Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Post Op Craniotomy ec


ICH

Oleh: Annisa Meiliasari


Pengertian
ICH (Intra Cerebral Hemorrhage)/ Perdarahan Intra Cerebral
adalah pecahnya pembuluh darah kemudian masuk ke dalam
jaringan otak (Junaidi, 2011).

Craniotomy adalah operasi untuk membuka tempurung


kepala dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki
kerusakan otak (Brown CV, Weng J)
Operasi ini dilakukan untuk menghilangkan bekuan darah
(hematoma), mengontrol perdarahan, aneurisma cerebral,
abses otak, untuk mengurangi tekanan intrakranial, untuk
melakukan biopsi atau untuk memeriksa otak
(Gulli.dkk,2010)
Indikasi Craniotomy
 Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker
 Mengurangi tekanan intrakranial
 Mengevakuasi bekuan darah dan pembenahan organ-organ
intrakranial
 Tumor Otak
 Perdarahan (Hemorrhage)
 Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurisma)
 Peradangan dalam otak
 Trauma pada otak
Manifestasi Klinik
Menurut Brunner dan Suddarth (2000) tanda dan gejala post
craniotomy adalah:

 Mengalami pusing, nyeri kepala hebat


 Terjadi penurunan kesadaran
 Terjadi gangguan pada tanda-tanda vital dan pernafasan jika
hematomnya semakin meluas
 Muntah dan terjadi peningkatan tekanan intrakranial (TIK)
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, urin, kimia darah, analisa gas
darah
 CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) untuk mengidentifikasi luasnya
lesi, perdarahan, dan perubahan jaringan otak
 MRI: digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras
radioaktif
 Cerebral Angiography: menunjukkan anomali sirkulasi cerebral seperti
perubahan jaringan otak sekunder menjadi oedem, perdarahan dan
trauma
 X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang(fraktur), perubahan
struktur garis(perdarahan, edema)
 Lumbal punksi: dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid
 Kadar elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai
akibat peningkatan intrakranial
Data Objektif:
Kesadaran sopor. Respirasi spontan dengan O2
Contoh Kasus sungkup/T 15 lpm. Skala nyeri comfort 18. TD:
175/92 mmHg HR: 124x/mnt, RR 22x/mnt Sh:
39,3 C, Sat O2: 99%. Terpasang tracheostomy
produksi slem banyak, kental dan berwarna
kuning. Terpasang NGT, residu tidak ada.
Data Subjektif: Terpasang folley cateter, urin berwarna kuning,
produksi 50cc/jam.
Pasien tidak dapat dikaji Terpasang CVC di femoralis sinistra. Terdapat
luka decubitus di sacrum grade 1 lecet dan
kemerahan, luka bersih dan tertutup kassa.
Terdapat luka post op di kepala, luka tertutup
kassa, tidak rembes. Kekuatan otot menurun.
Reflek batuk lemah. Mata tampak cekung.
Turgor kulit elastis. Mukosa mulut tampak
kering. Intake 7jam: 870, Output 7jam: 637,5
BC 7 jam: +232,5. GCS: E2 M3 Vtracheostomy
Ivfd: Asering 30 ml/jam
Perdipine 10/50 (4mcg) 10 ml/jam
Hasil Laboratorium
Hasil lab tanggal 25-09-2023:
Natrium: 134 Chlorida: 102 Kalium: 5,1
Calsium: 7,8 Magnesium: 1,97
Hemoglobin: 10,4 Hematokrit: 30
Eritrosit: 3,6 Trombosit: 340000
Leukosit: 12680 Procalcitonin: 0,37
Hasil kultur darah: tidak tampak
pertumbuhan kuman
Hasil kultur urin: tidak tampak pertumbuhan
kuman
Hasil kultur sputum: Staphylococcus aureus
Diagnosa Keperawatan

Penurunan
Bersihan jalan kapasitas adaptif
nafas tidak efektif intrakranial

Resiko
Gangguan
ketidakseimbang
integritas kulit
an cairan
Dx 1. Bersihan jalan nafas berhubungan Bersihan Jalan Nafas (L.01001)
dengan hipersekresi jalan nafas (D.0001) Definisi: kemampuan membersihkan sekret
Definisi: ketidakmampuan membersihkan atau obstruksi jalan nafas untuk
sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Kriteria Hasil:
Subjektif: pasien tidak dapat dikaji • Produksi sputum menurun
Objektif: • Dispneu menurun
• Tidak mampu batuk • Frekuensi nafas membaik
• Sputum/slem berlebih • Pola nafas membaik
• Pola nafas berubah
• Frekuensi nafas berubah
Intervensi
Dx.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Manajemen jalan nafas (I.01011 Hal. 187)
Definisi: mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas

1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)


2. Monitor bunyi nafas tambahan (mengi, wheezing, ronkhi)
3. Monitor adanya sputum (konsistensi, warna)
4. Monitor saturasi oksigen
5. Posisikan pasien semi fowler atau fowler
6. Lakukan fisioterapi dada
7. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
8. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan lendir
9. Lakukan perawatan mulut (misal dengan sikat gigi, kassa dan pelembab bibir)
10. Berikan oksigen
11. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
Dx. 2 Penurunan kapasitas adaptif intrakranial Kapasitas adaptif intrakranial (L.06049)
berhubungan dengan edema serebral (0066) Definisi: kestabilan mekanisme dinamika
Definisi: gangguan mekanisme dinamika
intrakranial dalam melakukan kompensasi
intrakranial dalam melakukan kompensasi terhadap
stimulus yang dapat menurunkan kapasitas terhadap stimulus yang dapat menurunkan
intrakranial kapasitas intrakranial.

Kriteria Hasil:
Subjektif: pasien tidak dapat dikaji 1. Tingkat kesadaran meningkat
Objektif: 2. Fungsi kognitif meningkat
• Tekanan darah meningkat dengan nadi melebar
3. Tekanan darah membaik
• Tingkat kesadaran menurun
• Refleks neurologis terganggu
4. Tekanan nadi membaik
• Tampak lemah 5. Pola nafas membaik
• Fungsi kognitif terganggu 6. Refleks neurologis membaik
7. Tekanan intrakranial membaik
Intervensi
Dx.2 Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
Pemantauan intrakranial (I. 06198)
Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi tekanan di dalam ruang intrakranial

1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (misalnya gangguan metabolisme, edema serebral,


hipertensi)
2. Monitor peningkatan tekanan darah
3. Monitor tingkat kesadaran
4. Monitor hemodinamik
5. Monitor adanya tanda-tanda peningkatan TIK
6. Beri posisi head up
Dx. 3 Resiko ketidakseimbangan cairan Keseimbangan cairan (L.03020)
(D.0036) Definisi: equilibrium antara volume cairan di
Definisi: berisiko mengalami penurunan, ruang intraselular dan ekstraselular tubuh
peningkatan, atau percepatan perpindahan
cairan dari intravaskuler, interstisial atau
intraseluler Kriteria Hasil:
1. Membran mukosa lembab meningkat
2. Asupan makanan meningkat
Subjektif: pasien tidak dapat dikaji
3. Dehidrasi menurun
Objektif: 4. Intake cairan membaik
• Mukosa mulut tampak kering 5. Output urin membaik
• Suhu tubuh 39,3 C 6. Tekanan darah membaik
• Mata tampak cekung 7. Frekuensi nadi membaik
• Intake 7 jam: 870 8. Mata cekung membaik
• Output 7 jam: 637,5 9. Turgor kulit membaik
• Balance cairan 7 jam: +232,5
Intervensi
Dx. 3 Resiko ketidakseimbangan cairan
Manajemen cairan (I.03098)
Definisi: mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan

1. Monitor kelembaban mukosa, turgor kulit


2. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
3. Monitor hemodinamik
4. Monitor intake-output dan balance cairan
5. Kolaborasi pemberian obat diuretik jika perlu
Dx. 4 Gangguan integritas kulit Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
berhubungan dengan faktor mekanis Definisi: keutuhan kulit (dermis dan atau
(penekanan pada tonjolan tulang) (D.0129) epidermis) atau jaringan (membran
Definisi: kerusakan kulit (dermis atau
mukosa,
epidermis) atau jaringan (membran mukosa,
kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,
kornea,fasia,otot,tendon,tulang,kartilago,ka
kapsul sendi, dan atau ligamen) psul sendi dan atau ligamen)

Subjektif: pasien tidak dapat dikaji Kriteria Hasil:


Objektif: 1. Elastisitas kulit meningkat
• Tampak luka decubitus grade 1 di sacrum 2. Perfusi jaringan meningkat
• Tampak luka post op di bagian kepala 3. Kerusakan kulit menurun
• Luka tampak lecet dan kemerahan di
4. Lecet dan kemerahan menurun
bagian sacrum
Intervensi

Dx. 4 Gangguan integritas kulit


Perawatan integritas kulit (I.11353)
Definisi: mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban, dan mencegah perkembangan
mikroorganisme

1. Identifikasi kondisi luka


2. Pertahankan kebersihan tangan
3. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik sesuai program
4. Ubah posisi (mika miki) tiap 2 jam
5. Kolaborasi pemberian obat topikal pada kulit sesuai program
6. Edukasi ke keluarga cara perawatan luka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai