Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah:

KONSELING KRISTEN
ST3
Pertanyaan:
• Apa yang anda ketahui tentang
pelayanan Konseling Pastoral?
• Pernahkah anda dilayani dalam
Konseling Pastoral?
Berbagai masalah kehidupan sedang
mengancam keluarga Kristen masa kini.
• Kalau kita peka, hampir setiap hari, saat kita
bertemu sahabat di tempat kerja, berkunjung
ke rumah kerabat atau warga jemaat, ada saja
pergumulan yang kita dengarkan.
• Kesesakan manusia zaman ini dapat kita
rasakan dengan tingginya angka penderita
depresi, kecemasan dan gangguan jiwa
lainnya.
• Jumlah orang bunuh diri meningkat drastis,
baik di kalangan orang dewasa maupun
kanak-kanak. Isu masalah keluarga dan anak-
anak makin kompleks, perceraian dan
perselingkuhan , KDRT, anak teradiksi game,
dan pengasuhan anak dengan kebutuhan
khusus.
• Jumlah rakyat miskin dan angka
pengangguran di Indonesia yang meningkat
menimbulkan banyak konsekuensi sosial,
termasuk kerawanan sosial dan kriminalitas.
Salah satu nama Yesus dalam nubuatan
Yesaya9:5 adalah "The Wonderful
Counselor". Dunia yang sesat ini tidak saja
membutuhkan Juruselamat, tetapi juga
konselor.
Yesus adalah Penebus, tetapi Dia
membutuhkan "agen-agen" penebus. Orang
yang tidak saja mengenalkan sang Penebus
itu, tetapi juga siap sedia mendampingi dan
memberdayakan mereka.
Latar Belakang Pelayanan Konseling

a. Konseling Sekuler
• Konseling muncul pertama kali tahun 1898 yang
diprakarsai oleh Jesse B. Davis ketika ia menjadi
guru besar dan konselor di Sekolah Menengah di
kota Detroit. Awalnya konseling hanya berkisar
di seputar masalah pendidikan, kesulitan
pemilihan jurusan, masalah pekerjaan, tetapi
kemudian berkembang menjadi bimbingan dan
pembinaan moral, bimbingan kepribadian dan
karakter, serta temuwicara tetap yang
dijadualkan setiap seminggu sekali.
• Tokoh lainnya dalah Frank Parsons yang
mendirikan Biro Kontultasi tahun 1908 di
Boston. Aktivitasnya meliputi memilih atau
menentukan suatu jurusan dalam pekerjaan
atau jabatan tertentu. Biro inilah yang
mempelopori berdirinya konseling di sekolah
dalam naungan Ikatan Bimbingan Nasional
tahun 1913. Sejak saat itu bermunculan para
guru konseling di New York, USA. Kegiatan
bimbingan semakin populer, apalagi ditunjang
dengan instrumen pendukung untuk melakukan
tes-tes psikologi sebagai dasar dan pegangan
untuk meramalkan keberhasilan dalam
pekerjaan atau jabatan seseorang.
• Sesudah PD II selain banyak siswa sekolah
membutuhkan bantuan karena mengalami
kesulitan dalam proses pendidikan, pemilihan
jurusan, karir, dan kepribadian, juga munculnya
biro-biro konseling yang menangani para
pemuda yang membutuhkan bimbingan atau
nasihat sebagai pegangan hidup. Konselornya
harus seorang yang benar-benar berkompeten,
obyektif yang didasari pada landasan ilmiah.
Kegiatan profesional seperti ini kemudian
muncul di beberapa begara termasuk Indonesia.
• Jadi kegiatan yang menyangkut menolong
manusia selain dokter dan psikiater, juga
konselor semakin diterima oleh masyarakat
luas.
b. Konseling Kristen.
• Pelayanan spiritual modern di bidang
konseling dan pendidikan lahir karena
penderitaan dan perjuangan pribadi seorang
pendeta dengan penyakit mental yang berat,
Rev. Anton Boisen. Kisah hidup Boisen-lah
yang melahirkan Pendidikan Pastoral Klinis.
Penyakit Boisen yang depresif dan
permanen selama belasan tahun
membuatnya dirumah-sakitkan, karena ia
tidak lagi mampu melakukan fungsinya
secara memadai tanpa pengobatan.
• Dalam suatu kali perawatan kejiwaannya, Boisen
dikejutkan oleh kehadiran sebuah simbol religius di
jendela kamarnya pada suatu malam. Ia melihat sebuah
salib Kristen pada bulan purnama. Ia mulai
memformulasikan keyakinannya bahwa semua penyakit
secara mendasar adalah sebuah masalah spiritual.
• Ia akhirnya berkeyakinan bahwa percakapan yang
kondusif dengan seorang penolong akan
menyembuhkan orang yang menderita. Setelah Boisen
sembuh, ia menjadi sadar akan minimnya perhatian
gereja saat itu untuk konseling, terutama bagi orang
seperti dirinya. Juga minimnya konselor terlatih di
gereja.
• Penderitaan Pendeta Boisen selama belasan tahun
karena skizofrenik (penyakit jiwa yang serius)
membuatnya berempati besar terhadap orang sakit dan
retak jiwanya.
• Setelah sembuh Pdt. Boisen mengkritisi gereja.
Dia berkata, "Kalau orang Kristen patah kaki,
banyak rumah sakit Kristen di seluruh negara
bagian yang merawatnya, bahkan dengan biaya
gereja. Tetapi kalau orang Kristen "patah hati",
maka dia dikirim ke rumah sakit mental
pemerintah. Di sana dia dilupakan untuk
selamanya."
• Sejak saat itu terjadilah revolusi perhatian gereja
di bidang kesehatan mental dan konseling.
Berdirilah pusat-pusat konseling dan sekolah
dengan kurikulum konseling yang memadai.
Konseling diintegraskan ke dalam pelayanan
gereja dan pendidikan.
• Boisen sendiri akhirnya mengkhususkan
diri melatih para konselor dan
mahasiswanya agar mampu melayani
orang menderita dengan skill yang baik.
• Clinical Pastoral Education (CPE) yang
dipelopori Boisen menjadi model
pembelajaran konseling penting di
seluruh dunia.
Sebenarnya praktek konseling sudah ada
di PL dan PB. Beberapa penggunaan
konseling di Alkitab.
• Dalam PL ada istilah yang mengandung
pengertian konseling seperti dalam Keluaran
18:19, Istilah nasihat diterjemahkan dari kata
yaw-ats yang artinya to deliberate, resolve,
advide, guide, dan purpose.
• Akar kata yang sama yaats digunakan juga
dalam 2 Tawarikh 25:16 yang artinya to
counsel atau memberikan advice atau perintah.
• Demikian halnya dengan Daniel 2:14 yang
menggunakan kata eta artinya counsel.
• Dalam PB terdapat kata dalam bahasa
Yunani juga digunakan untuk merujuk
pada kegiatan konseling seperti dalam
1 Tesalonika 5:14 yang bagi
Frank Minirth sebagai dasar dari
konseling, “Kami juga menasihati kamu,
saudara-saudara, tegorlah mereka yang
hidup dengan tidak tertib, hiburlah
mereka yang tawar hati, belalah mereka
yang lemah, sabarlah terhadap semua
orang.”
• Ada lima kata Yunani dalam I Tes 5:14
yaitu parakaleo (menasihati), noutheteo
(menegur, mengajar), paramutheomai
(menghibur), antechomai (membela),
dan makrothumeo (sabar). Kegiatan
konseling meliputi kelima kata di atas.
• Beberapa ayat berikut ini juga berbicara
tentang konseling dan kegiatan
didalamnya seperti Roma 15:14 dan
1 Tesalonika 2:11.

Anda mungkin juga menyukai