Kelompok 1
- Vivin Vania (200431) - Khairunnisa Safitri (200177)
- M. Jumroni (200655) - Suherman (200402)
- Iqbal Maulana (200157) - Sopiyah (200397)
- Khoirunnaja (200179) - Kusniah Safitri (200186)
Manajemen proyek
Pengertian Manajemen Proyek
1. Proyek murni
Dengan organisasi proyek murni, tim mengerjakan sendiri secara penuh
waktu di dalam proyek, dan masing-masing anggota mempunyai
kewenangan penuh atas proyek. Suatu organisasi proyek murni, dikenal
sebagai pekerjaan yang bersinggungan atau skunworks adalah dimana
suatu tim kerja sama sendiri secara penuh waktu di dalam proyek.
Sebenarnya struktur proyek murni punya kelemahan, yaitu terdapat duplikasi
sumber daya, dimana peralatan dan orang- orang tidak berbagi dalam lintas
proyek.
Kelebihan Dari Struktur Proyek Murni
Manajer proyek mempunyai kewenangan penuh atas proyek.
Oleh karena anggota tim melapor dan bertanggung jawab pada satu bos, maka mereka tidak takut
pada adanya loyalitas yang berbagi dengan seorang manajer bidang fungsi.
Terdapatnya lini komunikasi yang pendek, sehingga keputusan dapat dibuat secara cepat.
Terdapat kebanggan tim dan timbulnya motivasi anggota yang tinggi serta terdapat komitmen
mereka yang tinggi.
Kekurangan dari Struktur Proyek Murni :
Kekurangan Dari Struktur Proyek Murni
Terdapat duplikas sumber daya, karena peralatan dan orang-orang tidak berbagi antar lintas
proyek.
Tidak dapat dimengerti atau diketahui tujuan dan sasaran serta kebijakan organisasi yang
umumnya bersumber dari kantor pusat.
Terdapat kemungkinan kegagalan organisasi proyek, karena kelemahan dalam pengetahuan dan
teknologi maju.
Dengan tidak adanya atasan fungsional anggota tim, mereka takut atas keberlanjutan masa tugas
pekerjaan mereka dalam organisasi, sehingga mereka
2. Proyek Fungsional
Struktur proyek yang lain adalah struktur organisasi proyek fungsional,
dimanaproyek fungsional adalah rumah dari proyek,yang di dalamnya
terdapat divisi fungsional. Dengan struktur proyek fungsional,
pengalaman teknis dapat tetap terjaga di dalam bidang fungsional.
Dalam struktur proyek fungsional, motivasi anggota tim adalah lemah,
dan kebutuhan klien bersifat skunder,sehingga sering lambat
ditanggapi.Kebaikan dari Struktur Proyek Fungsional Seorang anggota
tim dapat mengerjakan beberapa proyekKeahlian teknis selalu
dipelihara di dalam area fungsional, selama seseorang berada di luar
proyek atau organisasiArea fungsional adalah rumah setelah proyek
selesai. Spesialisasi fungsional dapat dikembangkan secara vertikal
Suatu kritikal masif dari keahlian area fungsional, dapat menciptakan
pemecahan sinergi
Struktur Proyek Matriks
Dalam struktur proyek matriks, setiap proyek berupaya mengutilisasi orang-
orang dari bidang Fungsi yang berbeda. Manajer proyek memutuskan tugas-
tugas apa yang dilakukan dan kapan mereka melaksanakannya.
Kebaikan dari Struktur Organisasi Proyek Matriks
Komunikasi di antara divisi fungsional dapat ditingkatkan.
Seorang manajer proyek memegang tanggung jawab jelas atas
keberhasilan penyelesaian-penyelesaian proyek.
Duplikasi dari sumber-sumber daya dapat diminimalisasi.
Anggota tim mempunyai rumah fungsional setelah proyek selesai, sehingga
mereka tidak takut akan kehilangan kesinambungan kerja setelah proyek
selesai. Hal ini berbeda dengan struktur organisasi proyek murni.
Kebijakan dari organisasi induk harus diikuti, dua hal ini akan dapat
mendukung berjalannya proyek dengan baik dan lancar.
Kekurangan Dari Organisasi Struktur Proyek Matriks
Terdapatnya dua bos pimpinan, dan di dalam ini sering
manajer fungsional lebih banyak didengar dari manajer proyek.
Terjadinya hal ini, karena umumnya manajer fungsional lah
yang mempromosikan atau memberi kenaikan tingakt
statusnya.
Keadaan dua bos ini sering menimbulkan kegagalan dalam
pembinaan, kecuali manajer proyek mempunyai keterampilan
negoisasi yang tinggi.
Upaya untuk melakukan suboptimalisasi agak sulit dilakukan,
dan hal ini dapat berbahaya bagi sumber daya dari
manajemen proyek, sebiagai badan pengelola sumber daya
yang dapat merugikan proyek lainnya.
Aspek Perilaku Dari Manajemen Proyek
Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method
Pengertian PERT
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau
kembali program). Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian
suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Tujuan dari PERT adalah
pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian
kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek.
Pengertian CPM
CPM (Critical Path Method/ metode jalur kritis) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian
proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Persamaan PERT dan CPM
Mendefinisikan proyek dan semua aktifitas atau tugas yang signifikan.
Membuat keterkaitan antara aktivitas-aktivitasnya. Putuskan aktivitas mana yang harus
mendahului dan mana yang harus mengikuti yang lain.
Menggambar jaringan yang menghubungkan semua aktifitas. Hitunglah jalur kritis paling panjang
melalui jaringan itu.
Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.