Anda di halaman 1dari 23

Konsolidasi Pembuatan Amicus Curiae untuk Perkara Kasus kriminalisasi terhadap Fatia-

Haris di Pengadilan Negeri Jakarta Timur


Latar Belakang Perkara
● Koalisi yang terdiri dari YLBHI, WALHI Eksekutif Nasional, Pusaka Bentala Rakyat, WALHI Papua, LBH
Papua, KontraS, JATAM, Greenpeace Indonesia, Trend Asia, bersama #BersihkanIndonesia merilis sebuah
Laporan Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua.

● Dalam laporan tersebut, pada intinya menemukan bahwa dalam tiga tahun terakhir pengerahan kekuatan militer
Indonesia secara ilegal di kawasan pegunungan tengah Provinsi Papua telah memicu eskalasi konflik bersenjata
antara TNI-POLRI dan TPNPB, serta kekerasan dan teror terhadap masyarakat sipil terutama di Kabupaten Intan
Jaya. Analisis spasial mengungkapkan bagaimana letak pos militer dan kepolisian berada di sekitar konsesi
tambang yang teridentifikasi terhubung baik secara langsung maupun tidak langsung dengan para jenderal.;

● Laporan ini juga memperlihatkan indikasi relasi antara konsesi perusahaan dengan penempatan dan penerjunan
militer di Papua dengan mengambil satu kasus di Kabupaten Intan Jaya. Adapun terdapat empat perusahaan di
Intan Jaya yang teridentifikasi dalam laporan ini yakni PT Freeport Indonesia (IU Pertambangan), PT Madinah
Qurrata’Ain (IU Pertambangan), PT Nusapati Satria (IU Penambangan), dan PT Kotabara Miratama (IU
Pertambangan). Dua dari empat perusahaan itu yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Madinah Qurrata’Ain
(PTMQ) adalah konsesi tambang emas yang teridentifikasi terhubung dengan militer/polisi termasuk bahkan
dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Hasil Kajian Berujung Pemolisian

● 22 September 2021, Fatia dan Haris Azhar resmi ● 1 November 2022, Fatia dan Haris kembali
dilaporkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan; dipanggil ke Polda Metro Jaya untuk dimintai
● 23-24 November 2021, Fatia dan Haris keterangan terhadap statusnya sebagai tersangka;
mendapat surat panggilan polisi secara terpisah ● 18 Maret 2022, Fatia dan Haris resmi ditetapkan
atas tindak lanjut dari kegagalan mediasi; sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya ;
● 21 Desember 2021, Kasus resmi dilanjutkan ● 20 Februari 2023, Lewat keterangan di Media,
pada tahap penyidikan; Kejati DKI Jakarta menyatakan kasus pencemaran
● 18 Januari 2022, Fatia dan Haris mengalami nama baik Luhut Binsar Pandjaitan telah
pemanggilan paksa oleh polisi di tempat dinyatakan lengkap atau P21,
kediamannya masing-masing dan menolak untuk ● 3 April 2023, Fatia-Haris menjalani siding
dibawa tanpa didampingi oleh kuasa hukum; pemeriksaan pertama di Pengadilan Negeri Jakarta
Timur.
● 27 Januari 2023, Dinyatakan bahwa pada tanggal
25 Juli 2022, penyidik menerima pengembalian
berkas perkara (P-19) dari Kejati tertanggal 21
Juli 2022;
Perkembangan dan Kejanggalan Selama Proses Persidangan
hingga Sampai Saat ini
PERSIDANGAN PERTAMA PERSIDANGAN KEDUA

● Pasal yang digunakan dalam dakwaan Fatia- ● Dalam eksepsi, dakwaan yang dibuat oleh JPU
Haris bertentangan dengan implementasi dari cacat formil dikarenakan adanya proses
SKB Pedoman Implementasi UU ITE Pasal 23 mediasi yang seharusnya wajib dilaksanakan
ayat (3); justru dihentikan secara sepihak oleh penegak
● Adanya pemisahan berkas perkara, yang hukum atas permintaan LBP;
padahal mereka berada dalam 1 video yang ● Dakwaan juga dirasa prematur dikarenakan
sama (bertentangan dengan Pasal 142 belum dilakukannya proses
KUHAP, Pasal 14 angka (2) ICCPR); penyelidikan/penyidikan atas dugaan
pelangaran HAM, Korupsi, gratifikasi, dan
suap yang diduga melibatkan LBP;
● Dakwaan yang mnegada-ngada, dalam
substansi yang diadukan oleh pelapor hanya
sebatas kepada perkataan “bermain” atau
“lord” saja, namun dalam dakwaan JPU justru
mempermasalahkan kata “penjahat”.
Selanjutnya, melalui yang dikeluarkan oleh Komnas HAM Republik Indonesia dengan nomor 588/K-PMT/VII/2022,
menyatakan bahwasanya Fatia Haris merupakan Pembela HAM yang memiliki upaya untuk pemajuan dan penegakan
HAM.. Selanjutnya hal ini juga diperkuat oleh 3 Special Rapporteur PBB yang mengatakan jika kasus kriminalisasi F-H
merupakan pelecehan yudisial.

PERSIDANGAN KETIGA PERSIDANGAN KEEMPAT

● JPU sangat dominan dan tidak menjalankan ● Pada sidang kali ini, Hakim membacakan
tugas dan fungsinya secara independen putusan sela yang dimana Hakim tidak
dengan memutarbalikkan fakta dan mempertimbangkan dalil-dalil yang dimuat
merendahkan partisipasi publik dalam dalam eksepsi, dan juga tidak
pencegahan tindak pidana korupsi; mempertimbangkan surat dari Komnas HAM;
● Sesat pikir JPU juga terlihat dengan ● Selain itu, JPU terlihat tidak profesional dan
mengatakan penelitian harus disebarkan kapabel dalam kasus ini dengan mengatakan
melalui media. Hal ini bertentangan dengan bahwa kasus ini tidak ada muatan HAM.
Pasal 28 F UUD;
● Seluruh jawaban JPU tidak menjawab Eksepsi
yang diajukan.
PERSIDANGAN KELIMA PERSIDANGAN KEENAM

● Luhut tidak hadir ke persidangan dengan ● Perilaku JPU yang seolah-olah menjadi kuasa
alasan sedang bertugas diluar negeri; hukum Luhut;
● Pihak JPU tidak dapat membuktikan ● Penjagaan super ketat yang dilakukan oleh
kebenaran berita tersebut, JPU hanya aparat keamanan;
menunjuka surat keterangan dari kuasa hukum ● Pembatasan akses bagi kuasa hukum F-H baik
LBP tetapi bukan surat tugas ataupun surat diluar pengadilan, bahkan hingga masuk di
yang dikeluarkan oleh instansi terkait; ruang pengadilan;
● Ada pengistimewaan oleh Hakim kepada ● Penutupan akses pelayanan publik oleh
Luhut dengan memutus secara sepihak Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
persidangan akan dilanjutkan di tanggal 8 Juni
2023.
PERSIDANGAN KETUJUH PERSIDANGAN KEDELAPAN

● Pemeriksaan saksi Singgih (Asisten Bidang ● Pemeriksaan saksi Dwi Hartono Manajer dari
Media Kemenko Marves) dan Adi Danar (Staf PT. Madinah Qurrata’ain;
Media Internal Kemenko Marves); ● Kejanggalan yang kami temukan adalah, saksi
● Terdapat banyak kesaksian yang diberikan menyatakan tidak mengetahui PT. Tobacom
tidak sesuai dengan BAP; Del Mandiri sebagai anak Perusahaan PT Toba
● Akibat keterangan yang tidak konsisten dan Sejahtera;
juga tak masuk akal, membuat tidak berefek ● Inkonsistensi juga terlihat dari pernyataan
yang signifikan terhadap terangnya fakta. keterlibatan PT MQ pada pertambangan di
blok Wabu, yang padahal dalam kajian tidak
menyebutkan keterlibatan PT. MQ;
● Saksi lancar ketika menjawab pertanyaan
Jaksa, sementara tersendat ketika menjawab
pertanyaan dari Penasehat Hukum.
PERSIDANGAN KESEMBILAN PERSIDANGAN KESEPULUH

● Pemeriksaan Editor Youtube milik Haris ● Pemeriksaan Saksi Heidi (Direktur PT. Toba
Azhar, Heru; Sejahtera, Paulus Prananto (Direktur PT. TDM
● Didapati bukti bahwa Luhut merupakan 2013-2018), dan Dwi Prasetyo (Produser
Pejabat yang anti kritik; Youtube Haris Azhar)
● Bahwa terdapat pejabat negara lainnya yang ● Terdapat kesaksian yang saling bertolak
juga turut dikritik seperti Moeldoko, namun belakang antara Heidi dengan Paulus;
hanya Luhut yang melaporkan; ● Dari kesaksian Heidi diketahui jika bisnis di
● Bahwa chanel Youtube ini selalu membahas Papua juga melibatkan Toba Group, namun
perihal fenomena pelanggaran HAM di diakhiri karena kekhawatiran resiko bisnis;
Indonesia.
PERSIDANGAN KESEBELAS PERSIDANGAN KEDUABELAS

● Pemeriksaan Ahli Bahasa dan Ahli ITE; ● Pemeriksaan ahli pidana Agus Surono;
● Bahwa kami menilai ahli bahasa yang ● Kembali ahli yang dihadirkan tidak
dihadirkan tidak berkompeten, dibuktikan berkompeten;
dengan memberikan pernyataan yang ● Kesaksian yang diberikan tidak memberikan
tendensius dan bukan kapasitasnya sebagai jawaban yang klir;
ahli linguistik; ● Ahli tidak dapat menjelaskan hal-hal yang
● Jaksa justru menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan Pasal dan
berkaitan dengan fakta bukan karena keahlian terminologi hukum;
ahli yang dihadirkan; ● Tafsir yang diberikan terhadap Pasal 66 UU
● Ahli ITE lebih objektif dalam menilai kasus, No. 32 Tahun 2009 keliru;
dan menerangkan bahwasanya Fatia dan Haris ● Ahli tidak dapat menjawab perihal Pasal
tidak layak untuk disidangkan/ di pencemaran nama baik yang problematik.
kriminalisasi.
PERSIDANGAN KETIGABELAS PERSIDANGAN KEEMPATBELAS

● Pemeriksaan ahli forensik Heri Budianto dan ● Jaksa gagal untuk menghadirkan ahli ke
Trubus Rahadiansyah (tidak hadir); persidangan;
● Terdapat kejanggalan berupa video yang ● Ahli Trubus tidak kunjung datang ke
diunduh oleh penyidik adalah tanggal 29 Pengadilan padahal sudah dipanggil sebanyak
Agustus 2021, sementara laporan polisi baru 2 kali;
ada di tanggal 22 September 2021; ● Ahli trubus juga memiliki peran penting
● Bertentangan dengan Pasal 3 Perkap No.10 dalam mendorong kasus ini dilanjutkan
Tahun 2009; hingga tahap persidangan.
● Ahli tidak dapat menunjukan perintah tertulis
dari penyidik untuk melakukan transkrip
video.
PERSIDANGAN KELIMABELAS PERSIDANGAN KEENAMBELAS
● Pemeriksaan ahli pertahanan Mayjen Heri
Wiranto (ahli pertahanan Kemenkopolhukam); ● Dimintanya Fathia memberi kesaksian atas
● Ahli saat ini masih menjadi anggota aktif TNI, haris azhar, namun ditunda
sehingga berpotensi menimbulkan konflik
kepentingan;
● Ahli kurang berkompeten, terbukti ahli tidak
pernah menerbitkan jurnal, buku, ataupun
tulisan ilmiah lainnya. Bahkan ahli
mengatakan jika dirinya tidak paham akan
reformasi militer;
● Ahli mengatakan dasar hukum pengerahan
TNI dalam operasi di Papua didasari oleh
Inpres No.9 tahun 2020, namun ini merupakan
hal yang keliru mengingat inpres bukanlah
suatu produk hukum;
● Keterangan yang diberikan oleh ahli kembali
tidak memberikan penerangan kepada perkara.
PERSIDANGAN KETUJUHBELAS PERSIDANGAN KEDELAPANBELAS

● Dimintanya Fathia memberi kesaksian atas ● Fatia membetikan keterangan untuk haris
haris azhar dan sebaliknya azhar

● haris diminta keterangan terlebih dahulu ● menekankan kata penjahat padahal ketika
● Merugikan karena tidak sesuai dengan asas proses BAP tidak dipermasalahkan karena
non self incrimination dianggap bercanda
● penekanan kepada adsense, padahal secara
hitung-hitungan rugi
● haris dan fatia sudah ditetapkan sebagai
pembela ham
PERSIDANGAN KESEMBILANBELAS PERSIDANGAN KEDUAPULUH
● Menghadirkan 2 ahli a de charge yakni Iqbal
Damanik dari Greenpeace Indonesia dan ● saksi iqbal damanik mengkonfirmasi metode
Ahmad Ashov Birry dari Trend Asia yang juga riset
merupakan periset dan penulis dari Kajian
Cepat Ekonomi-Politik Penempatan Militer di ● menurut kajian dan riset, luhut merupakan
Papua: Kasus Intan Jaya. PEP sebagaimana merupakan istilah dari
● proses pencarian data dijelaskan, serta Bukti FATF
keterlibatan Luhut ditandai dengan adanya
rilis West Wits Mining dalam Australian Stock ● hubungan kativitas pertambangan dengan
Exchange (ASX). Dalam rilis tersebut konflik yg terjadi
tercantum kesepakatan yang terbangun,
● penekanan posisi luhut sebagai penjabat ● hasil kajian cepat menurut saksi dilakukan
● sidang iqbal damanik ditunda minggu depan dengan kaidah-kaidah ilmiah
PERSIDANGAN KEDUAPULUHSATU PERSIDANGAN KEDUAPULUHDUA
● Menghadirkan warga asli intan jaya yakni
Dami Zanambani dan Thobias Bagubau ● menghadirkan saksi a de charge yakni yunus
● Dami menjelaskan tentang pelanggaran ham husein dan yohan songgonau
dan kekerasan di intan jaya
● menjelaskan keadaan keluarganya yang ● made supriatma menjelaskan tentna goperasi
terbunuh karena konflik bersenjata dengan militer
milite
● menjelaskan bahwa blok wabu memang ● yunus husein menjelaskna tentnang pidana
menjadi rebutan karena terdapat sumber daya korporasi dimana dianggap merupakan BO
berupa emasr apabila seseorang memiliki saham 25%
● thobias menjelaskan tentnang darwo project
sebagai bahian dari aktivitas pertambangan PT ● yunus menjelaskan bahwa setiap orang berhak
MQ untuk melaporkantindak pidana korupsi,
● keterangan saksi bahwa wilayah ini tempat
bergantung masyarakat adat sama dengan terlebih dalam iklim good governance
yang disuarakan oleh fatia dan haris
● pembagian saham freeport 10% untuk
masyarakat adat papua tidak dirasakan
dampaknya
PERSIDANGAN KEDUAPULUHTIGA PERSIDANGAN KEDUAPULUHEMPAT
● Menghadirkan ahli pertahanan dan ekonomi-
politik yakni Made Supriatma dari ISEAS- ● saksi rocky gerung dan herlambang wiratman
Yusof Ishak Institute. ● rocky gerung menjelaskan tentang kebebasan
● Berdasarkan keterangan ahli, jika dilihat dari berekspresi untuk melawan pendapat yang
jumlahnya, persentase penempatan militer di
mainstream sehingga kontroversi akan otomatis
Papua sangat besar yakni 15 orang per 1000
muncul. kemudian juga dijelaskan bahwa seorang
penduduk di saat di daerah lain hanya 0,7
pejabat publik harus melepaskan dimensi
prajurit per 1000 penduduk. Sementara itu,
pribadinya, sebab setiap pejabat publik dia hanya
dalam konteks akademik, dapat dibuat
hipotesis awal, banyaknya pasukan yang memiliki tubuh publik, kecuali dalam sistem
ditempatkan di Papua memiliki dugaan kuat kerajaan, tidak ada ketentuan etis yang menyatakan
keterkaitan dengan aktivitas pengamanan penelitian menjadi final
bisnis. ● herlambang sebagai ahli riset dan ham menjelaskan
● penyampaian di podcast menurut ahli made
kajian cepat merupakan kajian akademik. Ahli
merupakan hal hal yang relah diketahui
menyatakan bahwa siapapun berhak melakukan
diseminasi atau mendiskusikan suatu hasil riset.

● Jikapun suatu riset kurang lengkap atau keliru,


penulis riset itupun tidak dapat dipidana. Idealnya
dilawan lewat riset tandingan atau bantahan.
PERSIDANGAN KEDUAPULUHLIMA PERSIDANGAN KEDUAPULUHENAM
● Menghadirkan ahli bahasa makyun subuki ● saksi Prof Mas Achmad Santosa yang merupakan ahli
● menurutnya, kata lord tidak mengganggu pekerjaan hukum lingkungan dari Universitas Indonesia dan Dr.
atau matapecaharian Ahmad Sofian yang merupakan ahli hukum pidana serta
● selama ada dokuen yang menandakan bahwa Luhut hukum acara pidana dari Universitas Bina Nusantara
memiliki relasi dengan perusahaan-perusahaan di (Binus).
Intan Jaya, secara otomatis kesimpulan tersebut
merupakan kesimpulan yang memiliki dasar. ● Achmad Sofian menjelaskan tentang SLAPP, Dalam
● Pada saat sesi Jaksa Penuntut Umum menanyakan, praktiknya, ketentuan Anti SLAPP tidak hanya diperuntukan
Ahli menyatakan bahwa dalam siniar tidak harus bagi orang-orang yang berjuan di sektor lingkungan,
digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. melainkan untuk sektor lainnya seperti pembela HAM,
Jaksa juga selalu menggunakan perumpamaan pejuang anti korupsi, aktivis buruh dan berbagai bidang
“bermain perempuan” sebagaimana di sidang- lainnya.
sidang berikutnya. Ahli menjawab bahwa kondisi ● Dalam doktrin hukum lingkungan yang sifatnya progresif,
dan kebenaran semantiknya yang harus dipahami dikenal asas In dubio Pro Natura yang artinya apabila ada
terlebih dulu baru dapat dikategorikan sebagai keraguan dalam memutus suatu perkara, maka kepentingan
pencemaran nama baik atau bukan. bagi lingkungan hidup lah yang harus didahulukan.
● Yang dilakukan Fatia dan Haris merupakan
penyampaian informasi, bukan pencemaran nama ● AHli ahmad sofian menjelaskan bahwa nama baik
baik. merupakan orang bukan jabatan

● Seharusnya riset dugynakan aparat penegak hukum dalam


mendalami pernyataan di dalam riset
PERSIDANGAN KEDUAPULUHTUJUH PERSIDANGAN KEDUAPULUHDELAPAN
● Menghadirkan yaitu Faisal Basri, S.E, M.A.,
yang merupakan seorang pengamat dan ● pembuktian alat bukti surat
akademisi terkait ekonomi politik.
● Dalam konteks di Papua, Ahli menerangkan ● Tuntutan ini merupakan bentuk menginjak-
adanya konflik kepentingan karena pengaruh nginjak hukum sekaligus alarm berbahaya
kekuasaan di antara yang terlibat dalam bagi situasi demokrasi khususnya kebebasan
konflik kepentingan tersebut karena dia sipil di Indonesia.
memiliki otoritas untuk memuluskan berbagai
proses, seperti perizinan dan penjaminan
kepentingan eksploitasi di Papua
● luhut merupakan PEP sehingga memiliki
banyak pengaruh
● Ahli menjelaskan bahwa isu sumber daya
alam merupakan isu publik, sedangkan saat ini
isu tersebut dibawa ke ranah privat.
Terhadap hal tersebut, sikap kami adalah sebagai berikut:

● Ancaman serius bagi demokrasi dan situasi kebebasan sipil di Indonesia;


● UU ITE kembali menjadi momok bagi kebebasan berpendapat dan terjadi diskriminasi bagi mereka yang
berlawanan dengan Pemerintah;
● Lemahnya perlindungan terhadap pembela HAM di Indonesia;
● Kritik publik merupakan unsur penting bagi negara demokrasi, dengan begitu check and balance dalam
penyelenggaraan kekuasaan dapat berjalan maksimal;
● Tidak pernah adanya pembuktian atas kritikan yang disampaikan oleh F-H sehingga kasus ini tidak dapat
diklasifikasikan sebagai berita bohong;
● Adanya muatan konflik dikarenakan Luhut merupakan pejabat publik;
● Situasi di Papua yang terus memburuk dikarenakan operasi militer.
Atas dasar hal tersebut, kami meminta kepada:
1. Gerakan masyarakat sipil yang terdiri dari lembaga HAM, hukum, antikorupsi, lingkungan, civitas
academica, buruh menyatakan bahwa semua ancaman-ancaman yang timbul karena kesewenangan negara
tidak menghentikan langkah masyarakat untuk terus menagih akuntabilitas serta tanggung jawab negara
dalam pemenuhan keadilan dan hak asasi manusia di Indonesia;

2. Kami menyerukan solidaritas sebesar-besarnya kepada seluruh warga yang sampai hari ini menjadi korban
kriminalisasi dan juga ancaman-ancaman akibat aktivitasnya membela lingkungan, kebebasan akademis,
kebebasan pers dan ketidakadilan.
Teknis Pembahasan dalam Amicus dan Alur Teknis Pengiriman Amicus

● Amicus diharapkan sudah dapat dikirimkan sesuai timeline;


● Terdapat beberapa isu yang dapat dimasukan kedalam pembahasan amicus:
1. Kebebasan berekspresi;
2. Reformasi peradilan;
3. Pembela HAM;
4. Teori Pembelaan;
5. Isu lain yang dapat teman-teman kembangkan.
● Pembuatan amicus untuk masing-masing nomor perkara (diharapkan untuk membuat
2 amicus);
Teknis Pembahasan dalam Amicus dan Alur Teknis Pengiriman Amicus

● Amicus yang dibuat dikirimkan langsung ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur;


● Diharapkan ketika mengirimkan amicus (proses pengiriman) ada dokumentasi baik berupa foto
ataupun video, untuk nantinya dapat dijadikan sebagai bahan kampanye;
● Pasca pembuatan dan pengiriman amicus, kita dapat melakukan diskusi perihal isi pembahasan yang
terdapat di dalam amicus.
Sekian, Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai