regulasi yang meliputi: 10 TP
direktur disertai program kerjanya. 1). Penetapan Tim PKBRS -
2). Pedoman kerja Tim PKBRS 0 TT
3). Program kerja Tim PKBRS

3.) Rumah sakit telah melaksanakan program D Bukti tentang pelaksanaan program KB Pasca Persalinan dan Pasca 10 TP
KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran. Keguguran. 5 TS
0 TT
W Tim PKBRS
Kepala Unit Pelayanan
4.) Rumah sakit telah melakukan pemantauan D Bukti tentang pelaksanaan pemantauan dan hasil evaluasi 10 TP
dan evaluasi pelaksanaan PKBRS. pelaksanaan kegiatan pelayanan PKBRS 5 TS
0 TT
W Tim PKBRS
Kepala Unit Pelayanan
Direktur RS

42
Standar Prognas 5.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga
dan kesehatan reproduksi.

Elemen Penilaian Prognas 5.1


1) Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan
KB.
2) Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon peserta program KB.
3) Rumah sakit telah merancang dan menyediakan ruang pelayanan KB yang memadai.
PROGNAS 5.1

ELEMEN PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KARS SKOR


1) Rumah sakit telah menyediakan alat dan D Daftar alat dan obat kontrasepsi 10 TP
obat kontrasepsi dan sarana penunjang Daftar sarana penunjang pelayanan KB
5 TS
pelayanan KB. 0 TT
Tim PKBRS
W Kepala Unit Farmasi
Kepala Unit Pelayanan
2) Rumah sakit menyediakan layanan O Pelaksanaan layanan konseling bagi peserta dan 10 TP
konseling bagi peserta dan calon peserta calon peserta program KB.
5 TS
program KB. 0 TT
Tim PKBRS
W Kepala Unit Pelayanan

3) Rumah sakit telah merancang dan O Lihat ruang pelayanan KB, fasilitas dan sarana 10 TP
menyediakan ruang pelayanan KB yang nya
5 TS
memadai. 0 TT
Tim PKBRS
W Kepala Unit Pelayanan

44

Anda mungkin juga menyukai