dan Isu-isu Karier Dra. Betniar Purba, M.Si Fakultas Ekonomi Pendahuluan Sekarang lebih dikenal secara luas oleh para manajer dan akademisi bahwa repatriasi memerlukan pengelolaan yang seksama, perhatian terhadap aspek penugasan-penugasan internasional ini cenderung terlambat. Dalam kenyataannya, suatu penilaian literatur mengungkapkan bahwa repatriasi terus mendapatkan perhatian yang kurang dianggap penting dibandingkan tahapan-tahapan lain dari proses ekspatriat lanjutan
Masuknya kembali ekspatriat ke negara asal
menghadirkan tantangan –tantangan baru. Repatriasi (mengembalikan orang) dapat disertai dengan apa yang disebut re-entry shock atau kebalikan dari culture shock. Pada saat orang sering kali mempersiapkan kehidupan disuatu negara baru yang berbeda, mereka kurang mempersiapkan diri untuk kembali ke negara asal yang mendatangkan masalah-masalah penyesuaian. Sebagai akibatnya, hal ini menjadi pengalaman traumatik untuk beberapa orang bahkan lebih daripada yang mereka hadapi dilokasi. Ekspatriat meliputi Repatriasi
Rekruitmen dan Pelatihan sebelum Dalam Re-entry atau
Seleksi keberangkatan penugasan Penugasan kembali Proses Repatriasi Proses repatriasi dapat dikelompokkan dalam 4(empat) fase yang berkaitan dengan: a. Persiapan, melibatkan pengembangan rencana-rencana untuk masa depan dan mendapatkan informasi tentang posisi baru. b. Relokasi fisik, merujuk pada berpindahnya pengaruh-pengaruh pribadi, memutuskan ikatan dengan rekan-rekan dan teman- teman serta pindah ke posisi selanjutnya, biasanya negara asal. c. Peralihan dan transisi, berarti menempati akomodasi sementara dimana perlu, membuat pengaturan-pengaturan untuk perumahan dan sekolah serta menyelesaikan administrasi lainnya(seperti memperbahrui surat ijin mengemudi, membuka rekening bank, mendaftar untuk asuransi kesehatan). d. Penyesuaian kembali, melibatkan mengatasi aspek-aspek seperti perubahan-perubahan perusahaan, kejutan budaya(culture shock), dan kebutuhan-kebutuhan karier. Reaksi-Reaksi Individu Terhadap Re-Entry 1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan Pekerjaan(job related factors) yaitu a. Keinginan karier b. Penyesuaian kerja c. Mengatasi Tuntutan-tuntutan peran baru d. Hilangnya Status dan pembayaran 2. Faktor-faktor sosial a. Pengaruh terhadap karier pasangan Faktor –faktor yang berkaitan dengan pekerjaan (job related factors)
Pusat perhatian seputar proses pekerjaan
dimasa mendatang adalah seperti konsikuensi penugasan internasional, nilai yang ditempatkan pada pengalaman internasional seseorang, mengatasi tuntutan-tuntutan peran baru, serta hilangnya status dan manfaat keuangan setelah re-entry. Keinginan karier Ketika disurvei, para ekspatriat secara konsisten menyatakan dua motivator untuk menerima suatu penugasan internasional : kemajuam karier dan keuntungan finansial. Faktor-faktor pendorong keinginan karir sbb: a.Tidak ada jaminan pekerjaan pasca penugasan. b.Ketakutan bahwa periode di luar negeri menyebabkan hilangnya pandangan dan isolasi c.Perubahan-perubahan dalam tempat kerja. Penyesuaian Kerja
Black dan rekan-rekan(2002:737-
760)menyatakan bahwa penyesuian kerja memiliki suatu pengaruh penting terhadap keinginan seseorang untuk tetap tinggal atau bertahan di organisasi. Selain keinginan karir, faktor-faktor lain dapat mengarah pada masalah penyesuaian adalah: a.Hubungan kepegawaian b.Posisi re-entry c. Kurang menghargai pengalaman di luar negeri Mengatasi Tuntutan–tuntutan peran baru
Menurut Mintzberg (1983:54), meskipun
seorang individu dapat mempengaruhi bagaimana suatu peran diintrepretasikan dan dilaksanakan, peran itu sendiri telah ditentukan sebelumnya, biasanya ditetapkan dalam uraian jabatan. Perilaku yang efektis adalah suatu interaksi antara konsep peran, interpretasi harapan- harapan, ambisi-ambisi seseorang dan norma-norma yang melekat pada peran itu lanjutan
Menurut Torbiorn( 1995:69)
bahwa sepanjang identitas dan nilai-nilai dasar repatriat masih terkait dengan budaya negara asal, ketegangan untuk menyesuaikan kondisi di negara asal akan dapat diabaikan. lanjutan
Analisis respon-respon yang menunjukkkan 5(lima)
prediktor untuk ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam repatriasi(dirangking dalam urutan) a.Lamanya waktu diluar negeri b. Harapan-harapan yang tidak realistis tentang peluang pekerjaan dinegara asal. c.Mobilitas pekerjaan menurun d.Berkurangnya status pekerjaan e. Persepsi negatif tentang bantuan dan dukungan yang disediakan oleh perusahaan selama dan setelah repatriasi Tentang Penyesuaian kembali Gambar…………………………..hal 71 Hilangnya Status dan Pembayaran Bebrapa ekspatriat menggunakan istilah “ tokoh/orang yang paling penting(kingpin)untuk menggambarkan posisi mereka di luar negeri. Setelah kembali, repatriat dihadapkan untuk melanjutkan posisi di perusahaan induk dengan kehilangan status dan otonomi. Akibatnya repatriat hanya diperlakukan sebagai eksekutif perusahaan lainnya. Pergeseran ini dapat menyebabkan masalah-masalah penyesuaian kembali. Faktor-faktor Sosial Pengalaman penugasan internasional dapat menjauhkan repatriat dari keluarga, baik secara sosial maupun psikologis. Jika posisi ekspatriat memberi seseorang kedudukan yang tinggi, terlibat interaksi dengan elit sosial dan ekonomi, kembali ke negara asal dapat membawanya beberapa ukuran kekecewaan sosial, jadi mendorong terjadinya sindrom. Pengaruh Terhadap Karir Pasangan Para pasangan yang menghadapi kesulitan- kesulitan dalam memasuki kembali gugus kerja, terutama jika pasangan tidak dapat bekerja di luar negara asal sebelum atau selama penugasan asing, tetapi ingin mendapatkan pekerjaan di luar, entah sebagai bagian dari suatu strategi re- entry atau untuk memperbaiki keadaan keluarga. Pengalaman-pengalaman negatif selama mencari pekerjaan dapat mempengaruhi harga diri pasangan, mempersulit proses penyesuaian kembali dan bahkan menyebabkan ketegangan dalam hubungan. Respon-respon Perusahaan Multinasional Mengelola proses repatriasi seharsnya merupakan perhatian perusahaan multinasional yang ingin memaksimalkan manfaat penugasan internasional dan menciptakan suatu pasar tenaga kerja internal yang besar. Suatu prose repatriasi yang dirancang dengan baik adalah penting dalam mencapai 3(tiga) tujuan, untuk 3 alasan utama yaitu: a.Ketersediaan staf b.Tingkat pengembalian investasi(ROI) c.Transfer Pengetahuan Merancang suatu Program Repatriasi
Berpotensi untuk tidak sesuainya
harapan-harapan masa depan dapat disebutkan sebagai bagian pelatihan sebelum re-entry dan didiskusikan selama sesi konseling re-entry antara organisasi penerima di negara asal dan repatriat. Sesi-sesi seperti ini akan memungkinkan kedua belah pihak untuk mengambil suatu reality chek. Topik-topik yang Diliput oleh Program Repatriasi 1. Persiapan, relokasi fisik dan pengalihan informasi(perusahaan apa saja yang akan membantu) 2. Bantuan finansial dan pajak(meliputi perubahan-perubahan tunjangan dan pajak, hilangnya tunjangan di luar negeri. 3. Posisi re-entry dan bantuan jalur karir 4. Kejutan budaya(termasuk disorientasi keluarga) 5. Sistem-sistem sekolah, pendidikan anak dan adaptasi 6. Perubahan-perubahantempat kerja(seperti budaya korporasi, struktur desentralisasi) 7. Manajemen stress, pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi 8. Menetapkan peluang-peluang jaringan. 9. Membantu dalam membentuk kontak-kontak sosial yang baru. Pertanyaan diskusi 1. Faktor –faktor apa saja yang berkontribusi terhadap goncangan re-entry 2,Bagaimana perusahaan-perusahaan multinasional dapat membantu repatriasi pasangan suami isteri yang berkarir. 3.Aspek-aspek apa saja yang akan anda masukkan ke dalam suatu program pre- repatriasi?