Identitas Pasien
● Nama : Ny. LK
● No RM : 755496
● Tanggal lahir / usia : 17 Agustus 1987 (35 tahun)
● Tanggal masuk RS : 05 Desember 2024
● Alamat : Purwareja klampok
● Agama : Islam
● Suku : Sunda
● Pendidikan : SMA
● Pekerjaan : Karyawan Swasta
Anamnesis
● Keluhan Utama :
Tidak dapat merasakan gerak Anak.
● Riwayat Penyakit Sekarang :
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan mengeluh tidak merasakan gerak anak sejak 3 jam SMRS. mules-
mules dirasakan semakin sering dan bertambah kuat dirasakan sejak 5 jam SMRS. tidak disertai
keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum
dirasakan ibu. Ibu mengaku pernah terjatuh dari motor akibat ditabrak pada saat hamil 5 bulan,
sempat memeriksakan kehamilan dengan hasil USG tidak ada kelainan. Ibu menyangkal adanya
riwayat darah tinggi sebelum dan selama kehamilan, dan kencing manis sebelum kehamilan.
Karena keluhanya ibu datang ke ponek RS.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, penyakit kuning, penyakit jantung,
maupun IMS disangkal.
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat-obatan.
ANAK
USIA JENIS
TAHUN TEMPAT PENOLON
NO KEHAMILA PERSALINA PENYULIT
PARTUS PARTUS G
N N L/P BB
2. Hamil sekarang
● HPHT : 06 April 2023 Rumus Naegele
● Usia kehamilan : 34-35 minggu TP = (H+7), (B+9), (T
● ANC : pasien melakukan ANC sebanyak 3 kali di tetap)
bidan TP = (06+7), (4+9),
● Keluhan saat hamil : mual dan muntah pada trimester I (2022)
Anamnesis
Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 11 tahun dengan durasi menstruasi 5-6 hari dan siklus reguler (28
hari).
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah sebanyak 1 kali pada usia 25 tahun. Saat ini lama pernikahan 10 tahun.
● ♀, 35 tahun, SMA, Karyawan Swasta
Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan alat kontrasepsi pil kb dan suntik sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Generalis
Kesadaran : Compos mentis Kepala
Tanda-tanda Vital Chloasma gravidarum (+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
● TD : 110/70 mmHg Leher
● N : 88x/menit KGB tidak teraba membesar, JVP tidak meningkat
● LP : 20x/menit
● S Payudara
: 36,5℃
Simetris, belum ada pengeluaran colostrum
Abdomen
Cembung, lembut, BU(+) normal, linea nigra (+), striae (+), luka bekas
operasi (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2”, edema (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
● TFU : 29
cm
● Letak anak : tidak dinilai
● His :
2x/10’/30”
● BJA :
sulit ditemukan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam
● Vulva/vagina : tidak ada kelainan
● Portio : tebal, lunak
● Pembukaan : tertutup
● Ketuban :-
● Sisa cairan : jernih
● Presentasi :-
● Penurunan : Hodge I
Pemeriksaan Penunjang
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hematologi
Hematokrit 28 35-47 %
Imunologi
Masuk
Tatalaksana Saat Masuk
● R/ Terminasi kehamilan dengan misoprostol 25 mcg/FP
● Observasi KU, TTV
● Membantu persalinan
Laporan Post Operasi
P2A0 PPMSC a/i solusio placenta + IUFD +
Diagnosis Post post histerektomi a/i atonia uteri
OP
PEMBAHASA
N
SOLUSIO
PLASENT
A
DEFINISI
● Lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang terimplantasi normal diatas 22 minggu dan
sebelum lahirnya anak.
● Lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya sebelum persalinan
Nama lain:
● Abruptio placentae
● Ablatio placentae
● Accidental hemorrhage
● Premature separation of the normally implanted placenta
Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 3 FK UNPAD (2018), Williams’ Obstetrics 25th Edition (2018)
EPIDEMIOLOGI
1 : 75-830 persalinan
Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 3 FK UNPAD (2018), Williams’ Obstetrics 25th Edition (2018)
KLASIFIKASI
PERDARAHAN KE LUAR PERDARAHAN TERSEMBUNYI
(REVEALED HEMORRHAGE) (CONCEALED HEMORRHAGE)
● 80% pada solusio plasenta ● 20% pada solusio plasenta
● Hematoma mencapai tepi plasenta → ● Darah tidak keluar dan berkumpul di
mengalir keluar di antara kantung retroplasenta → bekuan darah (clot)
amnion dan dinding rahim → terbentuk dan meluas → menekan ruang
perdarahan pervaginam intervillous → ↑ tromboplastin dari
● Pelepasan plasenta biasanya inkomplit placental injury ke sirkulasi→ ↑ risiko
● Jarang disertai preeklamsia DIC
● Pelepasan plasenta biasanya komplit
● Sering disertai preeklamsia
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
Diagnosis solusio plasenta didasarkan atas adanya perdarahan antepartum yang
bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri, kemudian ditemukan adanya impresi
(cekungan) pada permukaan plasenta akibat tekanan dari hematom retroplasenta
Gejala-gejala :
● Perdarahan pervaginam disertai nyeri ● Palpasi sukar karena rahim keras
intermiten atau menetap meskipun ● Fundus uteri makin lama makin naik
diluar his ● Bunyi jantung janin biasanya tidak ada
● Anemia dan syok; beratnya sering tidak ● Pada pemeriksaan dalam teraba ketuban
sesuai dengan darah yang keluar yang tegang terus menerus
● Rahim keras seperti papan dan nyeri
dipegang (darah berkumpul
retroplasenta→rahim teregang;uterus
en bois) Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 4 FK UNPAD (2021)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang :
● Pemeriksaan laboratorium: fibrinogen, ● Pemeriksaan USG: implantasi plasenta
trombosit, waktu perdarahan, waktu normal dengan gambaran hematoma
pembekuan retroplasenta
Koagulasi konsumtif/DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation);
Keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar di
seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor
pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan
perdarahan.
- Hipofibrinogenemia
Ketika kadar fibrin <150 mg/100 cc, kritis ketika 100 mg/100
cc
(WHO/ICD)
● Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran total atau ektraksi produk hasil konsepsi dari ibunya, terlepas
dari durasi kehamilan (kematian ditunjukan dengan janin tidak bernapas/menunjukan tanda kehidupan lain seperti →
detak jantung, pulsasi tali pusat, atau gerakan otot volunter tertentu).
● Stillbirth adalah kematian janin yang telah mencapai berat lahir 500 gram atau usia kehamilan 22 minggu atau
crown to heel length 25 cm.
(PPK)
Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam rahim.
Dalam 50% kasus kematian janin etiologi tidak diketahui atau tidak bisa ditentukan.
Abnormalitas Kromosom
● Penyebab 30-60% dari kematian janin.
● Paling sering: autosomal trisomy
● Anomali genetik → mengganggu perkembangan janin dan plasenta. Studi menunjukan adanya gangguan
perkembangan dan proliferasi trofoblas pada plasenta dengan kromosom abnormal.
Infeksi
Paling sering:
- Bakteri (Escherichia coli atau Group B streptococcus) → sitokin cascade menyebabkan
fetal damage, persalinan prematur, IUFD
- Virus (parvovirus B19) → anemia janin, hidrops, IUFD
- Parasit (toxoplasmosis, malaria)
Diabetes
Diabetes → disfungsi endotel → sintesis prostasiklin dan NO terganggu → peningkatan tonus
otot arteri → aliran darah uteroplasenta menurun.
Komplikasi cord
Nuchal cord → penurunan aliran darah ke janin.
Komplikasi plasenta
- Insersi abnormal cord ke plasenta → marginal dan vilamentous
- Abruptio placenta
Lain-lain:
- Trombofilia
- Sindrom anti-fosfolifid
- Hipertensi
- Merokok
- Kehamilan multiple (twin-to twin transfusion syndrome)
Diagnosis
Karena plasenta dapat berlanjut memproduksi hCG, maka PP tes (+) tidak bisa mengeksklusi IUFD.
Medis:
● Pengeluaran hasil konsepsi tidak lengkap sehingga diperlukan pembedahan
● Infeksi
● Perdarahan
● Disseminated Intravascular Coagulation
● Ruptur uterus
● Risiko IUFD meningkat di masa depan
● Sindrom antifosfolipid → risiko stroke dan deep vein thrombosis
Lain-lain:
● Gangguan psikologis: Depresi, post-traumatic disorder, kecemasan
● Sosial: hilangnya pekerjaan, disfungsi hubungan suami-istri
Managemen
Ada 2 pendekatan, yaitu:
RCOG:
1. Watchful expectancy
2. Induksi persalinan
Watchful Expectancy
→ Sekitar 80% pasien mengalami persalinan spontan dalam 2-3 minggu pasca kematian janin.
Induksi Persalinan
Justifikasi:
- Risiko disseminated intravascular coagulation (DIC) yaitu sekitar 10% ketika janin yang mati tertahan di dalam
rahim selama > 5 minggu.
- Meningkatnya sedikit risiko terkena korioamnionitis.
Persalinan caesar:
Pilihan yang umum digunakan sebagai agen induksi persalinan: - Gagal induksi
1. Mifepristone - Risiko tinggi ruptur uteri: bekas CS
2. Prostaglandin E2 (dinoprostone) - Placenta previa mayor
3. Misoprostol (cytotec - analog PGE1) - Tidak mau melakukan persalinan per
4. Oksitosin vaginam
ATONIA
UTERI
Definisi Epidemiologi
- Tidak adanya kontraksi uterus yang
kegagalan uterus untuk berkontraksi
efektif setelah persalinan, menjadi
dengan cukup setelah persalinan sehingga
komplikasi 1 dari 40 kelahiran di US dan
tidak dapat menghentikan perdarahan dari bertanggung jawab setidaknya 75% dari
pembuluh darah di tempat implantasi semua kejadian perdarahan postpartum
plasenta - Secara global, uterine atony memimpin
penyebab perdarahan postpartum, yaitu
50% sampai 60% dari semua kasus
Faktor Diagnosis
Risiko
1. Anestesi umum
Tanda dan Gejala
● Perdarahan pervaginam yang masif, berasal
2. Overdistensi uterus (kehamilan dari OUI
kembar, hidramnion, anak besar) ● Kontraksi rahim buruk
3. Partus lama ● Konsistensi rahim lunak
4. Partus presipitatus ● Fundus uteri naik
5. Induksi atau augmentasi persalinan ● Tidak ada perlukaan jalan lahir
(oksitosin atau prostaglandin) ● Tidak ada sisa plasenta
6. Paritas tinggi ● Tanda syok hipovolemik bila penanganan
7. Infeksi korioamnion tidak memadai
8. Riwayat atonia uteri
Penunjang
● Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,
hematokrit, trombosit, fibrinogen, golongan
darah, faktor pembekuan darah, waktu
perdarahan dan waktu pembekuan
● Dep/SMF Obstetri & Ginekologi FK Unpad. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi. Bandung. Penerbit
Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP DR.Hasan Sadikin. 2021
● Obstetri Patologi Edisi 4. Penerbit Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran RSUP DR.Hasan Sadikin. 2021
Tatalaksana
Masase Uterus
1. Medikamentosa
○ Oksitosin 10 unit dalam RL 500 cc tetesan cepat
(dapat diberikan hingga 3L dengan 40 tetes/menit)
○ Ergometrin IV/IM 0,2 mg
(dapat diulang 1x setelah 15 menit & bila masih diperlukan dapat diberikan tiap 2-4 jam
IM/IV sampai maksimal 1 mg/5 dosis)
○ Misoprostol 600 mikrogram (3 tablet perektal/peroral)
(dapat diulang 400 mikrogram tiap 2-4 jam sampai maksimal 1200 mikrogram atau 3 dosis)
● Dep/SMF Obstetri & Ginekologi FK Unpad. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi. Bandung. Penerbit Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSUP DR.Hasan Sadikin. 2021
● Obstetri Patologi Edisi 4. Penerbit Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP DR.Hasan Sadikin. 2021
TERIMA
KASIH