Resume Pertemuan 13
Proses repatriasi yang efektif dapat membantu organisasi multinasional dalam menjaga
karyawan berbakat, meningkatkan pengalaman internasional karyawan, dan memastikan
bahwa karyawan dapat kembali ke lingkungan kerja yang produktif dan efektif setelah
penugasan internasional selesai.
C. Reaksi Re-Entry
Reaksi Re-entry atau yang sering juga disebut sebagai "budaya shock" adalah
kondisi yang dialami oleh seseorang ketika kembali ke negaranya setelah tinggal di luar
negeri untuk jangka waktu yang cukup lama. Reaksi Re-entry terjadi karena perbedaan
antara budaya yang ditinggalkan dan budaya yang ditemukan ketika kembali ke negara
asal. Beberapa reaksi Re-entry yang umum terjadi adalah perasaan keterasingan,
kebingungan, dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan budaya. Selain
itu, orang yang mengalami reaksi Re-entry juga dapat mengalami kesulitan dalam
memahami norma-norma sosial dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dari negara
asal.
Untuk mengatasi reaksi Re-entry, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti
memperluas pengetahuan tentang budaya negara asal, mencari dukungan dari keluarga
dan teman, dan berbicara dengan orang-orang yang telah mengalami pengalaman yang
sama. Dalam konteks organisasi, perusahaan juga dapat memberikan program
pendampingan atau pelatihan yang dapat membantu karyawan dalam menyesuaikan
diri kembali dengan lingkungan kerja dan budaya yang ada. Secara keseluruhan, reaksi
Re-entry adalah sesuatu yang wajar dan dapat diatasi dengan cara yang tepat. Penting
untuk diingat bahwa penyesuaian kembali ke negara asal dapat memakan waktu, tetapi
dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat berhasil mengatasi reaksi Re-entry dan
kembali beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
D. Pengembangan Karir
Pengembangan karir adalah serangkaian kegiatan dan strategi yang dirancang
untuk membantu individu memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
yang diperlukan untuk mencapai tujuan karir mereka. Pengembangan karir dapat
meliputi berbagai kegiatan, seperti pelatihan, mentoring, pembinaan, dan tugas-tugas
yang menantang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan
memberikan kesempatan untuk meraih sukses dalam karir.
Pengembangan karir sangat penting untuk para pekerja, karena dapat membantu
mereka mencapai tujuan karir mereka dan meningkatkan kepuasan kerja. Selain itu,
pengembangan karir juga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti
meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan loyalitas karyawan.
Beberapa kegiatan pengembangan karir yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pelatihan dan pendidikan: melibatkan pelatihan formal atau informal, seminar,
lokakarya, dan kursus yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan individu.
b. Pembinaan dan mentoring: melibatkan pembinaan individu oleh seorang mentor
atau pembina karir yang dapat memberikan saran dan dukungan dalam mencapai
tujuan karir.
c. Rotasi tugas: memberikan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab baru dan
tugas-tugas yang menantang untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman.
d. Pekerjaan proyek: memberikan kesempatan untuk bekerja pada proyek-proyek
yang menantang untuk mengembangkan keterampilan baru.
e. Peningkatan kinerja: memberikan umpan balik dan penilaian kinerja secara berkala
untuk membantu individu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dan
menetapkan tujuan untuk pengembangan karir.
Al Ariss, A., Cascio, W. F., & Paauwe, J. (2014). Talent management: Current theories and
future research directions. Journal of World Business
Pribadi, R., & Supriyadi, Y. (2017). Pengembangan model manajemen repatriasi bagi
karyawan yang bekerja di perusahaan multinasional. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Novita, D. (2015). Re-entry shock pada mahasiswa Indonesia yang kembali dari studi di luar
negeri. Jurnal Psikolog
ims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2013). The impact of job crafting on job demands, job
resources, and well-being. Journal of occupational health psychology