Perpisahan Kegagalan
01 02
Dalam sebuah studi, Jetten dan para kolega (2010) mempelajari mahasiswa tahun pertama di
sebuah universitas untuk beberapa bulan, baik sebelum mereka datang ke universitas dan
seterusnya. Mahasiswa-mahasiswa menyelesaikan beberapa penilaian tentang kesejahteraan
dan juga dilaporkan atas jumlah kelompok yang mana mereka tergabung di dalamnya
sebelum pergi ke kampus. Hasil mengindikasikan bahwa semakin banyak kelompok yang
mereka tergabung di dalamnya, semakin kecil kemungkinan mereka menjadi depresi ketika
pindah ke lingkungan baru. Singkatnya, keanggotaan dalam banyak kelompok
menopang perlawanan terhadap stres tingkat tinggi yang umumnya ditemui
mahasiswa baru.
Kesepian
Studi tambahan dengan lansia (Haslam, Cruwys, & Haslam, 2014) mengindikasikan
bahwa semakin banyak kelompok yang mereka tergabung di dalamnya – atau bahkan,
semakin banyak kelompok yang mereka yakini bahwa mereka tergabung di dalamnya
– membuat mereka merasa lebih sehat. Secara keseluruhan, maka, terlihat jelas bahwa
tidak tergabung dalam kelompok-kelompok (tidak berhubungan sosial) adalah
komponen kunci dari kesepian dengan efek negatif terhadap kesehatan.
PENTINGNYA MEMPERCAYAI
BAHWA KITA BISA BERUBAH
Orang berbeda dalam sejauh mana mereka percaya mereka
bisa berubah atau sejauh mana atribut mereka – baik
kemampuan dan kepribadian – dapat dibentuk atau sudah
tetap (Dweck & Legget, 1988).
Individu yang memandang diri mereka sebagai “kesatuan”
dengan sifat-sifat yang sudah tetap cenderung menarik diri dari
orang lain jika mereka mengalami sebuah penolakan dan
melihatnya sebagai prediksi masa depan buruk yang akan
dialami lagi dengan orang lain.
Mereka juga memandang diri sendiri tidak mampu berubah dan
bertumbuh atau belajar dari pengalaman-pengalaman malang
yang mereka alami dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang memandang diri sendiri sebagai “sedang berproses,”
atau memiliki teori tambahan bahwa diri sendiri mampu untuk tumbuh dan
berubah sebagai hasil dari pengalaman, lebih kecil kemungkinannya untuk
mengarahkan emosi negatif ke diri mereka setelah mengalami penolakan.
Mereka cenderung memiliki ketakutan lebih sedikit akan terjadinya
penolakan lagi di masa depan. Mereka juga cenderung merasa tidak terlalu
perlu menyembunyikan pengalaman penolakan yang terjadi pada mereka
karena mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk pengembangan diri.
KEYAKINAN MENGUBAH DIRI
DAPAT MEMBANTU KITA MELALUI KESULITAN
• Orang yang membuat peralihan dalam kehidupan – pindah sekolah atau kerja,
pindah dari sekolah ke universitas, pindah ke negara lain – adalah yang paling
rentan terhadap kesepian.
• Intervensi yang mendorong orang untuk percaya mereka punya potensi untuk
berubah, dan melalui kesulitan bisa membantu mencegah depresi pada titik
peralihan kehidupan.
• Penelitian menunjukkan bahwa meyakini kecerdasan itu bisa dibentuk – bahwa
”kepintaran” itu tidak bersifat pasti – meningkatkan kegigihan pelajar di sekolah dan
memperbaiki pencapaian akademik (Yeager & Dweck, 2012).
• Dalam keterangan ini, intervensi yang berhubungan dengan perubahan diri mungkin
juga memperbaiki kesejahteraan pelajar selama peralihan menuju sekolah menegah
atas – waktu di mana ketidakpastian sosial yang dahsyat dan hubungan pertemanan
yang tidak stabil.
Ketika Diri Tidak Bisa Berubah, Penolakan
Memiliki Konsekuensi Panjang
Menjadi Bagian dari Kelompok-
kelompok yang Menjadi Target
Diskriminasi
● Kekayaan Finansial
● Hubungan Dekat Keluarga
Perbedaan Antara Orang Bahagia dan
Orang Tidak Bahagia
● Orang bahagia lebih berorientasi pada
komunitas dan mengekspresikan ● Perilaku prososial dalam hal
kepedulian lebih pada orang lain mendonasikan uang untuk amal lebih
dibanding orang yang tidak bahagia. mungkin di kalangan orang-orang
Sebagai contoh, orang bahagia lebih yang bahagia dengan hidupnya
mungkin mendonasikan darah (Priller dibanding mereka yang tidak bahagia
& Schupp, 2011)
Memiliki Yang Kita Inginkan atau
Menginginkan Yang Kita Miliki ?
● Kewirausahaan bisa dikatakan sebagai perilaku beresiko. Kapanpun orang memulai sebuah perusahaan
atau usaha baru untuk menjadi “bos diri sendiri,” biasanya terdapat resiko yang terlibat dibanding yang
biasanya ada dengan menjadi karyawan.
● Jadi, kemudian, bisakah kewirausahaan dianggap sebagai sarana menghasilkan kebahagiaan? Dengan kata
lain, apa yang memotivasi orang-orang untuk menjadi pebisnis?
● Sebuah pandangan positif bisa menjadi sebuah alasan; pebisnis cenderung menjadi orang yang optimis.
Mereka percaya mereka akan mengalami hasil yang positif dalam hidup, bahkan ketika keyakinan ini
tidak sepenuhnya dibenarkan (Hmieleski & Baron, 2009).
Thanks!
Do you have any questions?
ERLAN ISKANDAR
FERIHANA