Analisis Plat Dua Arah
Analisis Plat Dua Arah
Semua ketentuan pada detail penulangan plat satu arah yang telah dibahas
sebelumnya, berlaku juga untuk detail penulangan plat lantai dua arah. Disamping
ketentuan sebelumnya, berlaku juga ketentuan-ketentuan tambahan berikut ini :
1. Bila tulangan plat dihitung menggunakan tabel koefisien momen plat dua arah,
maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu plat harus di bagi
dalam beberapa jalur sebagai berikut :
≥ 0,5 Aslx
1/10 lx
Jalur Tepi
0,25 lx
lx
≥ 0,5 Asly
0,5 lx
Jalur Tengah
1/10 lx
Jalur tepi
0,25 lx
Jalur tepi Jalur Tengah Jalur Tepi
0,25 ly 0,5 ly 0,25 ly
≤ 0,5 lx ly – l x ≤ 0,5 lx
ly
Jalur tengah pada arah y mempunyai lebar 0,5 l x dan kedua jalur tepinya adalah
y mempunyai lebar 0.25 ly. Kedua jalur tepi dalam arah x mempunyai lebar 0,25 l y
atau maksimum 0,50 lx (ambil yang terkecil), sedang untuk jalur tengah 0,50 l y
atau ly – lx.
Astix
Astiy
1/5 lx
1/5 lx
3. Tulangan untuk memikul momen tumpuan pada jalur-jalur tepi tidak boleh
dikurangi. Tulangan untuk momen tak terduga harus menerus hingga jarak tidak
kurang dari 1/5 lx dari bidang muka tumpuan baik pada arah x maupun arah y.
Untuk mengurangi pekerjaan gambar detail penulangan, plat yang mempunyai
tulangan identik dengan pelat lain (diameter, jarak, jumlah dan bentuk tulangan)
dapat ditandai dengan simbol.
4. tulangan puntir pada sudut plat yang tertumpu bebas. Pada plat lantai yang
monolit dengan balok tepi atau plat tidak menerus, maka untuk perhitungan
momen-momen lapangan di dalam plat, tepi tersebut harus dianggap sebagai tepi
yang terletak bebas. Di sudut plat ini akan cenderung terangkat dari perletakan.
Deformasi ke atas yang timbul menyebabkan momen puntir pada sudut-sudut plat
. untuk mencegar retak pada sudut-sudut plat akibat momen puntir, maka harus
dipasang tulangan atas dan tulangan bawah dalam kedua arah pada setiap sudut
plat. Jumlah tulangan ini harus mempunyai luas penampang yang hampir sama
dengan luas penampang tulangan lapangan yang terbesar dan harus membentang
dua arah hingga jarak sekurang-kurangnya 0,30 l x, baik yang di atas
maupun yang di bawah dengan arah tegak lurus tepi yang ditinjau.
5. Untuk plat menerus, panjang batang untuk melawan momen jepit tak terduga
dapat diteruska ke dalam plat hingga jarak 1/5 l x dari bidang muka tumpuan,
pada arah x maupun y. Tulangan atas arah x di jalur tengah untuk tumpuan dalam,
harus diteruskan sekurang-kurangnya ¼ lx, dengan lx adalah bentang terbesar
dari plat yang bersebelahan dengan tumpuan tersebut. Panjang tulangan
tersebut diperlukan untuk mengantisipasi letak momen baliknya, yaitu
perpindahan momen negatif ke positif. Panjang batang tulangan pada arah x ini
dapat juga digunakan untuk arah y yang juga berlaku ¼ l x.
6. Untuk plat-plat dengan ly/lx > 2 harus diperhitungkan adanya momen tumpuan
negatif di arah bentang yang panjang sebesar Mty ≥ - 0,6 Mlx dan momen
tumpuan negatif tak terduga Mtiy ≥ - 0,30 Mlx.
Prosedur Perencanaan
Prosedur perencanaan plat lantai dua arah pada prinsipnya sama dengan plat lantai
satu arah , sehingga ketentuan pada plat lantai satu arah dapat digunakan untuk kasus
ini.
Contoh soal
Plat lantai sebagaimana gambar di bawah memikul beban hidup sebesar 5,0 kN/m2
(500 kg/m2) dan beban penutup lantai 0,50 kN/m 2 (50 kg/m2). Plat ini tertumpu
bebas pada balok-balok tepi luarnya dan menerus di atas balok-balok tengah. Mutu
beton fc’ = 25 Mpa (250 kg/cm2) dan mutu baja fy = 300 Mpa (3000 kg/cm2). Lebar
balok-balok pemikul lantai b = 300 mm. Rencanakan tebal dan diameter tulangan pelat
tersebut jika kondisi pelat tidak terlindung.
4800 4800 4800
300
3700 4000
A C A
300
4100 B 4400
D B
300
3 00 4500
4500 300 4500 300 4500 30 0 4000
3700 A C A
300
Penyelesaian
ln 4500
h 117,39 mm
30 10 30 10
l x0,833
4500
h n 125 mm
36 36
Untuk panel b dan d
l x 4,4
0,917
l y 4,8
ln 4500
h 114,89 mm
30 10 30 10
lx0,9174500
h n 125 mm
36 36
dipilih tebal plat untuk seluruh panel sama yaitu 125 mm
3. Perhitungan Beban
Beban hidup (WLL) = 5.0 kN/m2
Beban Mati
Berat sendiri = 0,125 x 24 = 3,0 kN/m 2
Beban Lantai = 0,5 kN/m2
Beban Mati (WDL) = 3,5 kN/m2
sebagai contoh ditinjau salah satu momen yaitu Momen Lapangan arah x (M lx)
untuk diperlihatkan cara menghitung tulangan, dan seterusnya menjadi tugas
mahasiswa untuk dilengkapi.
2
Abg b h 0,002 1000 125 250,00 mm
Ø 8 - 200
Ø 10 - 300
Ø 10 - 300
Ø 10 - 300
Ø 12- 150
Ø 8 - 200
Ø 12- 150
Ø 8 - 200
Ø 8 - 200
Ø 10 - 300
Ø 10 - 300
Ø 10 - 300
Ø 8 - 200
Ø 10 - 300 Ø 12 - 150 Ø 12 - 150 Ø 10 - 300
Ø 10 - 300 Ø 10 - 300
Potongan I - I
Tugas 2.
Plat lantai sebagaimana gambar di bawah memikul beban hidup sebesar 5,0 kN/m2
(500 kg/m2) dan beban penutup lantai 0,50 kN/m 2 (50 kg/m2). Plat ini tertumpu
bebas pada balok-balok tepi luarnya dan menerus di atas balok-balok tengah. Mutu
beton fc’ = 2y Mpa (2y0 kg/cm ) dan mutu baja fy =
2
3xy Mpa (3xy0 kg/cm2). Lebar
balok-balok pemikul lantai b = 300 mm. Rencanakan tebal dan diameter tulangan pelat
tersebut jika kondisi pelat tidak terlindung.
4500 4750 5000
3500
A C A
B D B 4000
A C A 4500