Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Harry Wijaya

NIM : C 201 21 245

Mata Kuliah : MSDM Global

Resume Pertemuan 13

RE-ENTRY DAN PENGEMBANGAN KARIR

A. Proses repatriasi dalam organisasi/perusahaan multinasional


Proses repatriasi dalam organisasi multinasional merujuk pada proses mengembalikan
karyawan dari cabang atau divisi luar negeri kembali ke negara asal mereka setelah
tugas atau penugasan internasional mereka selesai. Proses repatriasi penting untuk
memastikan bahwa karyawan dapat kembali ke pekerjaan mereka yang normal dengan
cepat dan mudah setelah penugasan internasional selesai.
Berikut adalah beberapa langkah dalam proses repatriasi dalam organisasi
multinasional:
1. Penilaian karyawan: Organisasi multinasional harus mengevaluasi karyawan
mereka secara teratur selama penugasan internasional untuk memastikan bahwa
karyawan tersebut cocok untuk ditempatkan kembali di negara asal mereka setelah
penugasan internasional selesai.
2. Persiapan karyawan: Organisasi multinasional harus mempersiapkan karyawan
mereka sebelum kembali ke negara asal, termasuk memberikan informasi tentang
perubahan terbaru dalam organisasi, peluang karir yang tersedia, dan informasi
mengenai budaya dan lingkungan kerja di negara asal.
3. Pemilihan pekerjaan: Organisasi multinasional harus mempertimbangkan dengan
cermat penempatan karyawan setelah penugasan internasional selesai, termasuk
memilih pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan pengalaman mereka serta
mempertimbangkan kebutuhan organisasi.
4. Dukungan dan konseling: Organisasi multinasional harus memberikan dukungan
dan konseling kepada karyawan selama proses repatriasi untuk membantu mereka
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja dan budaya yang berbeda di
negara asal mereka.
5. Evaluasi kinerja: Organisasi multinasional harus mengevaluasi kinerja karyawan
setelah repatriasi untuk memastikan bahwa karyawan tersebut dapat bekerja dengan
efektif di negara asal mereka dan untuk memperbaiki proses repatriasi di masa
depan.

Proses repatriasi yang efektif dapat membantu organisasi multinasional dalam menjaga
karyawan berbakat, meningkatkan pengalaman internasional karyawan, dan memastikan
bahwa karyawan dapat kembali ke lingkungan kerja yang produktif dan efektif setelah
penugasan internasional selesai.

B. Merancang Program Repatriasi


Merancang program repatriasi adalah langkah penting dalam memastikan bahwa
karyawan dapat kembali ke lingkungan kerja mereka di negara asal dengan mudah dan
efektif setelah menyelesaikan penugasan internasional. Berikut adalah langkah-langkah
yang dapat diambil dalam merancang program repatriasi:
1. Penilaian karyawan: Organisasi multinasional harus mempertimbangkan faktor-
faktor seperti keterampilan, pengalaman, dan preferensi karyawan dalam
menentukan program repatriasi yang cocok.
2. Persiapan karyawan: Organisasi multinasional harus menyediakan sumber daya dan
informasi yang dibutuhkan oleh karyawan selama masa transisi, termasuk informasi
tentang pekerjaan yang tersedia, lingkungan kerja, dan budaya yang berbeda di
negara asal.
3. Pemilihan pekerjaan: Organisasi multinasional harus mempertimbangkan
penempatan karyawan yang sesuai dengan keterampilan dan pengalaman mereka
setelah penugasan internasional selesai.
4. Dukungan dan konseling: Organisasi multinasional harus menyediakan dukungan
dan konseling kepada karyawan selama proses repatriasi, termasuk membantu
karyawan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja dan budaya yang
berbeda di negara asal mereka.
5. Evaluasi kinerja: Organisasi multinasional harus mengevaluasi kinerja karyawan
setelah repatriasi untuk memastikan bahwa karyawan tersebut dapat bekerja dengan
efektif di negara asal mereka dan untuk memperbaiki proses repatriasi di masa
depan.
6. Komunikasi: Komunikasi yang efektif antara organisasi multinasional dan
karyawan selama dan setelah penugasan internasional sangat penting untuk
memastikan kesuksesan program repatriasi.
7. Reintegrasi ke dalam organisasi: Organisasi multinasional harus menyediakan
pelatihan atau pengembangan yang diperlukan untuk membantu karyawan yang
kembali menyesuaikan diri dengan perubahan dalam organisasi atau lingkungan
kerja.

Program repatriasi yang efektif dapat membantu organisasi multinasional untuk


mempertahankan karyawan berbakat, meningkatkan pengalaman internasional karyawan, dan
memastikan bahwa karyawan dapat kembali ke lingkungan kerja yang produktif dan efektif
setelah penugasan internasional selesai.

C. Reaksi Re-Entry
Reaksi Re-entry atau yang sering juga disebut sebagai "budaya shock" adalah
kondisi yang dialami oleh seseorang ketika kembali ke negaranya setelah tinggal di luar
negeri untuk jangka waktu yang cukup lama. Reaksi Re-entry terjadi karena perbedaan
antara budaya yang ditinggalkan dan budaya yang ditemukan ketika kembali ke negara
asal. Beberapa reaksi Re-entry yang umum terjadi adalah perasaan keterasingan,
kebingungan, dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan budaya. Selain
itu, orang yang mengalami reaksi Re-entry juga dapat mengalami kesulitan dalam
memahami norma-norma sosial dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dari negara
asal.
Untuk mengatasi reaksi Re-entry, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti
memperluas pengetahuan tentang budaya negara asal, mencari dukungan dari keluarga
dan teman, dan berbicara dengan orang-orang yang telah mengalami pengalaman yang
sama. Dalam konteks organisasi, perusahaan juga dapat memberikan program
pendampingan atau pelatihan yang dapat membantu karyawan dalam menyesuaikan
diri kembali dengan lingkungan kerja dan budaya yang ada. Secara keseluruhan, reaksi
Re-entry adalah sesuatu yang wajar dan dapat diatasi dengan cara yang tepat. Penting
untuk diingat bahwa penyesuaian kembali ke negara asal dapat memakan waktu, tetapi
dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat berhasil mengatasi reaksi Re-entry dan
kembali beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
D. Pengembangan Karir
Pengembangan karir adalah serangkaian kegiatan dan strategi yang dirancang
untuk membantu individu memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
yang diperlukan untuk mencapai tujuan karir mereka. Pengembangan karir dapat
meliputi berbagai kegiatan, seperti pelatihan, mentoring, pembinaan, dan tugas-tugas
yang menantang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan
memberikan kesempatan untuk meraih sukses dalam karir.
Pengembangan karir sangat penting untuk para pekerja, karena dapat membantu
mereka mencapai tujuan karir mereka dan meningkatkan kepuasan kerja. Selain itu,
pengembangan karir juga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti
meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan loyalitas karyawan.
Beberapa kegiatan pengembangan karir yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pelatihan dan pendidikan: melibatkan pelatihan formal atau informal, seminar,
lokakarya, dan kursus yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan individu.
b. Pembinaan dan mentoring: melibatkan pembinaan individu oleh seorang mentor
atau pembina karir yang dapat memberikan saran dan dukungan dalam mencapai
tujuan karir.
c. Rotasi tugas: memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab baru dan
tugas-tugas yang menantang untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman.
d. Pekerjaan proyek: memberikan kesempatan untuk bekerja pada proyek-proyek
yang menantang untuk mengembangkan keterampilan baru.
e. Peningkatan kinerja: memberikan umpan balik dan penilaian kinerja secara berkala
untuk membantu individu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dan
menetapkan tujuan untuk pengembangan karir.

Pengembangan karir juga dapat melibatkan perencanaan karir, di mana individu


merencanakan tujuan karir jangka panjang dan strategi untuk mencapainya.
Perencanaan karir dapat membantu individu mengevaluasi kekuatan dan minat mereka,
mengeksplorasi pilihan karir, dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan karir mereka. Dalam konteks organisasi, pengembangan karir dapat
membantu perusahaan mempertahankan karyawan yang kompeten dan berkinerja
tinggi, serta meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan. Perusahaan dapat
mengembangkan program pengembangan karir yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan individu dan organisasi, seperti pelatihan keterampilan khusus, pembinaan,
dan rotasi tugas. Program pengembangan karir yang sukses harus sesuai dengan tujuan
karir individu dan mempertimbangkan kebutuhan organisasi.
REFERENSI

Al Ariss, A., Cascio, W. F., & Paauwe, J. (2014). Talent management: Current theories and
future research directions. Journal of World Business
Pribadi, R., & Supriyadi, Y. (2017). Pengembangan model manajemen repatriasi bagi
karyawan yang bekerja di perusahaan multinasional. Jurnal Bisnis dan Manajemen

Novita, D. (2015). Re-entry shock pada mahasiswa Indonesia yang kembali dari studi di luar
negeri. Jurnal Psikolog

ims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2013). The impact of job crafting on job demands, job
resources, and well-being. Journal of occupational health psychology

Anda mungkin juga menyukai