ABSTRAK
1. PENDAHULUAN
Nilai ekonomis dari produksi buah unggulan di Sumatera Barat menempati posisi
yang cukup strategis bagi pendapatan daerah propinsi Sumatera Barat. Namun ironisnya
seringkali terjadi lahirnya kebijakan yang tumpang tindih dan tidak kondusif baik dari
pemerintah daerah maupun dari masyarakat praktisi usaha tani dalam upaya
pengembangan potensi buah-buahan unggulan sehingga nyaris tertinggal.
Sumatera Barat dengan total luas wilayah 4.297.300 ha dengan topografi
perbukitan memiliki luas kurang lebih 1 juta hektar. Ini mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi kawasan produksi pertanian seperti perkebunan besar,
perkebunan rakyat, dan perkebunan campuran. Saat ini keragaman jenis buah-buahan
unggulan nasional banyak dikembangkan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi
di setiap kabupaten di Sumatera Barat (Diperta Sumatera Barat, 2001).
Produksi buah unggulan nasional memiliki nilai ekonomi yang sangat prospektif
dalam menunjang pendapatan daerah seperti yang tertera pada Tabel 1.
Adapun persoalan yang sangat mendasar sekali adalah tidak tersedianya database
dan informasi yang valid dan akurat yang dapat dijadikan acuan bersama dalam
penanganan kasus ini. Menurut (Ardi et al, 1995), ketersediaan database tersebut
mencakup potensi wilayah, kesesuaian lingkungan dengan pertumbuhan tanaman buah-
buahan, penanganan teknik budidaya, pascapanen, hingga analisis pembiayaan secara
menyeluruh.
Pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Tanah Datar mempunyai peluang
untuk pengembangan buah-buahan terutama sebagai komoditas unggulan nasional
ditinjau dari segi luasan daerah, kondisi agroekosistem dan produktivitas hasil yang
dikembangkan selama ini dengan pola pengembangan tradisional. Namun demikian,
pendataan yang lengkap masih diperlukan untuk menentukan pilihan yang tepat baik
secara agroekosistem maupun secara ekonomis, karena beranekaragamnya tanaman yang
diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten ini. Sehingga perlu suatu informasi mengenai
tanaman yang betul – betul sesuai antara agroekologi daerah dengan agroekologi buah
yang diusahakan. Identifikasi yang akan dilakukan secara menyeluruh dari
agroekosistem, ketersediaan lahan, kesiapan petani, dan sarana lainnya untuk masing-
masing kecamatan di Kabupaten Tanah Datar ini adalah satu hal yang sangat mendasar
untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat di dalam pengembangan buah-
buahan.
Selain itu, usaha peningkatan dan pengembangan buah nasional dilakukan untuk
mengimbangi produksi buah impor. Karena setiap komoditas buah-buahan lokal
memerlukan syarat tumbuh yang dipengaruhi oleh iklim tertentu dalam pertumbuhannya,
maka untuk menunjang pengembangan buah lokal perlu dilakukan identifikasi jenis buah
unggulan yang sesuai di suatu daerah, untuk kemudian dibudidayakan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani buah serta memantapkan produksi buah dalam negri.
Pembangunan agibisnis buah nasional perlu terus didorong karena buah-buahan
memiliki potensi serapan yang sangat besar dan terus meningkat pada pasar domestik
maupun pasar luar negri. Selain peluang pasar, terdapat pula peluang diversivikasi jenis
kebutuhan konsumen seperti: buah segar (buah utuh, buah segar potong, buah siap
santap, buah olahan segar); buah kaleng; sari buah; buah kering siap santap; dan buah
kering bahan campuran olahan. Oleh karena itu buah-buahan mempunyai peluang
peningkatan nilai tambah yang besar.
Untuk mendukung pelaksanaan pengembangan budidaya buah-buahan, maka
dilakukan identifikasi kondisi lahan serta data klimatologi di suatu daerah. Lebih jauh
4
perlu disediakan sistem penunjang keputusan yang bisa memandu masyarakat petani
dalam usaha memproduksi buah-buahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) merancang basis data kesesuaian lahan
untuk budidaya buah-buahan unggulan nasional, (2) merancang sistem kesesuaian lahan
untuk membantu mendapatkan informasi dalam pengembangan budidaya buah-buahan
unggulan nasional untuk Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat pada usaha kebun
rakyat.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat,
kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium
Komputer Teknik Pertanian Universitas Andalas. Penelitian ini dimulai pada bulan
Desember 2005 sampai dengan Mei 2006.
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengumpulan data iklim tiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Tanah Datar, kondisi iklim dan lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman buah-buahan unggulan nasional. Merancang
model/sistem kesesuaian lahan terhadap tanaman buah-buahan di tiap kecamatan yang
ada di Kabupaten Tanah Datar dari data yang didapatkan, dan melakukan uji keakuratan
(validasi) terhadap model/sistem program aplikasi yang telah dibuat.
Pengumpulan data yang dilakukan adalah : berupa data iklim tiap – tiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar diperoleh dengan cara konsultasi
langsung dengan pakar dan menanyakan langsung pada dinas – dinas yang terkait (Dinas
Pertanian, BPS, BPN dan BAPPEDA Kabupaten Tanah Datar). Sedangkan data informasi
dari buah-buahan unggulan nasional diperoleh dari buku literatur, pustaka dan jurnal
ilmiah. Informasi yang didapat ini dituangkan dalam hasil naskah yang kemudian
dihubungkan dengan sistem kesesuaian lahan yang dikembangkan sehingga informasi
tersebut dapat dipanggil oleh sistem.
T in g g i T e m p a t (m d p l)
Tanam an buah
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Je ru k
B a n y a k B u la n K e rin g
Tanam an buah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Jeru k
K e d a la m a n S o lu m T a n a h ( c m )
Tanam an buah
50 100 150
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Jeru k
C u ra h H u ja n / ta h u n (m m )
Tanam an buah
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Je ru k
S u h u L in g k u n g a n R a ta - ra ta ta h u n a n (o C )
Tanam an buah
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Jeru k
pH Tanah
Tanam an buah
4 ,5 5 5 ,5 6 6 ,5 7 7 ,5
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Jeru k
K e m irin g a n L a h a n (% )
Tanam an buah
0 8 16 30 40
M angga
M a n g g is
R a m b u ta n
P is a n g
D u ria n
S a la k
Je ru k
2 Regosol Regosol √ √ √ √ √ √ √
3 Latosol Cambisol √ √ √ √ √ √ √
4 Podsolik Acrisol - - - √ - √ -
merah
kuning
5 Mediteran Luvisol √ - √ √ √ √ √
merah
kuning
6 Andosol Andosol √ - √ √ √ √ √
7 Grumusol Vertisol √ - √ √ √ √ √
Sistem kesesuaian lahan ini dibuat untuk pemilihan lokasi yang sesuai untuk
penanaman buah unggulan yaitu : durian, mangga, pisang, rambutan, salak, manggis, dan
jeruk keprok.
Persiapan data untuk pembuatan sistem kesesuaian lahan adalah melakukan
invertarisasi data, tujuh komoditas buah-buahan unggulan Indonesia yang hidup dan
berkembang di Tanah Datar yaitu; mangga, manggis, pisang, rambutan, durian, salak, dan
jeruk keprok. Sedangkan komponen iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman buah-buahan tersebut adalah sebagai berikut: (a) Tinggi tempat (m dpl), (b) pH
tanah, (c) Banyaknya bulan kering dalam satu tahun, (d) Kedalaman solum tanah (cm),
(e) Jenis tanah, (f) Temperatur lingkungan rata-rata tahunan (0C ), (g) Curah hujan dalam
satu tahun (mm/tahun), dan (h) Kemiringan lahan.
11
Padang Pariaman, dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kab.
Sawahlunto/ Sijunjung.
Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 kecamatan, dan 75 nagari. Luas
kecamatan – kecamatan tersebut bervariasi, mulai 1.582 hektar sampai 15.229 hektar.
Kecamatan terluas adalah X Koto, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Tanjung
Baru. Di Kabupaten ini terdapat tiga buah gunung ( Merapi, Singgalang, Sago ), 25 buah
Sungai, dan 1 buah Danau ( Danau Singkarak ) yang terletak di Kecamatan Batipuh dan
Rambatan. Sedangkan jaraknya ke ibukota Propinsi (Padang) adalah 102 km.
Data iklim tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar serta tanaman buah-
buahan yang sesuai untuk dibudidayakan pada masing-masing kecamatan tersebut
ditunjukkan pada lampiran 1. Rekapitulasinya disajikan pada Tabel 3.
13
Dari Tabel.3 dapat juga ditentukan persentase dari masing - masing tanaman
buah–buahan yang direkomendasikan oleh program, seperti yang ditampilkan pada
Gambar 8.
8% 0%
6%
25%
23%
15%
23%
a. User friendly interface. Sistem ini terdiri dari menu dan submenu yang sistematis
dan mudah dipahami, pada intinya terdiri dari Referensi, dan Analisa.
b. Dynamic Form Input, berupa tampilan masukan data – data yang bisa diubah –
ubah karena sifatnya yang dinamis.
Dynamic form input ini digunakan untuk memproses quering basis data dari
setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar sehingga didapatkan jenis tanaman buah
unggulan nasional yang cocok untuk dikembangkan di kecamatan yang bersangkutan.
Selain itu juga berisi beberapa variabel input yang bersifat trial (uji coba) berdasarkan
tinggi tempat, jumlah bulan kering, curah hujan, jenis tanah, kedalaman solum,
kemiringan lahan, pH tanah, dan Suhu lingkungan.
Analisis yang dilakukan sistem menghasilkan output, yaitu berupa informasi
mengenai jenis tanaman buah-buahan unggulan nasional yang cocok dikembangkan
berdasarkan data agroklimat yang diinputkan.
c. Konfirmasi Exit Program, Program aplikasi yang dirancang ini juga dilengkapi
dengan konfirmasi yang akan memandu user apakah ingin keluar dari sistem atau
tidak.
Tabel 4. Lanjutan
No Kecamatan Tanaman Buah- Hasil Validasi di Lapangan
buahan Hasil Ada Tidak Ada
Keluaran Program
44 Sungai Tarab Pisang √ -
45 Sungai Tarab Manggis √ -
46 Sungai Tarab Durian √ -
47 Sungai Tarab Jeruk √ -
48 Salimpaung Pisang √ -
49 Salimpaung Manggis √ -
50 Salimpaung Durian √ -
51 Tanjung Baru Pisang √ -
52 Tanjung Baru Manggis √ -
53 Tanjung Baru Durian √ -
JUMLAH 50 3
Persentase Kevalidan Program 50 / 53 X 100 3/53 X 100
% %
= 94,34 % = 5, 66 %
Hasil dari software menunjukkan bahwa manggis adalah yang paling sesuai untuk
dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar dengan persentase 25 %, diikuti oleh tanaman
pisang dan durian dengan 23 %. Hasil ini tidak terlalu jauh menyimpang dari
kenyataannya di lapangan, karena berdasarkan data dari BPS Kab. Tanah Datar, tanaman
yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten ini secara berurut
adalah tanaman pisang, kemudian disusul dengan tanaman durian, manggis, dan jeruk.
Penyimpangan hasil ini terjadi karena dalam budidaya tanaman manggis sangat sulit dan
rentang waktu dari tanam sampai panen relatif lama, kemudian ditambah lagi kebiasaan
dari masyarakat yang sudah terbiasa dengan menanam tanaman yang cepat menghasilkan
dan kebiasaan dari orang tua mereka dahulunya, selain itu kurangnya pengetahuan
masyarakat akan cara mendapatkan dan mengembangbiakkan bibit tanaman manggis
yang unggul dibandingkan dengan pisang dan durian.
4. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Diperta Sumatera Barat. 2001. Laporan Tahunan Produksi Pertanian Sumatera Barat
2000.
Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1994. “Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jeruk”.
Direktorat Bina Produksi Hortikultura.