Anda di halaman 1dari 25

Pembunuhan masal dan

pembunuhan berantai
Diana Putri Arini, M.A.,M.Psi.,Psikolog
Konsep Multiple Murder

• Konsep multiple murder adalah sebutan pembunuhan


dengan banyak korban. Kasus-kasus ini masuk high
profile pembunuhan massal yang memiliki daya tarik di
media sosial.
• Pembunuhan dengan banyak korban diklasifikasikan
menurut variabel seperti :
1. Interval waktu pembunuhan
2. Lokasi pembunuhan
3. Jumlah orang yang terbunuh
Pembunuhan Massal

• Pembunuhan massal adalah tindakan kekerasan satu episode terjadi di satu waktu dan
disuatu tempat. Disebut pembunuhan berantai jika dalam suatu kejadian terjadi minimal
3 pembunuhan tanpa ada periode pendinginan diantara pembunuhan-pembunuhan
lainnya.
• Pembunuhan massal terbagi beberapa tipe:
1. Disciple killers (pembunuh pengikut)
2. Family annihilators (penumpas keluarga)
3. pseudocommando
4. School Shooters (penembakan di sekolah)
5. Disgruntle Employee (karyawan yang tidak puas)
6. set and run killer
Disciple Killer
• Pembunuhan ini dimotivasi untuk mengikuti perintah seorang
pemimpin yang dianggap karismatik.
• Motivasi untuk pembunuhan massal untuk kpembunuh pengikut
biasanya diluar dirinya; pemimpin kelompok yang memerintahkan
pembunuhan dan pengikut yang mematuhi perintahnya mendapatkan
keuntungan psikologis tertentu, yaitu penerimaan dari pemimpin.
• Prosesnya mirip dengan ‘cuci otak’. Para korban biasanya orang tidak
dikenal, dipilih oleh si pemimpin dan dilaksanakan oleh murid atau
pengikut yang mengikuti.
Family Annihilator
• Seseorang yang membunuh seluruh keluarga dalam satu waktu.
• Pembunuh biasanya laki-laki yang mengalami depresi (seringkali ada gejala psikotik),
memiliki riwayat penggunaan alkohol. Motivasi pembunuhannya disebabkan berada
dalam dunia psikologis batiniah individu.
• Ia merasa kesepian, tak berdaya ketika memutuskan membunuh keluarganya. Motivasi
utamanya adalah bunuh diri dan ia membunuh keluarganya untuk menyalamatkan
mereka.
• Pembunuh tidak harus laki-laki bisa juga perempuan yang menghabisi keluarganya.
• Kasus pembunuhan penumpas keluarga di Indonesia:
1. Pembunuhan keluarga Fransikus di Palembang
2. ibu Depresi bunuh anaknya yang tertidur (https://
palembang.kompas.com/read/2019/04/19/10001131/fakta-ibu-bunuh-anak-lalu-bunuh-
diri-di-palembang-keluarga-tolak-otopsi?page=all
)
Pseudocommando
• Pseukomando merupakan pembunuhan yang sibuk dengan segala macam senjata.
• Pelaku sering menyimpan berbagai pistol semiotomatis, senapan serang, senapan
mesin yang disimpan dirumahnya. Mereka biasanya melakukan pembunuhan setelah
melakukan perenungan lama dan perencanaan yang cermat.
• Motivasi untuk membunuh biasanya tersimpan dalam dunia internal biasanya untuk
‘memberi pelajaran pada dunia’ dengan cara menarik perhatian isu tertentu, atau
balas dendam terhadap individu atau sistem yang dianggap menyalahi.
• Kebanyakan pembunuhan massal pseukomando didorong balas dendam terhadap
individu atau sistem yang ‘menyalahi’, dan korban dipilih berdasarkan representasi
kepada pembunuh.
• Kadang-kadang motifnya berkiatan dengan keinginan mencari perhatian untuk
masuk dalam sejarah.
• Hasil profiling menunjukkan pelaku pseudokomando biasanya
hampir semua adalah laki-laki, penyendiri sejak masih kanak-kanak.
Tumbuh dalam keluarga yang pecah dan dysfunctional, ia merasa
ditolak dan sendiri karena tidak bisa membangun hubungan dekat
atau jangka panjang. Akibatnya dia terobsesi dengan kekuasaan di
tingkat yang paling dasar.
• Kemungkinan pelaku tertarik dan berusaha masuk ke angkatan
perang, tertarik pada kegiatan yang menunjukkan pada kekuatan
dan keberanian, seperti bela diri dan senjata. Ia mengembangkan
kebencian untuk kelompok tertentu yang dapat dipersalahkan
karena kelemahan dan kemalangannya. Bisa jadi pelaku adalah
kelompok etnis tertentu, mantan pegawai atau pejabat pemerintah.
• Seiring berjalan waktu, orang yang kelak menjadi pembunuh
memiliki kekecewaan terhadap dunia dan ketidakmampuannya
untuk mencapai atau mendapatkan yang dimiliki orang lain. ia ingin
dikenal siapa dirinya.
• Pelaku mungkin mengalami penolakan terhadap wanita, teguran
atau penurunan pangkat di tempat kerja, berhenti bekerja, atau
sikap tidak sopan dijalanan atau pedagang.
School Shooters
• Penembakan sekolah mengungkapkan fitur kepribadian idiosinikratik
tambahan dan pola reaksioner terhadap kehidupan kampus.
• Bagi masyarakat yang mengabdikan pada penampilan, daya Tarik,
popularitas, status sosial. laki-laki yang tidak menarik dan hanya
memiliki keterampilan yang dapat mengkompensasikan
kerkuangannya harus mengalami frustasi, isolasi sosial dan penolakan.
• Faktor lain yang membedakan pembunuhan massal remaja dan
dewasa: Pelaku remaja mengalami tingkat bullying pada kebanyakan
siswa, pembunuhannya dilakukan dengan cara berpasangan.
• Contoh kasus: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-43067749
Disgruntle Employee (karyawan tidak puas)

• Sering kali pelaku adalah mantan karyawan yang dinasihati, ditertibkan,


diberhentikan atau ditempatkan pada sebuah bentuk cuti kesehatan atau
disabilitas.
• Individu membalas dendam atas ketidakadilan yang dipersepsikannya
dengan pergi ke tempat kerjanya dulu lalu mengacak dan membunuh
mantan kerjanya secara acak atau selektif.
• Hampir semua penuntutan balas di tempat kerja merasa tindakannya
dapat ‘dibela atau dimaklumi’ dan mempersepsikan dirinya sebagai
korban. Mereka menganggap manajemen dan sitem kerjanya korup
sehingga perlu diadili.
• Contoh kasus di Indonesia:
1. Mantan karyawan Rajawali Prima bunuh atasan dan tuntutan
perusahaan.
Set-and Run Killers

• Set and run killers biasanya dimotivasi oleh pembunuhan untuk balas
dendam. Berbeda dengan pembunuhan massal (khususnya
penumpasan keluarga) yang melakukan bunuh diri di tempat kejadian
atau memaksa polisi untuk membunuhnya, individu ini akan
menerapkan teknik melarikan diri.
• Misalh : menanam bom disebuah gedung, untuk meyetel waktu
sedemikian rupa sehingga dia sudah jauh dari lokasi kejadian.
• Pembunuh biasanya berada di tempat jauh dari kejadian
Lagipula, apa artinya berkurang satu "Hampir tiap saat saya meneteskan air
orang di permukaan bumi? Kami para mata saat ibu kandung saya bertanya
pembunuh berantai adalah putra-putra "kapan kamu pulang nak". Pertanyaan
anda, kami adalah suami anda, kamu yg tidak perna bs saya jwb. Bpk Presiden
ada ada dimana-mana. Dan akan lebih yg saya hormati sekali lagi saya
banyak anak-anak anda yang mati memohon ampunan dr bapak agar
besok. mengubah hukuman saya menjadi SH
(seumur hidup),"
- Ted Bundy Ryan Jombang
Pembunuhan Berantai
• Pembunuh berantai (serial murder) biasanya merujuk pada kejadian
dimana individu membunuh secara terpisah pada sejumlah orang
(minimal 3 orang) dari waktu ke waktu.
• Periode pendinginan untuk pembunuh berantai bisa terjadi berhari-
hari atau berminggu bahkan lebih banyak berbulan-bulan atau
bertahun-tahun.
• Istilah pembunuhan berantau dibedakan pertama kali dengan
pembunuhan ganda lainnya oleh kriminolog Amerika bernama James
Reihards yang melontarkan frasa chain killers. Chain killers sebutan
untuk mereka yang meninggalkan ‘rantai’ dibelakangnya.
Mitos Mengenai Pembunuh Berantai

• Mitos 1: Pembunuh berantai semuanya adalah penyendiri disfungsional.


• Fakta 1 : pembunuh berantai tidak tampak seperti monster dan bekerja diluar
masyarakat. Mereka seringkali memiliki keluarga dan tampak normal. Mereka
dapat berbaur dengan masyarakat, bahkan dianggap baik oleh masyarakat.
• Mitos 2 : pembunuh berantai adalah pria kulit putih
fakta 2 : Tidak ada korelasi antara ras dalam pembunuhan berantai.
• Mitos 3 : pembunuh berantai dimotivasi hasrat seksual
fakta 3 : Ada banyak motivasi pada pembunuhan berantau termasuk
kemarahan, sensasi, keuntungan finansial, ideologi, psikosis atau mencari
perhatian.
Aspek Perkembangan Pembunuh Berantai
• Sebagian besar pembunuh berantai tumbuh dari keluarga disfungsional dengan
riwayat penganiayaan, penelantaran dan kekerasan dalam rumah tangga (Cook &
Himn, 1999; Fox & Levine, 1994)
• Banyak terjadi namun tidak semua, biasanya pembunuh berantai hidup dalam situasi
miskin dan pengangguran. Ditinggalkan ayahnya sebelum berumur 12 tahun, jikapun
ada ayahnya mendominasi dan kasar secara fisik. Seorang anak yang tidak diajari
menghargai dirinya sendiri atau keluarganya seringkali sulit untuk menghargai nyawa
orang lain (Sears, 1999).
• Selama masa kanak-kanak mereka mengisolasi sosial, menumpuk kemarahan dan
kebenciannya pada masyarakat. Tidak memiliki pengalaman dalam hal memedulikan
atau dipedulikan, tidak pernah mengembangkan kemampuan untuk mencintai.
Penolakan dan penganiayaan dari orangtua, dicemohakan oleh anak-anak lain
membuat mereka tidak dapat mengembangkan kesenangan seperti orang normal.
• Memiliki fantasi seksual mengenai agresi, kekuasaan dan kontrol yang
sifnifikan. Riset menunjukkan 81% pembunuh berantai menggunakan
pronografi secara ekstensif sebagai stimuli visual.
• Fantasinya semakin berkembang menghasilkan keterpesonaan atau
bahkan obsesi pada pekerjaan polisi. Beberapa pembunuh berantai
memperkenalkan dirinya sebagai penegak hukum untuk memancing
korbannya, sebagian lain penjaga keamananan atau asisten polisi.
• Bagi pembunuh berantai, keterpesonaan pada polisi adalah
perpanjangan dari kebutuhan patologis pembunuh berantai untuk
mendominasi dan penyamarannya sebagai petugas penegak hukum
adalah perpanjangan kehidupan fantasi si pembunuh dalam dunia nyata.
Fase Pembunuhan Berantai

Fase Aura Fase Trolling Fase Wooing

Fase Fase Fase Fase


Penangkapan
Penyesalan Toterm Pembunuhan
1. Fase Aura
• Fase ini berupa mernarik diri dari realitas dan meninggi indra
dapat berlangsung beberapa saat bahkan berlangsung beberapa
bulan dan mulai sebagai perluasan dan perpanjangan fantasi.
• Calon pembunuh mungkin menyalahgunakan obat dan alkohol
untuk mengobati dirinya
2. Fase Merayu
• Pembunuh mulai mengintai korban.
• Fase merayu mengacu pada upaya pembunuh mendapatkan
kepercayaan dari korbannya yang seringkali masuk ke dalam
perangkapnya. Contoh:pada kasus Ted Bundy memakai
gendongan di lengannya dan meminta korban untuk
mengambilkan buku atau paket didalam mobilnya.
3. Fase Penangkapan
• Ketika korban tidak berdaya tanpa kemungkinan untuk melarikan diri karena
pintu terkunci atau memukul korban.
4. Fase pembunuhan
pembunuhan yang dilakukan pada korban yang dapat terjadi dengan berbagai
bentuk, tergantung sifat fantasi, kebutuhan, bahkan lokasi fisik pembunuh.
5. Fase Totem
• fase totem adalah cara menghidupkan kembali, gratifikasi dan perasaan
berkuasa karena pembunuhan telah terjadi.
• Fase totem adalah mencari souvenir pembunuhan dengan mengambil artefak
milik korban, memotong atau memakan bagian tubuh, menguliti atau memotret.
6. Fase Depresi
• Kadang-kadang setelah terjadinya pembunuhan, ketika kepuasannya mulai
memudar, fase depresi muncul sehingga pelaku melihat totem dan melakukan
lagi.
Tipe Pembunuhan berantai:
Menurut Holmes dan Deburger (1985,1988) ada tipe pembunuh berantai
berdasarkan motifnya, meski begitu sistem klasifikasi ini belum bisa diterima
secara universal:
1. Tipe Pembunuh Berantai Visioner Psikotik
• seringkali mendengar suara atau melihat gambaran yang didorong untuk
membunuh oleh halusinasi atau delusi.
2. Tipe Pembunuhan berorientasi misi
• Pelaku merasa memiliki kebutuhan kuat untuk membersihkan dunia dari
mereka yang dianggap tidak bermoral dan tidak berguna.
• korban biasanya adalah kaum marjinal yang tidak diinginkan dalam
kehidupan masyarakat seperti pelacur, homoskesual, atau anggota rasial
lainnya.
3. Tipe Hedonistik
• pembunuhan mendapatkan kesenangan dari tindakan membunuh murni.
• motifnya dapat diklasifikasikan karena lust killer dimotivasi oleh seks,
korbannya masih hidup atau mati. Contoh: kasus pembunuhan berantai robot
gedek. Pembunuhan ini menunjukkan derajat aspek aneh dalam
kehidupannya yang bertentangan dengan pemahaman rasional.
• Thrill killer, membunuh murni dengan kesenangan. Sensasi membunuhnya
seringkali brutal dan sadis.
• Comfort killer, menikmati apa yang bisa dinikmati dari membunuhnya
secara material. Ini bisa bearti peluang, binis, atau hilangnya pesaing.
Tujuannya adalah gaya hidup yang nyaman dan kehidupan yang baik,
4. Power seeker (pencari kekuasaan)
• Pembunuh menginginkan kontrol total atas hidup mati orang lain.
• Pelaku dapat mempraktekkan kanibalisme untuk memiliki kontrol
total atas korban-korbannya dengan membawa mereka dalam
keadaan hidup di dalam dirinya.
Sistem Klasifikasi Pembunuhan berdasarkan
Metode (Ressler et al, 1988)

• Ressler et al membentuk sistem klasifikasi berdasarkan metode pembunuhan,


intelek yang tampak pada pembunuh, derajat emosi yang diekspresikan selama
kejahatan, dan kondisi tempat kejadian pembunuhan.
1. Pembunuh teroganisir
• memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan kompoten secara sosial. Mereka
mampu mengendalikan emosinya selama melakukan kejahatan dan cenderung
metodis serta terencana dengan baik.
• Mereka sering melakukan penahanan untuk mendapatkan kekuasaan dan
kontrol atas korban, jika senjata digunakan, senjatanya tidak tertinggal di TKP. Kola
ada seks dalam kejahatannya, biasanya dilakukan dalam keadaan korban hidup.
• Setelah pembunuhan terjadi, pelaku menikmati pemberitaan tentang
kejahatannya di media.
2. Pembunuhan Berantai tipe Tidak Terorganisir
• Sering dianggap sebagai psikopat.
• Individu ini menggunakan campuran antara pesona, manipulasi,
intimidasi dan kekerasan untuk mengontrol orang lain dan memuaskan
kebutuhannya sendiri.
• Orang-orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung fasih
dan mempesona secara artifisial, memiliki perasaan berharga akan
kebesarannya.
• Mereka memperlihatkan afek dangkal, tidak memiliki empati dan gagal
menerima tanggung jawab.
• Perlu dicatat tidak semua psikopat adalah pembunuh berantai.
Pro dan Kontra Klasifikasi tipe
pembunuhan

• Klasifikasi tipe pembunuhan menurut Ressler et al dan Dauglas et al


tidak diterima oleh smeua psikolog forensic, kriminolog, ataupun para
peneliti mengenai kejahatan.
• Contoh riset, Center dkk (2004) menguji dikotomi teroganisir dan non
organisir pembuhan dengan multidimensial scalling 39 apsek pada
100 pembuhan berantai, mereka tidak menemukan dengan jelas ciri
penyerangan yang berbeda.
• TKP-TKP lapangan yang teroganisir dan non oganisir tidak dapat
diperlawankan satu sama lain. alih-alih masing-masing pembunuhan
memiliki represntasi gaya dominan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai