TIROIDITIS HASHIMOTO :
APA YANG KITA KETAHUI
SEJAUH INI ?
Jovita Olivia
Pembimbing :
Dr. dr. Asri Purwanti, Sp.A(K), M.Pd
Dr. dr. Agustini Utari, M.Si.Med, Sp.A (K)
dr. Stephanie Adelia, Sp.A
• Identifikasi faktor yang terlibat dalam
patogenesis tiroiditis Hashimoto
• Patogenesis masih belum sepenuhnya dipahami
• Menstimulasi sel T CD4+ secara berlebihan
(peran paling penting)
• Penelitian terbaru = peningkatan peran sel
yang baru ditemukan seperti Th17 (CD4 + IL-
17 +) atau sel Treg (CD4 + CD25 + highFoxP3 +)
dalam induksi gangguan autoimun
• Proses apoptosis juga memainkan peran yang
sama penting
1. Introduksi
• AITD : 30% dari semua penyakit autoaggresif (Tiroiditis
Hashimoto/HT dan Grave’s disease).
• HT : defek imun pada individu dengan kerentanan genetik
+ faktor lingkungan
• Dapat terjadi dengan aktivitas tiroid yang normal.
Disfungsi kelenjar mungkin terbukti secara klinis (0,1-2%
dari populasi) atau subklinis (10-15%), tergantung pada
parenkim tiroid yang rusak
• Tidak ada pernyataan yang jelas : korelasi titer antibodi
dan risiko hipotiroid subklinis
Bossowski dan Schott &
Garber et al
Otto-Buczkowska Scherbaum
Bossowski et al
Li et al
Shi et al
Wang et al
Bossowski et al
• Anak AIDT yang baru didiagnosis
dan terjadi peningkatan llimfosit Zha et al
pada pasien yang menjalani terapi • Sel T reg bisa rusak dan tidak
penggantian L-thyroxine berfungsi
• Korelasi negatif diamati antara • T reg yang rusak merusak
persentase T reg CD4 + CD25 + toleransi kekebalan tubuh
tinggi dan konsentrasi antibodi anti- autoimun
TPO pada individu yang belum
diobati
Glick et al
• Tidak menemukan perbedaan sel T
reg dalam populasi CD4 + pada Marazuela et al
sekelompok pasien yang menderita • Pengobatan HT meningkatkan
penyakit autoimun tiroid jumlah T reg dapat lebih efektif jika
7. Apoptosis
• Persentase ekspresi molekul apoptosis Fas / FasL dan protein proapoptotik Fas /
FasL dalam sel tiroid
Stassi et al
• Ekspresi Fas dan FasL meningkat pada tirosit. Perubahan dalam distribusi penanda
apoptosis pada tirosit dapat disebabkan oleh sitokin proinflamasi yang dilepaskan
oleh makrofag dan limfosit Th 1 seperti IFNG, TNFA, dan IL-12 peningkatan
ekspresi Fas pada permukaan tirosit dan peningkatan konsentrasi procaspases 8, 10,
dan 7 dan peningkatan ekspresi Bid, Bcl-xL, dan penurunan Bak disertai penurunan
Bcl-2
Su et al
• Inhibitor apoptosis [FAP-1 (Fas-related phosphatase 1), FLIP (protein penghambat
mirip FLICE), keluarga protein Bcl-2 (Bcl-2 dan BclxL), dan IAP (protein apoptosis
penghambat)]
• Penurunan Bcl2 pada pasien HT sedangkan limfosit yang menginfiltrasi tiroid tinggi.
Ini merangsang apoptosis tirosit dan kerusakan parenkim tiroid yang menunjukkan
bahwa faktor apoptosis tirosit berkorelasi dengan AITD
• Bona et al : Korelasi langsung antara konsentrasi antibodi anti-
TPO dalam serum darah dan resistensi sel T terhadap
apoptosis yang diinduksi Fas pada sekelompok pasien yang
tidak diobati. Hubungan serupa tidak diamati pada kelompok
pasien yang menerima terapi pengganti
• Feldkamp et al : Pengaruh hormon tiroid (T3, T4) pada
intensifikasi apoptosis di antara limfosit T dan penurunan
ekspresi antiapoptosis Bcl-2 antiapoptotik intraseluler. Aktivitas
apoptosis juga tergantung pada konsentrasi yodium. Kadar
rendah menghambat sementara tinggi menginduksi apoptosis
pada Fas. Perlu disebutkan bahwa bentuk terlarut Fas dan FasL
(sFas, sFasL) ada dalam serum darah mencegah apoptosis
dengan menganggu interaksi Fas / FasL. Pasien dengan HT
mengalami penurunan kadar partikel ini dalam serum darah
8. TRAIL (TNF-Related Apoptosis-Inducing
Ligand)
• TNF-Related Apoptosis-Inducing Ligand juga termasuk dalam
keluarga super TNF dan mampu menginduksi apoptosis pada sel
neoplastik
• Peningkatan ekspresi reseptor ini di bawah pengaruh sitokin
proinflamasi tertentu seperti IFNG atau TNF.
• Fang et al : TRAIL dapat melindungi tiroid terhadap fibrosis pada
model hewan.
• Tikus yang menjalani netralisasi TRAIL endogenik memiliki peningkatan
konsentrasi sitokin proinflamasi (IFNG, TNFA, IL-17, atau TGFB) yang
mengambil bagian dalam proses fibrosis.
• Mereka mengalami penurunan ekspresi sitokin anti-inflamasi seperti IL-10
dan IL-13, peningkatan kadar protein FasL dan molekul apoptosis FLIP dan
Bcl-xL pada sel-sel inflamasi dalam tiroid, dan, pada saat yang sama,
penurunan kadar dari tirosit.
• Para peneliti menyarankan bahwa protein TRAIL dapat menjadi bagian dari
subfamili penghambat penyakit autoimun yang menghambat peradangan.
9. Aktivasi Bystander
• Virus sel tiroid atau limfosit nonspesifik
teraktivasi dalam tiroid dapat menyebabkan
pelepasan sitokin lokal yang dapat
mengaktifkan sel T spesifik
• Hipotesis ini telah didukung oleh studi pada
model hewan tiroiditis autoimun eksperimental
yang dilakukan oleh Arata et al
10. Ekspresi Sel Tiroid pada Antigen HLA
• Molekul MHC kelas II ada pada sel folikel tiroid pada pasien HT
• Ekspresi molekul ini pada sel folikel tiroid dapat diinduksi oleh
IFN gamma dan produk lain dari sel T ketika sel T diaktifkan
(misalnya, oleh infeksi virus)
• Sel tiroid yang mengekspresikan molekul MHC kelas II mampu
menghadirkan antigen ke sel T sel T aktif mendukung
hipotesis bahwa induksi molekul MHC kelas II pada sel folikel
tiroid oleh IFN gamma dapat menginduksi tiroiditis autoimun
pada tikus yang rentan. Temuan ini sangat mendukung
pandangan bahwa infeksi dapat menginduksi ekspresi molekul
MHC kelas II pada sel tiroid manusia dan bahwa sel ini dapat
bertindak sebagai sel penyaji antigen memulai respon
autoimun tiroid
11. Kesimpulan