Disiplin Positif Baru
Disiplin Positif Baru
DISIPLIN VS HUKUMAN
Guru percaya hukuman sebagai Mitos: “Hukuman fisik cara yang paling baik dalam mendisiplinkan
metode pendisiplinan yang efektif anak. Metode yang lain tidak bisa memberikan dampak sebaik
itu.”
(45 % anak menyebutkan guru
Fakta: “Hasil penelitian malah menunjukkan bahwa hukuman fisik
sebagai pelaku kekerasan; berdampak negatif pada perkembangan anak. Sebaliknya hasil
ICRW, 2015) penelitian juga menunjukkan bahwa pendekatan dengan disiplin
positif (tanpa hukuman) mendorong berkembangannya
kedisiplinan diri anak.”
Mitos: “Hukuman mengajarkan ketaatan dan rasa hormat.”
Fakta: ”Dengan hukuman anak hanya taat ketika ada yang mengawasi,
padahal ketaatan pada peraturan dan etik harus didasarkan pada
kesadaran.”
Mitos:
Mitos: “Di ujung rotan ada emas.” “Hukuman adalah bentuk kasih sayang. Anak yang
Fakta: “Memang benar bahwa prinsip yang digunakan kukasihi kuhajar dan kudidik.”
orang tua kita dulu untuk mendidik, namun hasil Fakta: “Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa tindakan kekerasan hukuman berdampak negatif bagi perkembangan anak,
membawa dampak psikologis yang panjang hingga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal
anak dewasa. Hal ini menghasilkan budaya kekerasan ini menunjukkan bahwa hukuman bukanlah bentuk
yang berlangsung secara turun-menurun. kasih sayang. Mendidik dan mengajar anak tidak harus
Corporal Punisment dalam membentuk kedisiplinan anak dengan hukuman dan kekerasan.”
masih banyak dilakukan
Ubah cara pandang , tindakan dan praktek dimasyarakat yang menerima, menoleransi dan
mengabaikan kekerasan menjadi praktek positif yang melindungi anak dari kekerasan
HUKUMAN
? PEMBIARAN
Hukuman = Mengontrol
perilaku seseorang dengan DISIPLIN Membiarkan anak
memberi rasa POSITIF melakukan hal-hal
takut/ancaman fisik sekehendak hatinya
maupun emotional
DISIPLIN POSITIF
suatu pendekatan yang memberikan alternatif pengganti
hukuman fisik, yaitu memastikan bahwa hukuman yang
diterima anak bersifat logis sehingga anak belajar untuk tidak
mengulangi perilaku yang tidak diinginkan. Pendekatan yang
menanamkan disiplin bagi anak dengan mengajarkan
Dengan DISIPLINpenyelesaian
POSITIF anakmasalah tidak dengan kekerasan
akan:
belajar bertanggungjawab dalam mengelola tindakan
mereka sendiri, tidak tergantung pada pihak otoritas (guru,
orang tua, dll) untuk mengatur tindakan mereka.
Anak mampu memahami bagaimana ANAK
berperilaku yang pantas, DILATIH TIDAK
bertanggungjawab sehingga anak mampu PERLU
mengendalikan dirinya
DIHUKUM
Sebelum saya mempraktekkan Disipline positif di sekolah, setiap hari selalu ada anak yang
saya pukul memakai bambu sebesar jari, karena memang begitu perjanjian antara sekolah,
orang tua dan murid untuk mendisiplinkan anak-anak di sekolah Guru boleh melakukan
apa saja.
Hasilnya setiap pulang ke rumah hati saya selalu galau ada perasaan menyesal karena
telah memukul anak di sekolah, kasus “kenakalan” anak di sekolah tidak berkurang
Setelah saya mengenal disilpin positif pada waktu pelatihan fasilitator SRA di Bekasi,maka
saya mulai menerapkan dengan berbagai tantangan, setelah beberapa bulan hasil yang
saya rasakan adalah saya tidak pernah memukul lagi, karena anak anak dan saya bisa
berdialog secara bebas jika ada masalah. Hasilnya perasaan saya sekarang tenang, kasus
turun drastis dan prestasi anak2 meningkat
Kesepakatan kelas sudah disusun bersama guru dan siswa
Guru-guru tidak lagi menggunakan tongkat /rotan &
mulai menggunakan kata-kata positif pada siswa
WA: 0813 815 801 66/HP: 08111 874 78
elvi_hendrani@yahoo.com