Anda di halaman 1dari 23

Pengaruh westernisasi

terhadap kearifan lokal


masyarakat Lamaholot
Oleh:

Yohana Nogo tukan


Eugenius Juan Baptista Tokan
Vinsensius Gonzalves bere

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


BAB 1
Latar belakang
Westernisasi merupakan salah satu produk dari globalisasi, yang dimana westernisasi
membawa pengaruh dari kebudayaan Barat yang berkembang. Saat ini pandangan
kelompok kami pengaruh westernisasi mulai nampak pada masyarakat. Kemajuan
IPTEK merupakan salah satu penyebab westernisasi dapat berkembang. Berbagai aspek
kehidupan pada masyarakat mulai terkontaminasi, salah satunya kearifan lokal, melalui
kearifan lokal masyarakat dapat memelihara jati diri budaya mereka,menghormati
lingkungan sekitar, dan memperkokoh rasa persatuan. Situasi sekarang ini, gejala
westernisasi mulai nampak dalam kehidupan masyarakat Lamaholot seperti adopsi gaya
berpakaian, adopsi gaya hidup, adopsi pola pikir, dan lain sebagainya. Hal ini sudah
tentu berpengaruh terhadap nilai-nilai luhur masyarakat Lamaholot yang selama ini
dijaga, dipertahankan, dan dilestarikan masyarakat sebagai kearifan lokal.membuat
kelompok ingin meneliti dan mengetahui seberapa besar “pengaruh westernisasi
terhadap kearifan lokal masyarakat Lamaholot” dalam sebuah tulisan.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Rumusan Masalah
1. Apa saja gejala westernisasi yang nampak dalam kehidupan
masyarakat Lamaholot?

2. Bagaimana pengaruh westernisasi terhadap kearifan lokal


masyarakat Lamaholot?

3. Bagaimana masyarakat Lamaholot menjaga kearifan lokal mereka di


tengah arus globalisasi?

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Tujuan penelitian
1. Mengidentifikasi gejala westernisasi yang nampak dalam kehidupan
masyarakat Lamaholot.

2. Menjelaskan pengaruh westernisasi terhadap kearifan lokal masyarakat


Lamaholot.

3. Menganalisis cara masyarakat Lamaholot menjaga kearifan lokal mereka


dalam menghadapi westernisasi.

4. Sebagai salah satu syarat kelulusan di SMAK Frateran Podor Larantuka.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan bagi


dunia pendidikan yakni bagaimana westernisasi memengaruhi kearifan
lokal masyarakat Lamaholot.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan data


pengetahuan tentang bagaimana masyarakat lamaholot menjaga kearifan
lokalnya di tengah gempuran arus modernisasi dan globalisasi.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Tinjauan Pustaka BAB 2
Westernisasi
1. Pengertian westernisasi menurut Wikipedia bahasa Indonesia dan
menurut The Free Encylopedia, menyatakan bahwa suatu perubahan dari
suatu masyarakat yang berada dalam pengaruh atau mengadopsi budaya
barat dalam bidang industri, teknologi, bahasa, agama, serta nilai-nilai.
2. Pengertian westernisasi menurut para ahli, menyatakan bahwa
westernisasi merupakan proses peniruan gaya hidup yang dilakukan
masyarakat secara berlebihan yang mengikuti segala bentuk gaya hidup
bangsa barat.
3. Ciri-ciri westernisasi.
4. Faktor penyebab westernisasi.
5. Dampak positif dan negatif westernisasi.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Kearifan lokal

Pengertian kearifan Lokal

1. Pengertian kearifan lokal dalam bahasa asing sebagai kebijakan setempat (local wisdom),
pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious).
Pengertian kearifan lokal menurut para ahli, menyatakan bahwa kearifan lokal sebagai suatu
bentuk pengetahuan yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Tinjauan Pustaka

Jenis jenis Kearifan lokal


2. Jenis -Jenis kearifan lokal Terdiri dari dua yaitu kearifan lokal berwujud nyata atau tangible
dan kearifan lokal tidak berwujud atau intangible.

Contoh tangible: Contoh intangible:


Kain tenun, rumah adat, upacara adat, senjata Contohnya: Sole, Adonara (hampir mirip seperti dolo
khas (diberikan secara turun-temurun), nuba berpantun), cerita tentang asal usul desa (nenek
nara (batu keramat kampung), ekeng (bambu moyang), koda keniri (berupa pesan-pesan sakral).
yang bercabang tujuh, yang dipakai untuk
menggantung kepala hewan). Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain
adalah nasihat, nyanyian, pantun, atau cerita yang
mengandung pelajaran hidup

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


Tinjauan Pustaka

Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas.

Sehingga dari kutipan ini bisa kita simpulkan bahwa pengertian dari
masyarakat Lamaholot ialah:

Masyarakat Lamaholot adalah nama dari sekelompok orang yang mendiami


daerah Flores Timur, pada umumnya masyarakat Lamaholot atau dikenal
juga dengan nama suku Lamaholot adalah kelompok mayoritas pada daerah
Flores Timur.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


METODOLOGI PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan di kelurahan Desain penelitian yakni pendekatan


Waibalun dan Kelurahan Sarotari, deskriptif kualitatif. Penelitian ini untuk
Kecamatan Larantuka, dan Desa Pepak mengetahui seberapa besar pengaruh
Kelu, Kecamatan Kelubagolit. westernisasi terhadap kearifan lokal
masyarakat Lamaholot
Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan
Januari -Februari 2024

Variabel penelitian terdiri dari variabel


bebas yaitu pengaruh westernisasi,
sedangkan variabel terikat yaitu kearifan
lokal masyarakat Lamaholot.

SMA SWASTA KATOLIK FRATERAN PODOR


METODOLOGI PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah masyarakat Teknik analisis data yang digunakan dalam
Lamaholot. penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu
Sampel penelitian ini melalui metode Quote proses menyusun secara sistematis data yang
Sampling . diperoleh dari hasil wawancara.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian


Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama
ini berupa: wawancara, penyebaran
yang digunakan adalah peneliti sendiri
kuesioner, dan studi dokumenter.
sebagai human instrument.
pembahasan
Gejala Westernisasi
1. Gejala westernisasi yang nampak dalam kehidupan masyarakat Lamaholot.
Gejala westernisasi muncul sebagai hasil dari interaksi antara budaya lokal dengan
budaya barat yang membawa perubahan dalam nilai-nilai, gaya hidup,dan pola pikir
masyarakat Lamaholot. Berdasarkan olah data hasil wawancara, gejala westernisasi
yang sudah muncul atau ada di masyarakat Lamaholot seperti gaya berpakaian.
Contohnya dalam sistem perkawinan, dahulu pengantin wanita menggunakan baju
asli Lamaholot seperti kebaya, tetapi dengan pengaruh budaya barat maka sekarang
ini pengantin wanita menggunakan gaun, sedangkan pengantin pria menggunakan
jas, dasi . Ini merupakan pengaruh budaya barat yang sudah muncul di masyarkat.
Selain itu, tingkah laku seperti meniru main dansa,joget secara berlebih-lebihan,
minum mabuk, berfoya-foya, dan gaya hidup bebas.
Gejala Westernisasi
Musik barat dan dance perlahan-lahan menggeser budaya Lamaholot yakni, musik lokal Lamaholot
yang biasanya diselingi dengan tarian tradisional sudah jarang dilakukan. Setiap ada acara yang
diselenggarakan, musik tradisional dan tarian tradisional hanya satu atau dua kali dilakukan,
sedangkan musik barat sering diputar dan tarian ala-ala barat pun dipraktekkan.
Mencampuradukan penggunaan Bahasa Indonesia atau Bahasa daerah dengan bahasa asing. Banyak
kaum muda sekarang ini, mereka meniru penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan mereka dari
membaca atau melihat melalui hp dan kemudian membawanya masuk dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai hilangnya makanan lokal yang diganti dengan makanan barat seperti roti. Masuknya produk -
produk luar negeri dapat membuat proses produksi dan konsumsi makanan lokal semakin menurun .
Hal ini mengakibatkan masyarakat lebih berorientasi pada hal-hal yang bersifat instan. Masyarakat
sekarang ini lebih suka memesan makanan yang siap sajikan seperti pizza.
Pengaruh westernisasi terhadap kearifan
lokal masyarakat Lamaholot
Pengaruh westernisasi terhadap gotong royong. Gotong royong merupakan prinsip yang dimiliki
masyarakat Lamaholot sejak dahulu. Sebagai contoh, dahulu dalam proses membangun rumah,
masyarakat Lamaholot bergotong royong dalam membangun rumah secara bersama-sama tetapi
setelah adanya westernisasi maka masyarakat sekarang lebih memilih menyewa tukang bangunan
dari luar daripada menyelesaikan secara besama-sama.

Pengaruh westernisasi terhadap tradisi lisan . Pengaruh tradisi lisan mulai hilang seiring dengan
berkembangnya arus westernisasi. Contohnya, dongeng -dongeng atau cerita rakyat yang sering
diperdengarkan kepada anak -anak diganti dengan media handphone dan televisi sebagai sarana
komunikasi dan hiburan.
Pengaruh westernisasi terhadap kearifan
lokal masyarakat Lamaholot
Pengaruh westernisasi terhadap adat Lamaholot. Contohnya, ada orang yang meninggal tetapi saat
itu sudah ada persiapan keramaian (pernikahan) maka keramaian itu tetap dilaksanakan tanpa ada
rasa empati terhadap peristiwa duka tersebut.

Pengaruh westernisasi terhadap kesenian masyarakat Lamaholot, misalnya dalam seni musik.
Masyarakat Lamaholot cenderung menggunakan drum, gitar, piano, keyboard dibandingkan alat -alat
tradisional. Selai itu, seni tari , anak -anak muda Lamaholot tertarik pada lagu-lagu Jaz, rock dan dj,
ketimbang lagu dolo-dolo dan musik daerah.
Cara masyarakat Lamaholot menjaga kearifan
lokal mereka di tengah arus globalisasi
Mengadakan festival budaya, seperti festival budaya bale nagi. Festival ini merupakan program
tahunan pemerintah kabupaten Flores Timur sejak tahun 2019 sampai dengan sekarang ini.

Promosi dan partisipasi. Proses promosi menuntut partisipasi masyarakat Lamaholot. Bentuk
partisipasi ini ditunjukkan dengan membiasakan diri memakai busana-busana daerah seperti pakaian
tenun daerah. Pada lembaga pendidikan, menentukan satu hari untuk memakai baju tenun dari daerah
masing-masing dengan kekayaan motif daerah.
Cara masyarakat Lamaholot menjaga kearifan
lokal mereka di tengah arus globalisasi
Pesta Adat, dalam budaya Lamaholot selau menggelar pesta adat sebagai wujud nyata rasa bangga
terhadap budaya daerah. Contohnya: Desa ritaebang, Solor menggelar pesta adat yaitu mekan lamak.
Dalam acara tersebut seluruh warga berkumpul atas dasar persaudaraan untuk duduk makan secara
bersama-sama.

Filtrasi dan penguatan identitas kebudayaan. Perlu ada filtrasi dalam menerima budaya dari luar agar
jangan sampai budaya daerah itu kehilangan identitasnya. Penguatan identitas kebudayaan perlu
dimulai dari diri sendiri untuk tetap mencintai kebudayaan yang semakin meningkat. Contohnya:
penguatan identitas kebudayaan dilakukan melalui pendidikan dan pengembangan kesenian lokal di
sekolah -sekolah, agar generasi muda tetap menghargai warisan budaya Lamaholot.
Cara masyarakat Lamaholot menjaga kearifan
lokal mereka di tengah arus globalisasi
Pembangunan berbasis budaya, menjadi bentuk kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Contohnya: kampung adat lewokluok, menggambarkan pentingnya pembangunan berbasis budaya, di
mana kearifan lokal tetap dijaga dengan kuat.
Bab 5
1. Kesimpulan

Westernisasi sebagai upaya untuk meniru gaya hidup barat secara berlebih-lebihan, telah menjadi
sebuah fenomena global yang sudah masuk di kehidupan masyarakat Lamaholot.
Dampak westernisasi telah meresap ke dalam kehidupan masyarakat Lamaholot, memberikan
pengaruh buruk terhadap kearifan lokal Lamaholot yang diwariskan secara turun -temurun oleh nenek
moyang, menghadapi tantangan yang serius akibat westernisasi.
Gejala yang diamati oleh kelompok seperti gaya berpakaian, tingkat laku, preferensi terhadap musik
barat dan tarian serta adopsi makanan ala barat. Semua itu merupakan tanda nyata bahwa kearifan
lokal Lamaholot sedang menghadapi ancaman yang serius.Untuk itu, langkah konkret dalam menjaga
kearifan lokal Lamaholot seperti festival budaya, promosi dan partisipasi masyarakat serta pesta adat
yang dapat menjadi bentuk tanggapan dalam melawan dampak negatif
Bab 5
2. Saran

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakatnya.
Dalam menghadapi arus globalisasi dan modernisasi, kelompok memberikan saran kepada masyarakat
Lamaholot dalam menjaga kearifan lokalnya. Pertama, masyarakat Lamaholot harus tetap
mempraktekkan tradisi adat dengan penuh kebanggaan dan penghargaan.
Kedua, pendidikan tentang kearifan lokal harus tetap diprioritaskan baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
Ketiga, kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan tokoh masyarakat lokal untuk
membangun kesadaran dan dukungan pelestarian kearifan lokal.
Ada
Pertanyaan ?
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai