Semhas Irfa
Semhas Irfa
IRFA MAULANA
1704020038
• Alat dan yang digunakan dalam penelitian yaitu alat tulis, kamera
digital, handpone
• Bahan yang digunakan yaitu kuisioner yang digunakan untuk
menggali informasi terkait:
1. Profil demografi petani durian (umur, pendidikan, pengalaman
membudidayakan durian, luas lahan, tanggungan keluarga,
dan jumlah tenaga kerja,jarak dari rumah ke lahan)
2. Data terkait pengatahuan dan praktik budidaya durian. Data ini
meliputi teknik penangan benih dan bibit, perbanyakan
tanaman, teknik pemeliharaan lahan
3. Tantangan dan kendala dalam mengembangkan budidaya
durian.
METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
YA 20 86,96
TIDAK 3 13,04
Perbanyakan tanaman 23
YA 20 86,96
TIDAK 3 13,04
Pemeliharaan lahan 23
YA 22 95,65
TIDAK 1 4,35
Informasi terkait kendala budidaya
durian di Alasmalang
Dari hasil wawancara terhadap 23 responden di
Desa Alasmalang, mayoritas petani durian
mengalami kendala yang sama, yaitu
1. cuaca/musim hujan yang tinggi berpengaruh
pada hasil buah yang kurang baik
2. Pandemi covid 19 menyebabkan pemasaran
bibit menurun
3. Hama dan penyakit
PEMBAHASAN
Pengetahuan petani responden Desa Alasmalang dalam LEK sistem agroforestri durian masih
tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan secara umum antara lain Pendidikan,
sosial budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. (Rambe dan Honorita, 2011)
Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman, lama bertani dan lingkungan petani. Adanya
pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada
diri individu, bahwa pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan orang bersikap
lahan pembesaran bibit, menurut salah satu petani mengelola lahan dengan
waktu lama, karena permintaan pasar yang cukup tinggi petani di Alasmalang mencari
bagaimana cara agar bisa mempercepat waktu penyambungan tanaman, dari waktu ke waktu
dan sosial media yang sudah berkembang petani di Alasmalang lebih memilih teknik
sambung pucuk yang membutuhkan waktu tidak lama di bandingkan sambung susu. Barus
Menurut petani responden di Desa Alasmalang penanganan bibit yang dilakukan di Alasmalang rata-rata
hampir sama, seperti yang dikatakan oleh bapak warisudin untuk menghasilkan bibit yang bagus di
perlukan penanganan yang baik dan benar, salah satunya pada proses seling, penyambungan,
penyungkupan dan pembesaran, dari semua proses tersebut hal yang harus di perhatikan pada proses
penyambungan sebaiknya dilakukan malam hari, penyungkupan yang harus di perhatikan salah satunya
pembukaan dan penutupan sungkup pada waktu tertentu, dan pembesaran bibit di tempatkan di lahan
yang terbuka atau terpapar sinar matahari. Menurutnya, faktor lingkungan juga akan mempengaruhi
kualitas bibit. Seperti yang di katakan Hani (2009) kualitas bibit dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas bibit antara lain kualitas media
Durian
Dilihat dari hasil informasi terkait kendala tentang curah hujan yang tinggi
Thamrin et al. (2009) menyatakan bahwa jumlah bunga mekar yang tidak
diikuti dengan jumlah buah yang terbentuk, hal ini disebabkan pada saat
menjelang bunga mekar intensitas curah hujan tinggi sehingga menyebabkan
banyak bunga yang rontok sebelum terbentuk buah.
•Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Pengetahuan petani responden Desa Alasmalang dalam LEK sistem agroforestri durian masih
tinggi, Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman, lama bertani dan lingkungan petani.
2.Karakteristik pengetahuan dan teknik budidaya durian meliputi data teknik penanganan
melakukan teknik penanganan benih seperti perawatan, pemupukan dan penyimpanan, Sedangkan
13,04% memilih tidak melakukan penanganan benih karena terkendala biaya untuk penanganan
• Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan
sebagai berikut:
1.Pada penelitian selanjutnya dapat menambah 1 atau 2 desa yang berbatasan dengan