Anda di halaman 1dari 24

OPTIMALISASI PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh :
Dr. Reytman Aruan, S.H.,M.Hum.,M.M.,M.H.
Mediator Ahli Madya.
Direktorat BMHI

KEGIATAN PENGUATAN KAPASITAS PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL


MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL

THE CRYSTAL LUXURY BAY RESORT


23-25 AGUSTUS 2023
Dr. Reytman Aruan, S.H.,M.Hum.,M.M.,M.H.
Mediator H.I. Ahli Madya
Direktorat PPHI

• S1 (S.H.) FH Univ. Darma Agung, Medan (1988)


• S2 ( M.Hum.) Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta (2002)
• S2 (MM) STIE ISM (Indonesia School of Management), Jakarta 2014.
• S2 (MH) Ilmu Hukum Bisnis Univ. Krisnadwipayana, Jakarta (2021)
• S3 ( Dr.) DIH Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (2014)

MP/HP. 081310066137, 08159262429, email : reytman_aruan@yahoo.com


Buku :
1. Komentar dan Penjelasan UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.
(2006/2007)
2. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (2008)
3. Hukum Acara PPHI (2020)

1. Dosen Tidak Tetap F.H. Univ. Mpu Tantular Jakarta (2006-2010)


2. Dosen Tidak Tetap MH Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta ( 2017/2018) SALAM
3. Dosen Tidak Tetap MM Univ. Trilogi Jakarta (2018/2019) KerjaKeras Cerdas
4. Dosen TT FH Univ. Trisakti Jakarta (2020-sekarang) Profesional
5. Dosen Perjanjian Kerja (NIDK) Univ. Mahasaraswati Denpasar (2019 –
sekarang)
PENDAHULUAN

• Presumptio iures de iure (semua orang dianggap tahu hukum).

• Ignorantia juris non excusat (Ketidaktahuan akan hukum tidak dimaafkan).


Subyek Hukum Dalam HK
PENGUSAHA DAN PERUSAHAAN PEKERJA/BURUH
Psl 1 butir 7 UU 2/2004 Psl 1 butir 8, 9 UU 2/2004

PENGUSAHA PERUSAHAAN

1. Orang perseorangan, persekutuan, atau Perusahaan adalah : 1. PEKERJA : Setiap orang yang
badan hukum yang menjalankan suatu a. setiap bentuk usaha yang berbadan bekerja dengan menerima upah
perusahaan milik sendiri; hukum atau tidak, milik orang atau imbalan dalam bentuk lain
2. Orang perseorangan, persekutuan, atau perseorangan, milik persekut uan, 2. SP/SB : organisasi yang
badan hukum yang secara berdiri sendiri atau milik badan hukum, baik milik dibentuk dari, oleh, dan untuk
menjalankan perusahaan bukan swasta maupun milik negara yang P/B baik di perusahaan
miliknya; mempekerjakan P/B dengan maupun di luar perusahaan, yang
3. Orang perseorangan, persekutuan, atau membayar bersifat bebas, terbuka, mandiri,
badan hukum yang berada di indonesia upah atau imbalan dalam bentuk lain; demokratis, dan bertanggung
mewakili perusahaan sebagaimana b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha jawab guna memperjuangkan,
dimaksud dalam 1 dan 2 yang lain yang mempunyai pengurus dan membela serta melindungi hak
berkedudukan di luar wilayah indonesia. mempekerjakan orang lain dengan dan kepentingan P/B serta
membayar upah atau imbalan dalam meningkatkan kesejahteraan
bentuk lain. P/B dan keluarganya
MANUSIA BADAN HUKUM

1. Manusia (natuurlijk persoon) menurut BH. PRIVAT BH. PUBLIK


hukum, adalah setiap orang yang
mempunyai kedudukan yang sama Badan hukum privat : perseroan Badan hukum public :
selaku pendukung hak dan kewajiban. terbatas (PT), firma, CV, badan Pemerintah RI, Pemerintah daerah, desa.
Pada prinsipnya, orang sebagai subjek koperasi, yayasan, PT (Persero) – Bank Indonesia, BPJS
hukum dimulai sejak ia lahir dan BUMN/D dan sebagainya
berakhir setelah meninggal dunia.

2. PEKERJA : Setiap orang yang bekerja


dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
Klasifikasi Perusahaan.
PERUSAHAAN USAHA MIKRO KECIL

1. Setiap BENTUK USAHA yang berbadan hukum atau tidak, • PP No. 7 Thn 2O2I Tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang Menengah.
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau • Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
imbalan dalam bentuk lain; perorangan dan atau badan usaha perorangan., yang
2. USAHA-USAHA SOSIAL yang mempunyai pengurus dan rnemenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau dalam Peraturan Pemerintah ini.
imbalan dalam bentuk lain. • Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
3. USAHA-USAHA LAIN yang mempunyai pengurus dan berdiri sendiri, yang ditakukan oleh orang perorangan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau atau badan usaha yang bukan merupakan anak
imbalan dalam bentuk lain. perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah
ini.
Kriteria Usaha Mikro dan Kecil.
MODAL USAHA HASIL PENJUALAN TAHUNAN
1. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai 1. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan
dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu sampai dengan Paling banyak Rp2.000.000.000,00
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan (dua miliar rupiah);
bangunan tempat usaha; 2. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan
2. Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai sampai dengan Paling banyak Rp15.000.000.000,00
dengan paling banyak Rp5.000.000.O00,00 (lima (lima belas miliar rupiah); dan
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan 3. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan
bangunan tempat usaha; dan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima
3. Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
HK-PK
HUBUNGAN KERJA (HK) PERJANJIAN KERJA (PK).

 HK terjadi karena adanya perjanjian kerja antara • Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.
pengusaha dan P/B. • Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)atau Perjanjian
 HK adalah hubungan antara pengusaha dengan P/B Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai • Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis
UNSUR PEKERJAAN, UPAH, dan PERINTAH. dilaksanakan sesuai dengan PUU yang berlaku.
 UNSUR HUBUNGAN KERJA. a. kesepakatan kedua belah pihak;
a. Pengusaha b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan
b. Pekerja/Buruh hukum;
c. Pekerjaan, c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. Upah, dan d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan
e. Perintah dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan PUU yang
berlaku.
Catatan : Catatan :
• A dan B syarat SUBYEKTIF • A dan B syarat SUBYEKTIF
• C, D, dan E syarat OBYEKTIF • C dan D syarat OBYEKTIF.
 Perjanjian kerja TIDAK MEMENUHI huruf a dan b
DAPAT DIBATALKAN.
 Perjanjian kerja TIDAK MEMENUHI huruf c dan d
Ada dan sahnya PK
ADANYA PK SAHNYA PK

a. kesepakatan kedua belah pihak; Perjanjian kerja dibuat atas dasar:


b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan a. kesepakatan kedua belah pihak (memenuhi syarat/tidak
hukum; cacat);
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
(memenuhi syarat usia/18 tahun, tidak dibawah
d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan pengampuan);
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan PUU yang c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
berlaku. d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
• Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang ketertiban umum, kesusilaan, dan PUU yang berlaku
bertentangan dengan ketentuan huruf a dan b DAPAT (causa yang halal)
DIBATALKAN.
• Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang
bertentangan dengan ketentuan huruf c dan d BATAL
DEMI HUKUM.
Pengaturan Hak dan Kewajiban
PERATURAN HETERONOM PERATURAN OTONOM

1. UU No. 13 tahun 2003 tentang 1. Perjanjian Kerja (PK);


Ketenagakerjaan 2. Peraturan Perusahaan (PP);
2. Peraturan Perundang-undangan lainnya (PP, 3. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Keppres, Peraturan Menteri);
3. Peraturan daerah (provinsi dan ata
Kabupaten/Kota.
Hak dan Kewajiban Pengusaha dan P/B
PEKERJA PENGUSAHA
HAK KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN
• Hak atas upah; • Melaksanakan • Hak atas hasil • Memberikan Waktu
• Hak atas Jaminan sosial pekerjaannya sesuai pekerjaan dari pekerja. Istirahat
(JK, JKK, Jkes, JHT, dengan tugas dan • Membayarkan Upah
JPsn); fungsinya; • Memberikan Waktu
• Hak atas THR; • Menjaga hubungan Beribadah;
• Hak atas Cuti; industrial; • Memberikan waktu cuti
• Hak atas Istirahat • Meningkatkan • Membayar THR
mingguan; keterampilannya. • Mengikutsertakan
• Hak atas Perlindungan pekerja atas Jaminan
Kerja; Sosial
• Hak atas Pesangon; • Dll.
• Hak atas waktu
beribadah
• Dll.
PKWT berakhir (Psl 61A)
No. Alasan PKWT Berakhir Kompensasi Ganti rugi

1. Pekerja meninggal dunia -- --

2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja Diberikan diberikan

3. Selesainya suatu pekerjaan tertentu diberikan diberikan

4. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan --- --


LPPHI yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap

5. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang --- ---


dicantumkan dalam PK, PP, PKB
PKWTT atau KOMPENSASI
DEMI HUKUM PKWTT KOMPENSASI PKWT
PKWT yang tidak memenuhi ketentuan (pekerjaan a. PKWT selama 12 (dua belas) bulan secara terus
yang sekali selesai atau sementara sifatnya dan menerus, diberikan 1 (satu) bulan upah;
pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam b. PKWT selama 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang
waktu yang tidak terlalu lama) DEMI HUKUM dari 12 (dua belas) bulan, dihitung secara
menjadi PKWTT.(pasal 59ayat 3). proporsional dengan perhitungan: masa kerja x 1
(satu) bulan upah dibagi 12 (dua belas).
c. PKWT selama lebih dari 12 (dua belas) bulan,
dihitung secara proporsional dengan perhitungan:
masa kerja x 1(satu) bulan upah dibagi 12 (dua
belas).
Pasal 16 PP 35/2021
PKWT DIAKHIRI SEBELUM WAKTUNYA
KOMPENSASI GANTI RUGI

Pengakhiran HK sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT, Pihak yang mengakhiri HK sebelum berakhirnya jangka waktu
Pengusaha wajib memberikan uang Kompensasi yang PKWT, pihak YANG MENGAKHIRI DIWAJIBKAN
besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang MEMBAYAR GANTI RUGI kepada pihak lainnya sebesar
telah dilaksanakan. (Pasal 17 PP 35 thn 2021) upah P/B sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu PKWT.
(Pasal 62 UUK)
Gantu Rugi (Pasal 62 UU 13/2003)
No. BERAKHIR PKWT GANTI RUGI

1. P/B Meninggal Dunia. NIHIL

2. Ada Putusan Pengadilan HI NIHIL

3. Keadaan/Kondisi Tertentu. NIHIL

4. Sebab lainnya Dapat ganti rugi


PERSL HI Jenis Perselisihan H.I. SEBAB TIMBULNYA
PERSEL. HI
Perbedaan pendapat yang 1. Perselisihan HAK : Perselisihan yang timbul 1. Perbedaan Pelaksanaan hak
mengakibatkan karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya 2. Perbedaan Penafsiran hak
pertentangan antara PERBEDAAN PELAKSANAAN atau 3. Pembedaan pendapat
pengusaha atau gabungan PENAFSIRAN terhadap ketentuan PUU, PK, PP, dalam PEMBUATAN
pengusaha dengan P/B atau PKB. SYARAT-SYARAT
atau SP/SB karena adanya 2. P. KEPENTINGAN : Perselisihan yang timbul KERJA yang ditetapkan
perselisihan hak, dalam hubungan kerja karena tidak adanya dalam PK, atau PP, atau
perselisihan kepentingan, kesesuaian pendapat mengenai PEMBUATAN, dan PKB.
perselisihan PHK dan atau PERUBAHAN SYARAT-SYARAT KERJA 4. Perbedaan pendapat dalam
perselisihan antar SP/SB yang ditetapkan dalam PK, atau PP, atau PKB. PERUBAHAN SYARAT-
dalam satu perusahaan. 3. P. PHK : Perselisihan yang timbul karena tidak SYARAT KERJA yang
adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran ditetapkan dalam PK, atau
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu PP, atau PKB
pihak. 5. Perbedaan pendapat dalam
4. P. ANTAR SP ; Perselisihan antar SP/SB dengan pengakhiran HK
SP/SB lain hanya dalam satu perusahaan, karena
tidak adanya persesuaian paham mengneai
kelanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikatpekerjaan.
PERSELISIHAN HAK HAK PEKERJA PENJELASAN PASAL 2
HURUF A UU 2 THN 2000

Perselisihan yang timbul karena tidak HAK YANG DIATUR DALAM PUU, • Perselisihan hak adalah perselisihan
dipenuhinya hak, akibat adanya PK, PP dan PKB. mengenai hak normatif, yang sudah
PERBEDAAN PELAKSANAAN atau 1. PUU. ditetapkan dalam PK, PP, PKB atau
PENAFSIRAN terhadap ketentuan PUU, • U Minimum, U Lembur, THR, PUU.
PK, PP, atau PKB. Jamsos, Cuti, Mogok kerja, dll. • Perselisihan Hak yang telah dicatat
2. PK, PP, PKB. pada instansi yang bertanggung jawab
• Kenaikan Upah. di bidang ketenagakerjaan tidak dapat
• Bonus. diselesaikan melalui konsiliasi atau
• Mutasi. arbitrase namun sebelum diajukan ke
• Benefit Lain (Tour, Gathering, Wisata PHI terlebih dahulu melalui mediasi.
Religi, Umroh/Haji).
• Istirahat/Roster Kerja
PERSELISHAN HAL YANG
KEPENTINGAN DIPERSELISIHAN KLASIFIKIKASI

Perselisihan yang timbul dalam • Pihak Perundingan SP/SB. 1. Proses Pembuatan, Perundingan
hubungan kerja karena tidak adanya • Penyusunan Tata Tertib PKB (formil)
kesesuaian pendapat mengenai Perundingan. 2. Perundingan materi PKB
PEMBUATAN, dan atau • Materi PKB (materil/substansiel).
PERUBAHAN SYARAT-SYARAT • Penandatanganan PKB.
KERJA yang ditetapkan dalam PK, • Pelaksanaan PKB.
atau PP, atau PKB. • Perpanjangan PKB.
• Pembaharuan PKB.
• Amandemen PKB.
PERSELISHAN PHK MASALAH PEMBERITAHUAN

Perselisihan yang timbul karena tidak PKWTT. Pemberitahauan paling lama 14 hari
adanya kesesuaian pendapat • Alasan PHK. sebelum PHK.
mengenai pengakhiran hubungan • Prosedur PHK. Pemberitahuan dalam masa
kerja yang dilakukan oleh salah satu • Akibat PHK (Kompensasi) percobaan paling lama 7 hari
pihak. 2. PKWT sebelum PHK
• Jenis dan sifat Pekerjaan.
• Jangka Waktu
• Akibat Hukum
• Kompensasi (PKWT Harian)
• Sanksi
PERSELISHAN ANTAR SP HAL YANG KETERWAKILAN SP
DIPERSELISIHAN

Perselisihan antar SP/SB dengan • Menentukan Tim dan Komposisi 1. Jika satu SP, memiliki anggota
SP/SB lain hanya dalam satu Perundingan masing-masing lebihd ari 50 %.
perusahaan, karena tidak adanya SP/SB. 2. Jika ada 2 atau lebih SP, masing-
persesuaian paham mengneai • Verifikasi Keanggotaan. masing memiliki minimal 10 %.
kelanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikatpekerjaan.
Mediasi
KOMPETENSI KOMPETENSI KAPAN MEDIASI ? LOCUS
ABSOLUT RELATIF PENYELESAIAN
MEDIATOR. MEDIATOR. PERSELISIHAN HI
Perbedaan pendapat TEMPAT KERJA • Perselisihan dicatatkan • Penyelesaian perselisihan
yang mengakibatkan PEKERJA/BURUH. ke instansi melalui mediasi dilakukan
pertentangan antara Bagaimana jika tempat P/B ketenagakerjaan; oleh mediator yang berada
pengusaha atau tidak bisa ditentukan secara • Penyelesaiannya di setiap kantor instansi
gabungan pengusaha tetap, misalnya Pekerja ditawarkan melalui yang bertanggung jawab di
dengan P/B atau jabatan Pramugari, Pilot, konsiliasi atau arbitrase; bidang ketenagakerjaan
SP/SB karena adanya : Awak Buah Kapal, Pekerja • Mediasi dapat dilakukan Kabupaten/ Kota. (Pasal 8
1. Perselisihan Hak, bekerja di off shore. setelah perundingan UU 2/2004)
2. Perselisihan Perselishan PKB, perusahaan bipartite telah • Gugatan perselisihan
Kepentingan, memiliki tempat kerja yang dilaksanakan dan tidak hubungan industrial
3. Perselisihan PHK berada di beberapa daerah tidak berhasil (gagal). diajukan kepada
Dan kabupaten kota. Pengadilan Hubungan
4. Perselisihan Antar Mediator mana dan Industrial pada Pengadilan
SP/SB Dalam Pengadilan mana yang Negeri yang daerah
Satu Perusahaan. berwenang. hukumnya meliputi tempat
pekerja/buruh bekerja. (Psl
81 UU 2/2004)
MEDIASI PERSELISIHAN HI
SYARAT MEDIASI KETERANGAN

1. Pencatatan oleh Salah satu • Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau
Pihak. serikat pekerja/ serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial dalam satu
2. Sudah melalui Perundingan perusahaan.
Bipartit. • Dalam hal salah satu pihak telah meminta dilakukan perundingan
secara tertulis 2 (dua) kali berturut-turut dan pihak lainnya menolak
atau tidak menanggapi melakukan perundingan, maka perselisihan
dapat dicatatkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti-bukti permintaan
perundingan.
Risalah akhir yang sekurang-kurangnya memuat : 1. nama lengkap dan
alamat para pihak; 2. tanggal dan tempat perundingan; 3. pokok masalah
atau objek yang diperselisihkan; 4. pendapat para pihak; 5. kesimpulan
atau hasil perundingan; 6. tanggal serta tanda tangan para pihak yang
melakukan perundingan.
KETENTUAN KHUSUS UMK
USAHA MIKRO DAN KECIL
UPAH JAMINAN SOSIAL PHK DAN UANG U.
PESANGON KOMPENSASI
PKWT
• Ketentuan UM dikecualikan bagi usaha PP No 109 Tahun 2013 Tentang Pengusaha pada Besaran uang
mikro dan usaha kecil. Penahapan Kepesertaan USAHA MIKRO dan kompensasi untuk
• Upah pada usaha mikro dan usaha kecil Program Jaminan Sosial : USAHA KECIL wajib Pekerja/Buruh pada
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara 1. Jaminan Kecelakaan Kerja membayar UP, UPMK, usaha mikro dan
Pengusaha dengan P/B di Perusahaan (JKK) UPH, dan/atau UANG usaha kecil
dengan ketentuan: 2. Jaminan Pemeliharaan PISAH bagi P/B yang diberikan
a. paling sedikit sebesar 50% (lima puluh Kesehatan (JPK). mengalami PHK BERDASARKAN
persen) dari rata-rata konsumsi masyarakat 3. Jaminan Hari Tua (JHT) dengan besaran KESEPAKATAN
di tingkat provinsi; dan 4. Jaminan Kematian (JK) ditentukan antara Pengusaha
b. nilai Upah yang disepakati paling sedikit 5. Jaminan Pensiun (JP) BERDASARKAN dan Pekerja/Buruh
25% (dua puluh lima persen) di atas garis KESEPAKATAN
kemiskinan di tingkat provinsi. • USAHA KECIL wajib antara Pengusaha pada
c. Rata-rata konsumsi masyarakat dan garis mengikuti program JKK, usaha mikro dan usaha
kemiskinan menggunakan data yang JHT, dan JK kecil
bersumber dari lembaga yang berwenang • USAHA MIKRO wajib dengan Pekerja/Buruh.
di bidang statistik mengikuti program JKK dan
program JK.
Penutup

Pengetahuan menghasilkan kebijaksanaan


(Reytman Aruan)

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai