Ceramic Composite Implant
Ceramic Composite Implant
KOMPOSIT
/KERAMIK
dr. Liza Aulia Putri
DEFINISI BIOMATERIAL
Biomaterial, baik sintetis maupun alami,
berinteraksi dengan sistem biologis
untuk mendukung penyembuhan atau
penggantian organ, yang bertujuan
untuk memulihkan fungsi dan
terkadang fitur estetika tanpa
membahayakan kehidupan manusia.
KLASIFIKASI BIOMATERIAL DAN
KARAKTERISTIK BIOKERAMIK
KLASIFIKASI KARAKTERISTIK
BIOMATERIAL BIOKERAMIK
Biomaterial dikategorikan Biokeramik, seperti alumina dan
zirkonia, menunjukkan kekuatan
berdasarkan sifat kimianya, intrinsik, biokompatibilitas, dan
termasuk bahan logam, keserbagunaan yang tinggi, sehingga
polimer, keramik, komposit, cocok untuk beragam penerapan
dan bahan turunan biologis. biomedis, termasuk sambungan
buatan, implan gigi, dll.
PENERAPAN
KEKUATAN DAN
SIFAT MEKANIK KEKURANGAN ELASTISITAS
- Ketahanan yang rendah Kerentanannya terhadap Keramik memiliki ketahanan
terhadap beban Tarik terhadap patah yang rendah
patah, yang disebabkan oleh dibandingkan logam → penting untuk
- Kekerasan yang tinggi karena
pembentukan dan mempertimbangkan beban
ikatan ionik atau kovalen yang
kuat
penyebaran retakan yang maksimum dan durasi beban.
Namun, menunjukkan nilai elastisitas
- Plastisitas yang kecil, sehingga tegak lurus terhadap beban, spesifik yang tinggi, dan hampir
mudah patah dan ketahanan sering kali diawali oleh konstan pada suhu tinggi → cocok
terhadap beban kejut yang adanya pori-pori internal, digunakan di lingkungan panas dan
sebagai penguat material komposit.
rendah. dan retakan mikro.
PENERAPAN BIOMEDIS DARI BAHAN BIOKERAMIK
SIFAT MEKANIK
EVOLUSI KOMPOSIT NANOKOMPOSIT NANOKOMPOSIT
Ilmuwan telah Nanokomposit Penguat nanokomposit
menyempurnakan menggabungkan seperti fullerene,
nanopartikel ke dalam
material keramik tabung nano karbon,
matriks keramik,
dengan memberikan peningkatan dan nanopartikel
mengembangkan kekuatan mekanik, logam meningkatkan
sistem mikro dan biokompatibilitas, dan sifat mekanik,
nano komposit osteokonduktivitas → termasuk kelenturan
memungkinakan untuk dan elastisitas →
penerapan biomedis
mengatasi masalah
seperti perbaikan tulang,
kedokteran gigi, dan seperti kerapuhan
rekayasa jaringan. pada biokeramik.
NANOKOMPOSIT FUNGSIONAL DALAM KEDOKTERAN GIGI
Nanokomposit dalam kedokteran gigi tidak hanya berfungsi sebagai bahan struktural
tetapi juga memanfaatkan sifat biokimia, mencegah adhesi bakteri, meningkatkan
kesehatan mulut, dan menghambat infeksi di sekitar implan gigi.
Teknik seperti deposisi sol-gel dan penyemprotan plasma umum dilakukan untuk
mengaplikasikan pelapis.
CONTOH BAHAN BIOKERAMIK UNTUK
BEDAH GIGI DAN PERIODONTAL
PRINSIP REKAYASA JARINGAN PERSYARATAN BIOMIMETIK
TULANG - Kekuatan mekanik yang sesuai
Menggunakan prinsip-prinsip mekanis - Sifat permukaan untuk adhesi sel
untuk menciptakan kerangka biomimetik - Topologi yang dioptimalkan dengan
dengan menanamkan struktur volumetrik interkonektivitas antar pori-pori
dan berpori → mendorong regenerasi - Biokompatibilitas
jaringan tulang yang terkontrol jika terjadi - Biodegradabilitas
kerusakan besar. - Kemudahan fabrikasi menjadi berbagai
bentuk dan ukuran
BAHAN KERAMIK UNTUK
PENGGANTIAN JARINGAN TULANG KOMPOSIT UNTUK PENINGKATAN
- Keramik struktural (alumina, zirkonia) KEKUATAN
- Kalsium fosfat (hidroksiapatit, Untuk mengatasi kerapuhan keramik dan
trikalsium fosfat) meniru struktur tulang alami, komposit
- Bioactive glass dicampur dengan keramik dan polimer.
Setiap kelompok memiliki sifat dan Pendekatan ini memberikan
pertimbangan khusus terkait pencocokan keseimbangan antara kekuatan tekan
mekanis, kemampuan terurai secara yang tinggi, tingkat degradasi yang
biologis, dan bioaktivitas. rendah dari keramik, dan peningkatan
kekuatan tarik serta kekuatan
keseluruhan dari polimer.
JENIS JARINGAN TULANG DAN BAHAN
BIOKERAMIK YANG SESUAI
(a) Model tiga dimensi dari tulang yang rusak
(b) Model Computer-aided design yang mewakili permukaan batas volume yang akan
diisi (berwarna hijau)
• Integrasi Jaringan: Kemampuan implan untuk berintegrasi dengan jaringan di sekitarnya sangatlah penting.
Implan yang terintegrasi dengan baik cenderung tidak menyebabkan gangguan atau respons jaringan yang
menyimpang yang dapat memengaruhi analisis imunohistokimia.
• Respon Peradangan: Mempengaruhi karakteristik jaringan lokal → memengaruhi ekspresi protein tertentu →
berpotensi berdampak pada hasil imunohistokimia.
• Karakteristik Bahan: Termasuk sifat permukaan dan komposisi → mempengaruhi respon jaringan.
Perubahan morfologi atau komposisi jaringan dapat tercermin dalam pola pewarnaan imunohistokimia.
Penelitian yang secara langsung membandingkan efek berbagai bahan implan terhadap imunohistokimia masih
terbatas. Mayoritas penelitian di bidang implantologi berfokus pada hasil klinis, biokompatibilitas, dan sifat
mekanik daripada analisis histologis dan imunohistokimia yang terperinci.
Efek Implan terhadap ELISA
• Biokompatibilitas: Baik implan keramik maupun komposit dirancang agar bersifat
biokompatibel → meminimalkan reaksi buruk pada jaringan di sekitarnya. Biokompatibilitas
bahan implanberperan dalam respon jaringan lokal → berpotensi mempengaruhi komposisi
cairan biologis yang dapat dianalisis dengan ELISA.
• Respon Peradangan: Proses implantasi dan penyembuhan jaringan dapat memicu respons
peradangan. Peradangan dapat menyebabkan perubahan kadar biomarker atau protein
tertentu.
• Integrasi dengan Jaringan: Integrasi yang tepat dapat menghasilkan lingkungan lokal yang
lebih stabil, dan berpotensi meminimalkan gangguan yang dapat memengaruhi hasil ELISA.
Ekspresi Caspase-3 akibat Penggunaan Impan Komposit
• Caspase-3: enzim yang terlibat dalam apoptosis sel terprogram. Ekspresi caspase-3 dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan implan komposit dalam prosedur
medis.
• Interaksi antara implan komposit dan jaringan biologis → memicu respons inflamasi →
kematian sel melalui apoptosis. Ekspresi Caspase-3 dapat diregulasi sebagai bagian dari
jalur apoptosis sebagai respons terhadap sinyal inflamasi ini.
• Implan yang memicu peradangan atau kematian sel secara signifikan dapat menyebabkan
komplikasi seperti penolakan implan, enkapsulasi fibrosa, atau gangguan penyembuhan →
mengoptimalkan biokompatibilitas implan sangat penting untuk efektivitas dan keberhasilan
jangka panjang dalam aplikasi medis.
Bagaimana penggunaan implan komposit dapat mempengaruhi ekspresi
caspase-3
Respon Peradangan:
Keberadaan implan memicu respons peradangan pada
jaringan sekitarnya. Faktor: komposisi, sifat
permukaan, dan desain implan.
Interaksi Seluler:
Sel-sel di sekitar implan (sel imun dan fibroblast)
berinteraksi dengan permukaan implant → pelepasan
mediator inflamasi dan molekul pemberi sinyal.
Sinyal Apoptosis:
Sinyal inflamasi dan stres seluler dapat mengaktifkan
jalur apoptosis di dalam sel. Caspase-3, enzim kunci
dalam jalur apoptosis, diregulasi sebagai respons
terhadap sinyal-sinyal ini.
Kematian Sel:
Aktivasi caspase-3 memulai proses apoptosis →
kematian sel terprogram pada sel yang terkena.
Remodeling Jaringan:
Sel-sel apoptosis dibersihkan oleh sel-sel fagositik, dan
proses remodeling jaringan dimulai. Tingkat remodeling
dan integrasi jaringan dengan implan dapat
dipengaruhi oleh keseimbangan antara kematian sel
dan jalur kelangsungan hidup sel.
KESIMPULAN
Bahan biokeramik, dengan sifat fisik, mekanik, dan
kimianya yang berbeda, menunjukkan kekuatan dan
ketahanan yang tinggi namun tergolong rapuh,
menjadikannya penting untuk berbagai penerapain
biomedis seperti pada kedokteran gigi dan rekayasa
jaringan tulang, dimana biokompatibilitas dan
kemampuannya untuk mendorong osteointegrasi
memainkan peran penting.
TERIMA
KASIH
Credits: This presentation template was created by
Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik