Hk. Lingkungan M Irham Yusuf 20040023402
Hk. Lingkungan M Irham Yusuf 20040023402
Minamata
Salah satu kasus keracunan merkuri yang sangat fenomenal
adalah “Minamata Diseases”yang terjadi pada tahun 1950-an
di Jepang. Kasus ini terjadi akibat pembuangan limbah yang
mengandung methylmercury dari industri pupuk Chisso
Chemical Corporation di prefektur Minamata. Tanda-tanda
keracunan mulai terlihat pada tahun 1949 ketika tangkapan
ikan mulai menurun drastis, yang ditandai dengan punahnya
jenis karang yang menjadi habitat ikan andalan nelayan.
Minamata Disease adalah penyakit sistem syaraf dengan
gejala utama meliputi gangguan sensorik, ataksia,
penyempitan konsentris bidang visual, dan gangguan
pendengaran. Jika seorang ibu terpapar methylmercury
selama masa kehamilan, terdapat kemungkinan janinnya
akan ikut terpapar.
Pandangan Dunia
Dalam rangka mengendalikan merkuri secara Pasal 31 Konvensi Minamata menyatakan bahwa
internasional, UNEP menyelenggarakan Governing “Konvensi ini wajib mulai berlaku pada hari ke-90
Council (GC) pada tahun 2009 yang menyetujui untuk (sembilan puluh) setelah
dilakukannya negosiasi Global Legally Binding tanggal penyimpanan instrumen ratifikasi, penerimaan,
Instrument on Mercury dengan persetujuan, ataupun aksesi yang ke-50 (lima puluh)”.
membentuk Intergovernmental Negotiating Committee Pada tanggal 18 Mei 2017, Romania menjadi negara
(INC). Indonesia turut berperan aktif dalam INC, ke-50 yang melakukan penyimpanan instrumen
mulai dari INC-1 pada tahun 2010 di Stockholm ratifikasi Konvensi Minamata kepada Sekretariat
hingga INC-5 pada tahun 2013 di Jenewa yang Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Maka, 90 hari
menyetujui substansi konvensi dan menyepakati berikutnya yakni 16 Agustus 2017, Konvensi
nama konvensi adalah “Minamata Convention on Minamata mengenai Merkuri dinyatakan mulai
Mercury” atau Konvensi Minamata Mengenai berlaku (entry into force) secara global.
Merkuri.
Penegakan Hukum
Konvensi Minamata terdiri dari 35 Pasal dan 5 Lampiran. Pasal-pasal dalam Konvensi Minamata dibagi menjadi 4
bagian utama, yakni:
1.Pasal mengenai pengaturan operasional, memuat kewajiban mengurangi emisi dan lepasan merkuri dan
senyawa merkuri antropogenik ke media lingkungan;