Anda di halaman 1dari 27

Internal Control

Plan, Program, Procedures,


Technique, Risk &
Materiality
Internal Control
Standar Pekerjaan Lapangan yang ke-2 :
Pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
KOMPONEN PENGENDALIAN
INTERN
1. Lingkungan Pengendalian (control environment), menetapkan corak
suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-
orangnya. Merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran Resiko (Risk Assessment), adalah : identifikasi entitas dan
analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus
dikelola
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities), adalah : kebijakan dan
prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan
untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah
dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication),
Adalah : pengidentifikasian,penangkapan dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yangmemungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka
5. Pemantauan (Monitoring), Adalah : proses yang menentukan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu
Lingkungan Pengendalian (control
environment) mencakup hal-2 berikut:
a) Integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Partisipasi dewan komisaris dan komite
udit
d) Struktur organisasi
e) Pemberian wewenang dan tanggungjawab
f) Kebijakan dan praktik sumber daya
manusia
Penaksiran Resiko (Risk Assessment)
Keadaan yang menimbulkan risiko :
a) Perubahan dalam lingkungan operasi
b) Personel baru
c) Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d) Teknologi baru
e) Lini produk, produk atau aktivitas baru
f) Restrukturisasi korporasi
g) Operasi luar negeri
h) Standar akuntansi baru
Aktivitas Pengendalian (Control Activities),
berkaitan dengan hal-2 berikut :
1. Review terhadap kinerja
2. Pengolahan informasi
3. Pengendalian fisik
4. Pemisahan tugas
Informasi dan Komunikasi
(Information and Communication)
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai
tentang sistem informasi yang relevan dengan
laporan keuangan untuk memahami :
1. Golongan transaksi yang signifikan
2. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
3. Catatan akuntansi, informasi pendukung,dan
akun tertentu dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi
4. Pengolahan akuntansi sejak saat transaksi
dimulai sampai dengan dimasukan kedalam
laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang
digunakan untuk mengirim, memproses,
memelihara dan mengakses informasi
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan
pengambilan tindakan koreksi.
Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yg
berlangsung secara terus menerus, evaluasi
terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya.
Aktivitas pemantauan dapat mencakup
penggunaan informasi dan komunikasi dengan
pihak luar seperti keluhan customer dan
komentar dari badan pengatur
Komponen Internal Control

MONITORING
PEMANTAUAN

RISK ASSESSMENT
PENAKSIRAN RISIKO

CONTROL ACTIVITIES
Infrastruktur
AKTIVITAS PENGENDALIAN
INFORMATION &
COMMUNICATION
INFORMASI & KOMUNIKASI
CONTROL ENVIRONMENT
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN
DENGAN RUANG LINGKUP (Scope)
PEMERIKSAAN
Jika pengendalian intern lemah, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun
kecurangan dalam perusahaan sangat besar.
Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang
besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak
sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati
dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak
mengumpulkan bukti-2 yang mendukung pendapat yang
diberikan.
Untuk mencegah kemungkinan tsb, jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian intern tdk berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS PENGENDALIAN
INTERN :
 Pemahaman komponen pengendalian intern harus
didokumentasikan untuk merencanakan audit
 Bentuk dan isi dokumentasi tergantung ukuran,kompleksitas,
sifat pengendalian intern entitas
 Semakin kompleks pengendalian intern dan luas prosedur yang
dilaksanakan maka semakin luas dokumentasi pemahaman
pengendalian intern
 Baik buruknya pengendalian intern berpengaruh pada :
 Keamanan harta kekayaan perusahaan
 Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
 Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
 Tinggi rendahnya audit fee
 Jenis opini dari akuntan publik
Cara melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern :
1. Internal Control Questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
Plan, Program,
Procedures, Technique,
Risk & Materiality
AUDIT PLAN (Perencanaan
Pemeriksaan)
Standar Pekerjaan Lapangan yang pertama :
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
Pertimbangan auditor dalam perencanaan
auditor :
1. Pahami bisnis dan industri klien (understanding client
bussiness)
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi klien
3. Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien,
termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah
informasi akuntansi pokok perusahaan
4. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
5. Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit
6. Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian
(adjustment)
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan
pengujian audit, seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan
yang material atau adanya transaksi antar pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
8. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada
pemberi tugas (sebagai contoh, laporan audit tentang laporan
keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk menggambarkan
kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian)
SUPERVISI
Pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian
tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai.
Unsur supervisi :
 Memberikan instruksi kepada asisten
 Tetap menjaga penyampaian informasi masalah penting yang
ditemukan dalam audit
 Mereview pekerjaan yang dilaksanakan :
 apakah pekerjaan audit telah dilaksanakan secara memadai
dan menilai apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang
disajikan dalan laporan audit
 Menyelesaikan perbedaan pendapat antara staf audit dan KAP
 Faktor yang mempengaruhhi luasnya supervisi:
 Kompleksitas masalah
 Kualifikasi orang yang melaksanakan audit
 Memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit
 Mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap
sifat, luas dan saat prosedur tsb. dilaksanakan (sifat bisnis
klien, masalah akuntansi dan audit)
ISI AUDIT PLAN

1. Hal-hal mengenai klien


2. Hal-hal yang mempengaruhi klien
3. Rencana kerja auditor
Hal-hal mengenai klien
a. Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll
b. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)  Nama Pemilik,
Permodalan
c. Accounting policy (Kebijakan Akuntansi)
 Buku yang digunakan  Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku
Kas/Bank, Buku Memorial
 Metode pembukuan  Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer,
Mesin Pembukuan
 Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam
menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien
tsb)
d. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan
sekarang
e. Client contact  Presiden direktur, Controller, Chief Accountant, Penasihat
hukum
f. Accounting, Auditing & Tax Problem
 Accounting problem  Perubahan metode pencatatan dan manual ke
komputer, Revaluasi fixed asset, Perubahan metode atau tarif penyusutan
 Auditing problem  Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan,
Perubahan accounting policy
 Tax problem  Masalah rastitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua
pembukan dalam perusahaan
 Hal-hal yang Mempengaruhi Klien, bisa didapat dari majalah
ekonomi/surat kabar (Business News, Ekonomi Keuangan
Indonesia).
 Rencana Kerja Auditor
a. Staffing
 Nama Partner
 Nama Manager
 Nama Supervisor
 Nama Senior
 Nama Asisten
b. Waktu Pemeriksaan
 Waktu dimulai suatu pemeriksaan
 Berapa lama waktu pemeriksaan
 Dead Line (selesai kapan, dikirim kemana, sampainya
kapan, kepada siapa report itu dikirim)
 Budget (jam kerja dan biaya audit)
c. Jenis Jasa yang Diberikan
• General Audit, Special Audit, Bantuan Administrasi,
Menyusun Neraca/Laba Rugi, Perpajakan
AUDIT PROGRAM
Merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan
dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit
program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test)
Tujuan Audit Program
Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen
dari sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban,
pemilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan dapat
dipercaya, wajar dan tidk menyesatkan terhadap pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb
Manfaat Audit Program :
 Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi
bagaimana harus menyelesaikan
 Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian
pemeriksaan
 Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
 Risiko Audit adalah :
Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material
Jenis risiko audit :
1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi : tidak terdapat
pengendalian yang terkait)
2. Risiko Pengendalian, adalah risiko bahwa salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian intern klien.
3. Risiko Deteksi, adalah risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material dalam suatu asersi
Materialitas
Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan
orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tsb.
Kalimat “Menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia”
Menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan tidak mengandung salah saji material
Konsep materialitas penting bagi kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ,
sedangkan beberapa hal lain tidak penting, baik individual atau
keseluruhan.
Laporan Keuangan mengandung salah saji material
Apabila laporan keuangan tsb. mengandung salah saji yang
dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup
signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tsb
tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Salah saji akibat dari kekeliruan atau kecurangan
 Auditor tidak bertanggung jawab  dalam merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa salah saji yang disebabkan karena
kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporan
keuangan
 Kekeliruan (Error) adalah :
Salah saji atau penghilangan yang “Tidak Disengaja” jumlah
atau pengungkapan dalam laporan keuangan
 Kekeliruan mencakup :
 Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang
menjadi sumber penyusunan laporan keuangan
 Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari
kecerobohan atau salah tafsir fakta
 Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau
pengungkapan
 Kecurangan (lebih luas dari segi hukum), namun auditor
berkepentingan dengan tindakan curang yang menyebabkan
salah saji material dalam laporan keuangan
Faktor utama yang membedakan
“kecurangan” (Fraud) dengan
“kekeliruan” (Error) :
Apakah tindakan yang mendasarinya, yang
mengakibatkan salah saji dalam laporan
keuangan, merupakan tindakan yang “disengaja”
atau “tidak disengaja”
Auditor tidak membedakan antara kekeliruan dan
kecurangan, tanggungjawab auditor adalah
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas salah saji material (perbedaan
diungkapkan dalam hal tanggapan auditor terhadap
salah saji yang terdeteksi)
Pertimbangan salah saji material :
 Apakah berdampak individual atau gabungan  auditor
harus mempertimbangkan sifat dan jumlah pos dalam
laporan keuangan yang diaudit
 Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh
persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki
pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan
kepercayaan terhadap laporan keuangan
 Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup
pertimbangan  kualitatif maupun kuantitatif
Hubungan antara Materialitas, Risiko
Audit dan Bukti Audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit
menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu
mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara
itu tingkat materialitas tetap dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan
tingkat materialitas secara bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai