Anda di halaman 1dari 36

UJIAN TESIS

PENGARUH UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN SAAT HAMIL HINGGA


PASCA PERSALINAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP NEONATAL
DINI DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)

Nur A’isyah Amalia Putri


(2206118165)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Biostatistika
Pendahuluan
Latar Belakang
Kelangsungan hidup neonatal dini merupakan kemampuan neonatus untuk menjalani kehidupan hingga mencapai usia enam
hari. Hal ini erat kaitannya dengan kematian neonatal dini, yang merupakan kebalikan dari kelangsungan hidup neonatal
dini(WHO, 2006). Masa ini merupakan masa kritis pada bayi baru lahir, dengan estimasi separuh kematiannya terjadi pada 24
jam pertama pasca lahir (Lehtonen et al., 2017).

⮚ Pada tahun 2020, ada 2,4 juta anak meninggal pada bulan
pertama kehidupan, dengan sekitar 42% dari semua kematian
neonatal terjadi pada satu hari pertama kehidupan dan sekitar
75% kematian terjadi dalam tujuh hari pertama kehidupan
(WHO, 2022).
⮚ Terdapat sekitar 6.700 kematian bayi baru lahir setiap harinya
(WHO, 2022).
⮚ Dari 28.158 kematian balita, 72% diantanya terjadi pada usia 0-
28 hari (Kemenkes, 2021). (BKKBN, et al., 2018)

 Kematian neonatal dini memiliki kaitan yang erat dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan kesehatan ibu.
 Karena keterkaitannya dengan periode kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, kematian neonatal dini dapat
menjadi indikator yang mencerminkan kualitas perawatan kebidanan bagi ibu dan bayi yang tersedia (Lawn et al.,
2011; WHO, 2006)
Rumusan Masalah
AKN di Indonesia, Hampir tiga per empat Utilisasi layanan postnatal dini
yakni, 15 per 1000 kematian neonatal di
Indonesia terjadi selama
(KN 1) cenderung diabaikan dan
kelahiran hidup
(BKKBN, et al., 2018) periode neonatal dini terdapat lebih dari 16% bayi tidak
mendapatkan pelayanan KN 1.

Kurangnya pelayanan
Rendahnya cakupan
berkualitas pada saat
persalinan yang dilakukan
atau segera setelah lahir
dan pada hari-hari di fasilitas kesehatan Pengaruh Utilisasi Pelayanan
merupakan salah satu Kesehatan saat Hamil hingga Pasca
pertama kehidupan
memiliki pengaruh permasalahan yang perlu Persalinan Terhadap Kelangsungan
ditangani segera Hidup Neonatal Dini di Indonesia
terhadap kematian
neonatal (WHO, 2022)
Pertanyaan Penelitian

 Bagaimana gambaran kelangsungan hidup neonatal dini di Indonesia?


 Bagaimana gambaran gambaran utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil
hingga pasca persalinan (tempat persalinan, penolong persalinan,
kunjungan ANC, dan kunjungan neonatal pertama) di Indonesia?
 Bagaimana pengaruh utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga
pasca persalinan (tempat persalinan, penolong persalinan, kunjungan
ANC, dan kunjungan neonatal pertama) terhadap kelangsungan hidup
neonatal dini di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel confounder?
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga
Tujuan Umum pasca persalinan terhadap kelangsungan hidup neonatal dini di
Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran kelangsungan hidup neonatal dini di Indonesia.


2. Mengetahui gambaran utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan (tempat
persalinan, penolong persalinan, kunjungan ANC, dan kunjungan neonatal pertama) di Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan (tempat
persalinan, penolong persalinan, kunjungan ANC, dan kunjungan neonatal pertama) terhadap
kelangsungan hidup neonatal dini di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel confounder?.
Manfaat Penelitian
Bagi Kementerian Kesehatan/Lembaga Terkait
Memberikan gambaran mengenai pengaruh utilisasi pelayanan kesehatan saat
hamil hingga pasca persalinan (tempat persalinan, penolong persalinan, kunjungan
ANC, dan kunjungan neonatal pertama) terhadap kelangsungan hidup neonatal dini
yang diharapkan dapat memberikan input dalam merencanakan program kesehatan ibu
dan anak untuk meningkatkan kelangsungan hidup neonatal dini di Indonesia.

Bagi Peneliti Selanjutnya


Menambah informasi dan melengkapi penelitian di Indonesia dalam ranah
kesehatan neonatal dan sebagai referensi bagi perkembangan penelitian selanjutnya
mengenai kelangsungan hidup neonatal dini.
Tinjauan
Literatur
Kelangsungan
Hidup Neonatal Utilisasi Pelayanan Faktor Lain yang
2.1 Dini 2.3 Kesehatan 2.5 Berkontribusi
Tempat Persalinan Tempat Tinggal
Kematian
2.2 Neonatal Dini Penolong Persalinan Sosial Ekonomi

Definisi Kunjungan Antenatal Status Pendidikan


Care (ANC)
Periode Kematian Usia saat Melahirkan
Kunjungan Neonatal
Perhitungan Kematian (KN) Paritas
Neonatal Dini
Analisis Kelang- Komplikasi Kehamilan
2.4 sungan Hidup Komplikasi Persalinan

Definisi Jenis Kelamin


Metode Berat Lahir
Kerangka Teori
Penelitian

Gambar 2.1. Modifikasi Kerangka Teori Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Neonatal Dini
(Ezeh, 2017; Målqvist, 2011; Mosley & Chen, 1984)
Kerangka
Konsep
KERANGKA KONSEP
Variabel Independen:
Utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil Variabel Dependen:
hingga pasca persalinan, yang terdiri dari:
Kelangsungan Hidup
o Tempat Persalinan
o Penolong Persalinan Neonatal Dini
o Kunjungan ANC
o Kunjungan Neonatal Pertama (KN 1)

Variabel Confounder:
o Tempat Tinggal
o Status Ekonomi
o Status Pendidikan
o Usia saat Melahirkan
o Paritas
o Komplikasi Kehamilan
o Komplikasi Persalinan
o Jenis Kelamin
o Berat Lahir
Definisi Operasional
Cara Hasil
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Ukur Ukur
Variabel
Dependen
Kelangsungan Lama bayi bertahan hidup, sejak Kuesioner SDKI 2017 Observasi Survival
Rasio
Hidup dilahirkan hidup hingga berusia enam hari WUS nomor 216 dan 220 data set SDKI time (hari)
Neonatal Dini (0-6 hari). (B5 dan B6) 2017 WUS

Status Status bayi selama 0 hingga 6 hari Kuesioner SDKI 2017 Observasi 0: Tersensor
Nominal
pengamatan, yang dikategorikan menjadi: WUS nomor 216 dan 220 data set SDKI 1: Kematian
- Tersensor: (B5 dan B6) 2017 WUS
Bayi lahir hidup yang masih hidup (WHO,
selama lebih dari 6 hari 2006a)

-Event (Kematian):
Kematian bayi lahir hidup yang terjadi
selama 7 hari pertama kehidupan (usia
bayi 0-6 hari)
Definisi Alat Hasil
Variabel Cara Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Variabel
Independen
Tempat Tempat ibu Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: Fasilitas Nominal
Persalinan melahirkan anak SDKI 2017 WUS kesehatan
terakhir WUS nomor 0: Fasilitas Kesehatan (RS 1: Bukan
430 pemerintah, RS swasta, fasilitas
(M15) puskesmas, praktik dokter/ kesehatan
bidan
1: Bukan fasilitas Kesehatan (BKKBN et
(rumah dan lainnya) al., 2018)

Kunjungan ANC Frekuensi pelayanan Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: ≥ 6 kali Ordinal
kesehatan yang SDKI 2017 WUS 1: < 6 kali
diterima ibu pada WUS nomor
masa kehamilan anak 412 (Kemenkes
terakhir dan (M14) RI, 2020)
diberikan oleh
tenaga kesehatan
minimal 6 kali pada
masa kehamilan
Alat
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel
Independen
Penolong Orang yang menolong ibu Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: Tenaga Nominal
Persalinan untuk melahirkan anak SDKI 2017 WUS kesehatan
terakhir WUS 0: Tenaga kesehatan (dokter umum, 1: Bukan tenaga
nomor 429 ahli kandungan, bidan, perawat) kesehatan
(M3A-N) 1: Bukan tenaga kesehatan (dukun
bayi, saudara/teman, tidak ada) (BKKBN et al.,
2018)

Kunjungan Pelayanan kesehatan yang Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: KN 1 lengkap Nominal
Neonatal diberikan oleh tenaga SDKI 2017 WUS 1: KN 1 tidak
Pertama kesehatan selama bayi berumur WUS 0: KN 1 lengkap (apabila lengkap
(KN 1) 6-48 jam setelah lahir atau2 nomor 457 dilakukannya semua pelayanan KN
hari pertama setelah lahir yang (M78A-E) 1) (BKKBN et al.,
meliputi: 1: KN 1 tidak lengkap (apabila 2018)
- Pemeriksaan tali pusat; hanya dilakukannya beberapa
Pengukuran suhu tubuh; pelanyanan saja atau bahkan tidak
Pemberian informasi sama sekali)
tanda bahaya bayi baru
lahir; Konseling
pemberian ASI;
Mengamati apakah bayi
diberi ASI
Definisi
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Confounder
Tempat Tinggal Wilayah tempat tinggal Kuesioner SDKI 2017 Observasi data set SDKI 0: Perkotaan Nominal
ibu WUS nomor 5 2017 RT 1: Perdesaan
(V025)
(BPS, 2021)
Tingkat Ekonomi Status kesejahteraan Kuesioner SDKI 2017 Observasi data set SDKI 0 : Tinggi Ordinal
yang didapatkan dari RT No. 101, 109, 112B, 2017 RT 1: Menengah
hasil perhitungan indeks 113, 116, 117, 118, 119, 0: Tinggi (kuintil 4) 2: Rendah
kuintil kekayaan yang 120, 121, 122, 123, 142, 1: Meneng-ah (kuintil 3)
dilakukan oleh BPS 143, dan144 2: Rendah (kuintil 1-2) (BPS, 2022)
(wealth index). (V190)

Tingkat Jenjang Pendidikan Kuesioner SDKI 2017 Observasi data set SDKI 0: Tinggi Ordinal
Pendidikan formal tertinggi yang WUS nomor 108 dan 2017 WUS 1: Menengah
pernah/ sedang diduduki 109 0: Tinggi (PT/sederajat) 2: Dasar
oleh ibu dari bayi ketika (V149) 1: Menengah
dilakukan wawancara. (SMA/sederajat) (BPS, 2023)
2: Dasar (Tidak sekolah,
SD/sederajat, dan
SMP/sederajat)
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Confounder
Usia saat Usia ibu saat melahirkan Kuesioner SDKI Observasi data set SDKI 2017 0: 21-35 tahun Ordinal
melahirkan bayi terakhir yang masuk 2017 WUS nomor WUS 1: ≤ 20 tahun dan
ke dalam periode survei. 106 Umur responden berdasarkan > 35 tahun
(V012) dan nomor pertanyaan tersebut dikurangi
215 (B2) selisih antara tahun survei (BKKBN et al.,
dengan tahun bayi terakhir 2018)
lahir.

Paritas Jumlah anak yang pernah Kuesioner SDKI Observasi data set SDKI 2017 0: 2-3 anak Ordinal
dilahirkan ibu, baik dalam 2017 WUS nomor WUS 1: 1 anak
keaadaan hidup atau 208 2: ≥ 4 anak
meninggal (V201) (BKKBN, et al.,
2018)
Komplikasi Penyakit penyerta dan Kuesioner SDKI Observasi data set SDKI 2017 0: Tidak ada Nominal
Kehamilan keluhan umum yang 2017 WUS nomor WUS 1: Ada
dirasakan selama kehamilan 413C 0: Tidak ada (apabila tidak
anak terakhir, seperti mulas (S714DA-DX) pernah mengalami komplikasi) (BKKBN et al.,
sebelum 9 bulan, 1: Ada (apabila pernah 2018)
perdarahan, demam yang mengalami minimal salah satu
tinggi, kejang-kejang dan jenis komplikasi)
pingsan, dan komplikasi
lainnya
Alat Hasil
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala
Ukur Ukur
Variabel Confounder
Komplikasi Penyakit penyerta dan keluhan Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: Tidak ada Nominal
Persalinan yang dirasakan pada saat SDKI 2017 WUS 1: Ada
persalinan anak terakhir, seperti WUS nomor 0: Tidak ada (apabila tidak pernah
mulas, perdarahan, demam yang 428A mengalami komplikasi) (BKKBN et
tinggi, kejang-kejang dan pingsan, (S714FA-H) 1: Ada (apabila pernah mengalami al., 2018)
suhu tinggi dan keluar lender minimal salah satu jenis
berbau, dan komplikasi lainnya komplikasi)

Jenis Kelamin Jenis kelamin anak terakhir yang SDKI 2017 Observasi data set SDKI 2017 0:Perempu- Nominal
lahir hidup. WUS nomor WUS an
213 (B4) 1: Laki-laki

Berat Lahir Berat badan anak terakhir ketika Kuesioner Observasi data set SDKI 2017 0: Tidak Ordinal
lahir, yang ditimbang saat SDKI 2017 WUS BBLR
dilahirkan dalam satuan gram WUS nomor 0: Tidak BBLR (apabila berat lahir 1: BBLR
berdasarkan data yang tercatat di 428 bayi bayi ≥2500 gr)
KMS/buku KIA atau berdasarkan (M19) 1: BBLR (apabila berat lahir bayi (BKKBN et
ingatan responden. bayi < 2500 gr) al., 2018)
Hipotesis
HIPOTESIS 1
Kelangsungan hidup neonatal dini yang dilahirkan di fasilitas kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan
kelangsungan hidup neonatal dini yang bukan dilahirkan di fasilitas kesehatan.

HIPOTESIS 2

Kelangsungan hidup noenatal dini yang ibunya ditolong tenaga kesehatan pada saat persalinan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelangsungan hidup noenatal dini yang ibunya bukan ditolong oleh tenaga kesehatan.

HIPOTESIS 3
Kelangsungan hidup neonatal dini yang ibunya mendapat pelayanan ANC ≥ 6 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan kelangsungan hidup neonatal dini yang ibunya melakukan pelayanan ANC < 6 kali.

HIPOTESIS 4
Kelangsungan hidup neonatal dini yang mendapat pelayanan KN 1 lengkap lebih tinggi dibandingkan dengan
kelangsungan hidup neonatal dini yang mendapat pelayanan KN 1 tidak lengkap.
Metodologi
Penelitian
DESAIN Kohort Retrospektif

• Semua provinsi di Indonesia yang menjadi


LOKASI & lokasi penelitian SDKI Tahun 2017.
• Penelitian dimulai dari bulan Maret hingga
WAKTU Desember2023.
PENELITIAN
ALH yang merupakan anak terakhir dari wanita
POPULASI usia subur (WUS usia 15-49 tahun) di Indonesia

SAMPEL Seluruh ALH yang merupakan anak terakhir


dalam periode 5 tahun sebelum SDKI 2017 dari
WUS yang menjadi responden dalam SDKI 2017
dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi
• Wanita usia subur (15-49 tahun).
• Pernah melahirkan anak lahir hidup antara Tahun 2012 hingga Tahun 2017.
• Data kehamilan dan persalinan yang dicatat merupakan kelahiran anak terakhir.

Kriteria Eksklusi
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi, akan dikeluarkan apabila memenuhi kriteria eksklusi,
berikut:
• Anak yang dilahirkan bukan merupakan anak terakhir (apabila terdapat lebih dari 1 persalinan
oleh 1 responden maka anak yang dilahirkan sebelum anak terakhir akan dikeluarkan dari
studi).
Perhitungan Besar Sampel
• Perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji
hipotesis beda dua rate, sebagai berikut (Lameshow et al.,
1990):

Tabel 4.1. Perhitungan Besar Sampel Minimum

Variabel Independen λ1 λ2 n Sumber


0,011 0,021 41
Tempat Persalinan (Simbolon,
0,014 0,034 24
Penolong Persalinan 2006)
0,013 0,031 25 Gambar 4.1. Tahap pengambilan sampel penelitian
Kunjungan ANC
Dari hasil perhitungan besar sampel yang telah
dilakukan maka diperoleh besar sampel
minimum yakni, sebanyak 82 sampel. Akan
tetapi, pertimbangan peneliti untuk mengambil
seluruh sampel data SDKI 2017 sehingga cara
BESAL SAMPEL pengambilan sampel penelitian ini adalah total
sampling.

Data sekunder yakni, data sampel SDKI Tahun


JENIS DATA 2017

PENELITIAN • Dilakukan dengan bantuan aplikasi


PENGOLAHAN statistik
DATA Editing – Coding – Cleaning – Processing
• Univariabel
ANALISIS DATA • Bivariabel
• Multivariabel (Cox Time-Dependent
Covariate - Cox Regression)
Hasil &
Pembahasan
Gambaran Kelangsungan Hidup Neonatal Dini di Indonesia
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Status Kelangsungan Hidup
Neonatal Dini di Indonesia Tahun 2017
Variabel n % 95% CI
Status Kelangsungan Hidup
Tersensor 15.125 99,1 98,9 – 99,3
Meninggal (event) 145 0,9 0,7 – 1,1
Total 15.270 100
Tabel 5.2. Gambaran Kelangsungan Hidup Neonatal Dini di Indonesia
Tahun 2017
No. Waktu Jumlah Probabilitas Kumulatif
Kematian Survival
1 0 hari 58 0,9962
2 1 hari 48 0,9931
3 2 hari 12 0,9923
Gambar 5.1 Kurva Kelangsungan Hidup Neonatal Dini
4 3 hari 14 0,9914 di Indonesia Tahun 2017
5 4 hari 5 0,9910
6 5 hari 3 0,9908
7 6 hari 5 0,9905
Gambaran Utilisasi Pelayanan
Kesehatan saat Hamil hingga Pasca
Persalinan di Indonesia

Gambar 5.2 Kurva Kelangsungan Hidup Neonatal Dini Berdasarkan


Utilisasi Pelayanan Kesehatan saat Hamil hingga Pasca Persalinan
Gambaran Faktor Lainnya (Potential Confounder)

• Berdasarkan tabel 5.4, sebagian bayi yang berasal dari


ibu tinggal di wilayah pedesaan (51,1%), memiliki
tingkat pengetahuan menengah (58,4%), memiliki 2
sampai 3 anak (53,5%), dan anak terkahir yang
dilahirkan berjenis kelamin laki-laki (51,2%).
• Adapun, bayi dari ibu yang memiliki tingkat ekonomi
tinggi sebanyak 39,5% dan ekonomi rendah sebanyak
39,9%.
• Kemudian, bayi dari ibu yang melahirkan saat ≤ 20 dan
> 35 tahun (27,2%), ada riwayat komplikasi kehamilan
(12%) dan ada Riwayat komplikasi persalinan (30,1%),
serta anak terakhir yang dilahirkan BBLR (6,5%).
Pemeriksaan Ausmsi Proportional Hazard (PH)
Tabel 5.5. Hasil Uji Asumsi Proportional Hazard (PH) dengan metode T-COV
Variabel P-value Asumsi PH
Tempat Persalinan 0,112 Terpenuhi
Penolong Persalinan 0,219 Terpenuhi
Kunjungan ANC 0,090 Terpenuhi
KN 1 0,282 Terpenuhi
Tempat Tinggal 0,516 Terpenuhi
Tingkat Ekonomi 0,261 Terpenuhi
Tingkat Pendidikan 0,663 Terpenuhi
Usia Ibu saat Melahirkan 0,631 Terpenuhi
Paritas 0,135 Terpenuhi
Komplikasi Kehamilan 0,103 Terpenuhi
Komplikasi Persalinan 0,794 Terpenuhi
Jenis Kelamin 0,754 Terpenuhi
Berat Lahir 0,619 Terpenuhi

Semua variabel independen dan kovariat (potential confounder) tidak


dipengaruhi oleh waktu sehingga analisis bivariabel dan multivariabel
menggunakan Cox Regression Proportional Hazard.
Hasil Analisis Bivariabel
• Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa variabel tempat
tinggal, tingkat ekonomi, komplikasi kehamilan, dan komplikasi
persalinan secara statistik tidak berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup neonatal dini (P-value > 0,05). Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya (Simbolon, 2006).
• Hasil analisis bivariabel mengahasikan nilai HRcrude
• Nilai crude dikhawatirkan bukan merupakan efek dari variabel
independent utama saja dikarenakan adanya kemungkinan efek
lain yang mempengaruhi.
• Maka dari itu, perlu dilakukan analisis multivariabel untuk melihat
efek masing-masing variabel independen utama setelah dikontrol
dengan variabel confounder.

Proses analisis multivariabel dimulai dengan mengidentifikasi


variabel independen dan kovariat yang secara statistik memiliki
hubungan dengan variabel dependen. Variabel independen dan
kovariat yang P-value < 0,25 akan masuk ke dalam kandidat
model.
• Pengaruh kunjungan ANC dengan kematian neonatal dini
Hasil Analisis Multivariabel dipengaruhi oleh paritas. Bayi yang ibunya mendapat
pelayanan ANC < 6 kali dan pernah melahirkan 1 anak
memiliki risiko kematian neonatal dini 2,7 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang ibunya mendapat pelayanan
ANC ≥ 6 kali, setelah dikontrol dengan usia ibu saat
melahirkan, paritas dan berat lahir bayi bayi.
• Bayi yang bukan dilahirkan di fasilitas kesehatan memiliki
risiko kematian neonatal dini 0,7 kali lebih rendah
dibandingkan dengan bayi yang dilahirkn di fasilitas
kesehatan, setelah dikontrol dengan usia ibu saat melahirkan,
paritas dan berat lahir bayi bayi.
• Bayi yang ibunya bukan ditolong oleh tenaga kesehatan pada
saat persalinan memiliki risiko kematian neonatal dini 2,6 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang ibunya ditolong
tenaga kesehatan, setelah dikontrol dengan usia ibu saat
melahirkan, paritas, dan berat lahir bayi bayi.
• bayi yang mendapat pelayanan KN 1 tidak lengkap memiliki
risiko kematian neonatal dini 7,9 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang mendapat pelayanan KN 1
secara lengkap, setelah dikontrol dengan usia ibu saat
melahirkan, paritas, dan berat lahir bayi bayi.
Kesimpulan
& Saran
Kesimpulan
1. Proporsi kelangsungan hidup neonatal dini sampai dengan 6 hari di Indonesia, yakni sebesar 99,1% yang
artinya bahwa dari 1000 bayi yang lahir, terdapat 996 bayi yang berhasil survive hingga usia 6 hari.
2. Proporsi kelangsungan hidup neonatal dini lebih tinggi pada bayi yang lahir di fasilitias kesehatan,
yakni sebesar 99,2%. Proporsi kelangsungan hidup neonatal dini lebih tinggi pada bayi yang ibunya
ditolong tenaga kesehatan pada saat persalinan, yakni sebesar 99,2%. Kemudian, proporsi
kelangsungan hidup neonatal dini lebih tinggi pada bayi yang ibunya mendapat pelayanan ANC ≥ 6
kali, yakni sebesar 99,4%. Dan proporsi kelangsungan hidup neonatal dini lebih tinggi pada bayi yang
mendapat pelayanan KN 1 lengkap, yakni sebesar 99,8%.
3. Faktor utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan yang memiliki pengaruh yang
signifikan secara statistik terhadap kelangsungan hidup neonatal dini untuk mengalami kematian yaitu,
penolong persalinan (bukan tenaga kesehatan), kunjungan neonatal pertama (tidak lengkap), dan
kunjungan ANC (<6 kali), setelah dikontrol dengan usia ibu saat melahirkan, paritas, dan berat lahir
bayi. Adapun, pengaruh kunjungan ANC terhadap kelangsungan hidup neonatal dini juga
tergantung pada jumlah anak yang dimiliki ibu (paritas).
Saran
Bagi Kemenkes/Lembaga Terkait
• Pentingnya meningkatkan kelengkapan dari pelayanan KN 1.
• Meningkatkan promosi kesehatan melalui iklan layanan masyarakat terkait pentingnya perawatan bayi baru lahir atau
pemanfaatan layanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan.
• Perlunya memperkuat program audit kematian perinatal dan neonatal untuk mengetahui sebab-sebab kematian,
kendala pada alur rujukan, dan hambatan penanganan bayi di fasilitas pelayanan kesehatan.
• Memperkuat sistem informasi terintegrasi dalam pencatatan dan pelaporan kunjungan ANC, KN 1, serta kematian
neonatal dini.
• Memperkuat anjuran penerapan KB pasca persalinan melalui konseling pada perawatan antenatal dan KN 1 .
• Penegasan dan peningkatan program Kangaroo Mother Care (Perawatan Metode Kangguru).
• Pemberian pelatihan dan peraturan terkait keterampilan bagi tenakes dalam memberikan perawatan selama kehamilan
hingga pasca melahirkan, dengan memperkuat implementasi PERMENKES RI No. 21 Tahun 2021.

Bagi Tenaga Kesehatan


• Memberikan edukasi intensif, dukungan psikologis, serta dorongan kepada ibu hamil, khususnya ibu yang baru
pertama kali hamil, untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri terkait perawatan kesehatan.
• Mengedukasi ibu hamil tentang pemanfaatan buku KIA tentang gizi seimbang, pentingnya perawatan bayi baru lahir
serta mengenalkan ibu mengenai deteksi dini tanda bahaya bayi baru lahir.
• Melibatkan komunitas dalam mendukung ibu hamil baru. Bekerjasama dengan Toma dan kelompok ibu-ibu dapat
membantu menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan maternal dan neonatal.
Bagi Peneliti Selanjutnya
• Sebaiknya menggunakan sumber data yang lebih up to date serta teknik penggunaan data yang lebih baik untuk
menghindari bias informasi yang sangat mungkin terjadi.
Referensi
BKKBN, BPS, KEMENKES, & USAID. (2018). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. http://www.DHSprogram.com
BPS. (2022). Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022 (I. E. Harahap, Ed.; 1st ed.). Badan Pusat Statistik.
BPS, BKKBN, Kemenkes, & ICF International. (2013). Indonesia Demographic and Health Survey 2012.
BPS, & Macro International. (2008). Indonesia Demographic and Health Survey 2007.
Chorunisa, S. (2021). Pengaruh Tempat dan Penolong Persalinan Terhadap Kematian Neonatal Dini di Indonesia (Analisa Data SDKI 2007, 2012,
dan 2017). Universitas Indonesia.
Ezeh, O. K. (2017). Trends and population-attributable risk estimates for predictors of early neonatal mortality in Nigeria, 2003–2013: a cross-
sectional analysis. BMJ Open, 7(5), e013350. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2016-013350
Hatt, L., Stanton, C., Ronsmans, C., Makowiecka, K., & Adisasmita, A. (2009). Did professional attendance at home births improve early neonatal
survival in Indonesia? Health Policy and Planning, 24(4), 270–278. https://doi.org/10.1093/heapol/czp012
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu (3rd ed.). Kementerian Kesehatan RI.
Lawn, J. E., Blencowe, H., Pattinson, R., Cousens, S., Kumar, R., Ibiebele, I., Gardosi, J., Day, L. T., & Stanton, C. (2011). Stillbirths: Where?
When? Why? How to make the data count? The Lancet, 377(9775), 1448–1463. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(10)62187-3
Målqvist, M. (2011). Neonatal mortality: an invisible and marginalised trauma. Global Health Action, 4(1), 5724.
https://doi.org/10.3402/gha.v4i0.5724
Mosley, W. H., & Chen, L. C. (1984). An Analytical Framework for the Study of Child Survival in Developing Countries. Population and
Development Review, 10, 25–45. https://doi.org/10.2307/2807954
Prastika C. (2021). Hubungan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) dengan Kematian Neonatal di Indonesia (Analisis Data SDKI 2017).
Universitas Indonesia.
Wijayanti, A. (2013). Hubungan Jumlah Anak yang Dilahirkan terhadap Kejadian Kematian Neonatal (Analisis Data SDKI 2007). Universitas
Indonesia.
WHO. (2006). Neonatal and Perinatal Mortality : Country, Regional and Global Estimates. World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/43444
WHO. (2022). Newborn Mortality. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/levels-and-trends-in-child-mortality-report-2021
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai