Anda di halaman 1dari 12

Asuhan

Kegawatdaruratan
Maternal pada Kasus
Perdarahan Postpartum
Sekunder
Dosen Pengampu : Julietta Hutabarat,SST. M.Keb
Kelas DIV - 3C

Kelompok 7 :

Anisa Febty Anggraini


(P07524419093)
Putri Regina A. Br Sinuhaji
(P07524419108)
Waridhatul Ashla
(P07524419117)

2
Pengkajian Data
Perdarahan Postpartum
Sekunder

Sedikit berbeda dengan perdarahan primer, perdarahan


pascamelahirkan sekunder terjadi setelah 24 jam hingga 6
minggu pascamelahirkan. Umumnya, kondisi ini diakibatkan
oleh infeksi pada rahim (endometritis), yang merupakan
penyebab kematian tersering pada ibu melahirkan.

Selain endometritis, retensi plasenta dan kantong air ketuban


yang masih tersisa di dalam rahim juga dapat menyebabkan
perdarahan pascamelahirkan sekunder. Pasalnya, plasenta atau
kantong air ketuban yang masih tersisa di dalam rahim dapat
membuat rahim tidak bisa berkontraksi secara normal untuk
menghentikan perdarahan.

3
ETIOLOGI/
PENYEBAB
PERDARAHAN
POST PARTUM
01
ATONIA UTERI
03
RETENSIO PLASENTA

02 04
LUKA JALAN LAHIR GANGGUAN
PEMBEKUAN DARAH

4
Pada ibu > 24 pasca persalinan yang mengalamai perdarahan dapat memberikan
TANDA DAN tanda dan gejala melalui data subyek maupun obyektif seperti
GEJALA
DATA DATA OBJEKTIF
SUBJEKTIF
● Ibu post partum dengan keluhan lemah, Pemeriksaan fisik:
● Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok,
limbung
● Riwayat Kehamilan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat,
kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah
- Anak lebih dari 4
keluar melalui vagina terus menerus
- Perdarahan saat hamil
● Pemeriksaan obstetri:
● Riwayat Persalinan :
● Mungkin kontraksi usus lembek, bila
- Persalianan cepat/lama
kontraksi baik, perdarahan mungkin karena
- Ditolong dengan tindakan
luka jalan lahir
Operasii
● Pemeriksaan ginekologi: setelah kondisi
● Riwayat tindakan persalinan:
stabil untuk mengecek kontraksi uterus/luka
- Pengeluaran placenta dengan dirogoh
jalan lahir/retensi sisa plasenta
- Perdarahan setelah melahirkan dan di
● Pemeriksaan laboratorium
infus
● Kadar hemoglobin di bawah 10 g/dl
Penilaian Kehilangan darah melalui tanda gejala yang dapat dilihat dalam table dibawah
ini untuk mengetahui apa penyebab Perdarahan Sekunder
GEJALA DAN TANDA DIAGNOSIS KERJA PENYULIT
 Uterus tidak berkontraksi dan Atonia uteri  Syok
lembek.  Bekuan darah pada
 Perdarahan segera setelah anak serviks atau posisi
lahir telentang akan
menghambat aliran
darah keluar
 Darah segar mengalir segera Luka/Robekan  Pucat
setelah bayi lahir jalan lahir  Lemah
 Uterus berkontraksi dan keras  Menggigil
 Plasenta lengkap
 Plasenta atau sebagian selaput Retensi sisa  Uterus berkontraksi
tidak lengkap plasenta tetapi tinggi fundus
 Sub-involusi uterus tidak berkurang
 Perdarahan
 Uterus berkontraksi dan Gangguan  Pucat dan limbung
lembek. pembekuan darah  Anemia
 Plasenta lahir lengkap  Demam
 Perdarahan
 Riwayat perdarahan lama 6
TANDA & GEJALA
RINGAN
SESUAI DERAJAT
- Keadaan umum pasien
HIPOVOLEMIK tampak lemas
- Tekanan darah sistolik (80-
JUMLAH 100 mmHg)

PERDARAHAN 10-15%

- Takikardia ringan
- Mottled skin
- Akral atau ekstremitas dingin
- CRT memanjang
- Urine output menurun
JUMLAH PERDARAHAN 35-
5-%
JUMLAH PERDARAHAN - Keadaan umum pasien tampak agitasi
25-35% atau bingung, terkadang tidak
- Keadaan umum pasien tampak gelisah sadarkan diri
- Tekanan darah sistolik (70-80 mmHg) - Tekanan darah sistolik (50 - 70
- Takikardia >110 kali per menit mmHg)
- Laju napas >30 kali per menit - Anuria
- Kulit pucat (telapak tangan, mukosa bibir)
- CRT memanjang
- Urine output menurun (oligouria)

7
Tanda Gejala Sesuai Penyebab Perdarahan Postpartum.

PENYEBAB TANDA & GEJALA


- Perdarahan terjadi segera setelah anak lahir
Atonia uteri
- Uterus tidak berkontraksi, konsistensi uterus lembek

Retensio Plasenta Plasenta tidak keluar 30 menit setelah bayi lahir

- Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap


Sisa plasenta
- Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pasca persalinan disertai subinvolusi uterus

Robekan jalan
Perdarahan mengalir segera setelah bayi lahir
lahir

- Fundus uteri tidak teraba


Inversio uteri - Liang vagina terisi massa
- Nyeri perut (ringan hingga berat)

- Perdarahan sulit dihentikan, darah cenderung encer dan tidak terdapat gumpalan darah
- Kegagalan terbentuknya gumpalan darah muncul pada saat dilakukan uji pembekuan
Gangguan
darah
pembekuan darah
- Terdapat faktor predisposisi seperti solusio plasenta, intrauterine fetal death / IUFD, 8
eklamsia, emboli air ketuban
DIAGNOSIS
BANDING SISA PLASENTA
Sisa plasenta dapat terdeteksi segera
setelah plasenta lahir dengan melihat
kelengkapan plasenta, dan beberapa
hari setelah lahir dimana didapatkan
perdarahan terus menerus dan
subinvolusi uterus.
ATONIA UTERI
Pada atonia uteri akan GANGGUAN PEMBEKUAN
didapatkan tonus otot yang
abnormal setelah plasenta DARAH
lahir. Perabaan uterus terasa ROBEKAN JALAN Penyebab ini cukup jarang didapatkan dan biasanya
lembek. sudah terdeteksi saat dilakukan antenatal care,
LAHIR misalnya pada pasien HELLP (hemolysis, elevated
Setelah bayi lahir, dapat liver enzyme, dan low platelet count). Ditegakkan
terlihatadanya robekan pada berdasarkan pemeriksaan laboratorium profil
RETENSIO perineum, cervix, atau vagina. pembekuan darah, seperti bleeding time, clotting
time, dan prothrombin time
PLASENTA
Pada retensio plasenta, plasenta tidak dapat
dilahirkan bahkan 30 menit setelah
bayi lahir. Kontraksi uterus bisa
INVERSIO UTERI
Setelah bayi dan plasenta lahir, saat dilakukan
normal, bisa hipotonus.
perabaan, tidak didapatkan fundus uteri.
Massa uteri dapat terlihat pada liang vagina.
9
AAN
PENUNJAN
G
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

01 Pemeriksaan fibrinogen atau D-dimer dapat


digunakan untuk membantu penegakan
diagnosis
disseminated intravascular coagulation
(DIC).

ULTRASONOGRAFI

02
(USG)
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat
apakah terdapat sisa plasenta ataupun
gumpalan darah. Kemudian apabila
dilakukan pada saat antenatal dapat
membantu dokter mendeteksi plasenta
previa dan plasenta akreta.
Penatalaksanaan Asuhan Awal Perdarahan Postpartum Sekunder

JENIS DAN OKSITOSIN ERGOMETRI MISOPROSTOL


CARA
Dosis dan cara pemberian IV : infus 20 unit dalam 1 L larutan Pemberian IM atau IV ( secara Oral 600 mcg atau fectal 400 mcg
garam fisiologis dengan 60 pelahan) : 0,2 mg
tetes per/menit
IM : 10 unit

Dosis Lanjutan IV : infus 20 unit dalam 1 L larutan Ulangi 0,2 mg I.M setelah 15 400 mcg 2-4 jam setelah dosis awal
garam fisiologis dengan 40 menit. Jika masih diperlukan ,
tetes per/menit berikn IM/IV setiap 2-4 jam

Dosis Maksimal/hari Tidak lebih dari 3 liter larutan dengan Total 1mg atau 5 dosis Total 1200 mcg
Oksitosin atau 3 dosis

Indikasi kontra Tidak boleh Pre Eklamsia Nyeri kotraksi , asma


/ hati-hati memberi IV secara cepat atau ,vitium kordis, hipertensi
1
bolus 1
TERIMA
KASIH 

1
2

Anda mungkin juga menyukai