Anda di halaman 1dari 13

Al-Musytarak

Dan
Dalalahnya
Soffan Azka
Husnil Mubarak
Irsyadul Ibad
.

Al-Musytarak adalah sebuah


lafadz yang mempunyai arti banyak
dengan kegunaan yang banyak pula.
Seperti lafadz “‫ا لسنة‬  ” (tahun) yang
bisa berarti tahun hijriah atau
miladiyah. Lafadz “ ‫ا ليد‬ ” (tangan)
yang bisa berarti tangan kanan dan
juga bisa berarti tangan kiri.
.

Musytarak adalah suatu lafadz yang


mempunyai dua arti yang sebenarnya dan arti
tersebut berbeda-beda. Apabila arti yang
sebenarnya hanya satu dan yang lain majaz, maka
tidak tidak dikatakan musytarak. Umumnya
ulama ushul, menepatkan lafadz musytarak ini
pada kelompok al-khash, dan al-‘am yaitu dilihat
dari segi penetapan lafadz bagi suatu makna.
“Musytarak ialah suatu lafadz yang
menunjukan kepada pengertian
ganda atau lebih dengan
penggunaan berbeda.”
— Abu Zahra
0
1
Haqiqah, Majaz,
Sharih, dan
Kinayah
.
Haqiqah dan Majaz
Haqiqah adalah lafadz yang digunakan pada asal
peletakannya. Seperti: Singa, untuk suatu hewan yang
buas. Dan Majaz adalah lafadz yang digunakan bukan
pada asal peletakannya. Seperti: Singa untuk laki-laki
pemberani.
Sharih
Sharih adalah lafadz yang tidak memerlukan
penjelasan. Menurut Abdul Azhim bin Badawi Al-
Khalafi, bahwa yang dimaksud dengan Sharih adalah
suatu kalimat yang langsung dapat dipahami tatkala
diucapkan dan tidak mengandung makna lain.
Kinayah
Kinayah adalah lafadz yang memerlukan
penjelasan. Menurut Jumhur Ulama Kinayah
adalah suatu ucapan talak yang diucapkan dengan
kata-kata yang tidak jelas atau melalui sindiran.
0
2
Manthuq dan
Mafhum
.
Manthuq dan Mafhum
Manthuq adalah memahami dari apa yang langsung tersurat
dalam lafadz. Dan Mafhum adalah setiap makna yang dipahami
dari suatu lafadz yang makna tersebut berada di ruang lingkup
yang tersurat. Persoalan Mafhum termasuk dalam pembahasan
Ushul Fiqh membahas kaidah-kaidah bahasa dalam rangka
memahami kandungan suatu nash.
0
3
Mafhum Al-
Mukhalafah
.
Mafhum Al-Mukhalafah
Mafhum Al-Mukhalafah adalah menetapkan kebalikan dari
hukum yang disebut (Manthuq) lantaran tidak adanya suatu
batasan (Qayd) yang membatasi berlakunya hukum menurut
nashnya. Mafhum juga disebut dengan dalil Al-Khitab, karena
dalilnya diambil dari jenis perintah itu sendiri.
Sekian dan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai