Awake Tracheal Intubation

Awake Tracheal
Intubation (ATI)
www.anestesi.fk.uns.ac.id Bereputasi Internasional, Menghasilkan Lulusan Profesional dengan Keunggulan Manajemen Nyeri
Awake tracheal intubation (ATI)
yaitu penempatan tracheal tube pada pasien yang terjaga dan bernapas
secara spontan, paling sering dengan bronkoskopi fleksibel atau
videolaringoskopi.
Manfaat :
● Profil keamanan baik karena ventilasi spontan dan tonus saluran
napas intrinsik dipertahankan sampai trakea diintubasi
● Menghindari potensi risiko dari kesulitan manajemen jalan napas pada
pasien yang dianestesi
Ahmad, I. et al., 2020. Difficult Airway Society guidelines for awake tracheal intubation (ATI) in adults. Anaesthesia, 75(4), pp.509–528.
Indikasi Kontraindikasi
● Pasien dengan kelainan kepala dan Relatif
leher (keganasan, riwayat operasi ● Alergi anestesi lokal
atau radioterapi) ● Perdarahan saluran napas
● Berkurangnya pembukaan mulut ● Pasien tidak kooperatif
● Ekstensi leher terbatas
● Obstructive sleep apnoea Absolut
● Obesitas yang tidak sehat ● Penolakan pasien
● Kompromi saluran napas progresif
Pengaturan prosedural
● Perencanaan dan komunikasi → dengan asisten anestesi, staf perawat ruang
operasi, ahli bedah dan rekan anestesi yang terampil
● Pertimbangan dan perencanaan lokasi → idealnya dilakukan di ruang
operasi. Ketika ATI dilakukan di luar ruang operasi (di ICU/IGD), standar
perawatan yang sama harus diterapkan
● Memantau parameter fisiologis pasien → meliputi pemantauan EKG, non-
invasive blood pressure, pulse oximetry and continuous end-tidal carbon
dioxide untuk mencegah komplikasi obstruksi jalan napas dan hipoventilasi
akibat sedasi berlebihan
● Ergonomi ruang kerja → mengoptimalkan posisi pasien, operator dan asisten,
serta lokasi peralatan dan monitor, yang harus berhadapan langsung dengan
operator.
(a) Posisi operator menghadap
pasien dalam posisi duduk.
(b) Posisi operator di belakang

pasien terlentang/semi-berbaring.
● Pemilihan rute, alat visualisasi, dan tracheal tube → mempertimbangkan anatomi pasien,
akses bedah dan rencana ekstubasi trakea.
○ Pemilihan Rute
■ Melalui hidung → pasien dengan pembukaan mulut yang terbatas
■ Melalui mulut → pasien yang menjalani operasi hidung
○ Pemilihan alat visualisasi
■ Bronkoskopi Fleksibel (ATI : FB) → pasien dengan pembukaan mulut terbatas, lidah
besar, atau deformitas fleksi leher yang menetap
■ Videolaringoskopi (ATI : VL) → pasien dengan perdarahan saluran napas
○ Pemilihan tracheal tube
■ Bronkoskopi Fleksibel (ATI : FB) → diperkuat dengan Parker Flex-Tip™ (Bridgewater,
CN, USA) dan intubating laryngeal mask airway tubes (LMA® Fastrach™ ETT,
Teleflex, Beaconsfield, UK). Dengan diameter luar terkecil yang sesuai, karena hal ini
dapat mengurangi kejadian impingement serta memposisikan bevel tabung trakea
ke posterior
■ Videolaringoskopi (ATI : VL)→ tracheal tube serupa dengan pasien yang tertidur
Checklists
Difficult Airway Society awake tracheal
intubation (DAS ATI) technique
1. Oksigenasi
warmed and humidified high-flow nasal
oxygen menurunkan kejadian
desaturasi menjadi 0–1,5%
2. Airway topicalisation
Lidokain dosis 6,0–9,3 mg.kg −1
3. Sedasi
dexmedetomidine
4. Two-point check of tracheal tube
placement
memastikan posisi selang trakea:
● Visualisasi lumen trakea dengan
ATI:FB atau tabung trakea melalui
pita suara dengan ATI:VL untuk
memastikan penempatan trakea
● Kapnografi untuk mengecualikan
intubasi esofagus
Keadaan khusus
Mengelola
komplikasi
Pasien yang diindikasikan
melakukan ATI memiliki risiko
lebih besar terhadap trauma
saluran napas, obstruksi
saluran napas, perdarahan,
dan kegagalan ATI
Manajemen
kegagalan ATI
The unsuccessful ATI algorithm adalah
panduan untuk kejadian yang jarang
terjadi di mana keberhasilan intubasi
trakea belum tercapai dalam upaya 3 + 1
Tindakan segera → panggilan bantuan,

memastikan oksigen 100% diberikan dan
'berhenti dan berpikir' untuk menentukan
manajemen jalan napas selanjutnya,
sembari juga melakukan 'priming' untuk
keadaan darurat FONA
Manajemen Post-tracheal intubation
● Pasien yang menderita ATI karena perkiraan kesulitan penatalaksanaan jalan napas berisiko
tinggi mengalami komplikasi pada ekstubasi trakea, dan memerlukan strategi ekstubasi
trakea yang tepat.
● Sebelum ekstubasi trakea, laringoskopi (laringoskop direk atau videolaringoskop)
memberikan informasi untuk stratifikasi risiko ekstubasi trakea dan penatalaksanaan jalan
napas selanjutnya
● Lidokain topikal mempunyai durasi hingga 40 menit dan waktu paruh eliminasi terminal
hingga 2 jam → pasien tidak boleh mengonsumsi obat apa pun selama minimal 2 jam
setelah topikalisasi saluran napas untuk ATI
● Dokumentasi ATI pada catatan klinis → memandu penatalaksanaan pasien di masa
mendatang, mencakup data :
○ oksigenasi
○ topikalisasi
○ strategi sedasi
○ alat dan tracheal tube yang digunakan
○ pendekatan (misalnya hidung kanan, hidung kiri, oral)
○ jumlah upaya
○ komplikasi Ahmad, I. et al., 2020. Difficult Airway Society guidelines for awake tracheal intubation (ATI) in adults. Anaesthesia, 75(4), pp.509–528.
TERIMAKASIH

Awake Tracheal Intubation

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Awake Tracheal Intubation

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Awake Tracheal

(b) Posisi operator di belakang

Tindakan segera → panggilan bantuan,

Anda mungkin juga menyukai