Anda di halaman 1dari 51

MATERI INTI 4

JEJARING DAN MEKANISME RUJUKAN KORBAN


KTP/A DAN TPPO

DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA

Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Online
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

UMUM
• Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan jejaring dan melakukan mekanisme rujukan korban
KtP/A termasuk TPPO

KHUSUS
• Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1. Mengidentifikasi jejaring pelayanan korban KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan mekanisme rujukan korban KtP/A termasuk TPPO
POKOK BAHASAN

• Jejaring Pelayanan Korban KtP/A termasuk TPPO


• Mekanisme Rujukan Korban KtP/A termasuk TPPO:
1. Rujukan Medis
2. Rujukan Non Medis
POKOK BAHASAN 1

JEJARING PELAYANAN KORBAN


KTP/A DAN TPPO
PENGERTIAN JEJARING
UNSUR DALAM JEJARING PENANGANAN KTP/A

1. Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A 7. Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)

2. Pusat Penanganan Terpadu (PPT), Pusat Krisis 8. Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga
Terpadu (PKT) di Rumah sakit termasuk RS (BKKBN,PKK)
Bhayangkara
9. Rumah aman/shelter
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan
10. LSM Perempuan dan Anak seperti Komnas
Perempuan dan Anak (UPTD PPA) atau Pusat
Perlindungan Anak, Yayasan Pulih, Mitra
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
Perempuan, Women Crisis Center (WCC) dan lain-
dan Anak (P2TP2A)
lain
4. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA)
11. Kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri
Kepolisian (Polda & Polres)
12. Pengadilan tinggi dan Pengadilan Negeri
5. Lembaga tinggi Negara: Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Lembaga 13. Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Perlindungan Saksi Korban (LPSK)
6. Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC)
Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) /
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

Diharapkan menjadi portal untuk mengatur alur • Jika korban membutuhkan pelayanan psikososial
penanganan kasus KtP/A maka UPTD PPA/ P2TP2A dapat melayani dengan
Apabila korban datang sendiri atau diantar oleh bantuan tenaga dari Unit Pelayanan Perempuan
keluarga, polisi, LSM atau institusi lainnya, maka dan Anak (UPPA)-Polres/Rumah Perlindungan
UPTD PPA/ P2TP2A dapat mengidentifikasi kasus Trauma Center (RPTC)/Rumah Perlindungan Sosial
dan melakukan tindakan rujukan yang tepat, yaitu: Anak (RPSA)/LSM seperti Komnas Perlindungan
•Jika korban membutuhkan pelayanan kesehatan Anak, Mitra Perempuan, dan Women Crisis Center
(WCC). Melalui kerja sama dalam jejaring kemitraan
maka dirujuk ke Puskesmas mampu KtP/A,
UPTD PPA/ P2TP2A dapat mengirim korban untuk
PPT/PKT di Rumah Sakit;
memperoleh bantuan pendampingan psikososial di
•Jika korban membutuhkan pelayanan bantuan unit teknis tersebut.
hukum bisa dirujuk ke LBH/UPPA, dan institusi/LSM
lainnya yang memberikan layanan bantuan hukum
atau korban memperoleh pelayanan bantuan hukum
di ruang khusus pada UPTD PPA/ P2TP2A melalui
kerja sama dengan unit pelayanan teknis terkait;
PELAYANAN KORBAN KTP/A

Dalam pelayanan PP-KtP/A termasuk TPPO, dibuat Standar Prosedur


Operasional (SPO) dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada
pemenuhan hak–hak perempuan dan anak korban kekerasan. Pelayanan
tersebut meliputi:
•Penanganan pengaduan
•Pelayanan kesehatan
•Rehabilitasi sosial
•Penegakan dan bantuan hukum, dan
•Pemulangan dan reintegrasi sosial
REHABILITASI KESEHATAN

• Standar Pelayanan Operasional (SPO) untuk rehabilitasi kesehatan merupakan pelayanan


kesehatan secara komprehensif di Puskesmas Mampu Tata Laksana Kasus KtP/A dan PPT di
RSU/RSUD/RS Bhayangkara yang mengacu pada panduan dari Kementerian Kesehatan.
• SPO untuk pelayanan rehabilitasi sosial dan reintegrasi sosial mengacu pada panduan yang
disusun oleh Kementerian Sosial terutama untuk RPTC dan RPSA,
• SPO untuk pemulangan dibuat berdasarkan panduan yang telah disusun oleh Kementerian
Luar Negeri, BNP2TKI, dan Kementerian Sosial.

• Sasaran jejaring pelayanan KtP/A adalah:


- Kepala daerah dan jajarannya di setiap tingkatan wilayah sebagai pihak yang bertanggung
jawab untuk menyediakan layanan bagi korban kekerasan.
- Petugas pelaksana penyedia layanan bagi pelayanan di semua tingkatan, baik di dalam
maupun di luar negeri.
PRAKTEK MEKANISME KOORDINASI PENANGANAN KASUS KTP/A
Kasus KtP/A

PENGADUAN
JALUR KOMANDO
Dinas PPAPP/
UPTD PPA/
P2TP2A/LPSK/LSM/
SATGAS PP PA
Assemen Kebutuhan Korban

PENDAMPINGAN/ PELAYANAN PELAYANAN PENEGAKAN PELAYANAN PEMULANGAN


BANTUAN HUKUM KESEHATAN REHABSOS HUKUM RUMAH AMAN DAN
REINTEGRASI
LPSK RPTC/SHELTER Unit PPA LPSK
RS Vertikal BP2MI
UPTD PPA/P2TP2A LPSK Polda/Polres UPTD PPA
RS Bhayangkara KEMSOS, KEMLU
DINAS PPAPP UPTD PPA/ Kejaksaan KPP PA
RSUD PEMDA ANTAR
LSM/WCC/PPT P2TP2A Pengadilan SENTRA
Puskesmas DAERAH,
TRC/LK3/RPTC, LBH Kanwil Agama LPSK HANDAYANI
LPSK LPSK
Psikolog Swasta Bapas, Lapas DINSOS, LSM

JALUR KOORDINASI
PENANGANAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL BERDASARKAN UU NO. 12 TAHUN 2022
TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DALAM PELAYANAN TERPADU
MEKANISME KOORDINASI PENANGANAN KASUS PUSAT DAN DAERAH

PENGADUAN KASUS KTP/A TRAFIKING

PELAYANAN
TERPADU

PEMULANGAN
PENEGAKAN REINTEGRASI
HUKUM DAERAH ASAL
LAYANAN
RUJUKAN
AKHIR KPP PA
KESEHATAN REHABSOS
PROVINSI

KABUPATE
N/KOTA
Pemulihan korban yang diharapkan
Pemulihan korban yang TIDAK diharapkan
PEMBAGIAN PERAN

NO PELAYANAN PROFESI LEMBAGA

1 Medik Dokter (umum dan Rumah sakit,


spesialis), perawat, bidan puskesmas, klinik
kesehatan
2 Hukum Polisi, jaksa, hakim LBH, Unit PPA, polres,
pengacara polsek, polda
pengadilan,
Kejaksaan, LPSK
3 Psikososial Psikolog, konselor, LPSK, UPTD
pekerja sosial, pengelola PPA/P2TP2A, LSM,
shelter, rohaniawan, WCC, shelter/rumah
tokoh adat, pendamping aman, gereja
pesantren, dinas
sosial.
4 Pemberdayaan Pendamping, psikolog, Dinas Sosial, LSM,
pelatih (pelatihan Dinas UKM, Dinas
ekonomi produktif, dll) Tenaker
ALUR PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN

Datang Sendiri
Penjangkauan Rujukan

Penerimaan Koordinasi
Pengaduan dengan POLRI

Kasus KtP/A

Wawancara &
Screening

Assement Kebutuhan Korban

Inform Consent

Rekomendasi Layanan Lanjutan

Rujukan

Administrasi

PENCATATAN DAN
PELAPORAN
ALGORITME PELAYANAN KASUS KTP/A DI PUSKESMAS
Korban kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
Rujuk dari rumah Datang sendiri/ diantar
aman/ praktik orangtua/ keluarga/
pamong/ guru
dokter/ UPTD PPA/
P2TP2A
Puskesmas
Registrasi
Tindak Kegawatdaruratan

TATALAKSANA:
Anamnesa
Informed Consent
Pemeriksaan fisik dan
Rujukan status mental
Pemeriksaan penunjang Pulang
Non
Medis Diagnosa
Medis Tindakan medis
Konseling
Wajib Lapor
Pembuatan VeR

Rumah sakit Pencatatan dan


PPT/ PKT Pelaporan
Kunjungan Rumah Jejaring
ALUR DAN PROSEDUR PELAYANAN KORBAN KTP/A DI RS
Datang Sendiri

Korban Diantar (orangtua, Polisis, LSM,


Guru, Pekerja Sosial, Kader).

Rujukan dari Posyandu, Puskesmas,


Klinik swasta, RS dll. LSM. dll

Instalasi Gawat Darurat/


Poliklinik RS

RS non PKT/
PPT Non Kritis Semi Kritis Kritis

Di Dalam
RS
PKT/ PPT
•Pemeriksaan Fisik & ICU/ HCU
Medikolegal Ruang Rawat Inap
•Konseling Psikososial
•Konseling hukum
•Laboratorium penunjang Meninggal
PKT/ PPT (Ruang Otopsi)
RS lain

Rumah Kembali ke
LBH/ Polisi
Aman/ keluarganya
Shelter
ALUR PELAYANAN MEDIKOLEGAL DI RS

KORBAN

PENYIDIK IGD /
(POLISI) POLIKLINIK

PUSAT PELAYANAN
TERPADU

VISUM et REPERTUM / SURAT KETERANGAN


Visum et Psikiatrikum DOKTER
ALUR PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL

Penerimaan
Korban

Konseling Awal Tidak Bersedia

Rumah Aman
Konseling Lanjutan tapi
•Konseling lanjutin Tidak Tinggal dalam Rumah
•Perlindungan Aman

Bimbingan Rohani Rujukan/ Layanan


Lanjutan

Pengadministrasian
dan Terminasi

PENCATATAN DAN Pemulangan dan


PELAPORAN Reintegrasi sosial
ALUR PENYELESAIAN HUKUM PIDANA

Korban atau kuasanya


Kepolisian membuat Kejaksaan Ke Pengadilan
melaporkan kejadian untuk proses
perkara LP - BAP Pemberkasan
sidang

Dalam praktek Sidang Sidang Sidang Sidang Sidang


proses sidang Sidang I Sidang II
III IV V VI VII

JPU Atas surat Terdakwa/


membaca dakwaan Jika ada Keterangan JPU Pembacaan
penasehat
kan surat tersebut eksepsi jaksa saksi-saksi/ mengajuk putusan
hukum
dakwaan terdakwa/ berhak saksi ahli. an majelis
mengajukan
kuasa membuat Keterangan tuntutan hakim
pembelaan/
hukumnya jawaban atas terdakwa pledoi
dapat eksepsi oleh
memberikan terdakwa.
tangkisan/ Hakim
eksepsi membacakan
putusan
ALUR LAYANAN PENEGAKAN DAN BANTUAN HUKUM

•Datang Sendiri
•Rujukan
•Penjangkauan Petugas Bantuan
Petugas
Penegak Hukum/ Hukum/ Relawan
Polri Pendamping

Memenuhi Tidak memenuhi


unsur unsur/ korban
terpaksa mencabut
BAP laporannya

Penyidikan
Mediasi
Penuntutan

Pengadilan

Putusan
hukum tetap
Administrasi

PENCATATAN DAN
PELAPORAN
ALUR PROSES PEMULANGAN WNI
Penampungan Negara setempat

WNI
Bermasalah

Penampungan Perwakilan RI

Penampungan di 24 Pelayanan warga

Rehabilitasi Kesehatan

Rehabilitasi Sosial
Titik
Debarkasi
Bantuan hukum

Titik Debarkasi

Pelaku Kejahatan, Korban kekerasan, Sakit/ TKI bermasalah (korban


ABK/ Nelayan
jenazah terlantar terluka
Jenazah kekerasan, sakit, gaji
tidak dibayar, pelaku bermasalah
kejahatan, jenazah).
PROGRAM PERLINDUNGAN LPSK
PERLINDUNGAN SAKSI/KORBAN, PELAPOR DAN AHLI

Perlindungan LPSK terhadap Saksi dan/atau Korban Perlindungan LPSK Terhadap


diberikan dengan syarat sebagai berikut: Pelapor dan Ahli dapat diberikan
•Sifat pentingnya keterangan Saksi dan/atau Korban; dengan syarat sebagai berikut:
•Tingkat Ancaman yang membahayakan Saksi dan/atau •Sifat pentingnya keterangan pelapor
Korban; dan ahli
•Hasil analisis tim medis atau psikolog terhadap Saksi •Tingkat Ancaman yang
dan/atau Korban; dan Rekam jejak tindak pidana yang membahayakan pelapor dan ahli
pernah dilakukan oleh Saksi dan/atau Korban.
CARA MENGAJUKAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN KE LPSK
PENANGGUNG JAWAB
PENANGANAN ANAK KORBAN DAN SAKSI DI DAERAH*

Sebelum perwakilan LPSK dibentuk di daerah, pemberian Jaminan


Keselamatan dan kemudahan mendapatkan informasi mengenai
perkembangan perkara bagi Anak Korban dan Anak Saksi dapat
dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah yang membidangi
urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bekerja
sama dengan Kepolisian Negara Republik lndonesia.

UPTD PPA/UPT P2TP2A


*Pasal 17 Perpres No. 75 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Hak Anak Korban dan Saksi
PENUGASAN STUDI KASUS:

JEJARING KERJA DAN MATERI RUJUKAN KASUS


KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
TUGAS KELOMPOK

1. Pelajari kasus yang Anda temukan sesuai studi kasus yang disediakan secara
berkelompok
2. Menyusun tabel pelayanan rujukan yang dibutuhkan pasien korban sesuai jenis
penanganan dan penanggung jawab
3. Jelaskan pelayanan rujukan yang akan dilakukan

4. Harap diingat bahwa jaringan kerja dan rujukan pelayanan dilakukan untuk
memenuhi hak-hak korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
KASUS KELOMPOK 1

Pada suatu malam, datang kepada Anda seorang pasien, anak bernama R (10 th) dalam
keadaan panas tinggi dan orangtuanya mengatakan bahwa R sudah panas hampir satu
minggu. Ketika Anda akan memasukkan obat supositoria ke dalam anusnya sebagai
penurun panas, Anda mendapati vagina R luka parah dan bernanah, bahkan tampak
robek sampai anus.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan
bagaimana Anda akan merujuk pasien seperti ini?
KASUS KELOMPOK 2

Pada suatu hari datang seorang pasien T (14 th) yang diantar ibunya karena badannya demam
selama 3 hari dan merasa pusing, mual dan muntah. Anda menanyakan apakah T sudah menstruasi
dan T menjawab bahwa baru satu kali beberapa bulan yang lalu, dan lupa persisnya kapan. Kemudian
Anda meminta T melakukan tes kehamilan, ternyata T terbukti hamil. Karena ditanya oleh ibunya yang
sangat terkejut, T akhirnya mengaku bahwa dia pernah dipaksa untuk bersetubuh dengan ayahnya
beberapa bulan yang lalu. Dari hasil USG yang dilakukan, diketahui usia kehamilan T sudah mencapai
30 minggu. Ibunya sangat marah dan menangis, lalu meninggalkan T di RS tempat Anda bertugas.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan bagaimana Anda
akan merujuk pasien seperti ini?
KASUS KELOMPOK 3

S (11th) adalah seorang anak SD yang jago bermain taekwondo. Dia dikenal teman-temannya sangat senang
pamer aksi bela diri di saat jam istirahat sekolah. Suatu saat R (10) menyenggol makanan S saat mereka istirahat
di kantin. S sangat marah kemudian menghajar R di lapangan belakang sekolah hingga R kesakitan. Kejadian ini
disaksikan oleh 14 orang teman-temannya.

Sepulang sekolah R sakit parah dan tidak masuk selama satu minggu. Orangtuanya membawa ke rumah sakit
tempat Anda bertugas. Saat pemeriksaan di rumah sakit diketahui R menderita luka dalam parah di dada, perut
dan leher akibat dihajar oleh S. Setelah sempat dirawat selama 4 hari di ruang ICU, akhirnya R meninggal dunia
akibat parahnya luka-luka yang diderita.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan bagaimana Anda akan
merujuk pasien seperti ini?
KASUS KELOMPOK 4

DN (16th) adalah seorang remaja laki-laki yang telah lama mengeluh sakit saat buang air
besar. Suatu ketika DN dibawa oleh Ibunya ke puskesmas tempat Anda bertugas untuk
diperiksa. Saat memeriksa DN, Anda melihat luka parah pada anusnya dan ternyata ada
gejala lain yang dialami DN yaitu diare dan sariawan yang sudah berbulan-bulan tidak
sembuh. Ibunya sangat kaget setelah mengetahui ada luka di anus DN. Ketika ditanya, DN
mengaku sering dipaksa melakukan hubungan seksual melalui anus oleh tetangganya.
Ibunya sangat bingung dan meminta Anda untuk membantu.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan
bagaimana Anda akan merujuk pasien seperti ini?
KASUS KELOMPOK 5

WA (24 th) adalah seorang perempuan muda yang baru menikah 6 bulan lalu. Sudah
beberapa minggu terakhir ini, WA sering datang ke puskesmas Anda dengan luka-luka lebam
di pipi, tangan dan kaki. Pagi ini dia datang dengan luka parah di hidungnya sampai berdarah.
Sambil memeriksa WA yang terus menangis, Anda melihat begitu banyak luka sayatan tajam
di dada dan lengan kirinya. WA berulang kali meminta Anda untuk merahasiakan kondisinya ini
karena sangat takut pada suaminya yang menjadi pelaku.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan
bagaimana Anda akan merujuk pasien seperti ini?
KASUS KELOMPOK 6

Pada suatu hari Anda melakukan kegiatan penjaringan kesehatan di sebuah SMA dekat Anda bertugas.
Seijin guru di sekolah, Anda melakukan pemeriksaan kesehatan kepada murid-murid di kelas 10. Salah
seorang murid perempuan S (15 th) menceritakan bahwa dia sering mengalami nyeri saat buang air kecil
dan kemaluannya keputihan, bahkan bernanah. Setelah Anda tanya, S mengaku telah sering melakukan
hubungan seksual dengan pacarnya yang saat ini sekolah di SMA yang sama di kelas 12. Ketika Anda
bertanya kapan pertama kali S berhubungan seksual, S sudah lupa dan mengatakan bahwa sebagian
besar temannya sekelas sudah sering melakukan hubungan seksual.

Sebagai petugas kesehatan yang berupaya memenuhi hak-hak korban, kemana dan bagaimana Anda
akan merujuk pasien seperti ini?
POKOK BAHASAN 2

MEKANISME RUJUKAN
BAGI KORBAN KTP/A DAN TPPO
MEKANISME RUJUKAN

• Kegiatan rujukan mencakup

Mekanisme rujukan pada


kasus korban kekerasan
pada perempuan dan anak
adalah suatu pola kerja
sama lintas sektoral dan
multidisiplin, yang
bertujuan memberikan
layanan dan perlindungan
secara optimal pada
korban, sesuai dengan
kapasitas dan bidang
keahlian masing-masing.
3
8

JENIS RUJUKAN

Sesuai fungsi koordinasi Berdasarkan jenis/ruang


dan kemampuan fasilitas lingkup pelayanan yang
kesehatan, rujukan dimiliki, dibedakan
dibedakan: menjadi:
1.Rujukan vertikal 1.Rujukan medis
2.Rujukan horizontal 2.Rujukan non medis
3
9

JENIS RUJUKAN
SESUAI FUNGSI KOORDINASI DAN KEMAMPUAN FASILITAS KESEHATAN

1. Rujukan vertikal: rujukan fasilitas pelayanan yang berbeda tingkatan dari


yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi, misalnya dari
Puskesmas ke RS atau dari RS tipe C ke RS tipe yang lebih tinggi.
2. Rujukan horizontal: rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu
tingkatan, misalnya dari RS non PPT ke RS PPT.
4
0
JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP PELAYANAN YANG DIMILIKI

1. Rujukan medis
Tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan primer (Puskesmas, Klinik 24 Jam, Balai
Pengobatan, Dokter Praktik Swasta) seringkali menjadi pintu masuk atau rujukan awal dari kasus
KtP/A.
Dalam menangani korban kekerasan, fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tetap berkoordinasi
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang mengirim untuk memantau perkembangan
kasus/kondisi korban sesuai dengan kewenangannya. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari
Puskesmas dan Rumah Sakit.
4
1
JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP PELAYANAN YANG DIMILIKI

a. Pusat Kesehatan Masyarakat


(Puskesmas)
Kewenangan:
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama/FKTP dapat mengenali, menangani kasus,
menerima rujukan kasus, dan merujuk kasus untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut terhadap
perempuan dan anak, serta memberikan informasi
atas adanya dugaan kekerasan terhadap
perempuan dan anak termasuk TPPO. Selain
memberikan pelayanan kesehatan, Puskesmas
juga melakukan Pembuatan visum et repertum atas
permintaan Polisi, Pencatatan dan pelaporan
kasus, Konseling dan rujukan.
4
2
JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP PELAYANAN YANG DIMILIKI

b. Rumah Sakit (RS)


Kewenangan:
• RS dapat menerima dan menangani kasus KtP/A.
Jika RS tersebut tidak mampu menangani, dapat
dirujuk ke RS yang lebih mampu. Pada kasus dimana
tidak tersedia tenaga yang dibutuhkan, dapat
dilakukan koordinasi dengan institusi terkait lainnya
apabila diperlukan, misalnya pendampingan tenaga
sosial dari dinas sosial atau pendampingan hukum
dari LBH.
• PPT/PKT di RS memberikan pelayanan komprehensif
dan holistik meliputi penanganan medis dan
medikolegal, penanganan psikologis, sosial, dan
hukum. Oleh karena itu di dalam PKT/PPT diperlukan
tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, pekerja
sosial, psikolog dan ahli hukum, serta ruang
konsultasi dapat disesuaikan dengan kondisi yang
ada namun perlu dijamin kerahasiaan, keamanan,
dan kenyamanan.
• Bagi RS yang belum memiliki PKT/PPT, kegiatan
penanganan kasus KtP/A dilakukan di instalasi
Gawat Darurat (IGD).
4
3
JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP PELAYANAN YANG DIMILIKI

2. Rujukan Non Medis

• Rujukan non medis meliputi rujukan psikososial dan bantuan hukum. Selain pertolongan medis, kasus
KtP/A membutuhkan intervensi psikososial, perlindungan dan bantuan hukum. Oleh sebab itu, proses
rujukan tidak cukup sampai pertolongan medis saja.
• Pada beberapa kasus, misalnya pada korban kekerasan domestik, seringkali intervensi psikososial justru
merupakan komponen mendasar dari penyelesaian kasus. Pada kasus perdagangan anak, aspek hukum
menjadi komponen yang dominan dari upaya perlindungan anak dan sebaiknya dilakukan kajian tim multi
disiplin.
• Kasus KtP/A yang membutuhkan pendampingan psikososial, dapat dirujuk pada lembaga-lembaga
pemerhati seperti Lembaga Perlindungan Anak, Women Crisis Center, Yayasan Kesejahteraan Anak dan
sebagainya.
• Rujukan psikososial dapat dilakukan ke PPT/PKT Rumah sakit setempat atau RS Bhayangkara.
PENUGASAN BERMAIN PERAN:

MEKANISME PELAYANAN RUJUKAN KORBAN KTP/A


TERMASUK TPPO
PETUNJUK

Pada bermain peran ini dibutuhkan 3 orang peserta yang akan berperan sebagai dokter, pasien dan
pendamping pasien (bisa menjadi anak, ibu, dsb). Peserta yang tidak mendapat peran akan menjadi pengamat.

Tugas dokter/petugas kesehatan


•Anda adalah seorang dokter yang telah mengikuti pelatihan
Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan terhadap Perempuan
dan Anak (KtP/A) termasuk Tidak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
di pelayanan kesehatan dasar, maka anda tahu bagaimana harus
menghadapi kasus di atas.
•Perankan tugas Anda seoptimal mungkin, sehingga anda berhasil
memperoleh data yang baik dengan cara yang benar dan menjelaskan
alur rujukan bila diperlukan. Simpulkan dan presentasikan hasil
analisis Anda termasuk rencana pemeriksaan yang Anda perlukan
untuk mendukung diagnosis.
SITUASI 1
PERAN ANAK PERAN IBU

• Anda seorang anak berusia 6 tahun, berada dalam • Anda seorang ibu yang pencemas dan sangat sayang
keadaan sakit, bingung dan takut. anda tidak tahu kepada anak yang saat ini berusia 6 tahun. Anda sangat
harus bercerita apa ketika kedua orang tua anda khawatir ketika melihat kondisi anak yang tampak pucat
khawatir melihat keadaan Anda yang pucat dan dan kesakitan ketika buang air kecil. Anda semakin cemas
kesakitan.
ketika anak anda terus menangis tapi tidak mau bercerita
• Anda tahu bahwa semua kesakitan ini karena apapun. Kecemasan dan kebingungan anda membuat
perbuatan paman anda. Anda tidak tahu bagaimana anda agak kasar dan setengah memaksa anak untuk
harus melaporkan peristiwa itu kepada orang tua anda. bercerita. Tapi apapun upaya anda, anak anda tetap
Anda tidak tahu mengapa paman anda berbuat seperti membisu dan terus menangis. Anda melaporkan hal ini
itu kepada anda, padahal sehari-hari paman anda kepada suami anda dan segera mengajak anak Anda
sangat baik dan perhatian terhadap Anda. Paman
berobat ke dokter.
melarang Anda untuk menceritakan hal tersebut
dengan ancaman akan memusuhi Anda jika
melaporkan peristiwa tersebut. Anda menurut saja
ketika orang tua anda mengajak ke dokter, tapi anda
sangat bingung, takut dan tidak tahu apa yang akan
anda ceritakan pada dokter nanti. Anda hanya berharap
dokter dapat mengobati sakit anda dan anda tidak perlu
menderita lagi.
SITUASI 2
PERAN PEREMPUAN

Anda adalah seorang gadis berusia 20 tahun, bekerja di sebuah salon kecantikan dan sedang berpacaran dengan
seorang laki-laki calon insinyur yang gagah dan tampan di sebuah kampus terkemuka. Setelah setahun pacaran,
Anda mulai sering diajak main ke kosnya dan bahkan diminta menginap. Meski Anda menolak menginap karena
dilarang pulang malam oleh orang tua, pacar Anda selalu saja meminta Anda untuk mampir ke kosnya sepulang
kerja di salon hingga sore hari. Suatu saat pacar Anda menjemput Anda saat pulang training dan mengajak ke
kosnya. Seperti biasa, anda dan pacar mengobrol di kamar dan tiba-tiba sang pacar mencium anda secara
membabi buta dan tiba-tiba mulai membuka pakaian dan memaksa anda berhubungan seksual. Anda merasa
kesakitan dan perdarahan hebat karena melakukan perlawanan ketika berhubungan seks. Meski pacar anda
kemudian meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi lagi, Anda tetap marah dan meminta pacar anda untuk
mengantar ke Rumah Sakit untuk memeriksakan luka dan perdarahan hebat yang terjadi. Anda berjanji tidak akan
memberitahukan kepada orang tua anda dan polisi karena sayang sama pacar anda.
SITUASI 3
PERAN PEREMPUAN

• Anda seorang istri telah menikah 15 tahun dan memiliki 2 orang anak, laki-laki (12 tahun) dan perempuan (9 tahun).
Sejak anak kedua Anda lahir, suami anda mulai sering pulang malam karena sering mendapatkan tugas lembur di
kantor cabang. Setiap pulang malam, anda merasa heran karena tercium bau wangi parfum perempuan lain di baju
suami anda.

• Saat Anda bertanya, suami anda marah dan membentak, serta menyebut anda perempuan yang cerewet dan tidak
tahu diuntung karena sejak lembur anda mendapat uang belanja bulanan lebih banyak. Anda sangat sedih dan marah
karena suami suka membentak dan berbuat kasar. Ketika anda protes, Anda malah diancam akan diceraikan dan
suami akan mengambil anak-anak untuk diasuhnya sendiri karena anda tidak bekerja dan dianggap tak bisa mencari
nafkah. Anda bingung dengan ancaman ini dan akhirnya hanya diam dan menangis.

• Suatu saat anda semakin emosi ketika menemukan bekas lipstick di baju suami anda saat pulang malam. Setelah
terjadi pertengkaran hebat, tiba-tiba suami Anda memukul hidung anda hingga berdarah dan mendorong anda hingga
jatuh dari tangga. Setelah memukul, suami anda pergi meninggalkan rumah. Anda kemudian menelpon sahabat anda
dan memintanya untuk mengantar anda ke Rumah Sakit.
SITUASI 3
PERAN SAHABAT

Anda mempunyai seorang sahabat, yaitu ibu rumah tangga yang mengaku sering
diperlakukan kasar dan dipukuli oleh suaminya. Anda merasa bingung mendengarkan
keluh kesahnya karena meski berulangkali anda meminta sahabat anda untuk
melaporkan ke polisi, sahabat anda selalu menolak karena takut akan diceraikan dan
kehilangan anak-anaknya. Suatu malam anda ditelepon oleh sahabat anda dan diminta
untuk mengantar ke Rumah Sakit setelah diperlakukan kasar oleh suaminya. Alangkah
kagetnya anda ketika mendapati sahabat anda nyaris tak bisa bergerak setelah jatuh
dari tangga dan hidungnya berdarah. Sambil membawa teman anda ke Rumah Sakit,
anda menelepon teman anda lainnya yang seorang polisi dan meminta kasus ini
diproses. Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit sahabat anda terus meminta anda
untuk tidak melaporkan kasus ini ke polisi.
SITUASI 4
PERAN ANAK

• Anda seorang anak perempuan berusia 18 tahun. Sejak lulus SD tidak melanjutkan sekolah karena orang tua
miskin. Lima tahun lalu orang tua mengenalkan anda pada seorang perempuan dari Jakarta (W) yang mengajak
anda bekerja di cafenya sebagai waitress. Ternyata anda juga dipaksa melayani tamu untuk berhubungan
seksual. Setiap anda menolak, W mengancam akan mengusir orang tua anda dari rumah kontrakan yang
dibayari dari hasil kerja lama anda di café. Anda tak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa selalu melayani
pelanggan, meski dalam kondisi letih karena kadang harus melayani hingga 10 laki-laki perhari. Anda juga tidak
berani melarikan diri karena tempat tinggal anda di belakang café dan dijaga preman-preman yang dibayar oleh
W, apalagi anda tak punya uang sepeserpun.

• Sejak 2 tahun lalu, anda sering mengalami keputihan yang sangat mengganggu. Lama-lama warnanya mulai
kuning kecoklatan, saat buang air kecil juga terasa nyeri. Tadi malam Anda merasa meriang dan kemaluan anda
semakin nyeri saat buang air besar. Oleh karena sudah tidak kuat lagi merasakan pusing dan panas, pagi ini
anda meminta seorang tukang ojek untuk mengantar anda ke Puskesmas.
5
1

Anda mungkin juga menyukai