Anda di halaman 1dari 11

Environmental Health Safety

Environmental Health Safety

Prosedur Manajemen Keselamatan


Kontraktor
PRO-11.00-009.00
Efektif: 26-Jun-2020
Versi: 00

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

DAFTAR ISI

1. TUJUAN ................................................................................................................................................................. 3
2. RUANG LINGKUP .................................................................................................................................................. 3
3. REFERENSI ........................................................................................................................................................... 4
4. ISTILAH DAN DEFINISI .......................................................................................................................................... 4
5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ......................................................................................................................... 5
6. PETUNJUK KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA.............................................................................................. 6
7. LANGKAH KERJA .................................................................................................................................................. 6
7.1 Persyaratan Penting ....................................................................................................................................... 6
7.2 Fase Perencanaan .......................................................................................................................................... 7
7.3 Proses Seleksi Kontraktor ............................................................................................................................. 7
7.4 Saat Kontraktor di Tempat Kerja .................................................................................................................... 8
7.5 Saat Kontraktor Bekerja ................................................................................................................................. 9
7.6 Review Pekerjaan dengan Resiko EHS Tinggi ............................................................................................. 10
7.7 Pelaporan Insiden ........................................................................................................................................ 10
8. LAMPIRAN ........................................................................................................................................................... 10
9. SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN .................................................................................................................. 111

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 2 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

1. TUJUAN
GSC- JTI Indonesia menggunakan kontraktor secara teratur. Untuk karyawan kontraktor, risiko kesehatan dan keselamatan
kerja mungkin lebih tinggi daripada karyawan tetap, karena kontraktor sering melakukan pekerjaan dengan risiko lebih tinggi
dan mungkin tidak terbiasa dengan kondisi, tata letak, atau bahaya khusus yang ada di lokasi perusahaan. Faktor yang
berkontribusi terhadap tingkat risiko yang lebih tinggi adalah bahwa pekerjaan yang dikontrak juga sering melibatkan pekerjaan
yang sendirian dan / atau tanpa pengawasan.
Prosedur ini dirancang untuk memberikan persyaratan dan panduan minimum untuk meningkatkan kinerja keselamatan
kontraktor dengan mengelola risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang terkait dengan kegiatan mereka termasuk aspek
kesehatan dan keselamatan apa yang harus dipertimbangkan sebelum memilih kontraktor, selama dan setelah pekerjaan
kontraktor.
Prosedur ini mendukung Kebijakan Integrated Manajemen System GSC – JTI Indonesia.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua kontraktor yang menyediakan layanan kepada GSC- JTI Indonesia dengan mekanisme
apapun dan tidak terbatas pada :

Pekerjaan berisiko rendah - dilakukan oleh kontraktor yang berisiko rendah hingga kecil dari cedera atau sakit di tempat kerja
yang masuk dalam ruang lingkup pekerjaannya. Pekerjaan ini umumnya berlangsung singkat dan tidak berkaitan dengan
pekerjaan konstruksi.
Contohnya termasuk: Pekerjaan administrasi, konsultan layanan, pemeliharaan kecil dan perbaikan peralatan kantor dll.

Pekerjaan berisiko menengah - saat melibatkan pekerjaan terkait layanan; bisa berdurasi pendek atau panjang dan tidak
berkaitan dengan pekerjaan konstruksi.
Contohnya termasuk: pekerjaan di luar ruangan seperti taman, layanan kebersihan, kegiatan mengorganisir acara seperti
penyedia katering, penyedia kegiatan olahraga, aktivitas manual dll

Pekerjaan berisiko tinggi - ketika melibatkan atau terkait dengan pekerjaan konstruksi atau jalur produksi atau jika risiko
signifikan diidentifikasi melalui proses penilaian risiko.
Contohnya termasuk:
• Ruang terbatas
• Pekerjaan listrik
• Bekerja di Ketinggian
• Perancah
• Pekerjaan panas
• Lock-out / tag-out
• Atmosfer ledakan (ATEX)
• Pengelolaan bahan berbahaya
• Pekerjaan bejana tekan
• Pembongkaran
• Penggalian
• Pekerjaan pengangkatan/ pemindahan non rutin
• Bekerja dengan bahan yang mengandung asbes
• Memasang dan memelihara jalur produksi
• Pekerjaan konstruksi yang menggunakan banyak kontraktor dan / atau subkontraktor,

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 3 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

• Pekerjaan yang ada di, di atau dekat dengan:


- Suhu buatan ekstrem (mis. bekerja di ruang pendingin atau freezer)
- Saluran kimia, bahan bakar atau pendingin
- Atmosfer yang terkontaminasi atau mudah terbakar
- Instalasi atau layanan listrik
- Pipa atau pipa distribusi gas bertekanan
- Air / cairan yang menimbulkan risiko tenggelam
• Pekerjaan yang menimbulkan risiko signifikan bagi masyarakat umum
• Mengorganisir acara perusahaan berisiko tinggi seperti yang dijelaskan dalam JTI Company Events Guideline
• Pembatasan untuk kontraktor yang melakukan pekerjaan perawatan (maintenance) secara periodik berdasarkan kontrak
kerja tahunan (Annual contract) dan sejenisnya, maka semua kelengkapan dokumen persyaratan EHS wajib dilengkapi
pada saat awal kontrak dan selanjutnya dokumen tersebut akan dijadikan panduan dalam melakukan pekerjaan hingga
kontrak berakhir. Apabila terdapat perubahan metode kerja, maka dokumen persyaratan EHS harus diperbarui/direvisi untuk
memastikan pengendalian risiko telah diidentifikasi untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.

3. REFERENSI
3.1 JTI Corporate Sustainability – Environmental, Health & Safety – Contractor Safety Management Guideline

3.2 Manual Sistem Manajemen Terpadu

4. ISTILAH DAN DEFINISI


• Kontrak: Perjanjian yang mengikat secara hukum antara Kontraktor dan GSC – JTI Indonesia.
• Kontraktor: Setiap orang non-JTI, perusahaan, perusahaan, vendor, pemasok (termasuk karyawan, pelayan, atau agen
mereka), yang menyediakan layanan, yang dijelaskan dalam kontrak, kepada GSC – JTI Indonesia. Seorang kontraktor
dapat mempekerjakan staf mereka sendiri secara langsung atau menyewa sub-kontraktor.
• Sub-kontraktor: Setiap orang atau perusahaan non- GSC – JTI Indonesia yang disewa oleh Kontraktor untuk melakukan
tugas tertentu sebagai bagian dari keseluruhan proyek yang mendapat manfaat dari GSC – JTI Indonesia. Contohnya
mungkin termasuk pekerjaan listrik sebagai bagian dari proyek konstruksi.
• Proyek: Serangkaian tugas terkait yang bila dijalankan dengan urutan yang benar akan mengarah pada penyelesaian dan
pencapaian tujuan tertentu. Misalnya, proyek konstruksi adalah proses terorganisir untuk membangun, merenovasi, dll dari
bangunan, struktur atau infrastruktur
• Karyawan kontraktor: Seseorang yang dipekerjakan oleh kontraktor untuk melakukan pekerjaan berdasarkan ketentuan
kontrak.
• Penilaian risiko: Proses mengidentifikasi bahaya dan faktor risiko yang berpotensi menyebabkan bahaya, menganalisis
dan mengevaluasi risiko yang terkait dengan bahaya itu dan menentukan cara yang tepat untuk menghilangkan bahaya
atau mengendalikan risiko ketika bahaya tidak dapat dihilangkan.
• Izin Kerja: Proses izin dengan rekaman resmi yang digunakan untuk mengontrol pekerjaan yang diidentifikasi berpotensi
berbahaya. Izin ini juga merupakan sarana komunikasi antara EHS, manajemen / penyelia, operator dan mereka yang
melakukan pekerjaan berbahaya.
• Koordinator JTI: Perwakilan GSC – JTI Indonesia yang bertanggung jawab atas manajemen / pengendalian kegiatan
Kontraktor yang memiliki peran utama mengawasi dan mengarahkan kegiatan karyawan Kontraktor seperti pekerjaan
dilakukan dengan aman dan sesuai dengan ketentuan kontrak. Contoh dari fungsi ini :
- Manajer Teknik/ Engineering untuk Proyek Konstruksi, instalasi jalur produksi dll.
- Supervisor General Affair untuk penyedia layanan Katering

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 4 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

- Kordinator Acara untuk acara Perusahaan dll.


• Koordinator kontraktor - perwakilan Kontraktor yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan di
lokasi para pekerja Kontraktor.

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


5.1 Koordinator JTI
- Memastikan penerapan standar ini terkait dengan bidang kerja dalam tanggung jawab dan akuntabilitasnya atau saat
mereka menggunakan kontraktor
- Memastikan manajemen kontraktor sehubungan dengan bahaya spesifik lokasi tempat kerja dan memastikan metode
kerja yang diusulkan kontraktor tidak membahayakan diri mereka sendiri dan / atau karyawan JTI
- Memastikan Induksi EHS kepada kontraktor sesuai lingkup pekerjaan kontraktor
- Memverifikasi bahwa Kontraktor telah melatih karyawannya sesuai dengan persyaratan layanan yang akan dikerjakan/
diberikan.
- Disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan, memeriksa asuransi, lisensi, kualifikasi dan / atau persyaratan hukum
lainnya yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu yang akan dikerjakan oleh karyawan kontraktor tersebut
- Memastikan mengikuti Pedoman Keselamatan Izin Kerja dan permintaan isi izin kerja dan pengisiannya jika dibutuhkan
- Bergantung pada ruang lingkup pekerjaan, periksa apakah karyawan kontraktor memiliki peralatan yang sesuai
termasuk APD yang diperlukan oleh tugas khusus yang harus dilakukan oleh karyawan kontraktor tersebut
- Memeriksa, memantau, dan mengaudit pelaksanaan kerja dan kinerja kerja kontraktor
- Menerapkan proses aplikasi penalti kontraktor masing-masing bila diperlukan
- Pemeriksaan dan validasi dokumentasi
- Menyetujui izin kerja untuk Aktivitas Risiko Rendah dan Menengah
- Melakukan pemeriksaan rutin / inspeksi terhadap pekerjaan dan menerapkan tindakan manajerial termasuk
menghentikan pekerjaan jika aturan EHS tidak diikuti
5.2 EHS Manager
- Menetapkan, memelihara, memantau dan meningkatkan proses manajemen Kontraktor di lokasi JTI sesuai dengan
persyaratan EHS.
- Menentukan kerangka kerja untuk sistem izin kerja termasuk identifikasi kegiatan Berisiko Tinggi yang memerlukan izin
kerja dan implementasi sistem izin kerja
- Melakukan audit independen berkala / pemeriksaan / pemeriksaan EHS terhadap pekerjaan dan menerapkan tindakan
manajerial termasuk menghentikan pekerjaan jika aturan EHS tidak diikuti
- Menyetujui izin kerja untuk kegiatan Risiko EHS Tinggi
- Menyetujui Metode Kerja Aman atau rencana Pencegahan yang disediakan oleh Kontraktor jika berlaku
- Menentukan matriks persyaratan pelatihan EHS untuk Koordinator JTI
- Memberikan dukungan dan keahlian kepada Koordinator JTI tentang masalah EHS.
5.3 Procurement Team
- Selama proses Permintaan Penawaran (Request for Quatition – RfQ), mengirim persyaratan kepatuhan EHS dan
klausul yang relevan untuk dimasukkan dalam kontrak dan memastikan keterlibatan EHS Department pada evaluasi
persyaratan EHS.
- Setelah pekerjaan kontraktor selesai, pastikan evaluasi kontraktor mencakup kinerja EHS selama pelaksanaan
pekerjaan
- Menyimpan catatan formulir evaluasi.
- Menyimpan daftar kontaktor yang terpilih.
5.4 Koordinator kontraktor:
- Memberikan informasi EHS yang relevan kepada JTI sesuai dengan kontrak ketika diminta.
- Diinformasikan dan wajib mengikuti persyaratan keselamatan dan keamanan JTI.

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 5 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

- Memastikan personil Kontraktor (team- nya) mengetahui, memahami dan bekerja sesuai dengan standar, prosedur,
dan praktik EHS JTI yang diperlukan dan sesuai dengan pekerjaannya
- Memastikan bahwa personel Kontraktor memiliki keterampilan dan pelatihan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan yang diharapkan dengan aman dan tanpa risiko termasuk pelatihan dan informasi induksi lokasi tempat kerja
yang sesuai tentang peraturan dan prosedur terkait dengan resiko dan dampak lingkungan.
- Mengembangkan prosedur spesifik yang relevan dengan bahaya lokasi dan aktivitas kerja di lokasi dan
mengomunikasikannya kepada pekerja kontraktornya.
- Melaporkan setiap insiden, cedera, atau ketidakpatuhan kepada Koordinator JTI
- Mengikuti persyaratan dan prosedur Izin Kerja
- Mengikuti dalam Audit Kontraktor Perusahaan
5.5 Pekerja Kontraktor
- Mengikuti aturan kesehatan dan keselamatan kerja
- Melaporkan segala kecelakaan dan nearmiss / hampir celaka kepada Koordinator Kontrak
5.6 Karyawan JTI
- Diberdayakan dan bertanggung jawab untuk menghentikan pekerjaan jika mengidentifikasi praktik atau kondisi yang
tidak aman.
- Melaporkan segala ketidakpatuhan keselamatan kepada Koordinator JTI

6. PETUNJUK KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA


- Seluruh pekerjaan terkait dengan kontraktor wajib mematuhi Persyaratan EHS untuk Kontraktor yang diterbitkan oleh EHS
Department.
- Dalam hal terjadi keadaan darurat wajib mengikuti Petunjuk Keadaan Darurat

7. LANGKAH KERJA
7.1 Persyaratan Penting

PERSYARATAN PIC RESIKO RESIKO RESIKO


RENDAH SEDANG TINGGI
PERMINTAAN PENAWARAN
1. Menyebutkan ruang lingkup pekerjaan Kordinator JTI   
2. Menanyakan lisensi, izin ,asuransi dll Kordinator JTI   
3. Menyampaikan Persyaratan K3LH / EHS Kordinator JTI   
4. Mengirimkan Pra- Kualifikasi Kuesioner Kordinator JTI × × 

5. Menanyakan Safe Work Method Statement / Kordinator JTI × × 


Pernyataan Metode Keselamatan Kerja
6. Menanyakan Bukti Pelatihan Kordinator JTI   
7. Menanyakan Referensi Kerja Kordinator JTI   
8. Menanyakan Bukti EHS Performance Kordinator JTI × × 

SELEKSI

9. Evaluasi respon penawaran Kordinator JTI   


10. Menilai kompetensi kontraktor dan pengalaman Kordinator JTI × × 

11. Memasukkan klausul EHS dalam kontrak Procurement ×  


Team

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 6 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

12. Memasukkan klausul penghentian jika tidak Procurement ×  


memenuhi persyaratan Team
13. Memasukkan klausul penalty dan atau insentive bila Procurement ×  
ada Team
SEBELUM PEKERJAAN

14. Mengalokasikan Sumberdaya Kordinator JTI ×  

15. Memastikan pola komunikasi Kordinator JTI ×  

16. Menerbitkan akses control Security × × 

17. Memastikan Izin Kerja Kordinator JTI × × 

KONTRAKTOR DI TEMPAT KERJA


18. Periksa lisensi, izin dll Kordinator JTI   
19. Periksa Alat dan Peralatan Kordinator JTI   
20. Periksa kesesuaian APD Kordinator JTI   
21. Induksi EHS EHS Department   
SELAMA PEKERJAAN

22. Meeting EHS secara berkala Kordinator JTI × × 

23. Memastikan Work Permit/ Izin KErja Kordinator JTI × × 

24. Inspeksi tempat kerja Kordinator   


Kontraktor
25. Monitoring / Pengawasan Kordinator JTI × × 

26. Menyediakan umpan balik/ feedback Kordinator JTI   


27. Evaluasi tahunan Kordinator JTI   
REVIEW

28. Penilaian Kinerja Kontraktor Kordinator JTI × × 

29. Menyimpan Rekaman Procurement × × 


Team
30. Menyimpan Daftar Kontraktor Terpilih Procurement × × 
Team

7.2 Fase Perencanaan

7.2.1 Alokasi Sumberdaya untuk Pekerjaan dengan Resiko Sedang dan Tinggi
Untuk proyek kontrak apa pun, Koordinator JTI harus ditetapkan pada tahap perencanaan. Begitu pula Kontraktor
juga harus menunjuk seorang Koordinator Kontraktor untuk memastikan komunikasi terkait pekerjaan dan
persyaratannya berjalan dengan lancer.
7.2.2 Training
Koordinator JTI harus diberikan pelatihan oleh EHS Department mengenai STD-xxx-xxx tentang Persyaratan
K3LH / EHS yang ditentukan dalam pedoman ini (Lampiran 1) serta aspek umum lainnya dan / atau persyaratan
hukum setempat. Koordinator JTI harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup untuk menunjuk,
mengelola dan mengawasi kontraktor.
7.3 Proses Seleksi Kontraktor
7.3.1 Permintaan Penawaran

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 7 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

Untuk pekerjaan risiko rendah dan menengah, Koordinator JTI harus menyampaikan STD-xxx-xxx tentang
Persyaratan K3LH / EHS untuk kontraktor dan meminta informasi yang relevan (mis. Program pelatihan, izin dll).
Evaluasi respons terhadap penawaran harus memperhitungkan kepatuhan terhadap persyaratan minimum EHS
dan kemampuan EHS.
Untuk pekerjaan dengan risiko EHS tinggi, kontraktor juga akan diminta untuk menyerahkan Form Pernyataan
Metode Kerja yang Aman yang relevan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.
7.3.2 Request for Quotation (RFQ) / Permintaan Penawaran
Sebelum proses seleksi, Kontraktor harus:
1. Untuk pekerjaan berisiko tinggi, melengkapi dan mengirim Form Kuesioner K3 Pra-kualifikasi
2. Untuk pekerjaan berisiko tinggi, kontraktor potensial harus menyerahkan Form Pernyataan Metode Kerja
Aman tertentu yang relevan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.
3. Harus menyediakan asuransi, lisensi dan kualifikasi apa pun yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
4. Harus memberikan catatan pelatihan
5. Harus memberikan referensi yang relevan
6. Untuk pekerjaan dengan risiko tinggi, harus menyediakan informasi kinerja EHS, dan untuk mengkonfirmasi
apakah mereka memiliki insiden dalam pekerjaan yang serupa.
Selama proses evaluasi, Koordinator JTI bersama-sama dengan Procurement Team harus:
1. Meverifikasi semua dokumen yang disediakan oleh kontraktor untuk memastikan mereka benar dan sesuai
untuk pekerjaan yang dikontrak
2. Menilai apakah kontraktor memiliki sumber daya yang diperlukan dan tersedia untuk menerapkan sistem
manajemen EHS-nya saat berada di lokasi.
3. Memutuskan apakah subkontrak dapat diterima dan jika ya, konfirmasikan dengan kontraktor bagaimana
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan subkontraktor dan kinerja lingkungan akan dipastikan. Kontraktor
utama harus mengelola subkontraktor. JTI harus mempertimbangkan subkontraktor sebagai karyawan
kontraktor utama.
Setelah kontraktor dipilih, untuk klausul risiko EHS menengah dan tinggi, kontrak tersebut harus memiliki klausul
EHS, serta klausul penghentian pekerjaan dalam hal terjadi ketidakpatuhan dan hukuman dan / atau insentif jika
ada.
7.4 Saat Kontraktor di Tempat Kerja

7.4.1 Untuk Pekerjaan Resiko Tinggi – Pengendalian / Manajemen dan Supervisi


Kontrol / pengawasan kontraktor harus dilakukan, sekurang-kurangnya meliputi:
1. Kontrol/ pengawasan saat datang dan pergi kontraktor masuk dan keluar dari tempat pekerjaan
2. Penyediaan induksi terkait lingkungan kerja, fasilitas, aturan dan praktik EHS
3. Membuat jadwal untuk tinjauan formal dan reguler dari sistem manajemen EHS dari kontraktor melalui
inspeksi, audit, dan pertemuan EHS
4. Memantau kinerja EHS oleh kedua belah pihak.
5. Komunikasi yang efisien antara JTI dan Koordinator Kontraktor
7.4.2 Induksi
Koordinator JTI harus menyampaikan kepada kontraktor peraturan EHS setempat dan prosedur yang berlaku untuk
mereka, dan bahaya tertentu yang mungkin mereka hadapi selama pekerjaan di lokasi. Induksi EHS harus meliputi:
• Prosedur dan Persyaratan K3LH/ EHS – GSC-JTI Indonesia
• Panduan K3
• Prosedur Keadaan Darurat
• Proses pengelolaan bahan berbahaya dan / atau berbahaya
• Pelaporan insiden
• Alat Pelindung Diri (APD)
JTI Corporate Policies & Procedures
Printed documents are uncontrolled Page 8 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

• Keamanan dan akses


• Perilaku / perilaku kontraktor saat berada di lokasi
• Daftar Sanksi Pelanggaran Kontraktor dan Tiket Pelanggaran EHS

Koordinator JTI bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kontraktor menginformasikan aturan EHS, bahaya
dan persyaratan sesuai form Pernyataan Metode Pekerjaan yang Aman / SWMS untuk Pekerjaan Risiko EHS
Tinggi kepada karyawan baru atau karyawan sub-kontraktor yang akan dibawa ke lokasi.

7.4.3 Work Permit

Pekerjaan tertentu diperlukan kontrol khusus untuk memastikan bahwa tugas tersebut dilaksanakan dengan cara
yang paling aman yang dilakukan oleh mereka yang paling kompeten untuk melaksanakannya. Tugas tersebut harus
diawasi secara ketat dan berbagai tindakan pencegahan keselamatan seperti peralatan khusus, solusi teknis,
tindakan organisasi, perangkat pemantauan serta pakaian dan peralatan pelindung diri dan tindakan darurat harus
diambil.
Pekerjaan yang dicakup oleh izin kerja biasanya adalah tugas-tugas berisiko tinggi non-rutin yang membutuhkan
pelatihan khusus seperti:
1. Bekerja di ruang terbatas.
2. Pekerjaan listrik
3. Pekerjaan panas
4. Bekerja di ketinggian yang tidak terlindungi (termasuk atap),
5. Pembongkaran,
6. Penggalian,
7. Bekerja pada sistem bertekanan,
8. Pekerjaan pemindahan/ pengangkatan non-rutin
9. Bekerja dengan bahan yang mengandung asbes
10. Atmosfer eksplosif
11. Pengelolaan bahan berbahaya
12. Perancah
EHS Manager harus menetapkan kerangka kerja untuk sistem izin kerja termasuk perpanjangan kegiatan berisiko
tinggi yang memerlukan izin kerja sesuai dengan peraturan lokal dan implementasi sistem izin kerja, serta
memberikan pelatihan yang relevan kepada koordinator JTI untuk memahami dan mengikuti pekerjaan. prosedur izin
jika berlaku.
Koordinator JTI harus menyimpan catatan semua izin kerja yang dikeluarkan.
Koordinator dan Kontraktor JTI harus mengisi, menandatangani, dan dengan jelas memperlihatkan Izin untuk
Bekerja, mengizinkan masuknya dan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan.
7.5 Saat Kontraktor Bekerja

7.5.1 Pengawasan untuk Pekerjaan dengan Resiko EHS Tinggi


Semua pekerjaan kontraktor harus diperiksa untuk memverifikasi bahwa:
• pekerjaan berjalan sesuai rencana dan sesuai dengan Form Pernyataan Metode Kerja yang Aman (SWMS)
• Sistem pengendalian EHS oleh kontraktor telah ditetapkan dan dipatuhi
• kontraktor melaksanakan pekerjaan dengan aman sesuai kesepakatan
• setiap insiden, termasuk nyaris celaka, dilaporkan dan diselidiki dengan benar
• perubahan dan persyaratan baru telah diidentifikasi dan ditangani
• jalur komunikasi bekerja sesuai rencana

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 9 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

Untuk proyek kontrak skala besar, seperti konstruksi pabrik atau rekonstruksi, lokasi JTI, Kontraktor harus menunjuk
pengawas EHS penuh waktu dan memastikan bahwa pemegang posisi tersedia di lokasi dan menyediakan
pemantauan dan dukungan yang sedang berlangsung untuk seluruh durasi pekerjaan yang dikontrak. .
Pernyataan Metode Kerja yang Aman (SWMS) harus ditinjau jika ada kegiatan atau perilaku yang tidak aman yang
diamati atau insiden atau insiden yang nyaris terjadi telah dilaporkan
7.5.2 Umpan Balik
Komunikasi yang berjalan baik adalah kunci EHS serta penggunaan metode lain dapat digunakan, seperti: induksi,
pertemuan pra-kerja (kotak-alat), sistem izin kerja
7.5.3 Hentikan Pekerjaan Jika Tidak Aman
Baik kontraktor dan karyawan JTI harus diberdayakan dan bertanggung jawab untuk menghentikan pekerjaan jika
ditemukan aktivitas dan kondisi tidak aman.
7.6 Review Pekerjaan dengan Resiko EHS Tinggi

7.6.1 Review Kinerja Kontraktor


Setelah pekerjaan selesai, pekerjaan dan kontraktor yang melakukan pekerjaan harus ditinjau memperbaiki kontrak
di masa depan.
Ulasan tersebut harus meliputi:
• Efektivitas perencanaan
• Kinerja kontraktor
• Kualitas pekerjaan selesai
• Verifikasi kecukupan prosedur yang ada
• Amendemen atau penambahan prosedur jika perlu
• Penyediaan umpan balik kepada kontraktor
• Efektivitas komunikasi dan pengawasan selama bekerja
Peninjauan harus dilakukan oleh koordinator JTI (kontraktor dapat berpartisipasi) dengan menggunakan Form
Checklist Review Kontraktor. Hasil evaluasi harus dikomunikasikan kepada kontraktor dan kontraktor menambahkan
informasi yang berguna dari sudut pandang mereka sendiri.
Hasil dari review harus disimpan untuk referensi di kemudian hari.
Lihat contoh Pertanyaan untuk Tinjauan Kontraktor di Lampiran 4.
7.6.2 Update Daftar Kontraktor Terpilih
Tim PPO GSC-JTI Indonesia harus memelihara daftar Kontraktor/ Supplier terpilih. Berdasarkan review kinerja
kontraktor, Daftar Kontraktor terpilih harus segera diperbarui.
7.7 Pelaporan Insiden

Seluruh insiden dan cidera harus dilaporkan dan diidentifikasi berdasarkan Persyaratan JTI.

8. LAMPIRAN
• Lampiran 1 – Persyaratan EHS untuk Kontraktor

• Lampiran 2 – Safe Work Method Statement


• Lampiran 3 – Pra- Kualifkasi EHS Kuesioner

• Lampiran 4 – Form Checklist Review Kontraktor

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 10 of 11
Prosedur Manajemen Keselamatan Kontraktor
PRO-11.00-009.00

9. SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Revisi Tgl Efektif Letak Perubahan

1 26-Jun-2020 Dokumen baru

JTI Corporate Policies & Procedures


Printed documents are uncontrolled Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai