Anda di halaman 1dari 12

‘AM DAN KHOS

DALAM STUDI
ULUMUL QURAN

KELOMPOK 8 :
EMMA KRISNA SARI
LAILI RAHMAWATI
NUCHA RICHANA
SITI KUNJARIAH
RUMUSAN MASALAH
 Apakah pengertian lafadz ‘am dan
khas ?
 Bagaimana cara mengetahui lafadz
‘am dan khas ?
 Apa saja jenis-jenis atau macam-
macam lafadz ‘am ?
 Pentakhshishan Lafadz ‘am
PEMBAHASAN

PENGERTIAN ‘AM

ETIMOLOGI •Merata, Umum

TERMINOLO •adalah lafadz yang diciptakan untuk pengertian umum


sesuai dengan pengertian tiap lafadz itu sendiri tanpa

GI
dibatasi dengan jumlah tertentu
LAFADZ-LAFADZ AL ‘AM
 Lafadz kullu (‫ )كل‬dan jami’ ( ‫)جميع‬. Seperti dalam
Surat At Thur ayat 21
 Sighat jama’ yang disertai alif dan lam ( ‫ )ال‬di
awalnya, seperti lafadz al walidat dalam Surat Al
Baqarah ayat 233
 Kata benda tunggal yang dima’rifahkan dengan alif
lam (‫)ال‬, seperti lafadz al insan dalam surat Al ‘Asr
ayat 2.
 Isim syarat (kata benda untuk mensyaratkan),
seperti kata man (‫ )من‬dalam surat An Nisa’ ayat 92.
 Isim nakiroh (indefinite noun) yang di nafikkan,
seperti kata laa junaha dalam surat al mumtahanah
ayat 10
DALALAH LAFADZ ‘AM

•“mamin ‘amin illa khushushisha”


•(tidak ada lafadz ‘am, melainkan selalu ditakhshiskan).

•lafadz ‘am itu dalalahnya dhanniyah, bukan qath’iyyah. Oleh


karenanya, apabila seorang menemukan lafadz ‘am, maka hendaklah ia
mencari takhshisnya sebelum diamalkan.
PEMBAGIAN LAFADZ ‘AM
Lafadz ‘am yang tetap pada keumumannya
(al-baqiy ‘ala umumihi)

Lafadz ‘am tetapi maksudnya khusus


(al-am al-muradu bihi al-khushush)

Lafadz ‘am yang dikhusushkan (al-am al-


makhshush)
TAKHSISH AL ‘AM
 Takhshish al ‘am biasa disebut juga dengan
qashar al ‘am, yaitu mempersempit makna
yang masih umum.
 Alat atau sarana yang digunakan untuk
melakukan takhshish al ‘am biasa disebut
dengan mukhashshish.
PEMBAGIAN AL AM
Mukhashshi •Istisna’ (pengecualian), seperti dalam surat An Nur ayat 4-5

sh
•Sifat, sebagaimana firman Allah dalam QS An Nur ayat 27
•Syarat, sebagaimana dalam QS An Nur ayat 33
•Ghayah atau batas penghabisan (pembatasan). Seperti

Muttashil
dalam surat Al Isra’ ayat 15
•Badal ba’da min kull (mengganti sebagian dari
keseluruhannya)

(Direct)
Mukhashshi
•Mukhashshish munfashil merupaka kebalikan dari
sh mukhashshish muttashil, dimana antara ‘am
dengan mukhashshish dipisahkan oleh suatu hal

Munfashil
•Takhshish untuk kategori ini dapat berupa nash
Al Qur’an, hadist nabi, ijma’, maupun qiyas.

(indirect)
LAFADZ AL KHOSH
Pengertian Al Khos
 Menurut Manna al-Qaththan, lafadz khas adalah
lafadz yang merupakan kebalikan dari lafadz ‘am,
yaitu yang tidak menghabiskan semua apa yang
pantas baginya tanpa ada pembatasan.
 b. Menurut Mushtafa Said al-Khin, lafadz khas
adalah setiap lafadz yang digunakan untuk
menunjukkan makna satu atas beberapa satuan
yang diketahui.
 c. Sedangkan menurut Abdul Wahhab Khallaf,
lafadz khas adalah lafadz yang digunakan untuk
menunjukkan satu orang tertentu
KARAKTERISTIK LAFADZ KHAS
 Lafadz tersebut menyebutkan tentang
nama seseorang, jenis, golongan, atau nama
sesuatu, seperti dalam surat Al Fath ayat 29
 Lafadz tersebut menyebutkan jumlah atau
bilangan tertentu dalam satu kalimat seperti
dalam QS Al Baqarah : 228
 Lafadz tersebut dibatasi dengan suatu sifat
tertentu atau diidhafahkan seperti dalam QS
An Nisa : 92
DALALAH LAFAZH KHAS
 lafazh khash ini dalam nash syara’
menunujuk kepada dalalah qath’iyah. Artinya
selama lafazh tersebut tidak ada qarinah
yang menunujukan kepada makna lain, maka
hukumnya tetap qath’i
 Lafazh khas yang ditemui dalam nash wajib
diartikan sesuai dengan arti hakiki selama
tidak dinemukan dalil yang memalingkan dari
arti hakiki ke arti lain.
KESIMPULAN
 lafadz ‘am adalah lafadz yang memiliki makna
umum yang di dalamnya terdapat dua makna
atau lebih. Dalalahnya bersifat dzanniy,
sehingga jika ditemui lafadz ‘am, kita tidak
bileh serta merta langsung melaksanakan
semuanya tanpa terlebih dahulu mencari
mukhassisnya.
 lafadz khas adalah lafadz yang mengandung
makna khusus atau satu pengertian. Para ulama
sepakat bahwa lafadz khas dalam nash syara’
bersifat qath’i dan hukum yang terkandung di
dalamnya juga bersifat qath’i, selama tidak ada
indikasi yang menunjukkan pengertian lainnya

Anda mungkin juga menyukai