Anda di halaman 1dari 18

1

SISTEM KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BUAH – BUAHAN


DI KABUPATEN TANAH DATAR, SUMATERA BARAT

Santosa*), Andasuryani*), dan Joni Irwan**)


*)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, e-mail :
santosa764@yahoo.co.id
**)
Alumni Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar dan di


Laboratorium Komputer Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Andalas dari bulan Desember 2005 sampai dengan Mei 2006. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) merancang basis data kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman buah
unggulan nasional, dan (2) merancang sistem kesesuaian lahan sebagai penunjang
keputusan dalam upaya mengembangkan budidaya tanaman buah unggulan nasioanal di
Kabupaten Tanah Datar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mencocokkan atau menyesuaikan data iklim
atau karakteristik yang dimiliki suatu lahan terhadap tanaman buah unggulan nasional
yang akan diusahakan. Penelitian ini menggunakan metode survei ke lapangan yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu; (1) mengumpulkan data agroklimat tiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Tanah Datar dan data iklim syarat tumbuh tanaman buah-buahan,
(2) membangun program atau sistem kesesuaian lahan dari data yang didapatkan, dan (3)
melakukan validasi dari sistem kesesuaian lahan yang telah dibuat.
Hasil penelitian dari analisis data iklim yang dimiliki tiap kecamatan dan data
iklim syarat tumbuh tanaman buah unggulan nasional didapatkan informasi bahwa; (1)
Kecamatan X Koto sesuai untuk tanaman manggis, durian, pisang, dan jeruk, (2)
Kecamatan Batipuh sesuai untuk tanaman manggis, rambutan, durian, jeruk, dan mangga,
(3) Kecamatan Batipuh Selatan sesuai untuk tanaman manggis, durian, dan pisang, (4)
Kecamatan Pariangan sesuai untuk tanaman manggis, pisang, jeruk, dan durian, (5)
Kecamatan Rambatan sesuai untuk tanaman pisang, manggis, dan durian, (6) Kecamatan
V Kaum sesuai untuk tanaman pisang dan manggis, (7) Kecamatan Tanjung Emas sesuai
untuk tanaman jeruk, manggis, mangga, rambutan, dan pisang, (8) Kecamatan Padang
Ganting sesuai untuk tanaman jeruk, pisang, durian, dan manggis, (9) Kecamatan Lintau
Buo sesuai untuk tanaman rambutan, pisang, manggis, dan durian, (10) Kecamatan
Lintau Buo Utara sesuai untuk tanaman pisang, durian, jeruk, rambutan, dan manggis (11)
Kecamatan Sungayang sesuai untuk tanaman jeruk, mangga, manggis, dan durian, (12)
Kecamatan Sungai Tarab sesuai untuk tanaman durian, jeruk, manggis, dan pisang, (13)
Kecamatan Salimpaung sesuai untuk tanaman pisang, durian, dan manggis, (14)
Kecamatan Tanjung Baru sesuai untuk tanaman pisang, durian, dan manggis. Hasil
pengujian sistem kesesuaian lahan menunjukkan bahwa Kabupaten Tanah Datar
merupakan daerah potensial untuk budidaya tanaman pisang, durian, jeruk, dan manggis.
Sistem dinyatakan absah (valid) karena memiliki persentase keabsahan 94, 34 %.

Kata Kunci : Kesesuaian Lahan, Tanaman Buah-buahan


2

1. PENDAHULUAN
Nilai ekonomis dari produksi buah unggulan di Sumatera Barat menempati posisi
yang cukup strategis bagi pendapatan daerah propinsi Sumatera Barat. Namun ironisnya
seringkali terjadi lahirnya kebijakan yang tumpang tindih dan tidak kondusif baik dari
pemerintah daerah maupun dari masyarakat praktisi usaha tani dalam upaya
pengembangan potensi buah-buahan unggulan sehingga nyaris tertinggal.
Sumatera Barat dengan total luas wilayah 4.297.300 ha dengan topografi
perbukitan memiliki luas kurang lebih 1 juta hektar. Ini mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi kawasan produksi pertanian seperti perkebunan besar,
perkebunan rakyat, dan perkebunan campuran. Saat ini keragaman jenis buah-buahan
unggulan nasional banyak dikembangkan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi
di setiap kabupaten di Sumatera Barat (Diperta Sumatera Barat, 2001).
Produksi buah unggulan nasional memiliki nilai ekonomi yang sangat prospektif
dalam menunjang pendapatan daerah seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi buah unggulan nasional di Sumatera Barat


Komoditas Produksi (Ton)
Buah Unggulan
Nasional 1999 2000 2001 2002 2003
Mangga 3.335 2.780 3.159 3.027 3.235
Manggis 2.645 3.240 3.694 3.821 3.362
Rambutan 59.967 43.599 39.041 39.071 40.450
Pisang 81.865 59.549 48.810 33.367 80.953
Durian 32.977 39.260 39.964 40.193 43.600
Salak 22.320 22.512 23.140 27.640 25.684
Jeruk 39.046 37.214 39.004 39.094 54.436
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Barat, 2003

Salah satu indikator penyebab ketertinggalan penanganan buah-buahan di


Sumatera Barat adalah luas tanaman buah-buahan yang secara umum mengalami
fluktuasi akibat kondisi iklim, sosial, dan lain sebagainya. Namun pada umumnya terjadi
kenaikan terhadap luas panen dan produktifitas rata-rata 17,4 %/ lima tahun. Selain itu
tanaman buah-buahan di Sumatera Barat belum sepenuhnya berkembang sebagai suatu
kebun, melainkan terdistribusi sebagai kebun campuran baik sesama tanaman buah-
buahan maupun dengan jenis tanaman lainnya. Beberapa tanaman buah-buahan unggulan
nasional yang telah diusahakan monokultur diantaranya adalah jeruk, salak, dan rambutan
(Ardi, Akhir, Zen, Hanifah, dan Santosa, 1995 ; Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Sumbar, 1999).
3

Adapun persoalan yang sangat mendasar sekali adalah tidak tersedianya database
dan informasi yang valid dan akurat yang dapat dijadikan acuan bersama dalam
penanganan kasus ini. Menurut (Ardi et al, 1995), ketersediaan database tersebut
mencakup potensi wilayah, kesesuaian lingkungan dengan pertumbuhan tanaman buah-
buahan, penanganan teknik budidaya, pascapanen, hingga analisis pembiayaan secara
menyeluruh.
Pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Tanah Datar mempunyai peluang
untuk pengembangan buah-buahan terutama sebagai komoditas unggulan nasional
ditinjau dari segi luasan daerah, kondisi agroekosistem dan produktivitas hasil yang
dikembangkan selama ini dengan pola pengembangan tradisional. Namun demikian,
pendataan yang lengkap masih diperlukan untuk menentukan pilihan yang tepat baik
secara agroekosistem maupun secara ekonomis, karena beranekaragamnya tanaman yang
diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten ini. Sehingga perlu suatu informasi mengenai
tanaman yang betul – betul sesuai antara agroekologi daerah dengan agroekologi buah
yang diusahakan. Identifikasi yang akan dilakukan secara menyeluruh dari
agroekosistem, ketersediaan lahan, kesiapan petani, dan sarana lainnya untuk masing-
masing kecamatan di Kabupaten Tanah Datar ini adalah satu hal yang sangat mendasar
untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat di dalam pengembangan buah-
buahan.
Selain itu, usaha peningkatan dan pengembangan buah nasional dilakukan untuk
mengimbangi produksi buah impor. Karena setiap komoditas buah-buahan lokal
memerlukan syarat tumbuh yang dipengaruhi oleh iklim tertentu dalam pertumbuhannya,
maka untuk menunjang pengembangan buah lokal perlu dilakukan identifikasi jenis buah
unggulan yang sesuai di suatu daerah, untuk kemudian dibudidayakan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani buah serta memantapkan produksi buah dalam negri.
Pembangunan agibisnis buah nasional perlu terus didorong karena buah-buahan
memiliki potensi serapan yang sangat besar dan terus meningkat pada pasar domestik
maupun pasar luar negri. Selain peluang pasar, terdapat pula peluang diversivikasi jenis
kebutuhan konsumen seperti: buah segar (buah utuh, buah segar potong, buah siap
santap, buah olahan segar); buah kaleng; sari buah; buah kering siap santap; dan buah
kering bahan campuran olahan. Oleh karena itu buah-buahan mempunyai peluang
peningkatan nilai tambah yang besar.
Untuk mendukung pelaksanaan pengembangan budidaya buah-buahan, maka
dilakukan identifikasi kondisi lahan serta data klimatologi di suatu daerah. Lebih jauh
4

perlu disediakan sistem penunjang keputusan yang bisa memandu masyarakat petani
dalam usaha memproduksi buah-buahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) merancang basis data kesesuaian lahan
untuk budidaya buah-buahan unggulan nasional, (2) merancang sistem kesesuaian lahan
untuk membantu mendapatkan informasi dalam pengembangan budidaya buah-buahan
unggulan nasional untuk Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat pada usaha kebun
rakyat.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat,
kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium
Komputer Teknik Pertanian Universitas Andalas. Penelitian ini dimulai pada bulan
Desember 2005 sampai dengan Mei 2006.

2.2 Bahan dan Alat


2.2.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah data iklim kecamatan yang ada di Kabupaten
Tanah Datar. Untuk data ini diperoleh dari Dinas Pertanian Propinsi / Kabupaten dan
Pusat Statistika Propinsi / Kabupaten yang terkait. Kemudian juga menggunakan data
iklim dan lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan buah (Mangga, Salak, Jeruk,
Durian, Rambutan , Pisang, dan Manggis). Untuk data ini diperoleh dari literatur,
pustaka/ jurnal ilmiah.

2.2.2 Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : satu unit perangkat komputer
pentium IV/ sejenisnya dengan memory VGA Card 64 MB. Sistem operasi berbasis
Windows XP Profesional yang mudah digunakan user. Dan beberapa software pembantu
dalam menjalankan sistem dan program aplikasi tersebut yaitu ; Flash MX 2004 dan
Windows Media Player, yang digunakan untuk menjalankan basis system multimedia.

2.3 Pelaksanaan Penelitian


5

Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengumpulan data iklim tiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Tanah Datar, kondisi iklim dan lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman buah-buahan unggulan nasional. Merancang
model/sistem kesesuaian lahan terhadap tanaman buah-buahan di tiap kecamatan yang
ada di Kabupaten Tanah Datar dari data yang didapatkan, dan melakukan uji keakuratan
(validasi) terhadap model/sistem program aplikasi yang telah dibuat.

2.3.1 Pengumpulan Data Agroklimat Kecamatan yang Ada di Kabupaten Tanah


Datar dan Informasi tentang Buah-buahan Unggulan Indonesia

Pengumpulan data yang dilakukan adalah : berupa data iklim tiap – tiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar diperoleh dengan cara konsultasi
langsung dengan pakar dan menanyakan langsung pada dinas – dinas yang terkait (Dinas
Pertanian, BPS, BPN dan BAPPEDA Kabupaten Tanah Datar). Sedangkan data informasi
dari buah-buahan unggulan nasional diperoleh dari buku literatur, pustaka dan jurnal
ilmiah. Informasi yang didapat ini dituangkan dalam hasil naskah yang kemudian
dihubungkan dengan sistem kesesuaian lahan yang dikembangkan sehingga informasi
tersebut dapat dipanggil oleh sistem.

2.3.2 Penyusunan Model/Sistem Kesesuaian Lahan


Model/sistem yang akan didesain digambarkan berupa matriks kesesuaian buah –
buahan dengan beberapa komponen agroklimat seperti; tinggi tempat, banyak bulan
kering dalam satu tahun, kedalaman solum tanah, curah hujan dalam satu tahun,
temperatur lingkungan rata-rata tahunan, pH tanah, kemiringan lahan, dan jenis tanah;
yang nilai kisaran syarat kesesuaiannya disajikan pada Gambar 1 sampai dengan 7
(Santosa, 2004). Adapun matriks kesesuaian buah-buahan dengan jenis tanah disajikan
pada Tabel 2.
6

T in g g i T e m p a t (m d p l)

Tanam an buah
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Je ru k

Gambar 1. Matriks kesesuaian tanaman buah-buahan dengan tinggi tempat


Keterangan : = Kondisi tinggi tempat yang sesuai untuk ditanami
buah-buahan

B a n y a k B u la n K e rin g

Tanam an buah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Jeru k

Gambar 2. Matriks kesesuaian tanamna buah-buahan dengan banyaknya


bulan kering dalam satu tahun

Keterangan: = Kondisi banyak bulan kering pertahun yang sesuai


untuk ditanami buah-buahan
7

K e d a la m a n S o lu m T a n a h ( c m )

Tanam an buah
50 100 150

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Jeru k

Gambar 3. Matriks kesesuaian tanaman buah-buahan dengan kedalaman solum tanah


Keterangan : = Kondisi kedalaman solum tanah yang sesuai untuk
ditanami tanaman buah-buahan

C u ra h H u ja n / ta h u n (m m )

Tanam an buah
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Je ru k

Gambar 4. Matriks kesesuaian tanaman buah-buahan dengan curah hujan


Keterangan : = = Kondisi curah hujan pertahun yang sesuai untuk ditanami
tanaman buah-buahan
8

S u h u L in g k u n g a n R a ta - ra ta ta h u n a n (o C )

Tanam an buah
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Jeru k

Gambar 5. Matriks kesesuaian tanaman buah-buahan dengan suhu lingkungan


rata-rata tahunan

Keterangan : = Kondisi suhu lingkungan rata-rata tahunan yang sesuai


untuk ditanami tanaman buah-buahan

pH Tanah

Tanam an buah
4 ,5 5 5 ,5 6 6 ,5 7 7 ,5

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Jeru k

Gambar 6. Matriks kesesuaian tanaman buah-buahan dengan pH tanah


Keterangan : = Kondisi pH tanah yang sesuai untuk ditanami
tanaman buah-buahan
9

K e m irin g a n L a h a n (% )

Tanam an buah
0 8 16 30 40

M angga

M a n g g is

R a m b u ta n

P is a n g

D u ria n

S a la k

Je ru k

Gambar 7. Matriks kesesuaian tanaman buah – buahan dengan kemiringan lahan


Keterangan : = Kondisi kemiringan lahan yang sesuai untuk ditanami
tanaman buah-buahan
10

Tabel 2. Kesesuaian tanaman buah-buahan dengan jenis tanah

N Jenis Tanah Komoditas Buah - buahan


o
Menurut Menurut Mang Mang Ram- Pisa Duri Salak Jeruk
Puslittanak FAO - ga gis butan ng an
UNESCO
1 Alluvial Fluvisol √ √ √ √ √ √ √

2 Regosol Regosol √ √ √ √ √ √ √

3 Latosol Cambisol √ √ √ √ √ √ √

4 Podsolik Acrisol - - - √ - √ -
merah
kuning
5 Mediteran Luvisol √ - √ √ √ √ √
merah
kuning
6 Andosol Andosol √ - √ √ √ √ √

7 Grumusol Vertisol √ - √ √ √ √ √

Sumber : Santosa (2004)

Keterangan: √ = Cocok untuk dikembangkan


- = Tidak cocok untuk dikembangkan

Sistem kesesuaian lahan ini dibuat untuk pemilihan lokasi yang sesuai untuk
penanaman buah unggulan yaitu : durian, mangga, pisang, rambutan, salak, manggis, dan
jeruk keprok.
Persiapan data untuk pembuatan sistem kesesuaian lahan adalah melakukan
invertarisasi data, tujuh komoditas buah-buahan unggulan Indonesia yang hidup dan
berkembang di Tanah Datar yaitu; mangga, manggis, pisang, rambutan, durian, salak, dan
jeruk keprok. Sedangkan komponen iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman buah-buahan tersebut adalah sebagai berikut: (a) Tinggi tempat (m dpl), (b) pH
tanah, (c) Banyaknya bulan kering dalam satu tahun, (d) Kedalaman solum tanah (cm),
(e) Jenis tanah, (f) Temperatur lingkungan rata-rata tahunan (0C ), (g) Curah hujan dalam
satu tahun (mm/tahun), dan (h) Kemiringan lahan.
11

Penamaan jenis tanah mengikuti sistem penamaan menurut FAO/ UNESCO


(Hardjowigeno, 1989) yaitu : (a) Fluvisol, (b) Regosol, (c) Cambisol, (d) Acrisol, (e)
Luvisol, (f) Andosol, dan (g) Vertisol, yang penamaan menurut Pusat Penelitian Tanah
dan Agroklimat di Bogor adalah berturut – turut (a) Aluvial, (b) Regosol, (c) Latosol, (d)
Podzolik merah kuning, (e) Mediteran merah kuning, (f) Andosol, dan (g) Grumosol.
Pembuatan program komputer kesesuaian lahan untuk budidaya buah-buahan
didasarkan pada algoritma berikut: (1) apabila solum tanah tidak memenuhi syarat iklim
suatu buah maka skor kumulatif buah tersebut diberi nilai nol, yang artinya walaupun satu
atau beberapa persyaratan iklim lainnya sesuai, tetapi solum tanah dan tinggi tempat tidak
sesuai, maka sistem tetap tidak merekomendasikan untuk dilakukan budidaya buah-buah
tersebut, (2) demikian halnya untuk persyaratan kemiringan lahan juga mutlak harus
dipenuhi, yaitu untuk kemiringan lahan di atas 40 % sebaiknya tidak digunakan untuk
budidaya buah-buahan, tetapi digunakan untuk kehutanan sebagai wilayah konservasi
(Amien, 1986 ), dan (3) nilai parameter kesesuaian lahan yang mutlak harus sesuai
dengan syarat pertumbuhan tanaman yaitu ketinggian tempat. Dengan demikian apabila
syarat tinggi tempat tidak terpenuhi, maka sistem akan merekomendasikan untuk tidak
menanami tanaman buah-buahan yang syarat tinggi tempatnya tidak terpenuhi pada lahan
tersebut.

2.3.3 Uji Keakuratan (Validasi)


Untuk mengetahui sejauh mana kebenaran dari hasil dan rekomendasi yang
diberikan program sistem kesesuaian lahan ini, dilakukan validasi dengan
membandingkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah-buahan di Kabupaten
Tanah Datar dengan hasil dari analisa program yang dibuat. Dianggap benar jika keluaran
hasilnya sama.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Kondisi Umum Kabupaten Tanah Datar
3.1.1 Geografi
Kabupaten Tanah Datar berada di antara 0o 17’’ – 3o 39’30’’ Lintang Selatan dan
100o 19’30’’ – 100o 51’20’’ Bujur Timur dengan luas wilayah 1336 km2 atau 133.600
hektar. Posisi Kabupaten Tanah Datar adalah di bagian tengah Propinsi Sumatera Barat
dan mempunyai batas sebelah utara dengan Kab. Agam, dan Kab. Lima Puluh Kota,
sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Solok, sebelah barat berbatasan dengan Kab.
12

Padang Pariaman, dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kab.
Sawahlunto/ Sijunjung.
Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 kecamatan, dan 75 nagari. Luas
kecamatan – kecamatan tersebut bervariasi, mulai 1.582 hektar sampai 15.229 hektar.
Kecamatan terluas adalah X Koto, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Tanjung
Baru. Di Kabupaten ini terdapat tiga buah gunung ( Merapi, Singgalang, Sago ), 25 buah
Sungai, dan 1 buah Danau ( Danau Singkarak ) yang terletak di Kecamatan Batipuh dan
Rambatan. Sedangkan jaraknya ke ibukota Propinsi (Padang) adalah 102 km.

3.1.2 Topografi dan Ketinggian Tempat


Topografi wilayah Kabupaten Tanah Datar sangat bervariasi, pada umumnya
berupa perbukitan bergunung-gunung dengan kemiringan lahan 15 % atau lebih. Wilayah
datar dengan kemiringan 0 – 3 % seluas 6.189 hektar (4,63 %), wilayah berombak dengan
kemiringan lahan 3% - 8% seluas 3.560 hektar (2,67 %), wilayah bergelombang dengan
kemiringan lahan 8% - 15% seluas 43.492 hektar (32,93 %), dan wilayah berbukit dengan
kemiringan lahan di atas 15 % seluas 79.859 hektar ( 59,77 %). Wilayah Kabupaten
Tanah Datar berada pada ketinggian 200 m-1.200 m dari permukaan laut (dpl). Di antara
14 kecamatan yang ada di kabupaten ini tiga kecamatan terletak pada dataran tinggi
dengan ketinggian 500 – 1200 m dpl, lima kecamatan terletak pada ketinggian sedang
(450 – 550 m dpl), dan kecamatan yang lainnya terletak pada ketinggian yang bervariasi.

3.1.3 Jenis Tanah


Jenis tanah di wilayah Kabupaten Tanah Datar terdiri atas Latosol, Regosol,
Podsolik coklat, podsolik merah kuning, dan Andosol, dengan bahan pembentuk di
antaranya batuan beku, alluvial, pegunungan patahan, batuan endapan, batuan metamorf,
dan tuf vulkanis.

3.2 Data Agroklimat Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar dan Kesesuaian


Tanaman Buah-buahannya

Data iklim tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar serta tanaman buah-
buahan yang sesuai untuk dibudidayakan pada masing-masing kecamatan tersebut
ditunjukkan pada lampiran 1. Rekapitulasinya disajikan pada Tabel 3.
13

Tabel 3. Kesesuaian tanaman buah-buahan unggulan nasional berdasasrkan analisis


agroklimat dari software yang didesain

No Nama Kecamatan Tanaman Buah yang Sesuai

1 X Koto durian, jeruk, manggis, dan pisang


2 Batipuh durian, jeruk, mangga, manggis, rambutan
3 Batipuh Selatan durian, manggis, dan pisang
4 Pariangan durian, jeruk, manggis, dan pisang
5 Rambatan durian, manggis, dan pisang
6 Lima kaum manggis, dan pisang,
7 Tanjung Emas jeruk, mangga, manggis, pisang, dan rambutan
8 Padang Ganting durian, jeruk, manggis, dan pisang
9 Lintau Buo durian, manggis, pisang, dan rambutan
10 Lintau Buo Utara durian, jeruk, manggis, pisang, dan rambutan
11 Sungayang durian, jeruk, mangga, dan manggis
12 Sungai Tarab durian, jeruk, manggis, dan pisang
13 Salimpaung durian, manggis, dan pisang
14 Tanjung Baru durian, manggis, dan pisang

Dari Tabel.3 dapat juga ditentukan persentase dari masing - masing tanaman
buah–buahan yang direkomendasikan oleh program, seperti yang ditampilkan pada
Gambar 8.

8% 0%
6%
25%

23%

15%

23%

manggis jeruk durian pisang mangga rambutan salak

Gambar. 8 Persentase tanaman buah-buahan unggulan hasil keluaran software


Pada Gambar.8 terlihat bahwa tanaman manggis merupakan tanaman dengan
persentase yang paling banyak direkomendasikan oleh program yaitu 28 %, kemudian
durian dan pisang masing – masing 25 %.
3.3 Merancang Program Aplikasi Kesesuaian Lahan
Program aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sangat mudah digunakan
(user friendly). Indikator kinerja dari sistem yang dirancang ini adalah :
14

a. User friendly interface. Sistem ini terdiri dari menu dan submenu yang sistematis
dan mudah dipahami, pada intinya terdiri dari Referensi, dan Analisa.
b. Dynamic Form Input, berupa tampilan masukan data – data yang bisa diubah –
ubah karena sifatnya yang dinamis.

Dynamic form input ini digunakan untuk memproses quering basis data dari
setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar sehingga didapatkan jenis tanaman buah
unggulan nasional yang cocok untuk dikembangkan di kecamatan yang bersangkutan.
Selain itu juga berisi beberapa variabel input yang bersifat trial (uji coba) berdasarkan
tinggi tempat, jumlah bulan kering, curah hujan, jenis tanah, kedalaman solum,
kemiringan lahan, pH tanah, dan Suhu lingkungan.
Analisis yang dilakukan sistem menghasilkan output, yaitu berupa informasi
mengenai jenis tanaman buah-buahan unggulan nasional yang cocok dikembangkan
berdasarkan data agroklimat yang diinputkan.

c. Konfirmasi Exit Program, Program aplikasi yang dirancang ini juga dilengkapi
dengan konfirmasi yang akan memandu user apakah ingin keluar dari sistem atau
tidak.

3.4 Validasi Program/ Sistem


Validasi atau keakuratan program dapat diketahui dengan membandingkan hasil
keluaran program dengan tanaman buah-buahan yang diusahakan oleh masyarakat di
lapangan. Data pengusahaan tanaman buah-buahan unggulan nasional di Kabupaten
Tanah Datar ini didapatkan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar. Data inilah yang
dibandingkan dengan hasil keluaran program yang dibuat. Hasil validasi disajikan pada
Tabel 4.
15

Tabel 4. Hasil validasi program dengan pengusahaan tanaman buah-buahan di lapangan

No Kecamatan Tanaman Buah- Hasil Validasi di Lapangan


buahan Hasil Ada Tidak Ada
Keluaran Program
1 X Koto Manggis √ -
2 X Koto Jeruk √ -
3 X Koto Durian √ -
4 X Koto Pisang √ -
5 Batipuh Jeruk √ -
6 Batipuh Manggis √ -
7 Batipuh Mangga √ -
8 Batipuh Rambutan √ -
9 Batipuh Durian √ -
10 Batipuh Selatan Pisang √ -
11 Batipuh Selatan Durian √ -
12 Batipuh Selatan Manggis √ -
13 Pariangan Jeruk - √
14 Pariangan Pisang √ -
15 Pariangan Durian √ -
16 Pariangan Manggis - √
17 Rambatan Pisang √ -
18 Rambatan Durian √ -
19 Rambatan Manggis - √
20 Lima Kaum Manggis √ -
21 Lima Kaum Pisang √ -
22 Tanjung Emas Mangga √ -
23 Tanjung Emas Rambutan √ -
24 Tanjung Emas Jeruk √ -
25 Tanjung Emas Pisang √ -
26 Tanjung Emas Manggis √ -
27 Padang Ganting Durian √ -
28 Padang Ganting Jeruk √ -
29 Padang Ganting Pisang √ -
30 Padang Ganting Manggis √ -
31 Lintau Buo Rambutan √ -
32 Lintau Buo Pisang √ -
33 Lintau Buo Manggis √ -
34 Lintau Buo Durian √ -
35 Lintau Buo Utara Durian √ -
36 Lintau Buo Utara Jeruk √ -
37 Lintau Buo Utara Pisang √ -
38 Lintau Buo Utara Manggis √ -
39 Lintau Buo Utara Rambutan √ -
40 Sungayang Manggis √ -
41 Sungayang Durian √ -
42 Sungayang Jeruk √ -
43 Sungayang Mangga √ -
16

Tabel 4. Lanjutan
No Kecamatan Tanaman Buah- Hasil Validasi di Lapangan
buahan Hasil Ada Tidak Ada
Keluaran Program
44 Sungai Tarab Pisang √ -
45 Sungai Tarab Manggis √ -
46 Sungai Tarab Durian √ -
47 Sungai Tarab Jeruk √ -
48 Salimpaung Pisang √ -
49 Salimpaung Manggis √ -
50 Salimpaung Durian √ -
51 Tanjung Baru Pisang √ -
52 Tanjung Baru Manggis √ -
53 Tanjung Baru Durian √ -
JUMLAH 50 3
Persentase Kevalidan Program 50 / 53 X 100 3/53 X 100
% %
= 94,34 % = 5, 66 %

Hasil dari software menunjukkan bahwa manggis adalah yang paling sesuai untuk
dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar dengan persentase 25 %, diikuti oleh tanaman
pisang dan durian dengan 23 %. Hasil ini tidak terlalu jauh menyimpang dari
kenyataannya di lapangan, karena berdasarkan data dari BPS Kab. Tanah Datar, tanaman
yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten ini secara berurut
adalah tanaman pisang, kemudian disusul dengan tanaman durian, manggis, dan jeruk.
Penyimpangan hasil ini terjadi karena dalam budidaya tanaman manggis sangat sulit dan
rentang waktu dari tanam sampai panen relatif lama, kemudian ditambah lagi kebiasaan
dari masyarakat yang sudah terbiasa dengan menanam tanaman yang cepat menghasilkan
dan kebiasaan dari orang tua mereka dahulunya, selain itu kurangnya pengetahuan
masyarakat akan cara mendapatkan dan mengembangbiakkan bibit tanaman manggis
yang unggul dibandingkan dengan pisang dan durian.

4. KESIMPULAN

1. Untuk meningkatkan potensi guna dari suatu wilayah akan budidaya


buah unggulan nasional perlu diketahui kesesuaian agroklimat lahan
pada wilayah tersebut dengan persyaratan agroklimat pertumbuhan
17

buah- buahan. Untuk itu telah dihasilkan sebuah sistem yang


membantu dalam menunjang keputusan untuk pengembangan
budidaya tanaman buah unggulan nasional, yang memiliki indikator
kinerja user friendly interface, dynamic form input dan konfirmasi
exit program.
2. Telah dihasilkan software yang menyediakan fasilitas untuk
mengolah nilai parameter agroklimat lahan seperti tinggi tempat,
curah hujan, jenis tanah, kedalaman solum, jumlah bulan kering tiap
tahun, kemiringan lahan, pH tanah, dan suhu lingkungan, yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan temuan penelitian
yang akan datang, dengan keluaran berupa informasi komoditas
buah yang sesuai untuk kondisi agroklimat tersebut.
3. Telah dihasilkan peta komoditas buah unggulan nasional yang
sesuai di Kabupaten Tanah Datar.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, N. Akhir, Y. M. Zen, M. Hanifah, dan Santosa. 1995. “Identifikasi Pembangunan


Komoditi Unggulan di Sumatera Barat”. Kerjasama Fakultas Pertanian
Universitas Andalas dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Sumatera
Barat: Padang. No. Kontrak 994.09/2908/p2TPH.994.X/1994.

Diperta Sumatera Barat. 2001. Laporan Tahunan Produksi Pertanian Sumatera Barat
2000.

Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1994. “Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jeruk”.
Direktorat Bina Produksi Hortikultura.

Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.

Santosa. 2004. Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tanaman Buah-buahan Tropika.


Makalah Diseminarkan pada Seminar Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Andalas, Padang, 13 Oktober 2004.

(*** Tulisan ini diambilkan dari : Santosa, Andasuryani,


dan Joni Irwan.
2007. Sistem Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Buah-buahan di Kabupaten
Tanah Datar, Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi 2007, Universitas Lampung, 27-28 Agustus 2007. Hal. 773 – 789.
***)
18

Anda mungkin juga menyukai