Anda di halaman 1dari 12

Manfaat Bermain dalam

Ranah Perkembangan Anak

Diana Putri Arini, M.A.,M.Psi.,Psikolog


IG :lenterajiwa.plg
Tahukah kamu?
• Hompimpa Alaium Gambreng merupakan terjemahan dari bahasa
Sansekerta, yang artinya sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di
awal abad ke-5.
• Artinya : “Dari Tuhan kembali ke Tuhan, ayo bermain.”
Manfaat Bermain:
• Bermain secara langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek
perkembangan anak. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar
tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam
kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan
mencipta sesuatu.
Let’s Play
Aspek Kognitif
• Menurut Jean Piaget, bermain dapat mendukung proses asimilasi dan
akamodasi.
• Asimilasi adalah proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam
realitas dengan struktur kognisi.
• Akamodasi adalah mengubah sturuktur informasi yang diselaraskan
dengan meniru dan mengamati.
• Bermain mengajarkan anak untuk mempraktekkan dan mengkonsolidasi
keterampilan baru. Contoh: Bermain simbolik thumbler menjadi telepon.
Aspek Bahasa
• Kecepatan anak dalam berbicara bahasa ibu merupakan salah sau
keajaiban alam dan bukti kuat dari dasar biologis untuk
memperoleh bahasa.
• perkembangan kompetensi berbahasa, yakni menggunakan aturan
bahasa yang baik, ekspresi berbicara dan menginterpretasi
dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan anak pada awal-awal
prasekolah, interaksi dengan orangtua, dan peneutur lebih tua.
• Bermain menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk
berinteraksi, saling berbicara, bernegoisasi, menemukan jalan
tengah, bermain peran.
 Bermain dapat membantu dan memotivasi anak
untuk belajar bahasa kedua.
Pada masa awal perkembangan (golden age)
merupakan waktu tepat untuk memperoleh bahasa
kedua. anak-anak yang memperoleh bahasa kedua
pada masa kritis cenderung dapat berbicara
sebagaimana penutur asli bahasa tersebut.
Jenis permainan yang dapat meningkatkan aspek
bahasa:
a. Bermain Peran
b. Kuis kata, tebak kata, tebak huruf
c. Cocok kata, cocok huruf
d. Tirukan-laksanakan
Motorik
• Usia 5-6 tahun perlu permainan aktif untuk anak
agar dapat mengotrol gerak motoric kasar dan halus.
• Contoh permainan motoric kasar: melompat,
memanjat, bersepeda, berlari, menangkap bola,
melempar bola, meluncur.
• Contoh permainan motoric halus: menata puzzle,
meronce, mengecat/melukis, memaku dll.
• Anak-anak perlu
• anak-anak perlu aktif dan mendapatkan
kesempatan untuk melakukan permainan aktivitas
fisik dalam rangka menguasai tubuh.
Bermain dapat mendorong keterampilan
perseptual motoric pada:
1) koordinasi mata-tangan dan mata-kaki.
contoh: menggambar, menulis, memanipulasi objek, menaksir secara visual,
melempar, menendang, menangkap;
2) keterampilan lokomotor
Contoh: berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap,
berguling, dan merangkak;
3) Keterampilan Nonlokomotor
contoh: membungkuk, memutar, berjongkok, duduk, berdiri
4) Kemampuan Mengontrol dan mengatur tubuh
contoh : menunjukkan kesadaran tubuh, ruang, gerakan ritmik, mengubah arah,
menghentikan gerak
Sosial-Emosi
• Perkembangan sosial-emosi meliputi kemampuan
komunikasi, memahami diri sendiri, mengendalikan
emosi, bersimpati, menunjukkan sikap penghargaan
dan bantuan kepada orang lain.
• Usia 3-4 tahun anak mulai mampu mengekspresikan
diri, menunjukkan sikap egosentris perlu dilatih.
• Melalui permainan berkelompok pada aspek sosial-
emosi adalah anak akan belajar berbagi,
menggunakan mainan secara bergilir, melakukan
kegiatan bersama, mempertahankan hubungan dan
memecahkan masalah bersama.
TUGAS:
• Permainan tradisional memiliki nilai filosofi dan makna yang diberikan
kepada anak-anak antar generasi.
• Deskripsikan permainan tradisional di daerahmu baik secara
berkelompok dan individual.
• Kirim tugas di lumen

Anda mungkin juga menyukai