Anda di halaman 1dari 50

Perubahan fisiologis masa nifas dan menyusui

TEAM ASKEB 3
DAFTAR PUSTAKA
• Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,. 2002.
• Bobak , L.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2004.
• Hanifa Wiknjosastro, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.1999
• Sarwono Prawiroharjo. Ilmu Kebidanan, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000.
• Siti Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas,
Jakarta : Salemba Medika. 2009
PUERPERIUM NORMAL

Pengertian

Tahapan
Masa Nifas
Pengertian Masa Nifas (Puerperium)

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Saifuddin, 2006)
masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra hamil Lama nya 6-8 minggu.
Kesimpulan

• Masa sesudah persalinan, masa perubahan,


pemulihan, penyembuhan dan pengembalian
alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu
atau 40 hari.
TAHAPAN MASA NIFAS
1. Puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.


3. Remote puerperium
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.
• Immediate puerperium ( (0 – 24 jam) sesudah
persalinan) sering terdapat banyak masalah,
misalnya perdarahan karena atonia uteri
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
lokia, tekanan darah dan suhu
• Early puerperium (1 – 7 hari post partum)
memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak
berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.

• Late puerperium (1 – 6 mngg post partum)


melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-
hari serta konseling KB.
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
Perubahan sistem
Perubahan Sistem
Muskuloskeletal
Reproduksi
Perubahan TTV

Perubahan sistem
Perubahan Sistem Hematologi
Pencernaan
Perubahan sistem
Endokin

Perubahan sistem Perubahan sistem


Perkemihan Kardiovaskuler
PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI

1. Uterus
 Involusi :
pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali pada kondisi sebelum
hamil dengan berat + 60 gram
 Proses Involusi Uterus
 Autolysis
proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uterus. Enzyme proteolitik akan
memendekkan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari
semula dan lima kali lebar dari semula selama
kehamilan.
Atrofi jaringan
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya
estrogen dalam jumlah besar, kemudian
mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang menyertai
pelepasan plasenta.
• Selain perubahan atrofi pada otot-otot uterus,
lapisan desidua akan mengalami atrofi dan
terlepas dengan meninggalkan lapisan basal
yang akan bergenerasi menjadi endometrium
yang baru.
 Efek oksitosin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus setelah bayi lahir
penurunan volume intrauterin Hormon
oksitosin dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus
mengompresi pembuluh darah dan membantu
proses hemostasis.
Kontraksi dan retraksi otot uterin suplai
darah ke uterus mengurangi bekas luka
tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan (8 minggu sembuh total)
Bagian bekas implantasi plasenta:
• segera setelah plasenta lahir seluas 12x5 cm, dengan
permukaan kasar.
• Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombosis
disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot
rahim.
• cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan
pada akhir masa nifas sebesar 2 cm.
• Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk
jaringan nekrosis bersama dengan lokia.
• Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh
karena pertumbuhan endometrium yang berasal
dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
• Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggu
postpartum.
 Perubahan-perubahan normal pada uterus
(involusi uterus) selama pospartum.

Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus Diameter Palpasi Serviks


Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
12,5 cm Lembut/Lunak
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
2 cm
7,5 cm
1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
5,0 cm 1 cm
2 minggu simfisis 350 gram
2,5 cm menyempit
6 minggu Tidak teraba di atas 50 gram
8 minggu simfisis 30 gram
Bertambah kecil
Sebesar normal
 lokia
Sekret / cairan dari uterus yang keluar melalui vagina
selama puerperium
• Lokia mengandung darah dan sisa jaringan desidua
yang nekrotik dari dalam uterus. Lokia mempunyai
reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang
ada pada vagina normal.
• Lokia yang berbau tidak sedap menandakan
adanya infeksi.
• Lokhia mempunyai bau amis (anyir), meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda, pada setiap wanita lokhia
mengalami perubahan karena proses involusio
• 4 Tahapan pengeluaran lokia :
1.Lokia Rubra (Kruenta)
Muncul pada hari 1-4 masa postpartum.
Berwarna merah, karena mengandung darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding uterus, lemak
bayi, lanugo, dan mekonium.
2. Lokia Sanguilenta
Cairan berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung pada hari ke 4-7 postpartum.
3. Lokia Serosa
Berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7-
14 postpartum.
4. Lokia Alba
Carian berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir servik dan jaringan yang mati. Lokia alba
berlangsung selama 2-6 minggu pospartum.
2. Serviks
• Servik mengalami involusi bersamaan dengan
uterus. Warna servik merah kehitam-hitaman
karena penuh dengan pembuluh darah
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
laserasi/perlukaan kecil..
• Karena robekan kecil yang terjadi selama
dilatasi, servik tidak pernah kembali pada
keadaan sebelum hamil yang berupa lubang
kecil seperti mata jarum. Serviks hanya kembali
pada keadaan tidak hamil yang berupa lubang
yang sudah sembuh, tertutup tapi terbentuk
celah.
• Muara servik yang berdilatasi 10 cm pada saat
persalinan, menutup secara bertahap. Setelah
bayi lahir, tangan masih dapat masuk rongga
rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari,
pada minggu ke-6 postpartum serviks menutup.
3. Perineum, Vulva, Vagina dan Anus
Segera setelah kelahiran, vagina tetap terbuka
lebar, mungkin mengalami beberapa derajat
edema dan memar, dan celah pada introitus.
Setelah satu hingga dua hari pertama
pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah
vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema.
• Sekarang vagina menjadi berdinding lunak,
lebih besar dari biasanya, dan umumnya
longgar. Ukurannya menurun dengan
kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga
pascapartum. Ruang vagina selalu sedikit lebih
besar daripada sebelum kelahiran pertama.
• Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi
otot pada panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses
ini membantu pemulihan kearah tonisitas/elastisitas
normal dari ligamentum otot rahim.
• Progesteron juga meningkatkan pembuluh darah pada
vagina dan vulva selama kehamilan dan persalinan
biasanya menyebabkan timbulnya beberapa
hematoma atau edema pada jaringan ini dan pada
perineum.
• Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses
persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam
6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon
estrogen pada masa postpartum berperan dalam
penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.
Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke-
4.
• Mukosa vagina tetap atrofi pada wanita yang
menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruasi
dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi
seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan
estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas
vagina dan penipisan mukosa vagina.
• Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus
(dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium
kembali normal dan menstruasi dimulai lagi.
Mukosa vagina memakan waktu 2-3 minggu untuk
sembuh tetapi pemulihan luka sub-mukosa lebih
lama yaitu 4-6 minngu. Beberapa laserasi
superficial yang dapat terjadi akan sembuh relatif
lebih cepat. Laserasi perineum sembuh pada hari
ke-7 dan otot perineum akan pulih pada hari ke5-6.
• Pada anus umumnya terlihat hemoroid (varises
anus), dengan ditambah gejala seperti rasa gatal,
tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah
terang pada waktu defekasi. Ukuran hemoroid
biasanya mengecil beberapa minggu
postpartum.
PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
• Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam
setelah bersalin.
• buang air besar secara spontan bisa tertunda selama
dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan
ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun
selama proses persalinan dan pada awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang
makan, atau dehidrasi.
PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN

• Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-


hari pertama puerperium. Diuresis yang banyak
mulai segera setelah persalinan sampai 5 hari
postpartum.
• Dinding saluran kencing memperlihatkan oedema
dan hyperaemia. Kadang-kadang oedema dari
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra
sehingga terjadi retensio urine.
• Kandung kencing dalam puerperium kurang
sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga
kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih
tinggal urine residual.
• Sisa urine ini dan trauma pada kandung kencing
waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam
waktu 2 minggu.
PERUBAHAN SISTEM
MUSCULOSKELETAL
• Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu
ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.
• Dinding abdominal lembek setelah proses
persalinan karena peregangan selama kehamilan.
Semua wanita puerperal mempunyai beberapa
derajat tingkat diastasis recti, yang merupakan
separasi dari otot rectus abdomen.
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
• Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary
posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan
jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi
darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan
pada waktu yang sama membantu proses
involusi uterus.
• Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang
dikeluarkan oleh glandula pituitary anterior
bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga
menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yang
menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan
merupakan permulaan stimulasi folikel di dalam
ovarium ditekan.
• HCG, HPL, Estrogen, dan progesterone
Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan
lahir, tingkat hormone HCG, HPL, estrogen, dan
progesterone di dalam darah ibu menurun
dengan cepat, normalnya setelah 7 hari.
• Tabel Perubahan Sistem Endokrin pada Masa
Nifas
Hormon Perubahan Yang Keadaan Terendah
Terjadi
Hormon Placental Menurun 24 jam
Lactogen
Estrogen Menurun Hari ke-7

Progesteron Menurun Hari ke-7

FSH Menurun Hari ke 10-12

LH Menurun Hari ke 10-12

Prolaktin Menurun Hari ke-14


PERUBAHAN TTV
1. Temperatur
Temperatur kembali ke normal dari sedikit
peningkatan selama periode intrapartum dan
menjadi stabil dalam 24 jam pertama
postpartum . Selama 24 jam pertama dapat
meningkat sampai 38 derajat celsius sebagai
akibat efek dehidrasi persalinan. Setelah 24
jam wanita tidak harus demam.
• 2. Denyut nadi
Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas
kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan
sulit dan kehilangan darah yang berlebihan.
Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama
masa nifas adalah abnormal dan
mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic
post partum.
• Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi
selama jam pertama setelah bayi lahir.
Kemudian mulai menurun dengan frekuensi
yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai
ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali
ke frekuensi sebelum hamil.
3. Pernafasan
Pernapasan harus berada dalam rentang normal
sebelum melahirkan.

4. Tekanan Darah
Seharusnya stabil dalam kondisi normal, sedikit
berubah atau menetap.
PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

• Perubahan volume darah tergantung pada


beberapa factor, misalnya kehilangan darah
selama melahirkan dan mobilisasi serta
pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema
fisiologis ). Kehilangan darah merupakan akibat
penurunan volume darah total yang cepat tapi
terbatas.
• Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan
tubuh yang menyebabkan volume darah
menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga
dan keempat setelah bayi lahir, volume darah
biasanya menurun sampai mencapai volume
sebelum hamil.
PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI
• Selama 10 – 12 hari pertama setelah bayi lahir, nilai
leukosit antara 20.000/mm3 dan 25.000/mm3
merupakan hal yang umum. Sel darah putih sampai
berjumlah 15.000/mm3 selama persalinan dan tetap
meningkat pada beberapa hari pertama post partum.
Jumlah sel darah putih dapat meningkat lebih lanjut
sampai 25.000-30.000 di luar keadaan patologi jika
ibu mengalami partus lama.

Anda mungkin juga menyukai