Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH ANTROPOLOGI HUKUM

Nama : Vita Suci Maharani


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

5 CONTOH HUKUM PAROKIAL

1. Masyarakat Samin

 Budaya masyarakat Samin (Sedulur Sikep) merupakan suatu budaya unik ,


Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan
adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut karena dalam budaya masyarakat
Samin ini terjadi proses pendidikan dari orang tua kepada anak yang
berlangsung secara terus-menerus dan turun-temurun tanpa melalui dunia
sekolah. Menyekolahkan anak di lembaga sekolah merupakan suatu larangan
dalam ajaran yang diyakini oleh masyarakat Samin (Sedulur Sikep). Hal ini
disebabkan karena persepsi masyarakat Samin (Sedulur Sikep) mengenai
lembaga sekolah. Menurut mereka, pada zaman dulu sekolah merupakan suatu
lembaga yang dibuat dan didirikan oleh Belanda.

 Budaya politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep) adalah budaya politik yang
masuk pada kategori kebudayaan subjek parokial (The Parochial Subject Cultur).
Tipe budaya politik seperti ini merupakan campuran dari budaya politik parokial
dengan budaya politik subjek. Dimana orientasi dalam tipe ini lebih bersifat
afektif dan normatif daripada kognitif. Hal itu didapat dari hasil penelitian
mengenai perilaku politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep) yang kental dengan
pengaruh historis yang diturunkan secara turun-temurun dan dikawal dengan
norma-norma agama yang kuat. Selain perilaku politik juga memperhatikan
tingkat partisipasi politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep), Sehingga dari kedua
kajian tersebut kita bisa melihat bentuk budaya politik yang berkembang di
masyarakat Samin (Sedulur Sikep) tersebut.

 Mengenai pengaruh kebudayaan terhadap budaya politik masyarakat Samin


(Sedulur Sikep) dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan asli yang dipegang
warga masyarakat Samin (Sedulur Sikep) sangat berpengaruh terhadap budaya
politik yang berkembang pada masyarakat tersebut. Hal itu terlihat dari pola
pandang mereka terhadap proses politik yang berkembang di negara ini
disikapi dengan biasa-biasa saja. Hal itu menunjukan pengaruh kebudayaan
lebih kuat dari pada pengaruh kemajuan politik yang berkembang di Indonesia.
2. Suku Polahi di Gorontalo

Suku ini hidupr di pedalaman hutan Baliyohuto Gorontalo. Kata Polahi berarti
pelarian. Konon suku ini memang warga Gorontalo yang lari ke hutan saat
penjajahan Belanda.

Meski telah merdeka, mereka tetap memilih tinggal di hutan. Bahkan hingga
kini, Suku Polahi menolak berinteraksi deng orang luar sukunya. Mereka
menganggap orang luar adalah penjajah.

3. Suku Kajang di Sulawesi Selatan

Suku Kajang tinggal di pedalaman Bulukumba, Sulawesi Selatan. Mereka bertahan


hidup dengan mengandalkan alam yang dilakukan secara tradisional. Jika ada orang
luar suku datang berkunjung, maka harus mengikuti kebiasaan Suku kajang. Suku
ini juga kerap menggunakan pakaian berwarna hitam. Menurut orang Suku Kajang,
warna hitam perlambang persamaan dan kesederhanaan.

4. Suku Kombai di Papua

Suku Kombai salah satu suku di Indonesia yang hidup di pedalaman Papua. Mereka
membangun rumah di atas pohn dengan ketinggian diatas 50 meter. Bukan tanpa
alasan mereka membangun rumah setinggi 50 meter, tujuannya menghindari dari
serangan binatang buas, dan ancaman alam seperti banjir.

5. Suku Baduy

Suku Baduy itu parokial karena sistem kehidupan dan hukum cenderung dipengaruhi
keteguhan adat istiadatnya. Mereka menolak segala bentuk modernisasi dan isu
politik di luar wilayah mereka, karena mereka sudah punya hukum yg selama ini
dipakai secara turun temurun.

 PENJELASAN

Suku-Suku diatas masih sangat jauhbdari kesan moderen dan cenderung melekat nilai
tradisionalnya . Sehingga pada daerah dan lingkungan tersebut budaya parokial tumbuh
dan berkembang. Hal tetsebut hanya sebagaian kecil daerah yang dapat terdeskripsikan.
Pada dasarnya masih banyak daerah lainnya dengan ciri ketradisionalan yang melekat
yang menjadikannya sebagai daerah penganut budaya politik parokial.
, karna mereka menolak adanya perubahan modernisasi dan system kepemerintahan yang
saat ini berlaku diseluruh penjuru Indonesia. Mereka lebih memilik hidup dipedalaman
dan mengisolasi diri serta lingkungannya dari masyarakat luar, mereka juga memiliki
kepala suku yang dipercayai mengatur segala hal diwilayahnya.
Masyarakat dalam budaya politik parokial juga tidak ikut serta dalam pemilu. Hal
masyarakat dalam budaya politik ini tidak ikut serta dalam pemilu. Hal ini dikarenakan
mereka memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis-jenis pemilu
yang ada sehingga tidak dapat melaksanakan apa pun yang menjadi asas-asas pemilu.
Karena keengganan untuk berpartisipasi dalam pemilu inilah budaya politik parokial
menjadi budaya politik yang paling tidak diinginkan di dalam suatu negara. ketiadaan
keinginan untuk ikut serta dalam pemilu akan mengakibatkan banyak dampak negatif
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. dikarenakan mereka memang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai jenis-jenis pemilu yang ada sehingga tidak dapat
melaksanakan apa pun yang menjadi asas-asas pemilu.

Karena keengganan untuk berpartisipasi dalam pemilu inilah budaya politik parokial
menjadi budaya politik yang paling tidak diinginkan di dalam suatu negara. ketiadaan
keinginan untuk ikut serta dalam pemilu akan mengakibatkan banyak dampak negatif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai