Anda di halaman 1dari 13

ASUMSI

TENTANG
MENGELOLA
INTEGRASI
kelompok 3

INTERNAL
ANGGOTA
KELOMPOK
1. IVANKA HIBATULLAH
(2020110160311188)
2. Naufal Nur Firdaus (202110160311566)
3. Rendy Noer Cakra. S (202110160311597)
4. Muhammad Arif. A (202110160311561)
5. Lazuardi Gibrani. r (202110160311543)
Integrasi internal merujuk pada proses atau usaha untuk mengintegrasikan atau
menyatukan bagian-bagian yang berbeda atau beragam di dalam suatu sistem,
organisasi, atau masyarakat. Dalam konteks sosial, integrasi internal berfokus
pada pengembangan hubungan yang kuat antara kelompok-kelompok yang
berbeda dalam suatu masyarakat, dengan tujuan memperkuat kesatuan, kerjasama,
dan saling pengertian di antara mereka.
Integrasi internal sering kali melibatkan penyelesaian perbedaan atau konflik antar
kelompok, penghormatan terhadap keberagaman, dan pengembangan solidaritas
dan kebersamaan. Ini melibatkan penerimaan dan penghargaan terhadap
perbedaan budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial yang berbeda.
Dalam konteks budaya, integrasi internal bisa berarti memperkuat identitas
budaya suatu komunitas, mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, serta
memastikan bahwa setiap anggota masyarakat merasa diakui dan dihormati atas
kontribusi budaya mereka. Proses ini memperkuat jalinan sosial dan
meningkatkan rasa saling ketergantungan di antara anggota masyarakat.
ISSUES INTERGRASI
INTERNAL
• Menciptakan bahasa dan kategori konseptual yang umum. Menciptakan
bahasa dan kategori konseptual yang umum.
• Mendefinisikan batas grup dan kriteria untuk inklusi dan pengecualian.
• Penyaluran daya dan status.
• Mengembangkan norma keintiman, persahabatan, dan cinta.
• Mendefinisikan dan mengalokasikan penghargaan dan hukuman.
• Menjelaskan ideologi dan agama yang tidak dapat ditunda.
MENCIPTAKAN BAHASA YANG
SAMA DAN KATEGORI
untuk berfungsi sebagaiKONSEPTUAL
kelompok, individu yang datang bersama harus membuat
sistem komunikasi dan bahasa yang memungkinkan interpretasi tentang apa yang
sedang terjadi. Organisme manusia tidak dapat mentolerir terlalu banyak
ketidakpastian atau stimulus kelebihan beban. Kategori makna yang mengatur
persepsi dan pemikiran sentuh keluar apa yang tidak penting sambil memusatkan
perhatian pada apa yang penting. Kategori seperti itu tidak hanya mengurangi
kelebihan mandan dan kecemasan tapi juga merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk tindakan terkoordinasi.
MENDEFINISIKAN BATAS
KELOMPOK DAN IDENTITAS
Jika sebuah kelompok berfungsi dan berkembang, salah satu daerah terpenting untuk
konsensus yang jelas adalah persepsi siapa yang ada dalam kelompok baru dan yang
keluar (atau tidak), dan kriteria dimana keputusan inclusionary dibuat. Anggota baru tidak
dapat benar-benar berfungsi dan berkonsentrasi pada tugas utamanya jika mereka tidak
aman tentang keanggotaan mereka, dan kelompok tersebut tidak dapat benar-benar
menjaga rasa baik itu jika tidak memiliki cara untuk menentukan dirinya dan batas-
batasnya.
DISTRIBUSI POWER DAN
STATUS
Menjelaskan dengan tepat status dan kekuasaan yang didistribusikan di antara
anggota kelompok. Setiap kelompok harus bekerja berkaitan dengan tingkatan
sosial, aturan-aturan dan kriteria-kriteria yang menjelaskan bagaimana anggota,
memperoleh, menjaga dan kehilangan kekuasaannya. Konsensus pada bidang
ini sangat penting untuk membantu anggota mengelola perasaannya ketika
mereka merasa diinginkan dan diserang atau diabaikan
MENGEMBANGKAN
ATURAN UNTUK
KEINTIMAN
PERSAHABATAN DAN CINTA
Mengembangkan norma yang jelas untuk mengatur pergaulan antara
anggota organisasi terkait, hubungan dekat, perte- manan, dan kasih
sayang. Setiap kelompok harus bekerja berdasarkan aturan main
untuk hubungan dengan rekan sebaya, hubungan antara lawan jenis
dan bagaimana menjaga sikap terhadap keterbukaan dan keakraban
untuk mengatur tugas-tugas organisasi. Konsensus terhadap bidang
ini sangat pen- ting untuk membantu anggota mengelola perasaan
dibutuhkan.
ALOKASI
PENGHARGAAN DAN
HUKUMAN
Mendefinisikan secara jelas tentang penghargaan dan hukuman serta
bagaimana keduanya dialokasikan pada anggota organisasi. Setiap kelompok
harus mengetahui apa perbuatan yang dibenarkan dan apa perbuatan yang salah
dan harus mencapai konsensus tentang penghargaan dan hu- kuman.
MENGIMPLEMENTASIKAN
INTERGRASI INTERNAL PADA
BUDAYA KOTA PONOROGO DAN
KOTA LAIN
• PENINGKATAN KESADARAN
• MENETAPKAN TUJUAN DAN NILAI BERSAMA
• MENDORONG PARTISIPASI DAN KOLABORASI
• MENGEMBANGKAN BAHASA DAN BUDAYA
BERSAMAFESTIVAL BUDAYA
• MENETAPKAN SALURAN KOMUNIKASI YANG
DENGAN MENERAPKAN STRATEGI-STRATEGI INIEFEKTIF
ORGANISASI DAN KOMUNITAS DAPAT MENGINTEGRASIKAN
ASPEK INTERNAL DAN MEMBANGUN KELOMPOK YANG
KUAT DAN BERSATU YANG MENGHARGAI PERBEDAAN
BUDAYA.
CONTOH Mengadopsi budaya Reog
Ponorogo: Budaya Reog
Ponorogo dapat diadopsi
sebagai salah satu cara untuk
mengintegrasikan budaya antara
Kota Ponorogo dan kota lain.
Reog Ponorogo telah ditetapkan
sebagai Warisan Budaya
Indonesia dan telah diusulkan
untuk menjadi budaya tak benda
di UNESCO.Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadakan
pertunjukan Reog Ponorogo di
Surabaya,pasuruan,malang atau
kota lainnya dan
mempromosikan budaya Reog
Ponorogo di kota lain.
KESIMPULAN
Dengan mengintegrasikan budaya organisasi maupun budaya daerah,
organisasi dapat membangun budaya yang kuat dan sehat yang dapat
meningkatkan kinerja organisasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitarnya.
TERIMA
KASIH
Atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai