Oleh :
Dr. Reytman Aruan, S.H.,M.Hum.,M.M.,M.H.
Mediator Ahli Madya.
Direktorat BMHI
PENGUSAHA PERUSAHAAN
1. Orang perseorangan, persekutuan, atau Perusahaan adalah : 1. PEKERJA : Setiap orang yang
badan hukum yang menjalankan suatu a. setiap bentuk usaha yang berbadan bekerja dengan menerima upah
perusahaan milik sendiri; hukum atau tidak, milik orang atau imbalan dalam bentuk lain
2. Orang perseorangan, persekutuan, atau perseorangan, milik persekut uan, 2. SP/SB : organisasi yang
badan hukum yang secara berdiri sendiri atau milik badan hukum, baik milik dibentuk dari, oleh, dan untuk
menjalankan perusahaan bukan swasta maupun milik negara yang P/B baik di perusahaan
miliknya; mempekerjakan P/B dengan maupun di luar perusahaan, yang
3. Orang perseorangan, persekutuan, atau membayar bersifat bebas, terbuka, mandiri,
badan hukum yang berada di indonesia upah atau imbalan dalam bentuk lain; demokratis, dan bertanggung
mewakili perusahaan sebagaimana b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha jawab guna memperjuangkan,
dimaksud dalam 1 dan 2 yang lain yang mempunyai pengurus dan membela serta melindungi hak
berkedudukan di luar wilayah indonesia. mempekerjakan orang lain dengan dan kepentingan P/B serta
membayar upah atau imbalan dalam meningkatkan kesejahteraan
bentuk lain. P/B dan keluarganya
MANUSIA BADAN HUKUM
1. Setiap BENTUK USAHA yang berbadan hukum atau tidak, • PP No. 7 Thn 2O2I Tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang Menengah.
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau • Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
imbalan dalam bentuk lain; perorangan dan atau badan usaha perorangan., yang
2. USAHA-USAHA SOSIAL yang mempunyai pengurus dan rnemenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau dalam Peraturan Pemerintah ini.
imbalan dalam bentuk lain. • Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
3. USAHA-USAHA LAIN yang mempunyai pengurus dan berdiri sendiri, yang ditakukan oleh orang perorangan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau atau badan usaha yang bukan merupakan anak
imbalan dalam bentuk lain. perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah
ini.
Kriteria Usaha Mikro dan Kecil.
MODAL USAHA HASIL PENJUALAN TAHUNAN
1. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai 1. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan
dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu sampai dengan Paling banyak Rp2.000.000.000,00
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan (dua miliar rupiah);
bangunan tempat usaha; 2. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan
2. Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai sampai dengan Paling banyak Rp15.000.000.000,00
dengan paling banyak Rp5.000.000.O00,00 (lima (lima belas miliar rupiah); dan
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan 3. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan
bangunan tempat usaha; dan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima
3. Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
HK-PK
HUBUNGAN KERJA (HK) PERJANJIAN KERJA (PK).
HK terjadi karena adanya perjanjian kerja antara • Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.
pengusaha dan P/B. • Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)atau Perjanjian
HK adalah hubungan antara pengusaha dengan P/B Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai • Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis
UNSUR PEKERJAAN, UPAH, dan PERINTAH. dilaksanakan sesuai dengan PUU yang berlaku.
UNSUR HUBUNGAN KERJA. a. kesepakatan kedua belah pihak;
a. Pengusaha b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan
b. Pekerja/Buruh hukum;
c. Pekerjaan, c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. Upah, dan d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan
e. Perintah dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan PUU yang
berlaku.
Catatan : Catatan :
• A dan B syarat SUBYEKTIF • A dan B syarat SUBYEKTIF
• C, D, dan E syarat OBYEKTIF • C dan D syarat OBYEKTIF.
Perjanjian kerja TIDAK MEMENUHI huruf a dan b
DAPAT DIBATALKAN.
Perjanjian kerja TIDAK MEMENUHI huruf c dan d
Ada dan sahnya PK
ADANYA PK SAHNYA PK
Pengakhiran HK sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT, Pihak yang mengakhiri HK sebelum berakhirnya jangka waktu
Pengusaha wajib memberikan uang Kompensasi yang PKWT, pihak YANG MENGAKHIRI DIWAJIBKAN
besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang MEMBAYAR GANTI RUGI kepada pihak lainnya sebesar
telah dilaksanakan. (Pasal 17 PP 35 thn 2021) upah P/B sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu PKWT.
(Pasal 62 UUK)
Gantu Rugi (Pasal 62 UU 13/2003)
No. BERAKHIR PKWT GANTI RUGI
Perselisihan yang timbul karena tidak HAK YANG DIATUR DALAM PUU, • Perselisihan hak adalah perselisihan
dipenuhinya hak, akibat adanya PK, PP dan PKB. mengenai hak normatif, yang sudah
PERBEDAAN PELAKSANAAN atau 1. PUU. ditetapkan dalam PK, PP, PKB atau
PENAFSIRAN terhadap ketentuan PUU, • U Minimum, U Lembur, THR, PUU.
PK, PP, atau PKB. Jamsos, Cuti, Mogok kerja, dll. • Perselisihan Hak yang telah dicatat
2. PK, PP, PKB. pada instansi yang bertanggung jawab
• Kenaikan Upah. di bidang ketenagakerjaan tidak dapat
• Bonus. diselesaikan melalui konsiliasi atau
• Mutasi. arbitrase namun sebelum diajukan ke
• Benefit Lain (Tour, Gathering, Wisata PHI terlebih dahulu melalui mediasi.
Religi, Umroh/Haji).
• Istirahat/Roster Kerja
PERSELISHAN HAL YANG
KEPENTINGAN DIPERSELISIHAN KLASIFIKIKASI
Perselisihan yang timbul dalam • Pihak Perundingan SP/SB. 1. Proses Pembuatan, Perundingan
hubungan kerja karena tidak adanya • Penyusunan Tata Tertib PKB (formil)
kesesuaian pendapat mengenai Perundingan. 2. Perundingan materi PKB
PEMBUATAN, dan atau • Materi PKB (materil/substansiel).
PERUBAHAN SYARAT-SYARAT • Penandatanganan PKB.
KERJA yang ditetapkan dalam PK, • Pelaksanaan PKB.
atau PP, atau PKB. • Perpanjangan PKB.
• Pembaharuan PKB.
• Amandemen PKB.
PERSELISHAN PHK MASALAH PEMBERITAHUAN
Perselisihan yang timbul karena tidak PKWTT. Pemberitahauan paling lama 14 hari
adanya kesesuaian pendapat • Alasan PHK. sebelum PHK.
mengenai pengakhiran hubungan • Prosedur PHK. Pemberitahuan dalam masa
kerja yang dilakukan oleh salah satu • Akibat PHK (Kompensasi) percobaan paling lama 7 hari
pihak. 2. PKWT sebelum PHK
• Jenis dan sifat Pekerjaan.
• Jangka Waktu
• Akibat Hukum
• Kompensasi (PKWT Harian)
• Sanksi
PERSELISHAN ANTAR SP HAL YANG KETERWAKILAN SP
DIPERSELISIHAN
Perselisihan antar SP/SB dengan • Menentukan Tim dan Komposisi 1. Jika satu SP, memiliki anggota
SP/SB lain hanya dalam satu Perundingan masing-masing lebihd ari 50 %.
perusahaan, karena tidak adanya SP/SB. 2. Jika ada 2 atau lebih SP, masing-
persesuaian paham mengneai • Verifikasi Keanggotaan. masing memiliki minimal 10 %.
kelanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikatpekerjaan.
Mediasi
KOMPETENSI KOMPETENSI KAPAN MEDIASI ? LOCUS
ABSOLUT RELATIF PENYELESAIAN
MEDIATOR. MEDIATOR. PERSELISIHAN HI
Perbedaan pendapat TEMPAT KERJA • Perselisihan dicatatkan • Penyelesaian perselisihan
yang mengakibatkan PEKERJA/BURUH. ke instansi melalui mediasi dilakukan
pertentangan antara Bagaimana jika tempat P/B ketenagakerjaan; oleh mediator yang berada
pengusaha atau tidak bisa ditentukan secara • Penyelesaiannya di setiap kantor instansi
gabungan pengusaha tetap, misalnya Pekerja ditawarkan melalui yang bertanggung jawab di
dengan P/B atau jabatan Pramugari, Pilot, konsiliasi atau arbitrase; bidang ketenagakerjaan
SP/SB karena adanya : Awak Buah Kapal, Pekerja • Mediasi dapat dilakukan Kabupaten/ Kota. (Pasal 8
1. Perselisihan Hak, bekerja di off shore. setelah perundingan UU 2/2004)
2. Perselisihan Perselishan PKB, perusahaan bipartite telah • Gugatan perselisihan
Kepentingan, memiliki tempat kerja yang dilaksanakan dan tidak hubungan industrial
3. Perselisihan PHK berada di beberapa daerah tidak berhasil (gagal). diajukan kepada
Dan kabupaten kota. Pengadilan Hubungan
4. Perselisihan Antar Mediator mana dan Industrial pada Pengadilan
SP/SB Dalam Pengadilan mana yang Negeri yang daerah
Satu Perusahaan. berwenang. hukumnya meliputi tempat
pekerja/buruh bekerja. (Psl
81 UU 2/2004)
MEDIASI PERSELISIHAN HI
SYARAT MEDIASI KETERANGAN
1. Pencatatan oleh Salah satu • Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau
Pihak. serikat pekerja/ serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial dalam satu
2. Sudah melalui Perundingan perusahaan.
Bipartit. • Dalam hal salah satu pihak telah meminta dilakukan perundingan
secara tertulis 2 (dua) kali berturut-turut dan pihak lainnya menolak
atau tidak menanggapi melakukan perundingan, maka perselisihan
dapat dicatatkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti-bukti permintaan
perundingan.
Risalah akhir yang sekurang-kurangnya memuat : 1. nama lengkap dan
alamat para pihak; 2. tanggal dan tempat perundingan; 3. pokok masalah
atau objek yang diperselisihkan; 4. pendapat para pihak; 5. kesimpulan
atau hasil perundingan; 6. tanggal serta tanda tangan para pihak yang
melakukan perundingan.
KETENTUAN KHUSUS UMK
USAHA MIKRO DAN KECIL
UPAH JAMINAN SOSIAL PHK DAN UANG U.
PESANGON KOMPENSASI
PKWT
• Ketentuan UM dikecualikan bagi usaha PP No 109 Tahun 2013 Tentang Pengusaha pada Besaran uang
mikro dan usaha kecil. Penahapan Kepesertaan USAHA MIKRO dan kompensasi untuk
• Upah pada usaha mikro dan usaha kecil Program Jaminan Sosial : USAHA KECIL wajib Pekerja/Buruh pada
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara 1. Jaminan Kecelakaan Kerja membayar UP, UPMK, usaha mikro dan
Pengusaha dengan P/B di Perusahaan (JKK) UPH, dan/atau UANG usaha kecil
dengan ketentuan: 2. Jaminan Pemeliharaan PISAH bagi P/B yang diberikan
a. paling sedikit sebesar 50% (lima puluh Kesehatan (JPK). mengalami PHK BERDASARKAN
persen) dari rata-rata konsumsi masyarakat 3. Jaminan Hari Tua (JHT) dengan besaran KESEPAKATAN
di tingkat provinsi; dan 4. Jaminan Kematian (JK) ditentukan antara Pengusaha
b. nilai Upah yang disepakati paling sedikit 5. Jaminan Pensiun (JP) BERDASARKAN dan Pekerja/Buruh
25% (dua puluh lima persen) di atas garis KESEPAKATAN
kemiskinan di tingkat provinsi. • USAHA KECIL wajib antara Pengusaha pada
c. Rata-rata konsumsi masyarakat dan garis mengikuti program JKK, usaha mikro dan usaha
kemiskinan menggunakan data yang JHT, dan JK kecil
bersumber dari lembaga yang berwenang • USAHA MIKRO wajib dengan Pekerja/Buruh.
di bidang statistik mengikuti program JKK dan
program JK.
Penutup
Terimakasih