Anda di halaman 1dari 16

Keselamatan

Attā hi attano nātho, ko hi nātho paro siyā. Attanā hi sudantena,


nāthaṁ labhati dullabhaṁ. Diri sendiri sesungguhnya adalah
pelindung bagi diri sendiri. Karena siapa pula yang dapat menjadi
pelindung bagi dirinya? Setelah dapat mengendalikan dirinya
sendiri dengan baik, ia akan memperoleh perlindungan yang
sungguh amat sukar dicari. (Dhammapada, Syair: 160)
Hidup Senang, Mati Tenang
• Sebagai manusia yang masih menjalani
kehidupan yang terus berubah, berkah
keselamatan menjadi harapan yang senantiasa
dicari semua orang. Dengan berkah
keselamatan, mereka berharap dapat
menjalani kehidupan ini dengan selamat dan
juga selamat setelah meninggal dunia.
Makna Selamat
• Makna selamat dalam menjalani kehidupan ini
dapat berarti terbebas dari segala kesulitan
dan mara bahaya, semua yang direncanakan
menjadi lancar, serta senantiasa memperoleh
kebahagiaan dan kesejahteraan.
• Sedangkan, selamat setelah meninggal dunia
berarti terlahir di alam bahagia (surga).
Cara memperoleh keselamatan
• Berbagai macam cara terkadang dilakukan
agar berkah keselamatan yang diidamkan
tersebut dapat diperoleh.
• Termasuk mencari perlindungan pada
kekuatan eksternal di luar dirinya; yang
diharapkan dapat memberikannya berkah
keselamatan.
Keselamatan dalam Dhamma
• Keselamatan dalam Kebenaran Universal (Dhamma) bukanlah
berasal dari kekuatan eksternal, melainkan pada kekuatan
internal yang sebenarnya ada dalam diri setiap orang.
• Yang menitikberatkan pada kesadaran penuh tanggung jawab
dalam diri umat Buddha, berupa pengendalian diri atas setiap
perilaku yang dilakukannya, baik melalui pikiran, ucapan
maupun badan jasmani.
• Dengan memiliki pengendalian diri dan memahami
kebenaran akan Hukum Kamma; umat Buddha tidak akan
pernah menyalahkan pihak lain atas setiap penderitaan yang
terjadi dalam kehidupan ini, serta tidak akan mencari
keselamatan pada faktor eksternal di luar dirinya.
Dhammapada
• Guru Agung Buddha bersabda, “Diri sendiri
sesungguhnya adalah pelindung bagi diri
sendiri. Karena siapa pula yang dapat menjadi
pelindung bagi dirinya? Setelah dapat
mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, ia
akan memperoleh perlindungan yang sungguh
amat sukar dicari.”
• (Dhammapada, Syair: 160)
Attarakkhita Sutta
• Sementara dalam Saṁyutta Nikāya,
Attarakkhita Sutta dikatakan: Sabbattha
saṁvuto lajjī, rakkhitoti pavuccatī’ti (Dengan
bersungguh-sungguh, terkendali di mana-
mana, seseorang dikatakan terlindungi).
• Dan di lain kesempatan Guru Agung Buddha
pernah bersabda, “Jadikanlah dirimu pulau
perlindungan bagi dirimu sendiri.”
Sumber keselamatan
• Dengan memahami Ajaran Buddha, menjadi jelas
bagi kita bahwa keselamatan bukanlah
bergantung pada kekuatan eksternal. Melainkan
kepada kesadaran, kemauan dan usaha dari
masing-masing orang untuk melakukan
pengendalian diri melalui pikiran, ucapan
maupun badan jasmani. Karena diri kita
sendirilah yang bertanggung jawab penuh atas
segala perbuatan yang dilakukan dalam
kehidupan ini.
Pahami Hukum Karma
• Pengendalian diri merupakan wujud dari
melakukan kebajikan dan menghindari
kejahatan. Sesuai dengan Hukum Kamma yang
bersifat universal, maka siapapun yang
menabur kebajikan dan menghindari
kejahatan akan menuai kebahagiaan dalam
kehidupan ini dan setelah kematian akan
terlahir di alam surga.
Buddha sebagai pelindung
• Melakukan kebajikan dengan benar,
itulah Dhamma. Jika orang dapat mengisi
hidupnya dengan melakukan kebajikan,
hidupnya menjadi benar. Itulah cara untuk
memperoleh keselamatan. Karenanya, umat
Buddha hendaknya dapat mengisi kehidupan
ini dengan banyak melakukan kebajikan dalam
setiap aspek kehidupannya.
Dhamma sebagai Pelindung
• Sebagaimana yang disampaikan Guru Agung
Buddha, “Dhammo have rakkhati
dhammacari” - Ia yang
mempraktikkan Dhamma dilindungi
oleh Dhamma itu. Artinya, hanya dengan
praktik Dhamma, orang terselamatkan
oleh Dhamma.
Surga apakah keselamatan ?
• Kelahiran di alam surga bukanlah menjadi
tujuan akhir umat Buddha, karena merupakan
Keselamatan Relatif yang sifatnya tidak kekal.
Ada keselamatan yang lebih tinggi lagi, yaitu
Keselamatan Absolut atau Kebebasan Mutlak,
yang merupakan terbebasnya suatu makhluk
dari putaran arus kelahiran dan kematian
(samsara) yang penuh penderitaan (dukkha).
Ariya Atthangika Magga
• Guru Agung Buddha telah
mengajarkan Dhamma kepada kita dan
menunjukkan Jalan Mulia Berunsur Delapan
(Ariya Atthangika Magga) untuk dapat
merealisasi Kebahagiaan Tertinggi (Nibbana)
sebagai tujuan praktik Dhamma dan tujuan
akhir umat Buddha.
Cara mencapai Nibbana
• Beliau senantiasa mendorong kita agar
bersungguh-sungguh dan tekun untuk
merealisasi Nibbana. Hanya diri kita sendirilah
yang harus berusaha untuk dapat
mempraktikkan moralitas (sila), konsentrasi
(samadhi), dan kebijaksanaan (panna).
Apa itu Nibbana?
• Keselamatan Absolut hanya dapat dicapai
dengan merealisasi Nibbana, yang merupakan
pemadaman total dari semua kekotoran batin;
keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan
kebodohan/kegelapan batin (moha).
Keselamatan dalam Dhamma idealnya adalah
dapat secara sempurna terbebas dari semua
kekotoran batin.
Penutup
• Sebagai umat Buddha, marilah kita
mengembangkan perilaku yang terkendali;
melalui pikiran, ucapan maupun badan
jasmani dalam kehidupan sehari-hari. Dan
bertekad untuk berjuang dengan penuh
kesungguhan agar tidak hanya memperoleh
Keselamatan Relatif, namun hingga pada
Keselamatan Absolut dengan
merealisasi Nibbana.

Anda mungkin juga menyukai