Anda di halaman 1dari 16

Bersikap Kritis terhadap

Ideologi dan Gaya Hidup


yang berkembang
1. Apa itu ideologi dan gaya hidup

Ideologi. Ideologi adalah sekumpulan ide atau


gagasan yang mempengaruhi cara pandang kita
akan sesuatu hal. Ideologi juga bisa menjadi falsafah
hidup seseorang.
Gaya hidup. Perilaku seseorang yang ditunjukan
atau diperlihatkan dalam aktivitas, minat, dan
pendapatnya yang berkaitan dengan citranya dan
status sosialnya.
2. Macam-macam ideologi

a. Liberalisme

Ideologi atau cara pandang yang melihat Kebebasan sebagai nilai politik
yang paling utama.

b. Komunisme

Ideologi yang mencita-citakan di mana kegiatan produksi dilakukan


berdasarkan asas bahwa setiap anggota masyarakat dapat memperoleh
hasil sesuai dengan kebutuhan.
C. Kapitalisme

Paham yang menyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan


usaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya

d. Sosialisme

Ideologi yang menegaskan bahwa politik dan ekonomi perlu


melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
e. Demokrasi

Ideologi yang menekankan upaya mewujudkan


kedaulatan rakyat atas negara.
3. Macam-macam gaya hidup

1. Materialisme. Paham yang memandang bahwa seluruh


kehidupan ini pada intinya adalah materi. Pada dasarnya semua
hal adalah materi. Materi adalah satu-satunya substansi. Cara
pandang ini menyebabkan segala hal diukur dengan materi,
baik itu keberhasilan,kebahagiaan, bahkan tujuan hidup itu
sendiri.
Pandangan ini memicu lahirnya budaya materialistik.
Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah, mobil
dsb.) bukan karakter hidupnya. Martabatpun juga diukur
dari segala hal yang bersifat materi, status, kekayaan dan
kekuasaan. Gaya hidup inilah cenderung memicu lahirnya
kecenderungan hedonistik.
2. Hedonisme

Pandangan hidup yang menganggap kesenangan dan kenikmatan


materi sebagai tujuan utama manusia. Bagi penganut paham ini,
gaya hidup lebih mementingkan bersenang-senang dan pesta pora
entah itu menyenangkan orang lain atau tidak. Hal ini karena ada
anggapan bahwa hidup hanya sekali. Sehingga hidup ini perlu
berfoya-foya.
3. Konsumerisme

Paham yang memandang pentingnya mengakomodir


keinginan dalam membeli barang-barang komoditi dalam
jumlah yang sangat besar,, bukan kerana kebutuhan, tetapi
karena keinginan, kenimakatan, kepuasan dan status. Salah
satu pandangannya yang sering dikenal adalah “uang bisa
membeli kebahagiaan”.
4. Individualisme

Paham yang memandang bahwa segala macam


kepentingan harus mengutamakan kepentingan pribadi.
Tidak ada yang lebih penting selain kepentingan pribadi.
Hal ini berefek pada menurunnya kualitas hidup
bertentangga, bermasyarakat dan sosial.
4. Membangun sikap kritis terhadap ideologi, aliran, dan
gaya hidup yang berkembang.

Sikap kritis sangat dibutuhkan di tengah banyaknya


tawaran-tawaran dan informasi-informasi yang ditawarkan
oleh media, ideologi, aliran atau paham, dan tren-tren
yang berkembang saat ini.
Sikap kritis juga harus disertai tanggung jawab. Sikap
Kritis yang baik tidak hanya tampil beda melainkan sikap
yang memang merupakan pilihan. Sikap yang merupakan
sebuah pilihan selalu di dasari pada pertimbangan logis,
tepat sekaligus menimbang baik buruknya.
5. Yesus adalah teladan sikap kritis menghadapi ideologi
dan gaya hidup

Untuk besikap kritis dan bertanggung jawab kita bisa belajar


dari Yesus. Yesus menjadi contoh dan teladan di mana
dirinya sungguh-sungguh menjadi pribadi yang autentik
(tidak mudah terpengaruh, dewasa, dan bertanggung
jawab).
Ketika masa hidup di palestina, Yesus pun bertemu
dengan berbagai orang yang menganut bermacam-
macam ideologi, paham dan aliran misalnya kaum farisi,
kaum saduki, kaum esseni, dan kaum Zelot. Dalam
menghadapi berbagai ideologi tersebut Yesus sangat
bersikap kritis, berusaha untuk tidak mudah terpengaruh
dan tegas untuk memilih.
Yesus menentang ideologi yang meendahkan
martabat manusia terutama merendahkan kaum
miskin dan orang kecil. Yesus juga menolak
kecenderungan keduniawian yang pernah dialaminya
ketika Dia digoda iblis di padang gurun (Luk 4:1-13).

Anda mungkin juga menyukai