Anda di halaman 1dari 6

Sinopsis Praktek Lapangan

KARAKTERISASI GENOTIP TANAMAN PADI (Oryza sativa)

Oleh :

MUHAMMAD AFIF MUBARAK


1905101050097

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan penting bagi negara-negara
berkembang dan merupakan salah satu makanan pokok sebagian besar penduduk
Indonesia sehingga menjadikan beras sebagai komoditas strategsis. Pada saat ini
diperkirakan masih ada petani di sebagian besar provinsi Aceh yang membudidayakan
padi varietas lokal terutama pada daerah adaptif terhadap varietas unggul nasional seperti
di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten
Pidie, dan pada beberapa daerah tingkat dua lainnya. Aceh merupakan salah satu provinsi
yang memiliki areal persawahan untuk budidaya padi yang cukup luas yaitu seluas
300,808 Ha (BPS, 2015).
Aceh merupakan provinsi yang sangat kaya akan keanekaragaman padi lokal
terkhusus untuk wilayah Barat-Selatan yang perlu dilestarikan dan dimanfaatkan untuk
pengembangan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Pengembangan varietas lokal di provinsi Aceh telah dilakukan selama bertahun-tahun dan
juga telah dikenal luas oleh masyarakat setempat (Mirza et al. 2014).
Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu daerah penghasil padi di
Indonesia. Varietas padi yang digunakan petani merupakan varietas padi unggul nasional
maupun lokal. Varietas unggul sangat berperan dalam meningkatkan hasil karena
kemampuan produksinya lebih tinggi dibandingkan varietas lokal, selain itu juga
umumnya berumur genjah dan mempunyai tinggi tanaman yang lebih pendek
dibandingkan dengan padi lokal. Penggunaan varietas padi lokal oleh petani dikarenakan
memiliki keunggulan genetik tertentu. Padi lokal secara alami memiliki ketahanan
terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman abiotik, dan memiliki mutu beras
yang baik (Sitaresmi et al. 2013).
Kegiatan indentifikasi karakter agronomi plasma nutfah padi lokal Aceh masih belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian sangat penting dalam upaya mendapatkan
data penciri plasma nutfah secara maksimal melalui studi keragaman genetik dan
identifikasi morfologi yang bermafaat untuk sumber genetik tanaman. Dengan dilakukan
identifikasi karakter agronomi plasma nutfah terhadap padi Lokal, sehingga dalam upaya
perlindungan terhadap kekayaan plasma nutfah kita bisa dilakukan secara maksimal,
karakterisasi sumber daya genetik akan memberikan nilai tambah dalam memperkaya
“gene pool” dengan keragaman baru dari varietas lokal tersebut untuk perakitan varietas
baru (Neeraja et al. 2005).
Keragaman dan identitas padi merupakan bahan dasar untuk kegiatan pemuliaan
dalam program perbaikan varietas. Dikebanyakan daerah, varietas modern yang berdaya
hasil tinggi diadopsikan oleh petani dan budidaya dengan menggunakan varietas-varietas
lokal menjadi sangat rendah. Selain itu, spesies-spesies liar juga terancam punah melalui
perubahan penggunaan lahan, peningkatan areal pertanian yang menjadi areal marginal
dan penebangan hutan (Jackson 1997). Varietas padi merupakan salah satu teknologi
utama yang mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Varietas
padi juga merupakan teknologi yang paling mudah diadopsi petani karena teknologi ini
murah dan penggunaannya sangat praktis (Badan Litbang Pertanian 2007). Penggunaan
varietas dapat pengaruh besar terhadap tingkat produktivitas (Herawati 2012).
Padi lokal Aceh memiliki karakter pertumbuhan yang tinggi sudah beradaptasi di
lahan dan tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Padi lokal tersebut dapat dijadikan
sumber genetik dalam perbanyakan varietas unggul baru. Menurut Epstein dalam
Agustian (1994) yang menjelaskan bahwa tanaman yang berbeda varietas mempunyai
pertumbuhan yang berbeda walaupun ditanam pada tanah yang berkondisi sama. Setiap
varietas selalu terdapat perbedaan respon genotip pada kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya. Umur berbunga juga dapat dipengaruhi oleh ketinggian tempat (Harjadi,
1996). Perbedaan panjang tanaman lebih ditentukan oleh faktor genetik, selain itu
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana tempat tanaman tersebut dibudidayakan
(Mildaerizanti, 2008).

1.2 Tujuan Praktek Lapang


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek lapang ini adalah untuk meningkatkan teori
dan keterampilan di lapangan serta mempelajari karakterisasi pada tanaman padi turunan
sigupai dan tinggong serta karakter yang diwarisi dari kedua tanaman padi tersebut.

1.3 Manfaat Praktek Lapang


Adapun mamfaat dari praktek lapang ini adalah :
1. Menambah wawasan mahasiswa baik teori maupun teknis pada pendeskripsian padi
lokal yang merupakan plasma nutfah untuk pemuliaan tanaman padi lokal.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan teori yang telah didapatkan selama
perkuliahan secara langsung dilapangan.
BAB II. METODELOGI PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu


Praktek lapang ini dilaksanakan di Rumah Kasa dekat Kebun Percobaan 1, Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Kota Banda Aceh. Pelaksanaan praktek
lapang dilaksanakan dari bulan Maret hingga bulan Juni 2022.

2.2 Metode Kerja


2.2.1 Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan
Penyusunan jadwal untuk kegiatan praktek lapang ini disusun oleh mahasiswa dan
ditinjau ulang secara bersamaan antara mahasiswa dengan pembimbing lapangan. Jadwal
kegiatan disesuaikan berdasarkan kondisi lapangan dan pekerjaan yang sedang dilakukan.
2.2.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data pada kegiatan praktek lapang ini digunakan beberapa
teknik yaitu:
1. Data Primer
data ini diperoleh dengan menggunakan observasi langsung, dokumentasi, sampling
dan melakukan wawancara kepada narasumber baik secara umum maupun secara khusus
(mendalam).
a) Metode Observasi: teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan peninjauan secara langsung, seperti pengamatan lokasi,
pengenalan personalia, serta pengenalan terkait gambaran umum lapangan.
b) Metode Dokumentasi: teknik pengumpulan yang dilakukan dengan cara
pengambilan gambar atau foto yang berkaitan langsung dengan keperluan
laporan.
c) Metode Eksperimen : teknik pengumpumlan mahasiswa terlibat langsung di
lapangan dalam proses pelaksanaan.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari studi pustaka yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai referensi
yang mendukung sekaligus pembanding informasi dari data primer yang diperoleh dalam
pelaksanaan praktek lapang.
a) Metode Studi Pustaka: teknik pengumpulan data dan informasi melalui
berbagai sumber literatur secara tertulis yang berkaitan dengan objek kajian
dan dapat digunakan sebagai sumber data.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Jakarta (ID):
Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
Badan Pusat Statistik. 2015. Data Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai Provinsi Lampung
Tahun 2014. Berita Resmi Statistik: Lampung (ID).
Harjadi MMS. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta (ID).
Herawati WD. 2012. Budi Daya Padi. Javalitera: Yogyakarta (ID).
Jackson MT. 1997. Conservation of rice genetic resources: the role of the International Rice
Genebank at IRRI. Plant Molecular Biology 35: 61–67.
Mildaerizanti. 2008. Keragaan Beberapa Varietas Padi Gogo Di Daerah Aliran Sungai
Batang hari.
Mirza I, Darmadi, Ramlan. 2014. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Pangan di
Provinsi Aceh. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh.
Neeraja CN, Hariprasad AS, Malathi S and Siddiq EA. 2005. Characterization of tall
landraces of rice (Oryza sativa L.) using gene-derived simple sequence repeats.
Current Science. 88 (1): 149-152.
Sitaresmi T, Wening RH, Rakhmi AT, Yunani N, Susanto U. 2013. Pemanfaatan plasma
nutfah padi varietas lokal dalam perakitan varietas unggul. Iptek Tan Pangan. 8(1):22-
31.

Anda mungkin juga menyukai