IG :lenterajiwa.plg Tahukah kamu? • Hompimpa Alaium Gambreng merupakan terjemahan dari bahasa Sansekerta, yang artinya sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di awal abad ke-5. • Artinya : “Dari Tuhan kembali ke Tuhan, ayo bermain.” Manfaat Bermain: • Bermain secara langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan mencipta sesuatu. Let’s Play Aspek Kognitif • Menurut Jean Piaget, bermain dapat mendukung proses asimilasi dan akamodasi. • Asimilasi adalah proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam realitas dengan struktur kognisi. • Akamodasi adalah mengubah sturuktur informasi yang diselaraskan dengan meniru dan mengamati. • Bermain mengajarkan anak untuk mempraktekkan dan mengkonsolidasi keterampilan baru. Contoh: Bermain simbolik thumbler menjadi telepon. Aspek Bahasa • Kecepatan anak dalam berbicara bahasa ibu merupakan salah sau keajaiban alam dan bukti kuat dari dasar biologis untuk memperoleh bahasa. • perkembangan kompetensi berbahasa, yakni menggunakan aturan bahasa yang baik, ekspresi berbicara dan menginterpretasi dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan anak pada awal-awal prasekolah, interaksi dengan orangtua, dan peneutur lebih tua. • Bermain menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk berinteraksi, saling berbicara, bernegoisasi, menemukan jalan tengah, bermain peran. Bermain dapat membantu dan memotivasi anak untuk belajar bahasa kedua. Pada masa awal perkembangan (golden age) merupakan waktu tepat untuk memperoleh bahasa kedua. anak-anak yang memperoleh bahasa kedua pada masa kritis cenderung dapat berbicara sebagaimana penutur asli bahasa tersebut. Jenis permainan yang dapat meningkatkan aspek bahasa: a. Bermain Peran b. Kuis kata, tebak kata, tebak huruf c. Cocok kata, cocok huruf d. Tirukan-laksanakan Motorik • Usia 5-6 tahun perlu permainan aktif untuk anak agar dapat mengotrol gerak motoric kasar dan halus. • Contoh permainan motoric kasar: melompat, memanjat, bersepeda, berlari, menangkap bola, melempar bola, meluncur. • Contoh permainan motoric halus: menata puzzle, meronce, mengecat/melukis, memaku dll. • Anak-anak perlu • anak-anak perlu aktif dan mendapatkan kesempatan untuk melakukan permainan aktivitas fisik dalam rangka menguasai tubuh. Bermain dapat mendorong keterampilan perseptual motoric pada: 1) koordinasi mata-tangan dan mata-kaki. contoh: menggambar, menulis, memanipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap; 2) keterampilan lokomotor Contoh: berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan merangkak; 3) Keterampilan Nonlokomotor contoh: membungkuk, memutar, berjongkok, duduk, berdiri 4) Kemampuan Mengontrol dan mengatur tubuh contoh : menunjukkan kesadaran tubuh, ruang, gerakan ritmik, mengubah arah, menghentikan gerak Sosial-Emosi • Perkembangan sosial-emosi meliputi kemampuan komunikasi, memahami diri sendiri, mengendalikan emosi, bersimpati, menunjukkan sikap penghargaan dan bantuan kepada orang lain. • Usia 3-4 tahun anak mulai mampu mengekspresikan diri, menunjukkan sikap egosentris perlu dilatih. • Melalui permainan berkelompok pada aspek sosial- emosi adalah anak akan belajar berbagi, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, mempertahankan hubungan dan memecahkan masalah bersama. TUGAS: • Permainan tradisional memiliki nilai filosofi dan makna yang diberikan kepada anak-anak antar generasi. • Deskripsikan permainan tradisional di daerahmu baik secara berkelompok dan individual. • Kirim tugas di lumen