Anda di halaman 1dari 4

Pencemaran Danau

Minamata
Salah satu kasus keracunan merkuri yang sangat fenomenal
adalah “Minamata Diseases”yang terjadi pada tahun 1950-an
di Jepang. Kasus ini terjadi akibat pembuangan limbah yang
mengandung methylmercury dari industri pupuk Chisso
Chemical Corporation di prefektur Minamata. Tanda-tanda
keracunan mulai terlihat pada tahun 1949 ketika tangkapan
ikan mulai menurun drastis, yang ditandai dengan punahnya
jenis karang yang menjadi habitat ikan andalan nelayan.
Minamata Disease adalah penyakit sistem syaraf dengan
gejala utama meliputi gangguan sensorik, ataksia,
penyempitan konsentris bidang visual, dan gangguan
pendengaran. Jika seorang ibu terpapar methylmercury
selama masa kehamilan, terdapat kemungkinan janinnya
akan ikut terpapar.
Pandangan Dunia
Dalam rangka mengendalikan merkuri secara Pasal 31 Konvensi Minamata menyatakan bahwa
internasional, UNEP menyelenggarakan Governing “Konvensi ini wajib mulai berlaku pada hari ke-90
Council (GC) pada tahun 2009 yang menyetujui untuk (sembilan puluh) setelah
dilakukannya negosiasi Global Legally Binding tanggal penyimpanan instrumen ratifikasi, penerimaan,
Instrument on Mercury dengan persetujuan, ataupun aksesi yang ke-50 (lima puluh)”.
membentuk Intergovernmental Negotiating Committee Pada tanggal 18 Mei 2017, Romania menjadi negara
(INC). Indonesia turut berperan aktif dalam INC, ke-50 yang melakukan penyimpanan instrumen
mulai dari INC-1 pada tahun 2010 di Stockholm ratifikasi Konvensi Minamata kepada Sekretariat
hingga INC-5 pada tahun 2013 di Jenewa yang Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Maka, 90 hari
menyetujui substansi konvensi dan menyepakati berikutnya yakni 16 Agustus 2017, Konvensi
nama konvensi adalah “Minamata Convention on Minamata mengenai Merkuri dinyatakan mulai
Mercury” atau Konvensi Minamata Mengenai berlaku (entry into force) secara global.
Merkuri.
Penegakan Hukum
Konvensi Minamata terdiri dari 35 Pasal dan 5 Lampiran. Pasal-pasal dalam Konvensi Minamata dibagi menjadi 4
bagian utama, yakni:

1.Pasal mengenai pengaturan operasional, memuat kewajiban mengurangi emisi dan lepasan merkuri dan
senyawa merkuri antropogenik ke media lingkungan;

a. Mengkontrol Sumber Pasokan dan Perdagangan Merkuri(Pasal 3)


b. Phase-outdanphase-downpenggunaan merkuri di produk dan proses (Pasal 4, 5 dan 6
c. Pengendalian penggunaan merkuri di Pertambangan Emas Skala Kecil (Pasal 7)
d. Pengendalian emisi dan lepasan merkuri dan senyawa merkuri (Pasal 8 dan 9)
e. Penyimpanan, limbah dan lahan terkontaminasi (Pasal 10, 11 dan 12)

2.Pasal mengenai dukungan bagi Negara Pihak dalam hal:

a. Sumber dan Mekanisme Pendanaan (Pasal 13);


b. Peningkatan Kapasitas, Bantuan Teknis dan Alih Teknologi (Pasal 14); dan
c. Komite Implementasi dan Kepatuhan (Pasal 15)
Penegakan Hukum
3.Pasal mengenai informasi dan peningkatan kesadaran termasuk aksi untuk mengurangi dampak merkuri

a. Aspek Kesehatan(Pasal 16);


b. Pertukaran Informasi(Pasal 17);
c. Informasi, Kesadaran dan Pendidikan Masyarakat (Pasal 18);
d. Penelitian, Pengembangan dan Pemantauan (Pasal 19);
e. Rencana Implementasi (Pasal 20);
f. Pelaporan (Pasal 21); dan
g. Evaluasi Keefektifan (Pasal 22)

4.Pasal mengenai pengaturan administrasi lainnya.

a. Pembentukan Konferensi Para Pihak/Conference of the Parties (Pasal 23);


b. PembentukanSekretariat (Pasal 24); dan
c. Pasal administratif lainnya (Pasal 25 hingga Pasal 35) yakni mengenai penyelesaian sengketa, amendemen atas
konvensi, adopsi dan amandemen terhadap lampiran, hak memberikan suara, tanda tangan, ratifikasi-
penerimaan-persetujuan-aksesi, pemberlakuan, pensyaratan, penarikan diri, lembaga penyimpan
(depositary), serta teks otentik.

Anda mungkin juga menyukai