Anda di halaman 1dari 29

ALAT PELINDUNG DIRI

Kementerian Ketenagakerjaan RI

1
Regulasi yang terkait dengan APD (1)

• Undang-undang No.1 tahun 1970.

– Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat - syarat k3 untuk memberikan APD
– Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan
dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD .
– Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD .
– Pasal 12 butir e : pekerja menyatakan keberatan kerja bila
meragukan APD yang diberikan .
– Pasal 13 : pekerja wajib menggunakan APD yang diwajibkan
– Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD yg
diwajibkan secara cuma-cuma
2
Regulasi yang terkait dengan APD (2)
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969)
tentang Higiene dalam perniagaan dan kantor-
kantor.
Perlindungan pekerja dari bahan, proses, dan teknik
berbahaya dan penyediaan APD (pasal 17)
2. Permenakertrans No.01/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan APD dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan PAK.
3. Permenakertrans No.03/1982
Pasal 2 butir I : memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
APD yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja 3
Regulasi yang terkait dengan APD (3)
• Kepmenaker No. Kep. 187/1999
– LDKB dan Label : APD yang digunakan
• PP No.50 Tahun 2012
– 6.1.6. APD disediakan, digunakan secara benar dan
kondisinya layak pakai
– 6.1.7. APD dipastikan telah layak pakai sesuai standar
dan atau per-UU-an yg berlaku.
• Per.04/Men/1987
– Pasal 4, (2) b. 3) menunjukan dan menjelaskan ttg APD
• Per.03/Men/1985
– Pasal 4, 8,9, 10,11,12, 14,17,
• Per 01/Men/1980
– Psl 66, psl 80, 83,86, 87, 95, 99.
• Dll.
4
Manajemen APD

• Identifikasi & evaluasi potensi bahaya


• Pemilihan yang tepat & kesesuaian
• Diklat
• Pemeliharaan
• Kesadaran Manajemen & pekerja
Dasar Hukum
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.
Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan ALat
Pelindung Diri

– Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan didalam


negeri harus melalui/memilki sertifikat kelayakan
dari Direktorat BNKK & Hyperkes Depnakertrans

– Produk APD dari luar negeri memilki sertifikat


kelayakan yang senilai dengan standar di Indonesia
dapat beredar dengan rekomendasi dari direktorat
BNKK & Hyperkes Depnakertrans.
Dasar Hukum
• Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang
Penggunaan APD
– Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai
dgn bhy lingkungan kerja yg dihadapi maka perlu
proses penilaian dan pengesahan.
– semua alat pelindung diri yang diedarkan dan
digunakan di seluruh Indonesia harus sudah terdaftar
dan disetujui oleh Depnakertrans.

• Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang


Pendaftaran APD
– Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang
diproduksi
• Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut
syarat-syarat K3 mewajibkan pemakaian APD.
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PER.08/MEN/VII/2010
TENTANG

ALAT PELINDUNG DIRI


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 330
I
Terminologi dan ruang lingkup (1)

• Alat Pelindung Diri


– suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja.

9
Pasal 2
(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
– bagi tenaga kerja & setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja.
– jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi
bahaya

(3) APD wajib diberikan oleh pengusaha secara


cuma-cuma.
– pada pekerja yang baru ditempatkan;
– APD yang ada telah kadaluarsa;
– APD telah rusak dan tidak dapat berfungsi
dengan baik karena dipakai bekerja;
Perencanaan dan pembuatan
pasal 2 (2)
APD harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau standar yang berlaku.

• Pembuat dan distributor alat pelindung diri wajib


bertanggung jawab atas kualitas, keamanan dan
keselamatan alat pelindung diri yang dibuat dan
diedarkan.
• stándar lain yang berlaku : ANSI, JIS, AS/NZS dll.

EUROPE
AMERICAN 11
STANDARD
STANDARD
Definisi :
Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Jenis Jenis :
1. Alat Pelindung Kepala
Fungsi: melindungi kepala dari
benturan, terantuk benda tajam
atau benda keras, kejatuhan atau
terpukul oleh benda-benda yang
melayang atau meluncur di udara,
radiasi panas, api dan percikan
bahan-bahan kimia.
2. Alat pelindung mata dan muka
Fungsi kacamata pengaman adalah melindungi mata
dari:
1. Percikan bahan-bahan korosif
2. Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang
melayang di udara
3. Lemparan benda-benda kecil, panas
4. Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata
5. Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak mengion
6. Pancaran cahaya
7. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam
2. Alat pelindung mata dan muka
Jenis :
Kacamata (spectacles), Goggles,
Tameng muka (face shield)
3. Alat pelindung telinga
Fungsi: Melindungi alat pendengaran (telinga) dari kebisingan
dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam
yang panas.
Jenis :
•Sumbat telinga atau ear plug
•Penutup telinga atau ear muff

4. Alat pelindung pernafasan (Respirator)


Fungsi : Memberikan perlindungan organ pernafasan
akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap,
gas fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.
Jenis :
•Respirator untuk memurnikan udara
•Respirator untuk memasok udara
5. Pelindung Tangan
Fungsi : Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik,
radiasi mengion listrik, bahan kimia, benturan dan
pukulan, tergores, terinfeksi.
Jenis : Sarung tangan biasa, Mitten, Hand Pad, Sleeve

6. Pelindung Kaki
Fungsi: Melindungi kaki dari timpaan benda-benda
berat, tertuang logam panas cair dan bahan kimia korosif,
penyakit kulit, tersandung , terpeleset, tergelincir.
Jenis :
•Sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan dan
pengecoran logam
•Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya peledakan
•Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang berpotensi
bahaya listrik
•Sepatu kerja untuk pekerja bangunan atau kontruksi
•Sepatu kerja pada tempat kerja yang basah atau licin.
•Sepatu keselamatan untuk mencegah bahaya terinjak
benda-benda runcing
•Sepatu keselamatan untuk mencegah dari kontak bahan
kimia
7. Pakaian pelindung
Fungsi: Melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari
bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas, bunga api
maupun api.
Jenis :
•Apron (menutup sebagian tubuh
mulai dari dada sampai lutut)
•Overalis (menutup seluruh tubuh).

8. Tali dan Sabuk pengaman


Fungsi: Digunakan untuk mengurangi risiko bahaya fisik
apabila si pemakai terjatuh.
Jenis :
• Penggantung
• Pelana atau harness
Psl 4
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ?
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan,
perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di
bawah tanah dan sebagainya atau di mana 19
dilakukan pekerjaan persiapan;
Psl 4
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ?
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan batu-batuan, gas, minyak,
panas bumi, atau mineral lainnya, baik di
permukaan, di dalam bumi maupun di
dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang,
binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air,
dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang
muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun, bandar udara dan gudang;
20
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ? Psl 4

h. dilakukan penyelaman, pengambilan


benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada
ketinggian di atas permukaan tanah
atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah
tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung
bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh
atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam ruang
terbatas tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu,
kelembaban, debu, kotoran, api,
asap, gas, hembusan angin, cuaca, 21
sinar atau radiasi, suara atau getaran;
Kapan dan dimana APD wajib digunakan ? Psl 4

n. dilakukan pembuangan atau


pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau
penerimaan telekomunikasi radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan,
percobaan, penyelidikan atau riset
yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau
air; dan
r. diselenggarakan rekreasi yang
memakai peralatan, instalasi listrik
atau mekanik.
22
Pasal 4 ayat (2)
• Pegawai pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
menetapkan tempat-tempat kerja lain yang wajib
menggunakan alat pelindung diri.

Pasal 5
• Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan
secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai
kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.
– Jelas dan mudah terbaca

23
Pasal 6

(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki


tempat kerja wajib memakai atau menggunakan
APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.
– Hrs tersedia dokumen penilaian risiko

(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk


melakukan pekerjaan apabila APD yang disediakan
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
– Perusahaan menentukan spesifikasi APD dan di
konsultasikan di P2K3.
– Catatan Riksa uji (log book) APD.
Manajemen APD
( pasal 7)

(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan


manajemen APD di tempat kerja.

(2) Manajemen APD meliputi:


a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan.
Pemusnahan APD
( pasal 8)

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi


dengan baik harus dibuang dan/atau dimusnahkan.

(2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta


mengandung bahan berbahaya, harus dimusnahkan
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan


berbahaya harus dilengkapi dengan berita acara
pemusnahan.
Sanksi
Pasal 9

Pengusaha atau pengurus yang tidak


memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4, dan
Pasal 5 dapat dikenakan sanksi sesuai
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.
– Penyediaan & standard
– Lokasi / kegiatan wajib
– Rambu dan pengumuman
Kesimpulan

• Penggunaan APD adalah hirarki pengendalian


bahaya yang terakhir. Oleh karenanya
identifikasi dan penilaian risiko harus
dilakukan sebelum memutuskan penggunaan
APD di tempat kerja.
• Untuk optimalisasi dan efektifitas Pelaksanaan
K3, maka manajemen APD harus dikelola
dengan baik.

28
TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai