Anda di halaman 1dari 28

I’JAZ AL-QUR’AN

(Integrasi Ayat-ayat Kealaman


dengan Sains Modern)
Makna I’jaz

 Makna i’jaz dalam bahasa adalah menisbatkan ketidakmampuan


kepada orang lain seperti firman Allah pada Q.S. al-Maidah ayat 31

 31. kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di


bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya
menguburkan mayat saudaranya[410]. berkata Qabil: "Aduhai celaka
Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu
aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia
seorang diantara orang-orang yang menyesal.

 Dikatakan mu’jizat karena mausia tidak mampu untuk mendatangkan


yang sepadan karena mu’jizat tersebut di luar kebiasaan. Adapun i’jaz
al-Qur’an adalah memperlihatkan ketidak mampuan manusia untuk
emmbuat yang sepadan dengan al-Qur’an.
Syarat Mu’jizat

I’jaz bisa terjadi jika memenuhi tiga syarat


Tantangan
Adanya orang yang menerima tantangan
Tidak adanya penghalang untuk mengadakan
tantangan
Jenis-jenis mu’jizat al-Qur’an

 Susunan yang indah yang membedakan dengan susunan orang Arab

 Tata letak huruf yang menakjubkan yang tidak sama dengan tata letak

huruf orang Arab

 Kefasihan yang tidak dimiliki makhluk lain

 Tasyri’ yang detail dan sempurna

 Kabar tentang hal-hal ghaib yang tidak diketahui kecuali dengan wahyu

 Tidak adanya pertentangan dengan ilmu kauniyah yang telah

diputuskan kebenaranya
 Ketepatan denga semua yang telah dikabarkan dalam al-Qur’an tentang

janji dan ancaman

 Ilmu pengetahuan yang mencakup ilmu syari’at dan ilmu kauniyah

(tanda yang wujud di sekeliling yang disiptakan Allah. Ayat-ayat

kauniyah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa, dan sebagainya yang

ada di alam ini. Oleh karena alam ii hanya mampu dilaksanakan oleh

Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia

menjadi tanda kehebatan dan keagungan penciptaNya).

 Memenuhi kebutuhan manusia

 Membekas di hati orang yang mengikuti maupun musuh


Contoh Mukjizat al-Qur’an dalam ayat-ayat
Kealaman

1. Kesatuan alam; Q.S. al-Anbiya ayat 30


     
   
    
      
 30. dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit

dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
2. Pertumbuhan alam Q.S. Fushshilat 11

     


   
    
  

11. kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
3. Pembagian atom Q.S. Yunus 61

         

       

        

       

        



 61. kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan

kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu

melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi

ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan

(semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).


4. Berkurangnya oksigen

Q.S. al-An’am 125

       


      
     
     
    
 125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak
lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman.
5. Berpasang-pasangan dalam setiap sesuatu

Q.S. Adz-Dzariyat 49

      


 
 49. dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran

Allah.

      


     
 
 36. Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa

yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.
6. Selaput dan perkembangan janin Q.S. az-Zumar 6

       


     
     
       
        
    
 6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan

Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306].
yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan.
tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
 Q.S. al-Hajj ayat 5
       
      
      
     
      
     
      
     
       
    
      
 5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka

(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari

setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang

sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan

Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah

ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan

berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang

diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,

supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan

kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,

hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang indah.


Kata sains Modern
7. Perkawinan dengan perantara angin Q.S. al-Hijr 22

   


   
  
  
 22. dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan

(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu


Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.
Penjelasan dari
Sains modern
8. Hewan mikroba Q.S. al-‘Alaq 1-2

    


    
 
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
9. Perbedaan sidik jari manusia Q.S. al-Qiyamah 4-5
    
    
   
 4. bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun

(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.


 5. bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus

menerus.
Prinsip Integrasi al-Qur’an dan sains

 Kesalah pahaman manusia tentang integrasi sains dan al-

Qur’an
 Ilmu pengetuan sebagai sesuatu yang kokoh dan al-Qur’an

mengikuti. Maksudnya al-Qur’an dibuktikan dengan ilmu


pengetahuan. Atau pengambilan dalilnya dari ilmu
oengetahuan. Padahal al-Qur’an adalah kitab yang sempurna
dan sudah final, sedangkan ilmu pengetahuan adalah sesuatu
yang masih terus berkembang dan tidak pasti.
 Memahami watak dan tugas al-Qur’an yang masih dangkal.

Sesungguhnya al-Qur’an adalah sesuatu yang hakiki dan final


bertugas untuk memperbaiki manusia sekiranya dapat menghapus
watak manusia yang nisbi dengan watak al-Qur’an yang benar
wujudnya. Tugas manusia dengan hal-hal kauniyah yang
disebutkan dalam al-Qur’an adalah membenarkannya dan
mencoba memahami sebagian rahasia-rahasianya dengan cara
mengamati, meneliti, percobaan dan penerapan sebatas penemuan
akalnya.
Takwil yang terus menerus dengan berusah mencari

kemiripan dan memaksakan atas teks al-Qur’an,


padahal sains itu tidak bisa tetap dan bisa berubah
dan diperbaharui terus menrus setiap hari.
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai