1. Masyarakat Samin
Budaya politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep) adalah budaya politik yang
masuk pada kategori kebudayaan subjek parokial (The Parochial Subject Cultur).
Tipe budaya politik seperti ini merupakan campuran dari budaya politik parokial
dengan budaya politik subjek. Dimana orientasi dalam tipe ini lebih bersifat
afektif dan normatif daripada kognitif. Hal itu didapat dari hasil penelitian
mengenai perilaku politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep) yang kental dengan
pengaruh historis yang diturunkan secara turun-temurun dan dikawal dengan
norma-norma agama yang kuat. Selain perilaku politik juga memperhatikan
tingkat partisipasi politik masyarakat Samin (Sedulur Sikep), Sehingga dari kedua
kajian tersebut kita bisa melihat bentuk budaya politik yang berkembang di
masyarakat Samin (Sedulur Sikep) tersebut.
Suku ini hidupr di pedalaman hutan Baliyohuto Gorontalo. Kata Polahi berarti
pelarian. Konon suku ini memang warga Gorontalo yang lari ke hutan saat
penjajahan Belanda.
Meski telah merdeka, mereka tetap memilih tinggal di hutan. Bahkan hingga
kini, Suku Polahi menolak berinteraksi deng orang luar sukunya. Mereka
menganggap orang luar adalah penjajah.
Suku Kombai salah satu suku di Indonesia yang hidup di pedalaman Papua. Mereka
membangun rumah di atas pohn dengan ketinggian diatas 50 meter. Bukan tanpa
alasan mereka membangun rumah setinggi 50 meter, tujuannya menghindari dari
serangan binatang buas, dan ancaman alam seperti banjir.
5. Suku Baduy
Suku Baduy itu parokial karena sistem kehidupan dan hukum cenderung dipengaruhi
keteguhan adat istiadatnya. Mereka menolak segala bentuk modernisasi dan isu
politik di luar wilayah mereka, karena mereka sudah punya hukum yg selama ini
dipakai secara turun temurun.
PENJELASAN
Suku-Suku diatas masih sangat jauhbdari kesan moderen dan cenderung melekat nilai
tradisionalnya . Sehingga pada daerah dan lingkungan tersebut budaya parokial tumbuh
dan berkembang. Hal tetsebut hanya sebagaian kecil daerah yang dapat terdeskripsikan.
Pada dasarnya masih banyak daerah lainnya dengan ciri ketradisionalan yang melekat
yang menjadikannya sebagai daerah penganut budaya politik parokial.
, karna mereka menolak adanya perubahan modernisasi dan system kepemerintahan yang
saat ini berlaku diseluruh penjuru Indonesia. Mereka lebih memilik hidup dipedalaman
dan mengisolasi diri serta lingkungannya dari masyarakat luar, mereka juga memiliki
kepala suku yang dipercayai mengatur segala hal diwilayahnya.
Masyarakat dalam budaya politik parokial juga tidak ikut serta dalam pemilu. Hal
masyarakat dalam budaya politik ini tidak ikut serta dalam pemilu. Hal ini dikarenakan
mereka memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis-jenis pemilu
yang ada sehingga tidak dapat melaksanakan apa pun yang menjadi asas-asas pemilu.
Karena keengganan untuk berpartisipasi dalam pemilu inilah budaya politik parokial
menjadi budaya politik yang paling tidak diinginkan di dalam suatu negara. ketiadaan
keinginan untuk ikut serta dalam pemilu akan mengakibatkan banyak dampak negatif
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. dikarenakan mereka memang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai jenis-jenis pemilu yang ada sehingga tidak dapat
melaksanakan apa pun yang menjadi asas-asas pemilu.
Karena keengganan untuk berpartisipasi dalam pemilu inilah budaya politik parokial
menjadi budaya politik yang paling tidak diinginkan di dalam suatu negara. ketiadaan
keinginan untuk ikut serta dalam pemilu akan mengakibatkan banyak dampak negatif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.