Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Operasional

Kelompok 1
- Vivin Vania (200431) - Khairunnisa Safitri (200177)
- M. Jumroni (200655) - Suherman (200402)
- Iqbal Maulana (200157) - Sopiyah (200397)
- Khoirunnaja (200179) - Kusniah Safitri (200186)
Manajemen proyek
Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen Proyek merupakan penerapan keahlian, ilmu pengetahuan dan


ketrampilan, baik secara teknis dengan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek,
perlunya pengelolaan yang terarah dan baik, karena suatu proyek memiliki
keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek dapat tercapai. Hal yang
wajib dikelola dalam lingkup manajemen proyek yaitu mutu, biaya, waktu,
keselamatan kerjaan, kesehatan, lingkungan, sumberdaya, resiko dan sistem
informasi.
Penstrukturan Proyek
Dalam beberapa perusahaan suatu organisasi proyek dikembangkan agar
dapat lebih yakin bahwa program yang ada dapat berlanjut dan berjalan
lancar dari hari ke hari, dengan dasar bahwa proyek baru dapat diselesaikan
dengan berhasil. Terdapat tiga pilihan struktur organisasi proyek, untuk
mengikat proyek dengan perusahaan induknya.

1. Proyek murni
Dengan organisasi proyek murni, tim mengerjakan sendiri secara penuh
waktu di dalam proyek, dan masing-masing anggota mempunyai
kewenangan penuh atas proyek. Suatu organisasi proyek murni, dikenal
sebagai pekerjaan yang bersinggungan atau skunworks adalah dimana
suatu tim kerja sama sendiri secara penuh waktu di dalam proyek.
Sebenarnya struktur proyek murni punya kelemahan, yaitu terdapat duplikasi
sumber daya, dimana peralatan dan orang- orang tidak berbagi dalam lintas
proyek.
Kelebihan Dari Struktur Proyek Murni
Manajer proyek mempunyai kewenangan penuh atas proyek.
Oleh karena anggota tim melapor dan bertanggung jawab pada satu bos, maka mereka tidak takut
pada adanya loyalitas yang berbagi dengan seorang manajer bidang fungsi.
Terdapatnya lini komunikasi yang pendek, sehingga keputusan dapat dibuat secara cepat.
Terdapat kebanggan tim dan timbulnya motivasi anggota yang tinggi serta terdapat komitmen
mereka yang tinggi.
Kekurangan dari Struktur Proyek Murni :
Kekurangan Dari Struktur Proyek Murni
Terdapat duplikas sumber daya, karena peralatan dan orang-orang tidak berbagi antar lintas
proyek.
Tidak dapat dimengerti atau diketahui tujuan dan sasaran serta kebijakan organisasi yang
umumnya bersumber dari kantor pusat.
Terdapat kemungkinan kegagalan organisasi proyek, karena kelemahan dalam pengetahuan dan
teknologi maju.
Dengan tidak adanya atasan fungsional anggota tim, mereka takut atas keberlanjutan masa tugas
pekerjaan mereka dalam organisasi, sehingga mereka
2. Proyek Fungsional
Struktur proyek yang lain adalah struktur organisasi proyek fungsional,
dimanaproyek fungsional adalah rumah dari proyek,yang di dalamnya
terdapat divisi fungsional. Dengan struktur proyek fungsional,
pengalaman teknis dapat tetap terjaga di dalam bidang fungsional.
Dalam struktur proyek fungsional, motivasi anggota tim adalah lemah,
dan kebutuhan klien bersifat skunder,sehingga sering lambat
ditanggapi.Kebaikan dari Struktur Proyek Fungsional Seorang anggota
tim dapat mengerjakan beberapa proyekKeahlian teknis selalu
dipelihara di dalam area fungsional, selama seseorang berada di luar
proyek atau organisasiArea fungsional adalah rumah setelah proyek
selesai. Spesialisasi fungsional dapat dikembangkan secara vertikal
Suatu kritikal masif dari keahlian area fungsional, dapat menciptakan
pemecahan sinergi
Struktur Proyek Matriks
Dalam struktur proyek matriks, setiap proyek berupaya mengutilisasi orang-
orang dari bidang Fungsi yang berbeda. Manajer proyek memutuskan tugas-
tugas apa yang dilakukan dan kapan mereka melaksanakannya.
Kebaikan dari Struktur Organisasi Proyek Matriks
Komunikasi di antara divisi fungsional dapat ditingkatkan.
Seorang manajer proyek memegang tanggung jawab jelas atas
keberhasilan penyelesaian-penyelesaian proyek.
Duplikasi dari sumber-sumber daya dapat diminimalisasi.
Anggota tim mempunyai rumah fungsional setelah proyek selesai, sehingga
mereka tidak takut akan kehilangan kesinambungan kerja setelah proyek
selesai. Hal ini berbeda dengan struktur organisasi proyek murni.
Kebijakan dari organisasi induk harus diikuti, dua hal ini akan dapat
mendukung berjalannya proyek dengan baik dan lancar.
Kekurangan Dari Organisasi Struktur Proyek Matriks
Terdapatnya dua bos pimpinan, dan di dalam ini sering
manajer fungsional lebih banyak didengar dari manajer proyek.
Terjadinya hal ini, karena umumnya manajer fungsional lah
yang mempromosikan atau memberi kenaikan tingakt
statusnya.
Keadaan dua bos ini sering menimbulkan kegagalan dalam
pembinaan, kecuali manajer proyek mempunyai keterampilan
negoisasi yang tinggi.
Upaya untuk melakukan suboptimalisasi agak sulit dilakukan,
dan hal ini dapat berbahaya bagi sumber daya dari
manajemen proyek, sebiagai badan pengelola sumber daya
yang dapat merugikan proyek lainnya.
Aspek Perilaku Dari Manajemen Proyek

1. Natur dari Proyek


Tugas Utama Dalam Keputusan Dari Manajemen Proyek
Keputusan tentang proyek mana yang diimplementasikan.
Keputusan tentang pemilihan manajer proyek.
Keputusan tentang penetapan tim proyek.
Perencanaan dan desain proyek
Manajemen dan pengendalian sumber-sumber daya proyek
Keputusan tentang proyek mana yang diterminasi, dan kapan terminasinya.
Tugas Utama Dalam Keputusan Dari Manajemen Proyek
Keputusan tentang proyek mana yang diimplementasikan.
Keputusan tentang pemilihan manajer proyek.
Keputusan tentang penetapan tim proyek.
Perencanaan dan desain proyek
Manajemen dan pengendalian sumber-sumber daya proyek
Keputusan tentang proyek mana yang diterminasi, dan kapan terminasinya.
Manajer Proyek
Seorang manajer proyek mempunyai tanggung jawab akhir akan dapat
diselesaikannya proyek secara berhasil atau terdapatnya kegagalan dari proyek
itu. Untuk efektifnya tugas-tugas tersebut, seorang manajer proyek harus
melaksanakan hal-hal berikut:
Pekerjaan dari seluruh kegiatan yang dibutuhkan agar dilaksanakan sesuai
dengan urutan dan sasaran, sehingga kinerja proyek yang diharapkan dapat
tercapai
Sumber daya manusia yang mengerjakan pekerjaan proyek harus diarahkan dan
dimotivasi
Komukasi, agar setiap orang mempunyai informasi yang mereka butuhkan untuk
pekerjaannya.
Kualitas, agar sasaran kinerja dapat direalisasikan.
Waktu, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan besarnya dana anggaran
atau budget proyek.
Siklus Hidup Proyek
Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), siklus hidup
proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah proyek direncanakan, dikontrol,
dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan
hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat tahapan
kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek,
sebagai berikut :
1. Tahap inisiasi
Yaitu tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan.
Permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi beberapa pilihan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
2. Tahap perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk maka aktivitas
proyek mulai memasuki tahap perencanaan pada dokumen perencanaan akan disusun
secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
3. Tahap Eksekusi
Definisi proyek yang jelas dan terperinci maka aktivitas Proyek siap untuk memasuki tahap
eksekusi atau pelaksanaan proyek.
4. Tahap penutupan
Merupakan akhir dari aktivitas proyek yaitu dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan
kontrak dengan supplier di akhir tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada
semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan.
5. Organisasi proyek
Yaitu tahapan sebuah proyek sebelum kemudian ditutup meskipun demikian tidak semua
proyek akan melalui setiap tahap artinya proyek dapat dihentikan sebelum mencapai
penyelesaiannya.
PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan Proyek merupakan disiplin untuk menyatakan bagaimana
menyelesaikan proyek dalam jangka waktu tertentu, biasanya dengan
tahapan yang ditetapkan, dan sumber daya yang ditunjuk. Salah satu
pandangan dari perencanaan proyek bagi beberapa aktivitas, yaitu
menetpakan tujuan, mengidentifikasi,perencannan jadwal, dan membuat
rencana mendukung, termasuk yang berkaitan dengan sumber daya
manusia, metode komunikasi, dan manajemen resiko.

TUJUAN PERENCANAAN PROYEK


Sebagai pedoman pelaksanaan, pengawasan dan penutupan proyek
Mendokumentasi asumsi-asumsi yang dijadikan dasar dalam perencanaan
Mendokumentasi keputusan penting dan pertimbangannya
Memfasilitasi komunikasi diantara stakeholder
Mendefinisikan pemeriksaan (review) manajemen dalam hal: isi, cakupan, waktu
Sebagai dasar (baseline) untuk menilai kinerja dalam kegiatan pengawasan
proyek
Elemen Rencana Proyek
Lingkup Proyek, alternatif & feasibility
Membagi proyek dalam rincian kegiatan
Jadwal kegiatan
Rencana komunikasi Langkah Perencanaan Proyek
Menentukan standar & prosedur proyek Menentukan sasaran & lingkup proyek
Identifikasi & perkiraan resiko Menentukan lifecycle
Membuat budget Membuat struktur organisasi/tim proyek
• Rencana Proyek Dasar Memilih tim proyek
Menentukan resiko-resiko
Membuat Work Breakdown Structure (WBS)
Identifikasi tugas/aktivitas dan ketergantungannya
Estimasi
Menentukan sumber-sumber daya
• Membuat jadwal kegiatan
Pengendalian proyek
Pengertian Pengendalian Proyek
Pengendalian didefinisikan sebagai usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan
agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan
(Monica, 2013).

Tujuan dan Manfaat manajemen Proyek


Ada beberapa tujuan dan manfaat yang penting dalam pengendalian suatu proyek antara lain adalah sebagai
berikut :
Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu bagian dari proyek atau proyek secara
menyeluruh.
Mengetahui hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain.
Penyediaan dana/keuangan.
Sebagai alat dalam pelaksanaan.
Sebagai alat koordinasi dan pimpinan.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi.
Pengendalian waktu penyelesaian.
Penyediaan tenaga kerja, alat dan material.
TEKNIK MANAJEMEN PROYEK

Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method
Pengertian PERT
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau
kembali program). Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian
suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Tujuan dari PERT adalah
pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian
kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek.

Pengertian CPM
CPM (Critical Path Method/ metode jalur kritis) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian
proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Persamaan PERT dan CPM
Mendefinisikan proyek dan semua aktifitas atau tugas yang signifikan.
Membuat keterkaitan antara aktivitas-aktivitasnya. Putuskan aktivitas mana yang harus
mendahului dan mana yang harus mengikuti yang lain.
Menggambar jaringan yang menghubungkan semua aktifitas. Hitunglah jalur kritis paling panjang
melalui jaringan itu.
Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Perbedaan PERT dan CPM


PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented.
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan,
sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah
dikerjakan
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak,
sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan.
Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM
tanda panah adalah kegiatan.
Pada penentuan perkiraan waktunya, PERT menggunakan rumus, sedangkan CPM menggunakan
perhitungan Jalur Kritis.
Struktur pemilihan kerja
Berikut adalah hal yang perlu diingat ketika membuat sebuah Work Breakdown
Structure (WBS):

The WBS should support the project’s MOV


WBS harus mencakup tugas atau kegiatan yang diizinkan untuk tujuan proyek yang
dilaksanakan.
The WBS should be deliverable oriented
Fokus dari proyek harus menghasilkan sesuatu, bukan hanya menyelesaikan sebuah
kegiatan spesifik tertentu.
The level of detail should support planning and control
WBS memberikan sebuah jembatan antara ruang lingkup proyek dan rencana proyek,
yaitu jadwal dan anggaran.
Developing the WBS should involve the people who will be doing the work
Untuk memastikan bahwa WBS telah sesuai dengan tingkat kerincian yang diinginkan
adalah dengan memastikan orang – orang yang memiliki pekerjaan tersebut telah terlibat
dalam pengerjaan proyek itu.
Diagram Jaringan Kerja (network) dan Pendekatannya
Jaringan kerja adalah suatu alat yang digunakan untuk merencanakan,
menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan
dari informasi yang diperoleh dari WBS dan gambar diagram alir dari rencana proyek.
Disamping itu, jaringan kerja berguna untuk :
Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan
hubungan ketergantungan yang kompleks
Membuat Perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya

Analisa Jaringan Kerja


Analisa jaringan kerja proyek (project network analysis) adalah suatu sistem kontrol
proyek berisi kegiatan tunggal, kegiatan gabungan, kegiatan paralel, dan lintasan
kritis.
Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya
Analisa Jaringan Kerja
Analisa jaringan kerja proyek (project network analysis) adalah suatu sistem kontrol proyek
berisi kegiatan tunggal, kegiatan gabungan, kegiatan paralel, dan lintasan kritis.
Ada dua teknik analisis yang dikembangkan :
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method). Metode PERT (Project Evaluation and Review
Technique).
Istilah Jaringan Kerja
Kegiatan (Activity) Suatu kegiatan merupakan elemen dari proyek yang membutuhkan
waktu (duration) dan juga membutuhkan sumber tenaga, equipment, biaya dan sebagainya
Kegiatan Memusat (Merge Activity) Beberapa kegiatan yang berbeda lalu dilanjutkan
dengan kegiatan yang sama sehingga disebut kegiatan memusat (lebih dari satu kaitan
aliran panah) Kegiatan Paralel (Parallel Activity) Adalah
kegiatan yang dikerjakan pada waktu yang
bersamaan Alur (Path) Alur merupakan suatu urutan
koneksi, kegiatan yang terkait Alur Kritis (Critical Path) Alur terpanjang yang terdapat pada
jaringan. Jika terdapat suatu kegiatan yang tertunda (delay) pada alur, maka proyek juga
akan tertunda pada waktu yang sama
Kejadian (Event) Berupa suatu titik dan digunakan ketika sebuah kegiatan dimulai atau
selesai. Jadi tidak membutuhkan waktu
Kegiatan Memencar (Burst Activity)
Kegiatan ini memiliki lebih dari satu kegiatan yang secara bersamaan mengikutinya
(lebih dari satu panah yang terkait mengikutinya)
Pendekatan Jaringan Kerja
Dua pendekatan yang digunakan untuk pembentukan/pengambaran jaringan kerja
adalah metode:
1. Activity On Node/ Kegiatan pada Node(AON)
2. Activity On Arrow/ kegiatan pada Panah (AOA)
Kedua metode ini menggunakan dua bentuk blok panah dan node. Pada praktiknya,
metode AON lebih banyak mendominasi pelaksanaan proyek. Kadang-kadang metode
ini disebut dengan metode diagram precedence.
Kesimpulan
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu
pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi
ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak
dianggap suatu proyek. Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai.
Dalam mencapai tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai kegiatan yang
berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek dapat dibagi-bagi
menjadi sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas waktu tertentu untuk
mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dengan tepat waktu. Manajemen proyek
yang baik akan membawa hasil berupa pelaksanaan
proyek yang tepat waktu dan sesuai rencana. Dengan adanya manajemen proyek maka
proyek ini dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai