Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH PERKEMBANGAN

ILMU USHUL FIKIH

MATA KULIAH: USHUL FIKIH


Oleh: Roqi Yasin, M.A.
ILMU FIKIH DAN Ilmu Fikih
ILMU USHUL FIKIH Penyusunan ilmu fikih lebih
dulu dibandingkan ilmu
ushul fikih.
Contents

Perkembangan ilmu ushul


fikih sejalan dengan
perkembangan ilmu fikih.
Meskipun sebagai sebuah
ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri dan sistematis, ilmu Ilmu Ushul Fikih
fikih lebih dulu dibandingkan Contents Contents
Meskipun pemikiran ushul
ilmu ushul fiikih. fikih sudah ada sejak
zaman Nabi Muhammad
SAW, tetapi
penyusunannya dimulai
sejak Abad ke-3 Hijriah.
ILMU FIKIH DAN ILMU USHUL FIKIH

Muhammad bin Idris As-Syafi’I atau yang biasa dikenal


dengan nama Imam Syafi’I merupakan sosok “peletak batu
bata pertama” dalam bangunan Ilmu Ushul Fikih, karya
beliau yang berjudul “Ar-Risalah” merupakan kitab pertama
yang membahas ilmu Ushul Fikih secara sistematis.

Meskipun upaya dalam merumuskan langkah-langkah


pengambilan hukum (istinbath hukum) sudah dilakukan oleh
pendahulu Imam Syafi’I, seperti Imam Abu Hanifah dan
Imam Malik, tetapi Imam Syafi’I dengan karyanya Ar-Risalah
lah yang memulai pembahasan ilmu ini secara sistematis
sehingga beliau dianggap sebagai “The Founding Father
Kitab Ar-Risalah karya of Islamic Law Theory”.
Imam As-Syafi’i
TAHAP PERKEMBANGAN ILMU FIKIH

Periode
Periode Ke-6
Ke-5 Masa
Periode Kebangkitan
Ke-4 Masa Taqlid
Periode Fikih Modern
Ke-3 Masa kodifikasi
Periode Ilmu Fikih
Masa para
Ke-2
Periode Masa para
Tabi’in dan
Ke-1 Tabi Tabi’in
sahabat
Masa Nabi
Muhammad
masih hidup
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5
Periode
Periode Ke-4

Periode Ke-3
Ke-2
Periode
Ke-1 Periode Ke-1 Masa Nabi Muhammad Masih Hidup
Masa Nabi
Muhammad  Ilmu fikih pada masa Nabi Muhammad terdiri dari hukum-
masih hidup
hukum yang termuat di dalam Al-Qur’an dan hukum-hukum
yang daisabdakan oleh Rasulullah SAW tentang hal-hal yang
terjadi maupun ditanyakan oleh para sahabat.
 Pada masa ini, sumber hukum yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW
 Di masa ini, ilmu fikih belum dikodifikasikan, dibukukan
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5
Periode
Periode Ke-4

Periode Ke-3
Ke-2
Periode
Masa Para Sahabat
Ke-1
Periode Ke-2 Masa Para Sahabat (11-14 H)

 Di masa para sahabat, muncul beberapa persoalan/ permasalahan yang


belum ditemukan di masa Nabi Muhammad masih hidup.
 Para sahabat mulai berijtihad untuk menjawab persoalan-persoalan yang
tidak ada ditemukan jawabannya di Al-Qur’an dan Sunnah sehingga
sumber hukum pada masa ini yaitu Al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad para
sahabat.
 Di masa ini, ilmu fikih belum dibukukan, semua ada nama Ilmu Fikih
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5
Periode
Periode Ke-4

Periode Ke-3
Masa para
Ke-2
Periode Tabi’in dan
Ke-1 Tabi Tabi’in

Periode Ke-3 Masa Para Tabi’in dan Tabi Tabi’in (41-132 H)

 Di abad ke-2 dan ke-3 hijriah, wilayah islam semakin meluas, serta persoalan dan
permasalahan yang dihadapi semakin beragam dan kompleks.
 Para ulama di masa ini semakin dituntut berijtihad untuk menjawab persoalan yang semakin
banyak dan beragam, sehingga sumber hukum pada masa ini adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan
Ijtihad para Sahabat serta para Ulama Tabi’in dan Tabi Tabi’in.
 Di masa ini, Ilmu Fikih mulai dibubukan seiring dengan dibukukannya riwayat-riwayat hadis.
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5
Periode
Periode Ke-4
Ke-3 Masa kodifikasi
Periode Ilmu Fikih
Ke-2
Periode
Ke-1
Periode Ke-4 Masa Kodifikasi Ilmu Fikih (133-350 H)

 Di masa ini, ilmu fikih sangat berkembang sehingga sumber hukum pada masa ini
yaitu Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijtihad para Sahabat serta Ijtihad Imam-Imam
Mujtahid.
 Di masa ini pula, madzhab-madzhab fikih bermunculan dengan beragam metode
dan perspektif, serta banyak dikarang karya-karya besar di bidang fikih.
 Selain ilmu fikih, ilmu qiraat juga sangat berkembang dan banyak muncul para
Imam Qiraat dan semakin banyak penghafal-penghafal Al-Qur’an, di masa ini pula
ilmu fikih mulai tersusun sistematis
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5
Periode
Ke-4 Masa Taqlid
Periode
Periode Ke-3
Ke-2
Periode Periode Ke-5 Masa Taqlid (351-656 H)
Ke-1
 Setelah pada periode sebelumnya ilmu fikih sangat berkembang,
serta banyak karya-karya di bidang fikih.
 Di masa ini, terjadi kemerosotan di bidang Ilmu fikih karena
orang-orang cenderung taqlid dan mengkultuskan karya-karya
ulama fikih di periode sebelumnya. Sesuai dengan madzhab yang
mereka ikuti.
 Usaha para ulama fikih di masa ini hanya terbatas penyusunan
kembali, perangkuman serta perbaikan terhadap ijtihad dan
pendapat-pendapat ulama-ulama di periode sebelumnya.
TAHAP PERKEMBANGAN Periode
Ke-6
ILMU FIKIH Periode
Ke-5 Masa
Periode Kebangkitan
Periode Ke-4 Fikih Modern

Periode Ke-3
Ke-2
Periode
Ke-1 Periode Ke-5 Masa Kebangkitan Fikih Modern (657H – saat ini)

 Belajar dari kemunduran fikih periode sebelumnya, di masa ini


para ulama kembali melakukan beragam ijtihad hukum dalam
menjawab beragam persoalan di era modern, sehingga kajian-
kajian fikih kembali berkembang.
 Banyak muncul lembaga-lembaga kajian fikih di berbagai negara
Islam dalam rangka melakukan Ijtihad untuk menjawab
problematika modern. Selain itu, lembaga pendidikan islam juga
mendirikan Fakultas Hukum Syariah serta banyak muncul jurnal-
jurnal yang memuat kajan-kajian fikih.
PERKEMBANGAN ILMU
USHUL FIKIH
1 2 3 4 5

PERIODE 2 PERIODE 4
Abad ke-3 Abad ke-7
sampai ke-4 sampai awal
Hijriah abad modern
PERIODE 1 PERIODE 3 PERIODE 5
Masa Nabi Abad ke-5 Abad modern
Muhammad, sampai ke-6 sampai saat ini
Para Sahabat, Hijriah
dan Tabi’in
Masa Nabi Muhammad, Para
Sahabat, dan Tabi’in
Ilmu ushul fikih belum menjadi sebuah ilmu
yang tersendiri dan belum tersusun secara
sistematis, tetapi praktik penggunaan ushul fikih
01 sudah terjadi saat itu. Para Sahabat dan Tabi’in
sangat mengetahui posisi Al-Qur’an dan Sunnah
sebagai sumber/ dalil hukum.

Generasi Sahabat dan Tabi’in masih sangat


fasih dalam berbahasa Arab, terutama Kaidah
Bayani dan Ma’ani. Mereka juga konsep
02 Muthlaq, Muqayyad, ‘Am dan Khash sehingga
mereka tidak memerlukan kaidah dalam
memahami suatu dalil.

PERIODE Selain itu, para sahabat adalah para pelaku


sejarah yang hidup bersama Nabi Muhammad
03 SAW, sehingga mereka sangat memahami
KE-1 Asbab Nujul suatu Al-Qur’an dan Asbab Wurud
suatu Hadis.
Abad Ke-3 sampai Ke-4 Hijriah
Di akhir masa Tabi’in mulai muncul 2 kelompok
01 kajian (madrasah) dalam Ilmu Fikih: Madrasah Ahli
Ra’yi di Irak dan Madrasah Ahli Hadist di Madinah.

Di masa ini mulai ditetapkan ketentuan-ketentuan


dalam dalil-dalil syara’, metode penggunaannya, hal
yang bisa dijadikan dalil atau yang tidak bisa
dijadikan dalil, serta dibuat kaidah-kaidah dalam
memahami nash Al-Qur’an dan Sunnah. Kitab
02 pertama yang menjelaskan hal tersebut yaitu “Ar-
Risalah”, karya pertama dalam bidang Ushul Fikih
yang dikarang oleh Imam As-Syafi’I . Setelah itu
bermuculan kitab yang ditulis oleh Imam Syafi’I dan
ada pula yang mengkritisinya.

PERIODE Di masa ini pula ada dua aliran dalam Ushul Fikih
03 yaitu Kelompok Ahli Kitab (Metode Syafi’iyah) dan
KE-2 Kelompok Fuqaha (Metode Hanafiyah).
Abad Ke-5 sampai Ke-6 Hijriah
Di periode ini, para ulama mulai menyusun ulang isi
kitab Ushul Fikih, banyak terjadi penyusunan karya
01 di bidang ini. Para ulama banyak menulis pemikiran
mereka tentang ilmu Ushul Fikih ini.

Di antara karya fenomenal di periode ini yaitu “At-


Taqri wal Irsyad” karya Imam Al-Baqilaini; “Al-Amd”
karya Qadhi Abdul Jabbar; “Al-Mu’tamad” karya
Abu Husain Al-Bashri; “Al-Burhan fi Ushul Fiqh”
02 karya Imam Al-Juwainiy; “Syifa Al-Ghail” dan “Al-
Mushtashfa” karya Al-Ghazali; “Taqwim Al-Adillah”
karya Ad-Dabusi; “Al-’Iddah” karya Abu Ya’la; “Al-
Luma” karya Abu Ishaq AsSyairazi, dan lain
sebagainya.

PERIODE Tetapi karya-karya Ushul Fikih yang muncul di


periode ini masih belum lepas dari dua metode yang
03 muncul di periode sebelumnya, yaitu Aliran Kalam
KE-3 (Thariqah Syafi’iyyah) dan Aliran Fuqaha (Thariqah
Hanafiyah).
Abad Ke-5 sampai Awal
Abad Modern
Pada abad ke-7 hijriah, disiplin ilmu Ushul Fikih sudah
dianggap mapan, maka mulailah pada periode ini
penggabungan kitab, peringkasan dan penjelasan atas
ringkasan kitab-kitab sebelumnya dalam rangka
01 mempermudah penghafalan dan pemahaman materi ilmu
ini. Contohnya empat kitab utama yaitu “Al-Amd”, “Al-
Mu’tamad”, Al-Burhan”, dan “Al-Mustasfa” digabung dan
diringkas oleh Imam Al-Amidi dalam karyanya “Al-Ihkam
fi Ushul al-Ahkam”.

Di periode ini pula, muncul aliran/metode baru dalam ilmu


Ushul Fikih setifdaknya ada 2, yaitu:
1. Metode yang berupaya menggabungkan 2 metode
yang ada sebelumnya yaitu menggabungkan metode
Syafiyah dan metode Hanafiyah, salah satu karya

PERIODE 02 dengan metode ini adalah “Badi An-Nizh” karya Ibnu


Sa’ati.
2. Metode lain yaitu adalah metode yang dipopulerkan

KE-4 oleh Imam As-Syathibi dengan karya populernya “Al-


Muwafaqat”.
Abad Modern sampai Saat Ini
Di masa modern hingga saat ini, penyusunan karya tulis
di bidang ilmu Ushul Fikih masih tetap berlangsung
secara terus-menerus. Orientasi dari penyususnan karya
01 tulis Ushul Fikih di periode ini dalam rangka
menyederhanakan pembahasan-pembahasan Ushul Fikih
dan menyajikannya dalam ungkapan yang mudah
dipahami.

Ada beberapa bentuk penulisan materi ilmu Ushul Fikih di


masa saat ini.
1. Penulisan disiplin ilmu Ushul Fikih yang tersendiri dan
mencakup keseluruhan pembahasannya.
2. Penulisan yang hanya memuat salah satu atau
beberapa pembahasan dalam disiplin ilmu ini dengan
02 analisis yang komprehensif.

PERIODE
3. Karya Ilmiyah dalam bentuk Tahqiq (pengecekan
editorial) terhadap karya-karya ulama terdahulu.
4. Karya Ilmiyah dalam bentuk Syarh (memberikan

KE-5
penjelasan) terhadap karya-karya ulama Ushul Fikih
terdahulu.
PERBEDAAN ILMU FIKIH DAN USHUL FIKIH
ILMU FIKIH ILMU USHUL FIKIH SISI PERBEDAAN

Perbuatan seorang Dalil-dalil syara’ yang Tema Pembahasan


Mukhallaf yang diikat oleh memiliki dan menunjukkan
Hukum Amaliyah adanya kandungan hukum
di dalamnya
Sejak masa Rasulullah Abad ke-3 Hijriah Awal penyusunannya
SAW menjadi disiplin ilmu yang
terpisah dan sistematis
Dalil-dalil secara rinci Kaidah-kaidah secara Sandaran
global

Dalil-dalil Syara’ baik dalam Bahasa Arab dan Ilmu Sumber / Acuan / Rujukan
Al-Qur’an, Sunnah, atau Logika dan Ketetapan-
Ijtihad ketetapan Hukum dilihat
dari sisi pembentukannya
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai