Anda di halaman 1dari 244

KOMPILASI MATERI

BIDANG TEKNIS DAN


ADMNISTRASI YUDISIAL

MADE RAWA ARYAWAN, S.H., M.Hum


KOMPILASI MATERI
BIDANG TEKNIS DAN
ADMNISTRASI YUDISIAL

Penerbit Kepaniteraan Mahkamah Agung


2021
Jakarta
KOMPILASI MATERI BIDANG TEKNIS DAN
ADMNISTRASI YUDISIAL
Oleh
MADE RAWA ARYAWAN, S.H., M.Hum

Editor : ASEP NURSOBAH

Diterbitkan oleh Kepaniteraan Mahkamah Agung


Jakarta

Cetakan Pertama, Januari 2021


KATA PENGANTAR

Buku ini diberi judul “Kompilasi Materi Bidang Teknis dan


Administrasi Yudisial”. Pemilihan judul tersebut menyesuaikan
dengan histori materi yang dimuat dalam buku ini yang
merupakan bahan yang disampaikan Panitera MA dalam kegiatan
Pembinaan Teknis dan Administrasi Yudisial bagi seluruh jajaran
pengadilan di Indonesia. Materi pembinaan tersaji baik yang
bersumber dari temuan-temuan Kepaniteraan MA maupun atas
disposisi Ketua MA sebagai respons Mahkamah Agung atas
persoalan teknis dan administrasi yudisial yang disampaikan oleh
pengadilan, pihak berperkara maupun masyarakat umum.
Penyusunan materi dalam buku ini sengaja mempertahankan
model penyajian “power point” supaya langsung tertuju pada
pokok persoalan. Penyajian metode “power point” diharapkan
mudah dipahami dan dimplementasikan. Selain itu, cakupan
pokok persoalan yang dimuat dalam buku ini bisa lebih luas
meskipun dengan halaman yang terbatas.
Secara garis besar, materi bahasan dalam buku ini meliputi hal-hal
sebagai berikut.
 Seputar persoalan pengajuan upaya hukum kasasi dan
peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

4
 Seputar persoalan teknis dan administrasi yudisial pada pengadilan
tingkat pertama.
 Prosedur baru penyampaian berkas upaya hukum
kasasi/peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
 Prosedur penyampaian panggilan sidang/pemberitahuan kepada
pihak yang berada di luar negeri.
 Prosedur pembayaran biaya perkara kasasi/peninjauan kembali
menggunakan rekening virtual.
 Penataan ulang prosedur penyampaian laporan kasasi perkara
pidana yang terdakwanya berada dalam status tahanan.
Dengan segala kekurangan yang ada dalam buku ini, kami berharap
dapat memberikan manfaat untuk membangun kesamaan pola pikir
dan pola tindak dalam penyelenggaraan administrasi peradilan. Di
kemudian hari, buku ini dapat ditambahkan dengan materi-materi
aktual yang bersumber dari kebijakan Mahkamah Agung.
Kami mengucapkan terima kasih kepada segenap Pimpinan
Mahkamah Agung yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan
selama kami menunaikan tugas sebagai Panitera Mahkamah Agung.
Demikian pula kepada jajaran Kepaniteeraan MA, terutama
Koordinator Data dan Informasi Kepaniteraan, yang telah memberikan
kontribusinya dalam menyusun telaah atas persoalan teknis dan
administrasi yudisial.
Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak atas partisipasinya sehingga buku ini
dapat diselesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai
kita semua.
Jakarta, Januari 2021
Panitera Mahkamah Agung

MADE RAWA ARYAWAN, S.H., M.Hum


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAGIAN 1 SEPUTAR PERSOALAN UPAYA HUKUM
KASASI/PENINJAUAN KEMBALI
 Tidak tersedia upaya hukum peninjauan kembali dalam
perkara sengketa ganti kerugian pengadaan tanah
untuk kepentingan umum
 Tenggang waktu permohonan upaya hukum kasasi
dalam perkara sengketa ganti kerugian dalam
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum
 Prosedur penerimaan uang penitipan ganti kerugian
pengadaan tanah untuk kepentingan umum
 Prosedur penyumpahan ditemukannya bukti baru
 Prosedur penanganan permohonan PK Perdata/Perdata
Agama/TUN

6
 Semua putusan harus dikirim untuk pemeriksaan
kasasi/peninjauan kembali;
 Prosedur pemeriksaan perkara terkait Pasal 45 A ayat
(4) UU NO 5 Tahun 2004
 Jangka waktu permohonan grasi tidak dibatasi
tenggang waktu tertentu;
 Penyerahan memori peninjauan kembali
 Prosedur penyampaian tambahan memori dan kontra
memori
 Prosedur pencabutan perkara kasasi/peninjauan
kembali
 Permohonan peninjauan kembali ke-2
 Pembetulan kesalahan redaksional pada putusan

7
BAGIAN 2 SEPUTAR PERSOALAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI
YUDISIAL PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA
 Biaya pemeriksaan setempat
 Penyampaian panggilan/pemberitahuan terhadap pihak yang
tidak hadir
 Penyampaian panggilan/relaas pemberitahuan pihak yang tempat
tinggalnya tidak diketahui/tidak dikenal
 Penyampaian panggilan pihak tidak diketahui alamatnya dalam
perkara perceraian
 Solusi atas problematika penyampaian panggilan melalui kepala
desa
 Perintah pengiriman salinan putusan perkara perceraian kepada
Panitera
 Eksekusi putusan yang tidak memuat amar penghukuman
 Eksekusi pembayaran sejumlah uang yang nilainya berkurang
akibat inflasi
 Penggunaan kata “memerintahkan” dalam amar putusan apakah
dapat dikualifikasikan sebagai amar condemnatoir
 Prosedur penanganan berkas perkara hilang
 Penanganan bantuan panggilan

8
BAGIAN 3 SEPUTAR PEMBARUAN TEKNIS YUDISIAL
 Penyempurnaan aturan tata cara penyelesaian gugatan
sederhana
 Pedoman mengadili permohonan dispensasi kawin
 Pengaturan kembali kewenangan mengadili perbuatan
melanggar hukum oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintah
BAGIAN 4 PROSEDUR BARU PENGIRIMAN BERKAS
UPAYA HUKUM KE MAHKAMAH AGUNG
BAGIAN 5 PROSEDUR DAN PERMASALAHAN
PENYAMPAIAN RELAAS PANGGILAN/PEMBERITAHUAN
BAGI PIHAK BERPERKARA DI LUAR NEGERI
BAGIAN 6 PENGGUNAAN VIRTUAL ACCOUNT UNTUK
PEMBAYARAN BIAYA KASASI/PENINAJUAN KEMBALI
DAN HAK UJI MATERIEL
BAGIAN 7 PENATAAN ULANG PROSEDUR PENGIRIMAN
LAPORAN KASASI PERKARA PIDANA YANG
TERDAKWANYA DALAM STATUS TAHANAN

9
Bagian
Kesatu
SEPUTAR
PERSOALAN
UPAYA HUKUM
KASASI/PENINAJUAN
KEMBALI
TIDAK TERSEDIA UPAYA HUKUM PENINJAUAN
KEMBALI DALAM PERKARA SENGKETA GANTI
KERUGIAN PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 Peraturan


Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Pengajuan Keberatan dan Penitipan Ganti
Kerugian ke Pengadilan Negeri dalam Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
diatur bahwa putusan kasasi merupakan putusan
yang bersifat final dan mengikat yang tidak tersedia
upaya hukum peninjauan kembali;
Apabila diajukan permohonan upaya hukum
peninjauan kembali terhadap putusan kasasi dalam
perkara sengketa ganti kerugian dalam pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum,
maka perkara tersebut harus dikualifikasikan
sebagai perkara yang tidak memenuhi syarat formal.
Terhadap permohonan tersebut, Ketua Pengadilan
Negeri harus menyatakan tidak dapat diterima
dengan penetapan ketua pengadilan melalui
prosedur sebagaimana diatur dalam SEMA Nomor
08 Tahun 2011 jo. SEMA Nomor 11 Tahun 2010, dan
berkas permohonan tersebut tidak dikirim ke
Mahkamah Agung;

11
TENGGANG WAKTU PERMOHONAN UPAYA
HUKUM KASASI DALAM PERKARA SENGKETA
GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH
BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN
UMUM

Tenggang waktu pengajuan permohonan kasasi


dalam perkara sengketa ganti kerugian dalam
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum adalah 14 (empat belas) hari
kerja sejak putusan pengadilan diucapkan atau
sejak diterimanya pemberitahuan putusan (vide:
Pasal 21 ayat (2) dan (3) Perma 3 Tahun 2016 jo.
Pasal 38 ayat (3) UU No 2 Tahun 2012).
Penggunaan kata “sejak” mengisyaratkan
perhitungan 14 hari dimulai dari tanggal
putusan dibacakan atau diberitahukan.
Sedangkan penggunaan kata “hari kerja”,
mengisyaratkan bahwa hari libur tidak dihitung
dalam menentukan jangka waktu 14 hari
pengajuan upaya hukum kasasi.

12
PROSEDUR PENERIMAAN UANG
PENITIPAN GANTI KERUGIAN
PENGADAAN TANAH UNTUK
KEPENTINGAN UMUM
Bahwa praktik penanganan penerimaan uang penitipan ganti
kerugian pengadaan tanah untuk kepentingan umum, antara
satu pengadilan dengan pengadilan yang lain menerapkan
prosedur penanganan yang berbeda. Sejumlah pengadilan
menerima uang penitipan ganti kerugian sebelum adanya
penetapan ketua pengadilan sedangkan di pengadilan lainnya
dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.
Bahwa ketentuan mengenai hal tersebut telah diatur dengan
jelas dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan dan Penitipan
Ganti Kerugian ke Pengadilan Negeri dalam Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Bahwa dalam BAB III Perma tersebut, ditentukan bahwa
penyimpanan uang ganti kerugian dilakukan setelah adanya
penetapan ketua pengadilan yang menyatakan sah dan
menerima penitipan ganti kerugian dan memerintahkan
Panitera untuk melakukan penyimpanan uang ganti kerugian.
Penetapan Ketua Pengadilan itu sendiri dilakukan setelah
melewati beberapa tahapan proses yaitu: permohonan
penitipan ganti kerugian oleh pemohon atau kuasanya,
registrasi permohonan dan penawaran pembayaran kepada
termohon oleh jurusita pengadilan namun penawaran
tersebut ditolak oleh termohon.
PROSEDUR PENYUMPAHAN
DITEMUKANNYA BUKTI BARU (NOVUM)

Permohonan peninjauan kembali dalam perkara


perdata yang diajukan dengan alasan telah ditemukan
surat-surat bukti yang bersifat menentukan (novum)
yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat
ditemukan (Pasal 67 huruf b Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985), maka Ketua Pengadilan atau hakim
yang ditunjuk harus melakukan penyumpahan
terhadap Pemohon PK atau Penemu Novum mengenai
hari, tanggal dan tahun ditemukannya novum
tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 69 huruf b
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985.
Penyelenggaraan pengambilan sumpah tersebut tidak
perlu dilakukan dalam sebuah persidangan.
Pengadilan wajib membuat berita acara
penyumpahan tersebut dan selanjutnya wajib
dikirimkan ke Mahkamah Agung.
Dalam rapat kamar perdata diungkap bahwa masih
ditemukan berkas peninjauan kembali yang berita
acara penyumpahan novumnya tidak memuat hari,
tanggal dan tahun ditemukan bukti baru (novum).

14
PROSEDUR PENANGANAN
PERMOHONAN PK
PERDATA/PERDATA AGAMA/TUN

Penanganan permohonan peninjauan kembali


dalam perkara perdata/perdata agama/TUN tidak
perlu dilakukan pemeriksaan mengenai alasan
peninjauan kembali oleh hakim yang ditunjuk.
Ketentuan Pasal 265 KUHAP tentang pemeriksaan
permohonan peninjauan kembali oleh hakim yang
ditunjuk, hanya berlaku untuk perkara pidana

15
SEMUA PUTUSAN HARUS DIKIRIM UNTUK
PEMERIKSAAN KASASI/PENINJAUAN
KEMBALI

Dalam pengajuan upaya hukum


kasasi/peninjauan kembali, pengadilan wajib
mengirimkan semua putusan dalam proses
peradilan sebelumnya termasuk putusan
verstek yang diajukan verzet. Hal yang sama
juga berlaku dalam pengiriman dokumen
elektroniknya.

16
Prosedur Pemeriksaan Perkara terkait
Pasal 45A ayat (4) UU Nomor 5 Tahun 2004
jo. Angka 4 SEMA 8 Tahun 2011 tentang
Perkara Yang Tidak Memenuhi Syarat Kasasi
dan Peninjauan Kembali

Bahwa untuk menegakkan prinsip sederhana,


cepat dan biaya ringan dalam penanganan
perkara, agar penelaahan panitera terhadap
permohonan upaya hukum yang terkait dengan
ketentuan Pasal 45 A UU No 5 Tahun 2004 dan
berbagai aturan lainnya yang terkait, segera
dilakukan sebelum pemohon membayar biaya
perkara.

17
JANGKA WAKTU PERMOHONAN GRASI TIDAK
DIBATASI TENGGANG WAKTU TERTENTU

Bahwa ketentuan jangka waktu pengajuan permohonan


grasi diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2002 tentang Grasi, sebagai berikut:
(1) Permohonan grasi dapat diajukan sejak putusan
pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap;
(2) Permohonan grasi sebagaimana pada ayat (1) tidak
dibatasi oleh tenggang waktu tertentu.
Ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2002 tersebut telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Grasi, sehingga
berbunyi sebagai berikut:
“Permohonan grasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sejak putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum
tetap”

18
JANGKA WAKTU PERMOHONAN
GRASI

Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah


Konstitusi Nomor 107/PUU-XIII/2015 tanggal 15
Juni 2016, ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002
tentang Grasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 200, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 5150) dinyatakan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat;
Bahwa berdasarkan hal tersebut pada butir ke 2
(dua), permohonan grasi yang diajukan sejak
lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
107/PUU-XIII/2015 tanggal 15 Juni 2016 tidak
dibatasi oleh tenggang waktu tertentu.

19
PENYERAHAN MEMORI
PENINJAUAN KEMBALI

Dasar : Pasal 71 UU 14 Tahun 1985


“Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh
pemohon secara tertulis dengan menyebutkan
sejelas-jelasnya alasan yang dijadikan dasar
permohonan itu dan dimasukkan di kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam
tingkat pertama”
SEMA 7 Tahun 2012 : Lampiran Rumusan Hukum
Kamar Perdata
Pengajuan PK yang tidak bersamaan dengan alasan-
alasan yang dijadikan dasar pengajuan Permohonan
PK, maka permohonan PK tersebut harus dinyatakan
Tidak dapat Diterima
SEMA No 5 Tahun 2014: lampiran Rumusan Hukum
Kamar TUN
Petugas Kepaniteraan wajib menyarankan agar
permohonan PK bersamaan dengan alasan-alasan
(memori PK)

20
PROSEDUR PENYAMPAIAN TAMBAHAN
MEMORI DAN KONTRA MEMORI

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 dan 47 jo. Pasal 70, 71,


dan 72 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung, prosedur pengajuan permohonan
kasasi/peninjauan kembali, penyampaian memori dan kontra
memori kasasi harus disampaikan kepada pengadilan tingkat
pertama yang memutus perkara yang diajukan upaya hukum
dalam tenggang waktu yang telah ditentukan. Ketentuan tersebut
juga secara analogis diberlakukan bagi tambahan memori/kontra
memori;
Bahwa apabila dokumen tambahan memori/kontra memori
tersebut disampaikan langsung ke Mahkamah Agung, maka kami
akan mengembalikan dokumen tersebut ke pengadilan tingkat
pertama yang terkait;
Bahwa terhadap dokumen tambahan memori kasasi/PK yang
disampaikan melewati ketentuan jangka waktu yang ditetapkan
oleh Undang-Undang hal tersebut hanya bersifat informasi biasa
(ad informandum) bukan menjadi bahan pertimbangan majelis
hakim;
Perhatikan SEMA 20 Tahun 1983 ;
“Tambahan Memori Kasasi yang disampaikan di luar
tenggang waktu 14 hari, maka tambahan tersebut hanya
berlaku sebagai bahan ad informandum bagi Mahkamah
Agung dan tidak dipertimbangkan sebagai alasan kasasi yang
membatalkan putusan”

21
PROSEDUR PENCABUTAN
PERKARA KASASI/PK

Bahwa permohonan pencabutan oleh Pemohon


Kasasi/PK yang perkaranya sudah diregister di
Mahkamah Agung, harus disampaikan melalui
pengadilan tingkat pertama dan dibuatkan akta
pencabutan oleh Panitera Pengadilan, selanjutnya
dikirim oleh pengadilan kepada Panitera Mahkamah
Agung.
Apabila Pencabutan dilakukan sebelum berkas dikirim,
maka berkas tidak perlu diteruskan ke Mahkamah
Agung (Pasal 49 ayat (2( UU 14/1985)
Pemohon Kasasi yang telah menyatakan mencabut
perkaranya, tidak dapat mengajukan lagi permohonan
kasasi meskipun masih tersedia tenggang waktu (pasal
49 ayat (1) UU 14/1985

22
PENGAJUAN PENINJAUAN
KEMBALI KE-2
Pada prinsipnya terhadap putusan peninjauan kembali tidak dapat
dilakukan peninjauan kembali (Vide Pasal 24 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman jo
Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung )
Pengajuan peninjauan kembali terhadap putusan peninjauan
kembali dapat diterima secara terbatas (limitatif) apabila terpenuhi
keadaan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 10 Tahun 2009 jo. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4
Tahun 2016, yaitu apabila terhadap satu objek perkara terdapat 2
(dua) atau lebih putusan berkekuatan hukum tetap yang saling
bertentangan satu dengan yang lain dan salah satu diantaranya
adalah putusan peninjauan kembali.
Berkaitan dengan pengajuan peninjauan kembali terhadap putusan
peninjauan kembali dengan alasan adanya putusan yang saling
bertentangan, berdasarkan SEMA Nomor 3 Tahun 2018 Pengadilan
Tingkat Pertama hanya berwenang menilai aspek formalitas
menyangkut jangka waktu pengajuan permohonan, sedangkan
penilaian substansi ada atau tidak adanya pertentangan antara dua
putusan atau lebih merupakan kewenangan majelis hakim
peninjauan kembali.
Bahwa berdasarkan Pasal 69 huruf d, tenggang waktu pengajuan
peninjauan kembali dengan alasan adanya putusan yang saling
bertentangan adalah 180 hari sejak putusan yang terakhir dan
bertentangan berkekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan
kepada pihak berperkara.
PEMBETULAN KESALAHAN REDAKSIONAL PADA
PUTUSAN
Bahwa kekeliruan dalam putusan pengadilan harus
dibedakan antara kekeliruan redaksional (clerical error)
dan kekeliruan substansial. Kekeliruan redaksional
adalah kekeliruan yang tidak mengubah makna
redaksional kalimat sehingga dapat diselesaikan dengan
prosedur renvoi sedangkan kekeliruan substansial dapat
mengubah makna redaksi kalimat putusan;
Kekeliruan yang bersifat substansial tidak dapat
diselesaikan dengan prosedur renvoi, namun harus
diperbaiki melalui putusan pengadilan. Apabila masih
tersedia upaya hukum peninjauan kembali maka
perbaikan tersebut berdasarkan salah satu praktik
peradilan dalam perkara Supersemar, dapat diajukan
upaya hukum peninjauan kembali;
Apabila tidak tersedia upaya hukum maka berdasarkan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 04 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno
Kamar Mahkamah Agung Tahun 2013 sebagai Pedoman
Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan, solusi hukum atas
kekeliruan substansial adalah dengan mengajukan
gugatan baru dengan posita mengacu pada amar
putusan berkekuatan hukum tetap yang salah ketik
tersebut. Apabila gugatan tersebut dikabulkan,
pengadilan dapat memutus dengan putusan serta merta.

24
PROSEDUR PENGAJUAN PERBAIKAN
REDAKSIONAL SALINAN PUTUSAN
(RENVOOI)

Apabila dijumpai kesalahan redaksional salinan


Putusan Mahkamah Agung sebelum disampaikan
kepada pihak berperkara, agar dokumen salinan
putusan tersebut dikirim kembali ke Mahkamah
Agung;
Apabila kesalahan redaksional salinan putusan
tersebut diketahui setelah disampaikan kepada pihak
berperkara, agar salinan putusan tersebut ditarik
kembali kemudian dikembalikan ke Mahkamah Agung
disertai permohonan perbaikan (renvooi);
Pengembalian salinan putusan Mahkamah Agung
tersebut menggunakan surat pengantar yang
ditujukan kepada Panitera Mahkamah Agung.

25
Bagian
Kedua
SEPUTAR
PERSOALAN
TEKNIS DAN
ADMINISTRASI
YUDISIAL PADA
PENGADILAN
TINGKAT PERTAMA
Biaya Pemeriksaan Setempat

Dasar : - SEMA 5 Tahun 1994 tentang Biaya Administrasi


- SEMA 7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan
Setempat
Pemeriksaan setempat adalah sama sifatnya dengan
persidangan yang dilakukan di gedung pengadilan
Oleh karena itu tidak dibenarkan ada pembebanan biaya
yang sifatnya honor/uang makan bagi majelis/panitera
pengganti, kecuali untuk pengadaan biaya transportasi
pulang pergi dari kantor Pengadilan ke tempat sidang
ditempat
CATATAN:
Dalam SEMA 7 Tahun 2001 (angka 3) tertulis SEMA 5
Tahun 1999, seharusnya SEMA 5 Tahun 1994

27
Penyampaian
Panggilan/Pemberitahuan terhadap
Pihak yang tidak hadir

Dasar : Pasal 390 HIR/718 Rbg Pasal (1)


Prinsip
 Relaas Panggilan/Pemberitahuan disampaikan
kepada pribadi yang bersangkutan
 Disampaikan di tempat tinggal/kediaman
 Jika tidak dijumpai pihak yang bersangkutan, Relaas
Panggilan/Pemberitahuan disampaikan kepada
Kepala Desa yang mewilayahi tempat tinggal/tempat
kediaman
 Kepala Desa wajib menyampaikan kepada pihak
yang dipanggil/diberitahukan

28
Penyampaian Panggilan/Relaas
Pemberitahuan Pihak Yang Tempat
Tinggal/Alamatnya Tidak Dikenal/Diketahui

Dasar : Pasal 390 HIR/718 Rbg Pasal (3)


Prinsip
 Relaas Panggilan/Pemberitahuan
disampaikan kepada Kepala Pemerintahan
(Bupati/Walikota) yang mewilayahi tempat
tinggal/kediaman pihak;
 Kepala Pemerintahan (Bupati/Walikota)
memerintahkan relaas tersebut diumumkan
dengan jalan ditempel di papan
pengumuman pengadilan

29
PENYAMPAIAN PANGGILAN
PIHAK TIDAK DIKETAHUI
ALAMATNYA
DALAM PERKARA PERCERAIAN

Dasar : Pasal 27 PP No 9 Tahun 1975


Tata Cara
panggilan dilakukan dengan cara menempelkan
gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan dan
mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat,
kabar atau mass media lain yang ditetapkan oleh
Pengadilan.
Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat
kabar atau mass media tersebut ayat (1) dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu satu
bulan antara pengumuman pertama dan kedua.
(3) Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagai
dimaksud ayat (2) dengan persidangan ditetapkan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

30
SOLUSI ATAS PROBLEMATIKA
PENYAMPAIAN PANGGILAN MELALUI
KEPALA DESA

Penyampaian Relaas oleh Kepala Desa kepada pihak


berperkara tidak perlu dibuktikan secara hukum (Pasal
390 ayat (1)
Kepala Desa tidak menyampaikan
Relaas/Pemberitahuan kepada pihak berperkara,
sehingga yang bersangkutan tidak mengetahui isi
putusan atau mengetahui isi putusan setelah perkara
tersebut berkekuatan hukum tetap sehingga tertutup
upaya hukum;
SOLUSI:
Relaas Panggilan/Pemberitahuan yang telah
ditandatangani oleh Lurah/Kepala Desa difotokopi dan
disampaikan kepada pihak keluarga atau orang
terdekat dengan pihak yang dipanggil (SEMA 1 Tahun
2017: rumusan Kamar Agama Point 5.b)

31
PERINTAH PENGIRIMAN SALINAN
PUTUSAN PERKARA PERCERAIAN
KEPADA PANITERA

Untuk Pengadilan Negeri :


Dengan berlakunya UU No 23/2006 jo UU 24 Tahun
2013, maka dalam amar putusan perkara perceraian,
sekurang-kurangnya memuat perintah kepada Panitera
untuk mengirimkan salinan putusan yang telah BHT
kepada Kantor Catatan Sipil ditempat perkawinan
dilangsungkan dan tempat perceraian (Rumusan Kamar
Perdata 1.c 9(SEMA 1 Tahun 2017))
Untuk Pengadilan Agama
Perintah penyampaian salinan putusan /penetapan ikrar
talak (sesuai ketentuan Pasal 84 UU No 7 Tahun 1989)
tidak perlu dicantumkan dalam amar putusan. (Rumusan
Kamar Agama C.3 (SEMA 1 Tahun 2017)

32
EKSEKUSI PUTUSAN YANG TIDAK
MEMUAT AMAR PENGHUKUMAN

Eksekusi putusan dilaksanakan dengan memperhatikan asas


sebagai berikut:
1. Putusan yang akan dilaksanakan telah berkekuatan
hukum tetap (inkracht van gewijsde);
2. Putusan tidak dilaksanakan secara sukarela oleh pihak
yang dikalahkan (tergugat);
3. Putusan memuat amar yang bersifat menghukum
(condemnatoir);
4. Eksekusi dilaksanakan atas perintah dan di bawah
pimpinan Ketua Pengadilan.
Bahwa dalam perkara/putusan tertentu, Undang-Undang
telah menentukan bahwa eksekusi dapat dilaksanakan
meskipun perkara tersebut belum berkekuatan hukum tetap,
diantaranya yaitu:
1. Putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad)
sebagaimana Pasal 180 ayat (1) HIR/Pasal 191 ayat (1)
RBg;
2. Putusan provisi (Pasal 180 ayat (1) HIR/Pasal 191 ayat
(1) RBg jo. Pasal 54 dan 55 RV)
3. Eksekusi atas Hak Tanggungan (UU Nomor 14 Tahun
1996), eksekusi terhadap Jaminan Fidusia (UU Nomor
42 Tahun 1999)

33
berdasarkan doktrin dan praktik peradilan,
pengajuan gugatan baru atas dasar putusan
berkekuatan hukum tetap yang tidak memuat amar
penghukuman (condemnatoir) dapat dikabulkan
dengan putusan serta merta berdasarkan Pasal 180
ayat (1) HIR/ Pasal 191 ayat (1) RBg jo. SEMA
Nomor 3 Tahun 2000

34
EKSEKUSI PEMBAYARAN SEJUMLAH
UANG YANG NILAINYA BERKURANG
AKIBAT INFLASI
Bahwa pada prinsipnya pelaksanaan putusan (eksekusi)
merujuk pada bunyi amar putusan berkekuatan hukum
tetap yang bersifat menghukum (condemnatoir), kecuali:
1. Amar putusan memuat klausul bahwa pembayaran
sejumlah uang disesuaikan dengan inflasi atau
harga emas atau bentuk perbandingan lainnya
sebagai upaya melindungi nilai mata uang karena
perbedaan waktu putusan dijatuhkan dengan
pelaksanaan amar putusan;
2. Jumlah yang harus dibayarkan menggunakan mata
uang asing.
Apabila dalam putusan tidak memuat klausul di atas,
namun Pemohon eksekusi meminta agar jumlah uang
yang dieksekusi dilakukan konversi dengan nilai harga
emas pada waktu putusan tersebut berkekuatan
hukum tetap pada (tahun 1993) merujuk pada
ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4
Tahun 1970 tanggal 1970 tentang Penegasan
Mahkamah Agung mengenai Pembayaran Uang
Menurut Nilai Uang Lama, dengan ini kami sampaikan
pandangan sebagai berikut:

35
1. Ide dasar dari SEMA 4 Tahun 1970 adalah
memberikan keadilan kepada dua belah pihak dimana
uang yang dibayarkan Tergugat nilainya sama dengan
jumlah kerugian yang diderita Penggugat, dengan
cara melakukan konversi nilai mata uang pada saat
putusan berkekuatan hukum tetap dengan nilai mata
uang pada saat putusan dilaksanakan;
2. Untuk kepastian hukum dan keadilan, penetapan
jumlah nilai konversi mata uang tersebut ditetapkan
melalui putusan pengadilan, karena dalam proses
eksekusi tidak tersedia forum yang memadai untuk
melakukan pemeriksaan mengenai hal tersebut;
3. Berdasarkan hal tersebut, pemohon eksekusi
(Penggugat) mengajukan gugatan baru kepada
pengadilan negeri dengan posita merujuk pada amar
putusan berkekuatan hukum tetap dan memohon
agar pengadilan menetapkan nilai konversi mata uang
yang tercantum dalam putusan dan menghukum
Tergugat untuk membayar dengan jumlah uang hasil
konversi nilai tersebut. Penggugat juga memohon
agar putusan tersebut dapat dilaksanakan meskipun
ada upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali
(serta merta)

36
PENGGUNAAN KATA “MEMERINTAHKAN”
DALAM AMAR PUTUSAN APAKAH DAPAT
DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI AMAR
CONDEMNATOIR
Bahwa yang dimaksud dengan putusan condemnatoir
adalah amar putusan yang mengandung perintah kepada
pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi yakni
perintah untuk melakukan suatu perbuatan tertentu, tidak
melakukan suatu perbuatan, menyerahkan suatu barang,
mengosongkan sebidang tanah dan/atau bangunan,
menghentikan suatu perbuatan/keadaan, atau membayar
sejumlah uang;
Amar putusan yang berbunyi “Memerintahkan kepada
Tergugat II untuk menyerahkan sertifikat No
1062/Kel.Labuan Bajo/1998 tanggal 21 -9-1998, luas
19.910 m2 an. SITI AISYAH Surat Ukur No 998/1994/Kel.
Labuan Bajo, tanggal 1 September 1994 kepada Penggugat”
dapat dikualifikasikan sebagai amar putusan yang bersifat
condemnatoir sesuai dengan poin 2 (dua) di atas. Kata
“memerintahkan” pada redaksi amar putusan tersebut
semakna dengan kata ”menghukum”, dan objek pemenuhan
prestasi juga spesifik sehingga putusan tersebut dapat
dilaksanakan (executable)
CATATAN apabila ada persoalan yang bersifat teknis
yudisial hendaknya disampaikan terlebih dahulu kepada
Ketua Pengadilan Tinggi sebagai kawal depan Mahkamah
Agung atau setidak-tidaknya Ketua Pengadilan Tinggi
mendapatkan tembusan atas surat yang saudara tujukan
kepada Mahkamah Agung.
37
PROSEDUR PENANGANAN BERKAS PERKARA
HILANG

Bahwa prosedur yang ditempuh terhadap dokumen


pengadilan yang hilang padahal masih diperlukan untuk
eksekusi atau pemeriksaan upaya hukum berdasarkan
pemahaman terhadap ketentuan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1952 tentang Peraturan Untuk Menghadapi
Kemungkinan Hilangnya Surat Keputusan dan Surat-Surat
Pemeriksaan Pengadilan, adalah sebagai berikut:
1. Salinan/fotokopi putusan yang dilegalisir dapat dianggap
sebagai asli putusan (Pasal 1 ayat [1]);
2. Asli putusan yang hilang, harus dinyatakan dalam sebuah
surat keterangan yang dibuat dan ditandatangani oleh
seorang hakim dan panitera yang menjatuhkan putusan
tersebut atas sumpah jabatannya (Pasal 1 ayat (6)). Jika
hakim dan panitera yang bersangkutan telah meninggal
dunia, maka surat keterangan tersebut dapat dibuat oleh
Ketua dan Panitera Pengadilan;
3. Apabila masih terdapat catatan pemeriksaan perkara
(berita acara persidangan) atau catatan dalam register
perkara, maka catatan tersebut dapat menjadi informasi
yang sah untuk mendukung informasi yang terdapat
dalam salinan putusan;

38
PENINGKATAN KEPATUHAN
TERHADAP SEMA NOMOR 6 TAHUN 2014
SURAT PANITERA MA NOMOR
2214/PAN/HK.00/8/2019 TANGGAL 12
AGUSTUS 2019

Bahwa berdasarkan beberapa surat pengaduan yang


diterima Mahkamah Agung, disinyalir masih ada proses
delegasi bantuan panggilan/pemberitahuan yang tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya sehingga
mengakibatkan berlarutnya proses penanganan perkara
yang merugikan para pencari keadilan;
Bahwa berdasarkan keadaan tersebut, Ketua Mahkamah
Agung menginstruksikan kepada Ketua Pengadilan
Tingkat Pertama dan Ketua Pengadilan Tingkat Banding
untuk dapat memastikan Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penanganan
Bantuan Panggilan/Pemberitahuan dipatuhi dengan
baik oleh seluruh jajaran pengadilan di Indonesia;

39
Bahwa Ketua Pengadilan Tingkat Pertama
memaksimalkan fungsi pengendalian secara efektif
sehingga dapat memastikan seluruh proses
penanganan bantuan panggilan/pemberitahuan
yang ditujukan kepada pengadilan yang dipimpinnya
dapat dilaksanakan secara tepat waktu;
Bahwa Ketua Pengadilan Tingkat Banding
meningkatkan efektifitas pengawasan proses
penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan pada pengadilan yang
berada di bawahnya, antara lain dengan
melaksanakan rapat koordinasi reguler atau
pemberdayaan hakim tinggi pengawas daerah.

40
SEMA 6 TAHUN 2014
Penanganan Bantuan Panggilan

Permintaan delegasi panggilan/pemberitahuan


harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
sebagai salah satu kewajiban pengadilan
sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 yakni Pengadilan wajib saling
memberi bantuan yang diminta untuk kepentingan
peradilan;
Agar penanganan delegasi bantuan
panggilan/pemberitahuan ini dapat dilaksanakan
secara efektif sejalan dengan prinsip peradilan cepat,
Ketua Pengadilan menunjuk seorang koordinator
yang bertanggungjawab langsung kepada
Panitera/Sekretaris Pengadilan;
Pengadilan membuat sebuah buku/register untuk
mencatat proses penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan sehingga memudahkan
proses monitoring. Register ini dibuat sedapat
mungkin secara elektronik dan dapat diakses oleh
pengadilan yang meminta bantuan delegasi;

41
Panitera/Sekretaris Pengadilan bertanggung jawab
untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan delegasi panggilan/pemberitahuan
tersebut dan menyampaikan laporan secara berkala
paling sedikit sekali dalam sebulan kepada Ketua
Pengadilan;
Ketua Pengadilan Tingkat Pertama menyampaikan
laporan keadaan penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan kepada Ketua Pengadilan
Tingkat Banding setiap dua bulan sekali dan
tembusannya disampaikan kepada Ketua Mahkamah
Agung dan Direktur Jenderal Badan Peradilan terkait;
Ketua Pengadilan Tingkat Banding melakukan
pengawasan proses penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan pada pengadilan yang
berada di wilayah hukumnya;

42
Mekanisme penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan dilakukan sebagai
berikut:

 Pengadilan yang akan meminta bantuan delegasi


panggilan/pemberitahuan menyampaikan surat
permohonan kepada ketua pengadilan yang
dimintakan bantuan delegasi melalui surat
elektronik, faksimile, atau sistem informasi
yang dimiliki dengan disertai bukti pengiriman
biaya panggilan kecuali terhadap perkara prodeo.
 Panitera/Sekretaris Pengadilan menunjuk
Jurusita/Jurusita Pengganti yang akan
melaksanakan pemanggilan/pemberitahuan paling
lama dua hari sejak surat permohonan bantuan
penyampaian panggilan/pemberitahuan
dicatat/diregister oleh koordinator.
 Jurusita/Jurusita Pengganti harus menyampaikan
relaas panggilan/pemberitahuan kepada para
pihak paling lama dua hari sejak surat
perintah/disposisi dari Panitera/Sekretaris
diterima;

43
 Jurusita/Jurusita Pengganti menyampaikan relaas
panggilan /pemberitahuan yang telah
dilaksanakan pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pemanggilan kepada koordinator
yang ditunjuk;
 Koordinator melakukan pemindaian/scanning
relaas panggilan/ pemberitahuan dan
mengirimkannya melalui surat elektronik pada
hari yang sama dengan penyerahan relaas tersebut
dari Jurusita/Jurusita Pengganti. Apabila
pengiriman melalui surat elektronik (e-mail) tidak
memungkinkan, pengiriman relaas dapat
dilakukan menggunakan faximile;
 Asli relaas panggilan/pemberitahuan dikirimkan
melalui jasa pengiriman dokumen tercatat paling
lama satu hari sejak koordinator menerima relaas
tersebut dari Jurusita/Jurusita Pengganti;

44
 Koordinator delegasi bantuan
panggilan/pemberitahuan pada pengadilan peminta
bantuan menyampaikan print out relaas
panggilan/pemberitahuan yang dikirim melalui email
sebagaimana huruf (e) tersebut di atas kepada Ketua
Pengadilan untuk didistribusikan kepada Ketua
Majelis/Panitera Pengganti yang menangani perkara
yang bersangkutan, pada hari yang sama dengan
diterimanya surat elektronik;
 Majelis Hakim dapat melangsungkan proses
pemeriksaan persidangan berdasarkan print out
dokumen elektronik relaas panggilan/pemberitahuan.
Sedangkan untuk proses pemberkasan/ minutasi
menggunakan relaas panggilan/pemberitahuan asli;
 Koordinator melakukan pembaruan data/informasi
proses penanganan bantuan delegasi
panggilan/pemberitahuan dalam register atau sistem
informasi yang disediakan;
 Untuk efektifitas penanganan bantuan delegasi
panggilan/ pemberitahuan, setiap pengadilan harus
mempublikasikan daftar radius wilayah dan biaya
pemanggilan untuk masing-masing radius wilayah
tersebut dalam situs web masing-masing;

45
PELIBATAN PENGADILAN TINGKAT
PERTAMA UNTUK QUALITY CONTROL
REDAKSIONAL PUTUSAN MA

Agar setiap salinan putusan


Mahkamah Agung yang dikirimkan
ke pengadilan dibaca dengan
cermat sebelum disampaikan
kepada para pihak yang
berperkara

Surat Panitera
Mahkamah Apabila dijumpai kesalahan
Agung Nomor redaksional dalam salinan putusan
153/PAN/Hk.0 Mahkamah Agung agar segera
2/9/2016 dikembalikan ke Panitera
tanggal 6 Mahkamah Agung untuk dilakukan
perbaikan;
September
2016

Apabila kesalahan redaksional


baru diketahui setelah salinan
putusan tersebut disampaikan
keada para pihak, maka salinan
putusan tersebut harus ditarik
kembali dan dikembalikan ke
Mahkamah Agung untuk dilakukan
renvooi.

46
STANDARISASI PENOMORAN
PERKARA LINGKUNGAN HIDUP
(SEMA 2 TAHUN 2015)

Pemberlakuan Pasal 10 Keputusan


Ketua Mahkamah Agung Nomor
37/KMA/SK/III/2015

47
SEMA 2 TAHUN 2015
Pemberlakuan Pasal 10 Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Nomor 37/KMA/SK/III/2015

Ketentuan format penomoran khusus perkara lingkungan


hidup yang diatur dalam Pasal 10 SK KMA
037/KMA/SK/III/2015

A. Perkara Pidana
1. Tingkat Pertama : 00/Pid.B/LH/tahun/inisial
pengadilan negeri
2. Tingkat Banding : 00/Pid.B/LH/tahun/inisial
pengadilan tinggi
3. Tingkat Kasasi : 00 K/Pid.Sus-LH/tahun
4. Peninjauan Kembali : 00 PK/Pid.Sus-LH/tahun

48
Ketentuan format penomoran khusus perkara
lingkungan hidup yang diatur dalam Pasal 10 SK KMA
037/KMA/SK/III/2015
B. Perkara Perdata
1. Tingkat Pertama : 00/Pdt.G/LH/tahun/inisial
pengadilan negeri
2. Tingkat Banding : 00/Pdt/LH/tahun/inisial
pengadilan tinggi
3. Tingkat Kasasi : 00 K/Pdt.Sus-LH/tahun
4. Peninjauan Kembali : 00 PK/Pdt.Sus-LH/tahun

49
Ketentuan format penomoran khusus perkara
lingkungan hidup yang diatur dalam Pasal 10 SK KMA
037/KMA/SK/III/2015
C. Perkara Tata Usaha Negara
1. Tingkat Pertama : 00/G/LH/tahun/inisial
pengadilan tata usaha negara
2. Tingkat Banding : 00/B/LH/tahun/inisial
pengadilan tinggi tata usaha negara
3. Tingkat Kasasi : 00 K/TUN/LH/tahun
4. Peninjauan Kembali : 00 PK/TUN/LH/tahun

50
Bagian
Ketiga
SEPUTAR
PEMBARUAN
TEKNIS YUDISIAL
PENYEMPURNAAN ATURAN TATA CARA
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA
Mahkamah Agung telah menerbitkan Perma Nomor 4 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun
2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 942). Beberapa
ketentuan baru terkait penyelesaian gugatan sederhana yang diatur
dalam Perma tersebut adalah sebagai berikut:
• Nilai maksimal gugatan materiil ditingkatkan dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) menjadi
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
• Pengajuan gugatan sederhana dapat dilakukan melalui layanan
administrasi dan persidangan elektronik.
• Penggugat yang berdomisili hukum di luar yurisdiksi pengadilan
yang mewilayahi tempat kediaman Tergugat dapat mengajukan
gugatan sederhana sepanjang menunjuk kuasa hukum, kuasa
insidentil, atau wakil yang beralamat di domisili hukum Tergugat.
• Tergugat dapat mengajukan verzet atas gugatan sederhana yang
diputus dengan verstek dalam tenggang waktu 7 hari setelah
pemberitahuan putusan.
• Dalam proses pemeriksaan perkara gugatan sederhana, dapat
diletakkan sita jaminan terhadap benda milik Tergugat dan/atau
milik Penggugat yang ada dalam penguasaan Tergugat.
• Upaya hukum terhadap putusan gugatan sederhana adalah
mengajukan keberatan kepada Ketua Pengadilan. Pemeriksaan
keberatan ini akan diperiksa oleh Hakim Majelis di pengadilan yang
bersangkutan. Upaya hukum keberatan juga dapat diajukan atas
putusan verstek.

52
PEDOMAN MENGADILI PERMOHONAN
DISPENSASI KAWIN

Mahkamah Agung menetapkan beberapa ketentuan baru dalam


pemeriksaan dispensasi kawin yang berorientasi pada
pertimbangan filosofis perubahan Undang-Undang Perkawinan.
Dengan lahirnya Perma 5 Tahun 2019, prosedur pemeriksaan
perkara dispensasi kawin diperlakukan sebagai perkara khusus
sehingga prosedur acaranya berbeda dari pemeriksaan dispensasi
kawin sebelumnya, seperti terurai dari beberapa ketentuan sebagai
berikut:
◦ Hakim yang mengadili perkara dispensasi kawin diprioritaskan
kepada Hakim Anak, hakim yang telah mengikuti pelatihan atau
bimbingan teknis tentang perempuan berhadapan dengan
hukum, hakim yang telah bersertifikat sistem peradilan pidana
anak, atau hakim yang berpengalaman mengadili permohonan
dispensasi kawin;
◦ Hakim dan Panitera Pengganti yang memeriksa anak tidak
menggunakan atribut persidangan;
◦ Hakim yang tidak mendengar keterangan anak, calon
suami/isteri, orang tua/wali anak, dan orang tua/wali calon
suami/isteri mengakibatkan penetapan batal demi hukum;
◦ Hakim dapat meminta rekomendasi dari psikolog,
dokter/bidan, pekerja sosial/profesional, Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia/Daerah (KPAI/KPAD);
◦ Menghadirkan penerjemah/orang yang biasa berkomunikasi
dengan anak (dalam hal dibutuhkan).

53
PENGATURAN KEMBALI KEWENANGAN
MENGADILI PERBUATAN MELANGGAR
HUKUM OLEH BADAN DAN/ATAU
PEJABAT PEMERINTAH

Sengketa perbuatan melanggar hukum, termasuk yang dilakukan


oleh badan dan/atau pejabat pemerintah (onrechtmatige
overheidsdaad), berdasarkan praktik peradilan merupakan
kompetensi absolut pengadilan negeri. Namun setelah berlakunya
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, kewenangan tersebut mulai dipersoalkan.
Penjelasan Umum Undang-Undang Administrasi Pemerintahan
alinea ke 5 menyebutkan bahwa warga masyarakat dapat
mengajukan gugatan terhadap keputusan dan/atau tindakan
badan, dan/atau pejabat administrasi pemerintahan. Perbuatan
melawan hukum oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan
termasuk dalam kategori tindakan pemerintahan sehingga
onrechtmatige overheidsdaad merupakan kewenangan peradilan
tata usaha negara berdasarkan paradigma Undang-Undang
Administrasi Pemerintahan. Namun demikian, ketentuan
peralihan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tidak secara
tegas menyebutkan kewenangan mengadili perkara
onrechtmatige overheidsdaad beralih dari peradilan umum ke
peradilan tata usaha negara. Ketentuan peralihan hanya
mengatur beralihnya kewenangan mengadili sengketa tindakan
pemerintahan dari peradilan umum ke peradilan tata usaha
negara. Undang-Undang Administrasi Pemerintahan juga tidak
mengatur hukum acara penyelesaian sengketa tindakan
pemerintahan tersebut.

54
Berdasarkan keadaan tersebut, Mahkamah Agung
menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelesaian
Tindakan Pemerintahan dan Kewenangan Mengadili
Perbuatan Melanggar Hukum oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang diundangkan pada
tanggal 20 Agustus 2019 dan dimuat dalam Berita
Negara Tahun 2019 Nomor 940. Perma ini pada
pokoknya mengatur kewenangan pengadilan tata
usaha negara untuk mengadili perkara
onrechtmatige overheidsdaad dan memberikan
pedoman mengadili sengketa tindakan
pemerintahan.

55
Bagian
Keempat
PROSEDUR BARU
PENGIRIMAN
BERKAS UPAYA
HUKUM KE
MAHKAMAH AGUNG
PENGALIHAN SELURUH PROSES
PENANGANAN PERKARA DI BAWAH
KEPANITERAAN MAHKAMAH AGUNG

Ketua Mahkamah Agung telah menerbitkan Surat


Keputusan Nomor 243/KMA/SK/XI/2019 tanggal 27
November 2019 tentang Pelimpahan Wewenang
Penerimaan dan Penelaahan Berkas Perkara Kasasi,
Peninjauan Kembali, Grasi dan Hak Uji Materiil kepada
Kepaniteraan Mahkamah Agung. Surat Keputusan ini
berlaku mulai tanggal 1 Januari 2020.
Berdasarkan surat keputusan tersebut, Kepaniteraan
Mahkamah Agung menerima limpahan dua
kewenangan proses penanganan perkara.
Pertama, kewenangan penerimaan berkas perkara
yang semula berada di Biro Umum Badan Urusan
Administrasi Mahkamah Agung dilimpahkan kepada
Bagian Tata Usaha pada Sekretariat Kepaniteraan
Mahkamah Agung.
Kedua, kewenangan penelaahan kelengkapan berkas
perkara yang semula berada di Direktorat Pranata
dan Tatalaksana Perkara pada 3 (tiga) Direktorat
Jenderal Badan Peradilan dialihkan kepada
Kepaniteraan Muda Perkara Mahkamah Agung.

57
PROSEDUR BARU
PENGIRIMAN BERKAS
UPAYA HUKUM KE
MAHKAMAH AGUNG
Bahwa terhitung mulai tanggal 3 Februari 2020
pengiriman berkas upaya hukum dari pengadilan ke
Mahkamah Agung yang semula ditujukkan kepada
Ketua Mahkamah Agung c.q Direktur Pranata dan
Tatalaksana Perkara, berubah menjadi ditujukan
kepada: Panitera Mahkamah Agung RI PO BOX
212 Jakarta Pusat 10000
Bahwa penggunaan alamat PO BOX sebagaimana
dimaksud pada angka 1, selain untuk pengiriman
berkas upaya hukum juga digunakan untuk
pengiriman dokumen lain sepanjang berkaitan
dengan proses upaya hukum di Mahkamah Agung,
antara lain: laporan adanya kasasi untuk perkara
pidana yang terdakwanya ditahan, permohonan
perbaikan redaksional putusan (renvoi), tambahan
memori/kontra memori, pengiriman penetapan
perkara tidak memenuhi syarat formal (SEMA 8
Tahun 2011) dan pencabutan permohonan upaya
hukum.

58
PENGGUNAAN STIKER WARNA
PEMBEDA JENIS PERKARA
Bahwa untuk efektifitas penanganan berkas upaya
hukum ke Mahkamah Agung, dengan ini kami minta
saudara memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Pengiriman dokumen hanya diperkenankan
menggunakan jasa PT. Pos Indonesia;
 Satu amplop berkas hanya berisi satu nomor
perkara dengan satu surat pengantar dan satu
barcode yang diproduksi oleh aplikasi Direktori
Putusan/SIPP;
 Untuk mempermudah identifikasi visual berkas
perkara berdasarkan jenis perkara (panmud
perkara), pada amplop berkas diberikan tanda
pembeda berupa stiker warna, kode panmud dan
barcode, sebagai berikut:

59
Kode Asal Kode
N Panmu Pengadil Jenis Perkara Warn Keter
o
d an a
1 Pidana Pengadilan Negeri Kasasi, Peninjauan Kembali, #E30810
dan Grasi perkara pidana MERAH TERANG
yang diatur dalam KUHP

2 Pidana Pengadilan Negeri Kasasi, Peninjauan Kembali, #555454


Khusus dan Grasi perkara pidana ABU-ABU
yang diatur di luar KUHP,
diantaranya Narkotika,
Perlindungan Anak, Tipikor,
Kehutanan, dll.
3 Perdata Pengadilan Negeri Kasasi/ Peninjauan Kembali #F9D404
perkara perdata KUNING

4 Perdata Pengadilan Negeri Kasasi/ Peninjauan Kembali #9404F9


Khusus perkara PHI, UNGU
Kepailitan/PKPU, BPSK,
Parpol, Keterbukaan
Informasi Publik, HKI,
Arbitrase, KPPU
5 Perdata Pengadilan Agama Kasasi/Peninjauan Kembali #09DF40
Agama dan Mahkamah perkara perdata agama dan HIJAU MUDA
Syar’iyah perkara jinayat dari
Mahkamah Syar’iyah
6 Pidana DILMIL/DILMILTI Kasasi, Peninjauan Kembali, #0E7E2B
Militer sebagai pengadilan dan Grasi atas tindak pidana HIJAU TUA
tingkat pertama yang menjadi kewenangan
lingkungan peradilan militer
7 Tata  PTUN/PTTUN  Kasasi, peninjauan #0769ED
Usaha sebagai kembali, perkara yang BIRU
Negara pengadilan menjadi kewenangan
tingkat TUN
pertama  Perkara PK dari
pengadilan pajak
 Perkara HUM yang
 Pengadilan diajukan melalui
Pajak pengadilan tingkat
pertama

60
KODE WARNA AMPLOP
PENGADILAN NEGERI
PERKARA PIDANA

61
KODE WARNA AMPLOP
PENGADILAN NEGERI
PERKARA PERDATA

62
KODE WARNA AMPLOP
PENGADILAN
AGAMA/MAHKAMAH SYAR’IYAH

63
KODE WARNA AMPLOP
PENGADILAN MILITER
SYAR’IYAH

64
KODE WARNA AMPLOP
PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA

65
STANDARISASI KLASIFIKASI
PERKARA PIDANA DAN PIDANA
KHUSUS PADA MAHKAMAH AGUNG
 Perkara pidana adalah perkara yang berkaitan
dengan tindak pidana yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

 Perkara pidana khusus adalah perkara yang


berkaitan dengan tindak pidana yang diatur
dalam Undang-Undang tersendiri di luar Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), antara
lain Tindak Pidana Korupsi, Tindak Pidana
Pencucian Uang, Lingkungan Hidup, Kehutanan,
Narkotika, dll.

 Dikecualikan dari pengklasifikasian tersebut


apabila terdakwanya anak, meskipun didakwa
dengan KUHP, perkaranya diklasifikasikan
sebagai perkara pidana khusus;

66
 Apabila Terdakwa didakwa bukan dengan
dakwaan tunggal tetapi dengan dakwaan
subsidaritas/dakwaan alternatif/dakwaan
kumulatif, atau dakwaan kombinasi) dimana
salah satu dakwaannya menggunakan Pasal
dalam KUHP sedangkan dakwaan lainnya
menggunakan Pasal Undang-Undang di luar
KUHP, maka untuk menentukan klasifikasi
perkara dan kode warna berkas didasarkan
pada Dakwaan yang terbukti. Apabila yang
terbukti dakwaan dalam KUHP maka perkara
tersebut diklasifikasikan sebagai perkara
Pidana Umum dengan kode warna stiker
merah. Sebaliknya jika yang terbukti adalah
dakwaan di luar KUHP, maka perkara tersebut
diklasifikasikan sebagai perkara Pidana
Khusus dengan kode warna stiker abu-abu.
 Apabila dakwaan sebagaimana pada huruf
(d) tidak terbukti, maka untuk menentukan
klasifikasi perkara merujuk pada dakwaan
primer/dakwaan pertama.

67
Bahwa penentuan klasifikasi perkara pidana umum
dan pidana khusus sebagaimana disebutkan pada
angka 2 di atas agar dipedomani juga berkaitan
dengan penyampaian laporan kasasi perkara yang
terdakwanya ditahan. Perkara pidana umum
ditujukan kepada Panitera Muda Pidana Umum
sedangkan perkara pidana khusus ditujukan kepada
Panitera Muda Pidana Khusus.
Bahwa untuk efektifitas dan percepatan
penyampaian laporan kasasi perkara yang
terdakwanya ditahan, agar disampaikan
menggunakan sarana teknologi informasi dan
komunikasi, sebagai berikut:
a.Alamat surat elektronik Kepaniteraan Muda
Pidana Khusus: “panmud.pidsus@gmail.com”
b.Alamat surat elektronik Kepaniteraan Muda
Pidana Umum: “
panmud.pidana.umum@gmail.com”.
c.Aplikasi Komunikasi Direktori Putusan, pada
menu “Pertama” sub menu “Perpanjangan
Penahanan”.

68
PETUNJUK PENGIRIMAN BERKAS
PADA SAAT KONDISI DARURAT
1. Bahwa apabila karena keadaan darurat (misalnya situasi
pandemic COVID-19) berkas perkara kasasi/peninjauan
kembali atau dokumen terkait perkara lainnya yang ditujukan
kepada Mahkamah Agung tidak bisa dikirim sesuai
prosedur yang diatur dalam Surat Panitera Mahkamah Agung
Nomor 352/PAN/OT.01.3/2/2020 tanggal 13 Februari 2020
khususnya dalam ketentuan angka 2 huruf (a), maka
pengiriman berkas perkara atau dokumen lainnya yang terkait
perkara dapat menggunakan jasa pengiriman selain PT. Pos
Indonesia yang bersedia memberikan layanan.
2. Bahwa pengiriman dokumen yang menggunakan jasa
pengiriman selain PT Pos Indonesia tidak dikirim ke alamat
“Panitera Mahkamah Agung RI PO BOX 212 Jakarta Pusat
10000”, akan tetapi dikirim ke “Panitera Mahkamah Agung RI,
Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 9-13 Jakarta Pusat”.
3. Bahwa untuk memudahkan identifikasi dokumen agar dalam
sampul amplop diberi keterangan “Berkas Perkara
Kasasi/Peninjauan Kembali”.
4. Bahwa apabila di suatu tempat tidak ada satupun penyedia jasa
pengiriman dokumen yang beroperasi, maka hal tersebut agar
dilaporkan secara elektronik kepada kepaniteraan Mahkamah
Agung melalui email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id cc
kepaniteraan.mari@gmail.com.

69
Bagian
PROSEDUR &
Kelima
PERMASALAHAN
PENYAMPAIAN
RELAAS
PANGGILAN
/PEMBERITAHUAN
BAGI PIHAK
BERPERKARA YANG
BERADA DI LUAR
NEGERI
Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
terkait Pemanggilan Pihak
Berperkara

Pihak Berperkara berada Pihak Berperkara berada Pihak Berperkara berada


dalam Wilayah Hukum di Luar Wilayah Hukum di Luar Wilayah Hukum
Pengadilan yang Pengadilan yang Republik Indonesia (Luar
Memeriksa Perkara Memeriksa Perkara Negeri)

71
PEMANGGILAN PIHAK BERPERKARA
(BERADA DALAM WILAYAH HUKUM
PENGADILAN YANG MEMERIKSA PERKARA)

Pasal 121 ayat (1) HIR/Pasal 145 RBg


Setelah gugatan atau catatan gugatan yang diajukan itu oleh
Panitera didaftar dalam register yang disediakan untuk itu, maka
ketua itu akan menentukan hari dan jam perkara itu akan diperiksa
di muka pengadilan negeri, dan memerintahkan pemanggilan kedua
belah pihak, supaya hadir pada yang ditentukan itu disertai oleh
saksi-saksi yang mereka kehendaki untuk diperiksa, dengan
membawa segala surat keterangan yang hendak dipergunakan.
Pasal 122 HIR/Pasal 146 RBg
Dalam menentukan hari persidangan, ketua hendaklah mengingat
jauhnya tempat diam atau tempat tinggal kedua belah pihak dari
tempat pengadilan negeri bersidang, dan waktu antara hari
pemanggilan kedua belah pihak dan hari persidangan lamanya tidak
boleh kurang dari tiga hari kerja, kecuali jika perkara itu perlu
benar lekas diperiksa dan hal itu disebutkan dalam surat perintah
itu.
Pasal 390 HIR
Tiap-tiap surat juru sita, kecuali yang disebut di bawah ini, harus
disampaikan kepada orang yang bersangkutan sendiri di tempat
diam atau tempat tinggalnya, dan jika tidak bertemu dengan orang
itu di situ, kepada kepala desanya atau beknya, yang wajib dengan
segera memberitahukan surat juru sita itu kepada orang itu sendiri,
tetapi hal itu tak perlu dinyatakan dalam hukum.

72
KETENTUAN
PEMANGGILAN PIHAK BERPERKARA
(BERADA DI LUAR WILAYAH HUKUM
PENGADILAN YANG MEMERIKSA PERKARA)

Pasal 5 Reglemen Acara Perdata (Reglement op de


Rechtsvordering)
Jika tergugat tinggal di luar wilayah kekuasaan hakim
yang menerima gugatan atau segera dalam hal seperti
diuraikan di atas atau atas pilihan penggugat atau atas
permohonan pengacaranya dengan surat kepada hakim
di tempat tinggal tergugat yang kemudian akan
memberitahukan dengan perantaraan jurusita yang
ditunjuknya, jika tergugat bertempat tinggal di dalam
keresidenan tempat akan diadakan sidang majelis, dan
jika tidak tinggal disitu ia akan mengirim surat kepada
asisten residen yang mempunyai wilayah tempat tinggal
tergugat.
SEMA Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penanganan
Bantuan Panggilan/Pemberitahuan

73
PEMANGGILAN PIHAK BERPERKARA
(BERADA DI LUAR WILAYAH HUKUM
NEGARA REPUBLIK INDONESIA)

Pasal 100 Reglemen Acara Perdata


(Reglement op de Rechtsvordering)
Seorang asing bukan penduduk, bahkan tidak
berdiam di Indonesia, dapat digugat di
hadapan hakim Indonesia untuk perikatan
yang dilakukan di Indonesia atau dimana
saja dengan warga negara Indonesia.
Pasal 20 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor
9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974
“Dalam hal tergugat bertempat kediaman di
luar negeri, gugatan perceraian diajukan
kepada Pengadilan di tempat kediaman
penggugat. Ketua Pengadilan menyampaikan
permohonan tersebut kepada tergugat
melalui Perwakilan Republik Indonesia
setempat.

74
BELUM MENDAPAT PENGATURAN !!!

• Kepada siapa dokumen disampaikan


• Bagaimana format penyampaian panggilan/pemberitahuan
• Berapa lama waktu yang dibutuhkan
• Berapa biaya yang dibutuhkan
• Siapa yang menanggung biaya?

Pasal 66 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
(1)Dalam hal salah satu pihak berkedudukan
atau berada di luar wilayah Republik Indonesia,
Ketua Pengadilan yang bersangkutan
melakukan pemanggilan dengan cara
meneruskan surat penetapan hari sidang
beserta salinan gugatan tersebut kepada
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.
(2)Departemen Luar Negeri segera
menyampaikan surat penetapan hari sidang
beserta salinan gugatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri dalam
wilayah tempat yang bersangkutan
berkedudukan atau berada.
(3)Petugas Perwakilan Republik Indonesia dalam
jangka waktu tujuh hari sejak dilakukan
pemanggilan tersebut, wajib memberi laporan
kepada Pengadilan yang bersangkutan.

75
LANDASAN HUKUM
PENYAMPAIAN BANTUAN TEKNIS HUKUM
(JUDICIAL ASSISTANCE) ANTAR
PENGADILAN LINTAS YURISDIKSI NEGARA

1 Azas Hukum dalam Hubungan Internasional

“par in parem non habet imperium”

sebuah negara berdaulat


tidak dapat menggunakan
yurisdiksi atas negara
berdaulat lainnya

76
2 Konvensi Internasional tentang Penyampaian
Bantuan Teknis Hukum (judicial assistance)

Bagi negara yang menjadi


Hague Convention
Abolishing the pihak atau yang telah
Requirement of mengaksesi konvensi tersebut,
Legalisation for foreign dapat menyampaikan
Public Documents (1961) permohonan bantuan hukum
Hague Service Convention (legal assistance) secara
(1965); dan langsung dari pengadilan satu
Hague Evidence negara ke pengadilan negara
Convention (1970) yang lain melalui central
authority (CA) yang ditunjuk
oleh masing-masing negara,
(tanpa melalui protokol
diplomatik).

Indonesia bukan negara pihak dan


juga belum melakukan aksesi
terhadap tiga konvensi tersebut,
sehingga mekanisme ini TIDAK BISA
DILAKUKAN

77
Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler
(Consular Relations and Optional Protocols ( 24
3 April 1963), yang telah diratifikasi oleh Indonesia
melalu Undang-Undang No. 1 tahun 1982.

Menurut Pasal 5 huruf (j) Indonesia sebagai negara yang


Konvensi Wina 1963 tidak menjadi pihak dalam
Hague Convention , untuk
tersebut, aktivitas menyampaikan dokumen
meneruskan dokumen pengadilan kepada pihak yang
pengadilan dari satu berada di luar negeri merujuk
pada Konvensi Wina, yaitu
negara ke negara lain menggunakan jalur
adalah salah satu dari Konsuler/Diplomatik
tugas konsuler. (Kementerian Luar Negeri)

“(j) transmitting judicial and extrajudicial


documents or executing letters rogatory or
commissions to take evidence for the courts
of the sending State in accordance with
international agreements in force or, in the
absence of such international agreements, in
any other manner compatible with the laws
and regulations of the receiving State”;

78
Perjanjian Bilateral untuk penanganan
4 bantuan hukum timbal balik dalam perkara
perdata

Indonesia dan Thailand telah


memiliki Perjanjian Kerjasama
Yudisial (Agreement on Judicial co-
Operation) yang ditandatangani
pada tanggal 3 Maret 1978.
Telah disahkan dengan Keppres
Nomor 6 Tahun 1978 tentang
PENGESAHAN PERSETUJUAN
KERJASAMA DI BIDANG
PERADILAN ANTARA REPUBLIK
INDONESIA DAN KERAJAAN
THAILAND", YANG TELAH
DITANDATANGANI DI BANGKOK
OLEH DELEGASI PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA DAN
DELEGASI PEMERINTAH
KERAJAAN THAILAND, PADA
TANGGAL 8 MARET 1978,

79
Beberapa Aturan dan Peraturan Perundang-
5 Undangan Republik Indonesia
• Pasal 20 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974
“Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri,
gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan di tempat
kediaman penggugat. Ketua Pengadilan menyampaikan
permohonan tersebut kepada tergugat melalui Perwakilan
Republik Indonesia setempat.
• Pasal 66 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara
(1)Dalam hal salah satu pihak berkedudukan atau berada di
luar wilayah Republik Indonesia, Ketua Pengadilan yang
bersangkutan melakukan pemanggilan dengan cara
meneruskan surat penetapan hari sidang beserta salinan
gugatan tersebut kepada Departemen Luar Negeri Republik
Indonesia.
(2)Departemen Luar Negeri segera menyampaikan surat
penetapan hari sidang beserta salinan gugatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri dalam wilayah tempat yang
bersangkutan berkedudukan atau berada.
(3)Petugas Perwakilan Republik Indonesia dalam jangka waktu
tujuh hari sejak dilakukan pemanggilan tersebut, wajib
memberi laporan kepada Pengadilan yang bersangkutan.

80
Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama
antara Mahkamah Agung dan Kementerian Luar
6 Negeri terkait Penanganan Permintaan Bantuan
Teknis Hukum dalam Masalah Perdata

No Jenis Dokumen Perihal Nomor


1 Nota Penanganan Permintaan 01/NK/MA/2/2018 -
Kesepahaman Bantuan Teknis Hukum dalam PRJ/HI/102/02/2018/01
MA dan Kemlu Masalah Perdata tanggal 20 Februari 2018
2 Perjanjian Mekanisme Pengiriman Surat 03/PK/MA/2/2018 -
Kerjasama Rogatori dan Penyampaian PRJ/HI/103/02/2018/01
Antara MA dan Dokumen Peradilan dalam tanggal 20 Februari 2018
Kemlu Masalah Perdata
3 Perjanjian Standardisasi Surat Rogatori 04/PK/MA/2/2018 -
Kerjasama dan Surat Penyampaian PRJ/HI/104/02/2018/01
antara MA dan Dokumen Peradilan dalam tanggal 20 Februari 2018
Kemlu Masalah Perdata
4 Perjanjian Standardisasi Bukti PRJ/HI/
Kerjasama Penerimaan Dokumen 00411/02/2019/55/08 –
antara MA dan Peradilan dalam Masalah Nomor
Kemlu Perdata 443/HM.01.1/2/2019
tanggal 20 Februari 2019

5 Perjanjian Pengiriman Surat Rogatori PRJ/HI/


Kerjasama dan Penyampaian Dokumen 00410/02/2019/55/08 –
antara MA dan Peradilan dalam Masalah Nomor
Kemlu Perdata dari Pengadilan Asing 442/HM.01.1/2/2019
tanggal 20 Februari 2019

6 Perjanjian Prosedur Operasional Standar


Kerjasama Penanganan Permintaan PRJ/HI/00410/02/2019/
antara MA dan Bantuan Teknis Hukum 55/08 – Nomor
Kemlu dalam Masalah Perdata 442/HM.01.1/2/2019
tanggal 20 Februari 2019

81
Petunjuk Teknis Yang Dikeluarkan oleh
7 Panitera Mahkamah Agung

• Surat Panitera Mahkamah Agung


Nomor 1747/PAN/HK.01/8/2018
tanggal 8 Agustus 2018 tentang
Prosedur Penyampaian Surat
Rogatori dan Surat Bantuan
Penyampaian Dokumen Pengadilan
dalam Masalah Perdata bagi Pihak
Berperkara di Luar Negeri
• https://kepaniteraan.mahkamahag
ung.go.id/images/peraturan/edara
n_rogatori2.pdf

• Surat Panitera Mahkamah Agung


Nomor 1132/PAN/HK.01/4/2019
tanggal 24 April 2019 tentang
Prosedur Penanganan Bantuan
Penyampaian Dokumen Pengadilan
dalam Masalah Perdata dari
Pengadilan Asing
• https://kepaniteraan.mahkamahag
ung.go.id/images/pengumuman/11
32_PAN_2019.pdf
• https://kepaniteraan.mahkamahag
ung.go.id/images/pengumuman/11
32_Lampiran_1.pdf 82
• Penyampaian Bantuan Teknis Hukum
(judicial assistance) dari Pengadilan
Indonesia harus menggunakan jalur
Diplomatik
• Mekanisme penyampaian Dokumen
Pengadilan Indonesia ke Luar Negeri harus
mengikuti prosedur yang telah disepakati
dalam Nota Kesepahaman dan Perjanjian
Kerja Sama antara Kementerian Luar Negeri
dan Mahkamah Agung

83
KETENTUAN UMUM PENYAMPAIAN BANTUAN TEKNIS
HUKUM (JUDICIAL ASSISTANCE) KEPADA PIHAK DI
LUAR NEGERI BERDASARKAN NOTA KESEPAHAMAN
MA-KEMLU

84
Dua Bentuk Penyampaian Bantuan Teknis Hukum
(judicial assistance) antar Pengadilan Lintas Yurisdiksi
Negara yang diatur dalam MoU MA –KEMLU Tahun 2018

• surat permintaan dari negara lain untuk


mendapatkan bantuan teknis hukum di
bidang keperdataan mengenai, namun

Surat tidak terbatas pada bantuan mencari


atau mengidentifikasi orang, mencari
atau mengidentifikasi aset-aset atau
Rogatori properti, memperoleh keterangan saksi,
memperoleh dokumen atau alat bukti
lainnya, dan pelaksanaan proses
keperdataan

bantuan untuk menyampaikan


dokumen termasuk namun tidak
Penyampaian terbatas pada gugatan perdata, surat
panggilan sidang perkara perdata,
Dokumen surat pemeriksaan saksi, surat
Peradilan pernyataan upaya hukum, surat
pernyataan pemeriksaan berkas,
putusan atau penetapan pengadilan,
surat-surat, akta-akta, dan dokumen
keperdataan lainnya.

85
Mekanisme Penyampaian Bantuan Teknis Hukum
dalam Masalah Perdata dari Pengadilan Indonesia
ke Pengadilan Asing

86
Penyampaian Surat Rogatori dari Pengadilan
Indonesia ke Pengadilan Asing (Pasal 4 Nota
Kesepahaman MA-Kemlu Tahun 2018)

Pengadilan di Indonesia melalui


Mahkamah Agung menyampaikan surat
rogatori dalam masalah perdata kepada
Negara tujuan.

Surat rogatori sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan
yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan.

Mahkamah Agung melalui Kementerian


Luar Negeri menyampaikan surat rogatori
yang telah memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Pengadilan Asing.

Kementerian Luar Negeri melalui


Perwakilan RI di Luar Negeri meneruskan
surat rogatori sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) kepada otoritas berwenang
di Negara tujuan.

87
Penyampaian Dokumen dalam Masalah Perdata dari
Pengadilan Indonesia ke Pengadilan Asing (Pasal 5
Nota Kesepahaman MA-Kemlu Tahun 2018)

Pengadilan di Indonesia melalui Mahkamah


Agung mengajukan permintaan penyampaian
dokumen peradilan dalam masalah perdata
kepada Negara tujuan.

Permintaan penyampaian dokumen peradilan


dalam masalah perdata sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan yang
dipersyaratkan oleh Negara tujuan.

Mahkamah Agung meneruskan permintaan penyampaian


dokumen peradilan dalam masalah perdata yang telah
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Negara tujuan melalui Kementerian Luar Negeri yang
ditangani oleh:
• Direktorat Hukum dan Perjanjian Sosial Budaya, Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian
Internasional, dalam hal dokumen peradilan ditujukan kepada Warga Negara Asing atau Badan
Hukum Asing;
• Direktorat Konsuler/Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia
(PWNI dan BHI), Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, dalam hal dokumen peradilan ditujukan
kepada Warga Negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri.

Kementerian Luar Negeri melalui Perwakilan RI di Luar


Negeri meneruskan permintaan penyampaian dokumen
peradilan dalam masalah perdata sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) kepada otoritas berwenang atau
pihak lainnya sesuai dengan ketentuan hukum Negara
tujuan.

Perwakilan RI di Luar Negeri meneruskan


permintaan penyampaian dokumen peradilan
dalam masalah perdata sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) sesuai dengan ketentuan hukum
Negara tujuan.

88
Mekanisme Penyampaian Bantuan Teknis Hukum
dalam Masalah Perdata dari Pengadilan Asing ke
Pengadilan Indonesia

89
Penyampaian Surat Rogatori dari Pengadilan
Asing ke Pengadilan Indonesia (Pasal 6 Nota
Kesepahaman MA-Kemlu Tahun 2018)
1)Surat rogatori dalam masalah perdata dari Negara Asing harus
ditujukan kepada Mahkamah Agung dan disampaikan melalui
perwakilan diplomatiknya di Indonesia atau yang wilayah
rangkapannya meliputi Indonesia.

2)Surat rogatori dalam masalah perdata sebagaimana yang dimaksud


pada ayat (1) harus dilengkapi dengan:
a. Nama dan Alamat jelas dari otoritas Negara Asing yang
mengajukan permohonan;
b. Nama dan alamat pihak-pihak berperkara (penggugat dan
tergugat) atau wakilnya;
c. Ringkasan singkat perkara mengenai alasan dan tuntutan perkara
(fundamentum dan petitum);
d. Jenis bantuan teknis hukum yang diminta;
e. Nama dan alamat para saksi yang akan dihadirkan untuk
diperiksa;
f. Pertanyaan yang perlu disampaikan kepada para saksi atau
persoalan yang harus mereka jelaskan;
g. Dokumen atau barang yang perlu ditelaah;
h. Pemberitahuan kepada institusi yang tercantum nama, tanggal,
dan tempat pelaksanaan permohonan, serta nama dan alamat
institusi atau pejabat yang akan melaksanakannya;
i. Pajak dan biaya yang layak untuk dikembalikan;
j. Tanggal permohonan;
k. Tanda tangan dan stempel resmi otoritas berwenang di Negara
Asing.
90
3)Surat rogatori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta
dokumen terkait lainnya harus disertai terjemahan dalam
Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain berdasarkan
perjanjian bantuan hukum timbal balik dalam masalah
perdata dengan Negara Asing tersebut.

4)Perwakilan diplomatik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meneruskan surat rogatori kepada Kementerian Luar Negeri
c.q. Direktorat Hukum dan Perjanjian Sosial Budaya,
Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional.
5)Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Hukum dan
Perjanjian Sosial Budaya, Direktorat Jenderal Hukum dan
Perjanjian Internasional meneruskan surat rogatori
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Mahkamah
Agung untuk ditindaklanjuti.
6)Mahkamah Agung mengirimkan kepada Kementerian Luar
Negeri bukti tanda terima surat rogatori untuk diteruskan
kepada perwakilan diplomatik dari Negara Asing tersebut.
7)Mahkamah Agung menindaklanjuti penanganan surat
rogatori dengan meneruskannya kepada Pengadilan yang
berwenang di Indonesia.
8)Mahkamah Agung menyampaikan kepada Kementerian Luar
Negeri hasil tindak lanjut penanganan surat rogatori dalam
bentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk diteruskan
kepada perwakilan diplomatik dari Negara Asing tersebut.

91
Penyampaian Dokumen dalam Masalah
Perdata dari Pengadilan Asing ke Pengadilan
Indonesia (Pasal 7 Nota Kesepahaman MA-
Kemlu Tahun 2018)

1)Permintaan penyampaian dokumen peradilan


masalah perdata dari Negara Asing disampaikan
kepada Kementerian Luar Negeri melalui
perwakilan diplomatiknya di Indonesia atau yang
wilayah rangkapannya meliputi Indonesia.
2)Permintaan penyampaian dokumen peradilan dalam
masalah perdata sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) harus dilengkapi dengan:
a. Nama Pihak yang dituju;
b.Alamat jelas pihak-pihak berperkara (penggugat
dan tergugat) atau wakilnya;
c. Nama dan Alamat saksi yang dimintakan (saksi
ahli maupun saksi pihak).

92
3)Permintaan penyampaian dokumen peradilan
masalah perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
beserta dokumen terkait lainnya harus disertai
terjemahan dalam Bahasa Indonesia, kecuali
ditentukan lain berdasarkan perjanjian bantuan
hukum timbal balik dalam masalah perdata dengan
Negara Asing tersebut.
4)Kementerian Luar Negeri menyampaikan permintaan
penyampaian dokumen peradilan dalam masalah
perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Mahkamah Agung untuk ditindaklanjuti.
5)Mahkamah Agung mengirimkan bukti tanda terima
penyampaian dokumen peradilan dalam masalah
perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Kementerian Luar Negeri untuk diteruskan kepada
perwakilan diplomatik dari Negara peminta.

93
Ketentuan Pembiayaan dan Standardisasi
Dokumen

Ketentuan pembiayaan penyampaian dokumen dan


surat rogatori dari pengadilan Indonesia ke pengadilan
asing maupun sebaliknya diatur dalam Pasal 8 Nota
Kesepahaman, sebagai berikut:
(1)Pembiayaan penanganan surat rogatori dan
penyampaian dokumen peradilan dalam masalah
perdata menerapkan prinsip hukum acara perdata.
(2)Prinsip hukum acara perdata sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah biaya berperkara dalam
masalah perdata dibebankan kepada para pihak yang
berperkara.
Mahkamah Agung dan Kemlu juga menyepakati
disusunnya standar dokumen surat pengantar
penyampaian bantuan teknis hukum dalam masalah
perdata yang diatur lebih lanjut dalam Perjanjian
Kerjasama. (Pasal 12 Nota Kesepahaman)

94
Perbandingan Formalitas
Nota Kesepahaman MA – Kemlu
Tahun 2013 dan 2018

2013 2018
• ditandatangani oleh • ditandatangani oleh Ketua
Panitera Mahkamah Agung Mahkamah Agung dan
dan Dirjen Hukum dan Menteri Luar Negeri
Perjanjian Internasional • Dokumen Nota
Kemenlu RI. Kesepahaman tersebut
• Dokumen Nota diberi nama “Nota
Kesepahaman tersebut Kepahaman tentang
diberi nama :“ Nota Penanganan Permintaan
Kepahaman tentang Bantuan Teknis Hukum
Penanganan Surat dalam Masalah Perdata”
Rogatori dan Permintaan • Selain Nota Kesepahaman,
Bantuan Penyampaian kedua Pimpinan Lembaga
Dokumen Dalam Masalah tersebut juga
Perdata dari Pengadilan menandatangani 3 (tiga)
Negara Asing kepada Perjanjian Kerja Sama dan
Pengadilan di Indonesia 1(satu) Surat Keputusan
dan dari Pengadilan Bersama.
Indonesia ke Pengadilan
Negara Asing”

95
Perbedaan Prosedur dalam Nota Kesepahaman
2013 - 2018

Nota Kesepahaman
No Perihal Nota Kesepahaman 2018
2013
1 Mekanisme Surat ditujukan kepada Surat ditujukan kepada
Pengiriman Surat Kementerian Luar Panitera Mahkamah Agung
Negeri
2 Standar Dokumen Tidak diatur standar Permintaan bantuan teknis
dokumen hukum harus menggunakan
standar dokumen
3 Biaya - Pihak Berperkara - Pihak berperkara
Penyampaian hanya menanggung seluruh
Dokumen menanggung biaya penyampaian
biaya dokumen, meliputi:
penyampaian - Pengiriman dokumen
dokumen dari dari pengadilan ke
kantor pengadilan Jakarta (PP)
ke Kementerian - Pengiriman dokumen
Luar Negeri dari Jakarta ke Kantor
- Biaya pengiriman Perwakilan (PP)
dokumen dari - Pengiriman dokumen
Kementerian Luar dari kantor
Negeri ke luar Perwakilan ke alamat
negeri dibiayai pihak di luar negeri.
oleh anggaran
Kemlu

96
PETUNJUK TEKNIS PENYAMPAIAN BANTUAN TEKNIS
HUKUM (JUDICIAL ASSISTANCE)
DARI PENGADILAN INDONESIA KE PENGADILAN ASING

97
Surat Pengantar permintaan bantuan
teknis hukum ditujukan kepada Panitera
1 Mahkamah Agung RI (Pasal 5 ayat (1)
Nota Kesepahaman), dengan ketentuan:

1. Menjelaskan status kewarganegaraan pihak yang akan


dipanggil/diberitahukan;
2. Menyertakan bukti pembayaran biaya penyampaian dokumen
yang disetorkan melalui rekening virtual;
3. Alamat pihak yang dituju harus lengkap, untuk negara
tertentu (misalnya Saudi Arabia) harus memuat PO BOX dan
nomor telpon;
4. Surat Pengantar kepada Panitera Mahkamah Agung tidak
perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris/ Bahasa Asing
5. Alamat Pengiriman Surat ditujukan kepada Panitera
Mahkamah Agung dengan alamat sebagai berikut:

√ X
Kepada Kepada
Yth. Panitera Mahkamah Agung Yth. Panitera Mahkamah Agung
Republik Indonesia Republik Indonesia
PO BOX 913 JAKARTA PUSAT PO BOX 212 JAKARTA PUSAT
10000

6. Dalam sampul amplop ditulis nomor Perjanjian Kerjasama


antara Kepaniteraan Mahkamah Agung dengan PT. Pos
Indonesia sebagai berikut:

Nomor 1697/PAN/HM.01.1/7/2018
Nomor PKS.168/DIR-5/0718

98
Prosedur Pengiriman Surat

Surat ditujukan langsung kepada Panitera MA


melalui PO BOX 913 Jakarta Pusat
Pada Amplop Surat Ditulis Nomor PKS MA dan PT
Pos Indonesia
Pembayaran atas jasa layanan PT Pos dilakukan
oleh Kepaniteraan MA
Nomor 1697/PAN/HM.01.1/7/2018
PENGADILAN AGAMA BADUNG Nomor PKS.168/DIR-5/0718

Nomor :
W23.A4/784/HT.01.08/VI/2018
Kepada
Yth. Panitera Mahkamah Agung
Republik Indonesia
PO BOX 913 JAKARTA PUSAT

99
Permintaan penyampaian dokumen peradilan
dalam masalah perdata ke pengadilan asing
harus memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan
2 oleh Negara tujuan ( Pasal 5 ayat (2) Nota
Kesepahaman):

Penerjemahan dokumen, misalnya:


- Tiongkok mensyaratkan semua dokumen yang akan
disampaikan kepada pihak dilengkapi dengan dokumen
yang diterjemahkan kedalam Bahasa Mandarin
- Jepang mensyaratkan semua dokumen yang akan
disampaikan kepada pihak dilengkapi dengan dokumen
yang diterjemahkan kedalam Bahasa Jepang
- Republik Korea mensyaratkan semua dokumen yang akan
disampaikan kepada pihak dilengkapi dengan terjemahan
yang dilakukan oleh penerjemah tersumpah ke dalam
Bahasa Korea dan dilegalisasi di Kedutaan Korea Selatan di
Jakarta.
Penulisan Alamat
 Namibia dan Anggola mencantumkan alamat domisili
tertuju secara lengkap berikut dengan nomor telepon dan
alamat email pihak tertuju.
 Qatar mewajibka mencantumkan informasi nomor Kotak
Pos (PO Box), di Qatar tidak ada jasa layanan Pos Keliling
untuk mengantarkan dokumen/surat ke alamat tempat
tinggal
Jangka Waktu Alamat
Australia menyaratkan minimal waktu 4 bulan
CEK KETENTUAN NEGARA SETEMPAT
https://s.id/ketentuan_negara_asing
100
Permintaan penyampaian dokumen
peradilan dalam masalah perdata ke
3 pengadilan asing harus menggunakan Form
Standar ( Pasal 12 Nota Kesepahaman):

Gunakan Form Standar sesuai tujuan dan jenis dokumen


yang dikirimkan:
Form PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL PELAYANAN PENYAMPAIAN
DOKUMEN (REQUEST FOR INTERNATIONAL
JUDICIAL ASSISTANCE FOR SERVICE OF PROCESS)
digunakan untuk mengirimkan relas panggilan,
pemberitahuan isi putusan, penyampaian memori
kasasi dll.
Form PERMOHONAN BANTUAN ROGATORI
INTERNASIONAL (LETTER OF ROGATORY)
digunakan untuk menyampaian permohonan
melaksanakan mediasi, pemeriksaan asset, dll
Form standar untuk negara yang mensyaratkan
penggunakan Bahasa Inggris menggunakan Form
Standar berbahasa Inggris sedangkan untuk negara
yang menyaratkan Bahasa Lokal Negara yang
bersangkutan, maka form standar menggunakan
Bahasa Lokal, misalnya Jepang, Tiongkok, Korea, dll.

101
Form Standar Yang Digunakan Untuk Bantuan
Penyampaian Panggilan/Pemberitahuan

Form Standar dapat diunduh di link


sbb:
http://rogatori.kemlu.go.id/assets/pdf
/STANDAR%20SURAT%20PERMOHON
AN%20BANTUAN%20HUKUM%20LINT
AS%20NEGARA%20PENYAMPAIAN%20
DOKUMEN.doc

102
Form Standar Yang Digunakan Untuk
Mengirim Surat Rogatori

Form Standar dapat diunduh pada link sebagai berikut:


http://rogatori.kemlu.go.id/assets/pdf/STANDAR%20SURAT%20PERMOHONAN
%20BANTUAN%20HUKUM%20LINTAS%20NEGARA%20LAINNYA.doc

103
FORM PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL PELAYANAN PENYAMPAIAN
DOKUMEN UNTUK TIONGKOK, HONGKONG
DAN TAIWAN MENGGUNAKAN BAHASA
MANDARIN

104
FORM PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL PELAYANAN PENYAMPAIAN
DOKUMEN UNTUK JEPANG MENGGUNAKAN BAHASA
JEPANG

105
FORM PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL PELAYANAN
PENYAMPAIAN DOKUMEN UNTUK SAUDI
ARABIA MENGGUNAKAN BAHASA ARAB

106
Biaya penyampaian dokumen
peradilan dalam masalah perdata ke
pengadilan asing menjadi beban pihak
4 Penggugat (Pasal 8 ayat 2 Nota
Kesepahaman)
4. Pihak berperkara (Penggugat) menanggung seluruh
biaya penyampaian dokumen, meliputi:
-Pengiriman dokumen dari pengadilan ke MA (PP)
-Pengiriman dokumen dari MA pengadilan ke Kemlu
(PP)
-Pengiriman dokumen dari Jakarta ke Kantor
Perwakilan (PP)
-Pengiriman dokumen dari kantor Perwakilan ke
alamat pihak di luar negeri.
- Mahkamah Agung telah menyiapkan aplikasi untuk
menghitung biaya penyampaian dokumen yang dapat
diakses pada aplikasi Direktori Putusan
- Penyetoran biaya penyampaian dokumen dilakukan
melalui rekening virtual;
- Mahkamah Agung telah menyiapkan aplikasi untuk
membuat rekening virtual pada Direktori Putusan
Mahkamah Agung
- Pengadilan tidak perlu membayar biaya kirim dokumen
ke PT. Pos. Pembayaran dilakukan secara terpusat oleh
Kepaniteraan Mahkamah Agung

107
5 Memperhatikan Jangka Waktu
yang Cukup

5. Memperhatikan ketentuan jangka waktu yang


ditentukan oleh masing-masing negara
-Berdasarkan PKS antara Kepaniteraan MA dan
Kementerian Luar Negeri Nomor
PRJ/HI/00409/02/2019/55/08 – Nomor
441/PAN/HM.01.1/2/2019 tanggal 20 Februari
2019 tentang Prosedur Operasional Standar
Permintaan Bantuan Teknis Hukum dalam Masalah
Perdata – membutuhkan waktu 57 hari kerja (> 4
bulan)

108
PETUNJUK TEKNIS PENANGANAN BANTUAN TEKNIS
HUKUM (JUDICIAL ASSISTANCE)
DARI PENGADILAN ASING KE PENGADILAN
INDONESIA

109
Permasalahan
Masih ada pengadilan yang melaksanakan bantuan
pemanggilan dari Pengadilan Asing tetapi masih
menggunakan form relaas yang digunakan oleh
Pengadilan Indonesia, sehingga oleh Kemlu berkasnya
dikembalikan

Dasar Hukum
1.Perjanjian Kerjasama antara Kementerian
Luar Negeri dengan Mahkamah Agung
Nomor PRJ/HI/00411/02/2019/55/08 –
Nomor 443/HM.01.1/2/2019 tanggal 20
Februari 2019 tentang Standardisasi Bukti
Penerimaan Dokumen Peradilan dalam
Masalah Perdata; [
https://rogatori.kemlu.go.id/assets/pdf/PK
S_Standardisasi_Bukti_Penerimaan_Dokume
n.pdf
]

2.Surat Panitera Mahkamah Agung Nomor


1132/PAN/HK.01/4/2019 tanggal 24 April
2019 [
https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id
/images/pengumuman/1132_PAN_2019.pdf
]

110
Prosedur Penanganan Bantuan Penyampaian
Dokumen Pengadilan dalam Masalah
Perdata dari Pengadilan Asing

• Panitera MA meneruskan permintaan penyampaian


dokumen dari pengadilan asing kepada Pengadilan
Negeri/Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya
meliputi tempat kediaman pihak yang akan
diberitahukan;
• Ketua Pengadilan menugaskan Jurusita/Jurusita
Pengganti untuk melaksanakan permintaan bantuan
penyampaian dokumen pengadilan dalam masalah
perdata dari pengadilan asing,
• Jurusita/jurusita pengganti menyampaikan
panggilan/pemberitahuan sesuai ketentuan yang
berlaku;
• Relaas Panggilan/Pemberitahuan yang digunakan harus
menggunakan format tanda terima dokumen
sebagaimana Lampiran II Perjanjian Kerjasama antara
Kementerian Luar Negeri dengan Mahkamah Agung
Nomor PRJ/HI/00411/02/2019/55/08 – Nomor
443/HM.01.1/2/2019 tanggal 20 Februari 2019 tentang
Standardisasi Bukti Penerimaan Dokumen Peradilan
dalam Masalah Perdata;
Unduh Lampiran II
https://rogatori.kemlu.go.id/assets/pdf/FORMAT%20STANDAR%20
BUKTI%20PENERIMAAN%20PENYAMPAIAN%20DOKUMEN%20PER
ADILAN%20DARI%20PENGADILAN%20ASING.doc

111
Prosedur pengiriman relaas/bukti penyampaian
dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1
dilakukan menurut mekanisme pada angka 6 Surat
Panitera Mahkamah Agung Nomor
1747/PAN/HK.01/8/2018 tanggal 8 Agustus 2018.

Pembayaran atas jasa layanan PT Pos


dilakukan oleh Kepaniteraan MA

Pada Amplop Surat


Ditulis Nomor PKS MA
dan PT Pos Indonesia

112

Surat ditujukan
langsung kepada
Panitera MA melalui
PO BOX 913 Jakarta
Pusat
Prosedur Permintaan Penggantian Biaya
kepada Kepaniteraan MA

Permintaan penggantian biaya proses penyampaian


dokumen dari pengadilan asing oleh pengadilan Indonesia
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1)Surat penagihan penggantian biaya proses
penyampaian dokumen ditujukan kepada Panitera
Mahkamah Agung dengan mencantumkan informasi
sebagai berikut:
Nomor dan tanggal surat Panitera Mahkamah Agung
yang meminta bantuan penyampaian dokumen
pengadilan asing kepada pengadilan Indonesia;
Nama pengadilan asing, nomor perkara, dan nama
pihak berperkara yang menerima
panggilan/pemberitahuan;
Jumlah biaya yang ditagihkan dan nomor rekening
(menyebutkan nama pemilik dan Bank) untuk
menerima pembayaran.
Panitera Mahkamah Agung akan meneruskan surat
penagihan biaya penggantian tersebut kepada
Kementerian Luar Negeri untuk selanjutnya disampaikan
kepada pengadilan asing melalui Perwakilan
Diplomatiknya di Indonesia.

113
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENGADILAN KE
LUAR NEGERI
Buka Admin Direktori Putusan
(https://putusan.mahkamahagung.go.id/admin)

114
Pilih Menu “VA Rogatori”

115
Pilih Menu Cek Taksiran Biaya

116
Tentukan Kota Pengadilan dan Negara Tujuan,
misalnya Samarinda, Negara Tujuan “Australia”,
kemudian klik Hitung

117
Tampil Taksiran Biaya Pengiriman

118
Prosedur: Pembuatan Virtual Account untuk
Pembayaran Biaya Penyampaian Relaas ke Luar
Negara

Login ke Aplikasi Direktori Putusan


https://putusan.mahkamahagung.go.id/admin

119
Pilih icon VA Rogatori

120
Pilih Menu “Tambah”

121
Isi Form dengan data yang benar, kemudian klik
simpan

122
Lakukan Pembayaran melalui rekening
virtual pada bank dan channel pembayaran
yang dipilih

123
Print Out Notifikasi Pembayaran disertakan
dalam Surat Pengantar yang disampaikan
kepada Panitera MA

124
Alur Penanganan Surat Bantuan
Penyampaian Dokumen ke Luar Negeri

• Apabila dalam surat gugatan salah


satu pihak berada di luar negeri,
petugas meja 1 menaksir biaya
pemanggilan ke luar negeri
menggunakan aplikasi pada Direktori
Putusan
• Membuka website ROM untuk
mengatahui ketentuan negara
setempat
• Memberitahukan kewajiban Penggugat
menerjemahkan dokumen oleh
penerjemah tersumpah

125
• Majelis Hakim menentukan hari sidang dengan
memperhatikan ketentuan SOP Penanganan Bantuan
Teknis Hukum (PKS MA-KEMLU 2019) dan Ketentuan
Negara Setempat
• Memerintahkan Panitera/Jurusita untuk memanggil

126
Terjemahan
Dokumen dalam Surat
Bahasa Inggris Pengantar
- Surat Gugatan ditujukan
• Jurusita /Jurusita Pengganti membuat - Replik Kepada
form standar penyampaian dokuman ke - Kesimpulan
- Pemberitahua Panitera
luar negeri MA
• Menyiapkan lampiran dokumen yang n Isi Putusan
telah diterjemahkan oleh penerjemah
tersumpah
• Membuat surat pengantar ditujukan
kepada Panitera MA
• Membayar biaya penyampaian
dokumen menggunakan virtual account

127
• Tim Panitera MA meneliti
• Dokumen dikirimkan ke Panitera kelengkapan dokumen dan
Mahkamah Agung melalui PO BOX meneruskan kepada Kemlu
913 JAKARTA PUSAT • Jika tidak lengkap/tidak sesuai maka
• Pada amplop disertakan nomor PKS Dokumen dikembalikan ke pengadilan
MA dan PT POS Indonesia

4 5

128
• Kantor Perwakilan RI di Luar Negeri
• Kementerian Luar Negeri menyampaikan surat kepada pihak
Meneruskan Surat ke Perwakilan di sesuai ketentuan negara setempat
luar negeri • Kantor Perwakilan membuat Tanda
Bukti Penerimaan Dokumen (relaas)

6 7

129
• Perwakilan di luar negeri
menyampaikan dokumen relaas • Kementerian Luar Negeri
(Tanda Bukti) ke Kementerian Luar Meneruskan Surat ke Panitera
Negeri Mahkamah Agung
• Panitera MA meneruskan ke
pengadilan

8 9

130
• Pengadilan dapat memantau proses
penanganan bantuan melalui
aplikasi ROM
• http://rogatori.kemlu.go.id

131
KETENTUAN PENYAMPAIAN
BANTUAN
PANGGILAN/PEMBERITAHUAN DI
BERBAGAI NEGARA

132
AUSTRALIA
Ketentuan :
Berdasarkan Pasal 131 Uniform Civil Procedure 1999,
Queensland, persyaratan- persyaratan yang harus
dilampirkan, yaitu:
1. Surat Permohonan dari Pengadilan Terkait dan
terjemahan bahasa Inggris (jikalau tidak berbahasa
Inggris);
2. Dua salinan terkait panggilan tersebut untuk
disampaikan kepada yang bersangkutan;
3. Dua dokumen terjemahan dalam bahasa Inggris;
4. Dua dokumen yang menerangkan nama, alamat
orang yang dituju, jenis dokumen dan nama pihak
yang terkait;
5. Panggilan sidang selambat-lambatnya disampaikan
4 (empat) bulan sebelum persidangan.

133
AMERIKA SERIKAT
Ketentuan :
1. Bagi negara-negara yang bukan menjadi pihak dalam the
Hague Convention 1970, penyampaian dokumen hukum
kepada pengadilan di Amerika hanya dapat disampaikan
melalui Kantor Bantuan Hukum Internasional (Office of
International Judicial Assistance/OIJA) Kementerian Hukum
AS selaku Central Authority dengan saluran diplomatik
melalui Kementerian Luar Negeri AS.
2. Permohonan disampaikan dengan menggunakan
format Letter of Request.
3. Kemlu AS meneruskan kepada OIJA yang selanjutnya OIJA
mengkaji apakah Surat Permintaan tersebut dapat
dieksekusi sesuai dengan ketentuan hukum di AS atau tidak.
4. Surat Permintaan harus menyatakan secara jelas bukti
134

yang diminta dan dari siapa. Jika bukti kesaksian yang


diperlukan, otoritas hukum yang mengajukan surat
permintaan harus menyampaikan daftar pertanyaan yang
akan diajukan atau rincian pertanyaan dari permasalahan
yang akan diperkarakan.
5. Permintaan yang tidak lengkap atau belum diterjemahkan
ke dalam Bahasa Inggris akan dikembalikan tanpa
ditindaklanjuti.
6. Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat 2 dan 26 the
Hague Convention, OIJA akan meminta penggantian
biaya-biaya tertentu yang timbul dari pelaksanaan
Surat Permintaan seperti biaya atau tarif stenographer.
7. OIJA akan merujuk Surat Permintaan yang telah
memenuhi syarat ke kantor Kejaksaan terkait di AS
sesuai dengan wilayah yurisdiksi atas saksi yang
diidentifikasi dalam Surat Permintaan dimaksud.
8. Jika saksi memberikan bukti yang diminta secara
sukarela, maka Surat Permintaan dapat segera
dieksekusi. Tetapi apabila saksi harus dipaksa untuk
memberikan bukti yang diminta, maka Assistant US
Attorney/AUSA yang ditugaskan harus memulai proses
peradilan di AS yang dapat menunda pelaksanaan
Surat Permintaan.
9. Penyampaian Surat Permintaan disarankan tidak
disampaikan lebih dari sekali. Otoritas pengadilan
negara asal dapat meminta perkembangan status Surat
Permintaan dengan menghubungi email:
OIJA@usdoj.gov. dalam kaitan ini, pengadilan negara
pemohon dapat menyampaikan perkembangan dan
pertanyaan terkait melalui email. Selain itu, notifikasi
juga dapat disampaikan kepada OIJA dalam hal adanya
perkembangan atau perubahan dari Surat Permintaan
yang disampaikan sebelumnya, termasuk jika bukti
hukum yang diminta tidak lagi diperlukan.

135
AUSTRIA

Ketentuan :
1. Disampaikan bersama nota diplomatik
kepada Kementerian Luar Negeri Austria
untuk diteruskan kepada subyek hukum
Austria melalui instansi pemerintah
terkait seperti Kementerian Kehakiman
dan Kementerian Dalam Negeri.
2. Berkas asli dari pengadilan negara asing
kepada pengadilan di Austria dapat
disampaikan minimal 4 (empat) bulan
sebelum tenggat waktu yang ditetapkan
oleh pengadilan negara asing.

136
ALJAZAIR

Ketentuan :
1.Dokumen pengadilan dikirimkan
melalui Kemlu Aljazair, yang
seterusnya akan meneruskan
dokumen dimaksud kepada yang
bersangkutan.
2.Dokumen yang dikirimkan agar
diterjemahkan dalam bahasa Arab
atau Perancis.

Catatan: Alamat penggilan sidang


hendaknya ditulis secara lengkap,
dan akan sangat membantu apabila
137

dapat dicantumkan juga nomor


telepon maupun e-mail yang
bersangkutan.
BRAZIL
Ketentuan :
Penyampaian rogatory letter dan dokumen pengadilan
dalam bidang perdata dari/kepada negara bukan pihak
pada The Hague Convention 1970 dan/atau yang tidak
memiliki kerja sama hukum dengan Brazil dalam
kerangka bilateral maupun multilateral diatur melalui
Keputusan Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri
Kehakiman Brazil (“Portaria Interministerial MRE/MJ)
No. 501/2012 tanggal 21 Maret 2012. Keputusan
Bersama Menlu dan Menkeh Brazil tersebut pada intinya
mengatur hal-hal sebagai berikut:
Segala permohonan kerja sama hukum aktif maupun
pasif, di bidang pidana maupun perdata, disampaikan
oleh negara pemohon melalui jalur diplomatik.
Kemlu menerima dan meneruskan permohonan
dimaksud kepada Kemenkeh.
Kemenkeh mempertimbangkan, memutuskan dan
mengkoordinasikan permintaan kerja sama hukum aktif
maupun pasif, di bidang pidana maupun perdata, dari
negara asing dengan otoritas hukum dan/atau
adiministratif yang terkait.

138
Rogatory letter harus menyertakan dokumen-dokumen
sebagai berikut: (a) Laporan, pengaduan atau tuntutan
awal, sesuai jenis perkara; (b) Memori penjelasan, (c).
Dokumen yang mendasari penerbitan rogatory letter; (d).
Terjemahan resmi dari dokumen-dokumen yang
disertakan; (e)Dokumen lain yang dianggap perlu oleh
pengadilan pemohon sesuai dengan tindakan hukum
yang dimohonkan.
Rogatory letter harus memuat hal-hal sebagai berikut: (i)
Nama pengadilan pemohon dan pengadilan termohon;
(ii) Alamat pengadilan pemohon, penjelasan terperinci
mengenai tindakan hukum yang dimohonkan; (iii) Tujuan
yang ingin dicapai dari tindakan hukum yang
dimohonkan.
Dalam hal tindakan hukum yang dimohonkan meliputi
interogasi atau pencatatan kesaksian, guna menghindari
halangan dalam pelaksanaannya, rogatory letter perlu
memuat hal-hal sebagai berikut: a. Butir-butir
pertanyaan yang harus disampaikan oleh pengadilan
termohon; b. Penetapan tanggal pemeriksaan/audiensi
dengan tenggat waktu 90 (sembilan puluh) hari untuk
perkara pidana, dan 180 (seratus delapan puluh) hari
untuk perkara perdata, t.m.t. tanggal surat.
Dalam hal kerja sama perdata, apabila diperlukan,
rogatory letter, juga dapat memuat nama dan alamat
lengkap penanggung jawab pembayaran biaya perkara di
tempat perkara diadakan sebagai bentuk pelaksanaan
tindakan hukum yang dimohonkan.

139
CANADA
Ketentuan :
Berdasarkan Circular Note Biro Hukum Kementerian Luar
Negeri, Perdagangan dan Pembangunan Kanada (DFATD) No.
JLA-1446 tanggal 28 Maret 2014 mengenai Service of Originating
Documents in Judicial and Administrative Proceedings Against the
Government of Canada in Other States, adapun prosedur yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kanada,yaitu:
1. Permohonan harus disampaikan dari Kementerian Luar
Negeri negara asing tersebut melalui perwakilannya di
Kanada kepada Kementerian Luar Negeri Kanada;
2. Perwakilan asing di Kanada hanya dapat meneruskan
dokumen tuntutan hukum dan tidak dapat menyampaikan
tuntutan hukum kepada Pemerintah Kanada;
3. Adanya tenggang waktu minimum 60 (enam puluh) hari
atau 2 (dua) bulan bagi suatu negara untuk mempersiapkan
pembelaan atas gugatan hukum yang disampaikan
pengadilan negara lain;
4. Diterjemahkan ke dalam salah satu bahasa nasional
Kanada, yaitu Bahasa Inggris atau Bahasa Perancis;
5. Disampaikan pada Pemerintah Kanada melalui Nota
Diplomatik kepada:
Departement of Foreign Affairs, Trade and Development Criminal,
security and Diplomatic Law Division (JLA) 125 ssex Drive,
Ottawa, ON, K1A 0G2, Canada

140
CHINA
Ketentuan :
1. Peraturan di RRT mewajibkan apabila suatu pengadilan negara
asing meminta bantuan dari pengadilan RRT untuk
menyampaikan dokumen peradilan termasuk surat panggilan
persidangan yang memiliki batas waktu, diwajibkan
memberikan waktu yang cukup panjang, dalam rangka
memastikan dokumen peradilan yang bersangkutan dapat
disampaikan dan diterima sebelum persidangan.
2. Syarat-syarat pengiriman dokumen pengadilan:
a. Nama dan alamat lembaga negara asing yang mengeluarkan
surat kuasa;
b. Nama pengadilan RRT yang menerima surat kuasa,apabila
namanya kurang jelas, dapat melimpahkan kuasa kepada
pengadilan yang berada di tempat tinggal orang yang
menerima kuasa;
c. Nama, jenis kelamin, kewarganegaraan, alamat tinggal,
serta posisi dalam proses pengadilan orang yang menerima
surat kuasa; 141

d. Nama dan jumlah dokumen peradilan yang dilimpahkan


kuasa untuk disampaikan;
e. Surat kuasa dan dokumen peradilan diwajibkan
memberikan cap atau tanda tangan dari pengadilan atau
hakim negara asing;
f. Dokumen pengadilan yang dikirimkan harus melampirkan
terjemahannya (authorised translation) dalam bahasa
mandarin.
TIMOR TIMUR

Ketentuan :
1. Timor Leste bukan negara pihak The Hague Convention 1970,
oleh karena itu penanganan rogatory letter dan pemberian
bantuan yudisial kepada negara lain dilakukan dengan
mekanisme tersendiri.
2. Terkait dengan mekanisme tersebut, selama ini penanganan
terkait isu-isu hukum lintas negara selalu ditangani
oleh National Directorate for Protocol, Legal and Consular
Affairs di bawah Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama
Timor-Leste. Di dalamArticle 13 2(g) Decree-Law No. 4/2008,
Organizational Structure of the Ministry of Foreign Affairs,
Democratic Republic of Timor Leste IV Constitutional
Government juga disebutkan bahwa National Directorate for
Protocol, Legal and Consular Affairstermasuk menangani letters
rogatory.
3. Berdasarkan pembicaraan kami dengan counterpart dari 142

Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Timor-Leste, selama


ini rogatory letters ataupun hal-hal terkait dengan permintaan
di bidang hukum dari negara lain selalu diproses terlebih dahulu
oleh Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Timor-Leste
sebelum kemudian disampaikan kepada lembaga-lembaga
pemerintahan terkait termasuk kepada pengadilan apabila
diperlukan. Diakui bahwa Pemerintah Timor-Leste memang
belum memiliki aturan khusus terkait dengan penanganan hal-
hal semacam ini.
ESTONIA

Ketentuan :
1. Estonia merupakan negara Pihak The Hague Convention 1970,
namun berdasarkan ketentuan hukum nasionalnya,
permohonan bantuan berupa penyampaian hukum di bidang
perdata bagi negara non-pihak dapat dilakukan melalui
Kementerian Luar Negeri (saluran diplomatik).
2. Sebagai bagian dari Uni Eropa, Estonia mengadopsi regulasi
yang dikeluarkan oleh Parlemen Uni Eropa dan the Council on
the service in the Member States of Judicial and Extrajudicial
Documents in Civil or Commercial Matters (Service of
Documents) No. 1393/2007. Ketentuan mengenai hal ini
tersedia dalam European Judicial Atlas in Civil Matters.
3. Penyampaian dokumen hukum di bidang perdata merupakan
salah satu tugas dari International Judicial Cooperation of the
Ministry of Justice of Estonia.
4. Ketentuan bantuan penyampaian dokumen hukum di bidang
143

perdata kepada otoritas setempat di Estonia, dapat dilakukan


melalui saluran diplomatik, dengan memperhatikan Code of
Judicial Procedure. Informasi lebih lanjut mengenai hal
tersebut dapat dilihat dalam Code of Civil Procedure p. 306-
327 yang dapat diakses melalui website:
https://www.riigiteataja.ee/en/eli/504092014001/consolid
e.
FINLAND

Ketentuan :
1. Finlandia merupakan negara Pihak The Hague Convention 1970.
Berdasarkan ketentuan nasionalnya, permohonan bantuan berupa
penyampaian hukum di bidang perdata bagi negara non-pihak dapat
dilakukan melalui Kementerian Luar Negeri (saluran diplomatik).
Finlandia juga mengadopsi the Hague Convention of 1965 on the Service
Abroad of Judicial and Extrajudicial Documents in Civil and Commercial
Matters (Treaty Series 51/1969) yang mengatur bahwa permohonan
bantuan ditujukan kepada Kementerian Hukum Finlandia.
2. Sebagai bagian dari Uni Eropa, Finlandia mengadopsi regulasi yang
dikeluarkan oleh Parlemen Uni Eropa dan the Council on the service in the
Member States of Judicial and Extrajudicial Documents in Civil or
Commercial Matters (Service of Documents) No. 1393/2007. Ketentuan
mengenai hal ini tersedia dalam European Judicial Atlas in Civil Matters.
3. Finlandia telah menandatangani Mutual Legal Assistance in Service and
Taking of Evidence dengan negara di kawasan Nordic, seperti Denmark,
Islandia, Norwegia dan Swedia sesuai Treaty Series 26/1975.
4. Penyampaian dokumen hukum di bidang perdata merupakan salah
144

satu tugas dari the Finnish Central Authority dan the International Unit of
the Ministry of Justice of Finland.
5. Ketentuan bantuan penyampaian dokumen hukum di bidang perdata
kepada otoritas setempat di Finlandia dapat dilakukan melalui saluran
diplomatik, dengan memperhatikan Code of Judicial Procedure. Informasi
lebih lanjut mengenai hal tersebut dapat diunduh melalui website:
http://www.finlex.fi/fi/laki/kaannokset/1734/en17340004.pdf dan
www.oikeus.fi
ITALI

Ketentuan :
Dokumen hukum di bidang perdata dari pengadilan
asing atau Indonesia yang dialamatkan kepada subjek
hukum (individu/institusi) di Italia disampaikan melalui
saluran diplomatik yakni nota verbal dari perwakilan
asing kepada Kemlu Italia dengan melampirkan
dokumen hukum tersebut yang telah diterjemahkan
sebelumnya ke bahasa Italia.
Kemlu Italia c.q. DGIT akan meneruskan permintaan
bantuan penyampaian dokumen hukum di bidang
perdata dari perwakilan asing kepada pihak
Kementerian Kehakiman. Selanjutnya, Kementerian
Kehakiman Italia meneruskan berkas dokumen hukum
145

tersebut kepada pihak yudikatif, yakni pengadilan yang


membawahi wilayah domisili subjek hukum sesuai
alamat yang tercantum dalam dokumen dimaksud.
Dalam prakteknya, proses dokumen hukum dari negara
asing hingga diterima oleh subjek hukum yang
bersangkutan di Italia dapat memakan waktu cukup
lama sekitar 6-8 bulan.
JAPAN

Ketentuan :
Berdasarkan Law No. 63 tahun Meiji ke 83 (13 Maret 1905) yang
diubah oleh Law No. 7 tahun Meiji ke 45 (29 Maret 1912) dan Law
No. 17 tahun Showa ke 13 (22 Maret 1938), prosedur yang
ditetapkan oleh Pemerintah, yakni :
Permintaan disampaikan melalui jalur diplomatik;
Surat permintaan dari pengadilan negeri Indonesia kepada
otoritas pengadilan Jepang berisi permohonan penyampaian
panggilan sidang kepada tergugat.
Materi dokumen hukum yang akan disampaikan ditulis dalam
bahasa Jepang atau melampirkan terjemahan dalam Bahasa
Jepang;
Permintaan penyampaian dokumen harus dibuat secara tertulis
dengan menyebutkan nama, kewarganegaraan, dan domisili atau
tempat tinggal dari orang yang dituju; 146

Bila surat permintaan dan tambahan dokumen lampiran tidak


tertulis dalam bahasa Jepang, maka harus dilampirkan
terjemahan bahasa Jepangnya.
Surat jaminan dari Pemerintah Indonesia bahwa biaya penerusan
dokumen dari Pengadilan Jepang kepada para pihak tergugat
akan ditanggung oleh Pemerintah Indonesia. Jaminan harus
disebutkan dalam Nota Diplomatik.
MARROCO

Ketentuan :
Praktik hukum Maroko mengatur bahwa penyampaian
dokumen hukum dilakukan melalui rogatory letter di
dalam kerangka hukum bilateral maupun multilateral.
Karena Indonesia bukanlah pihak dari the Hague
Convention 1970, permohonan untuk penyampaian
dokumen dalam perkara perdata atau bisnis antara
Maroko dan Indonesia tidak dapat dilaksanakan
selama belum terdapat perjanjian bilateral terkait
bantuan yudisial.

147
BELANDA

Ketentuan :
1. Harus melampirkan authorised translation dalam
bahasa Inggris.
2. Dokumen tersebut dikirim secara digital (email)
dengan Nota Diplomatik kepada Kemlu Belanda.
3. Pihak Kemlu Belanda menyampaikan kepada
Pihak Tertuju melalui Pengadilan sesuai alamat yg
dituju yang dilakukan oleh juru sita yang ditunjuk.

148
NEW CALEDONIA

Ketentuan :
1. New Caledonia adalah wilayah/komunitas
seberang lautan (Collectivites d’outre-mer) milik
Prancis yang terletak di Pasifik Selatan. Mengingat
kewenangan yudisial masih ditangani Negara dan
Prancis adalah negara pihak dalam The Hague
Convention 1970, maka mekanisme
penanganan rogatory letter dan pemberian bantuan
yudisial dalam perkara perdata atau bisnis dari
otoritas Indonesia ke New Caledonia dan sebaliknya
mengikuti ketentuan dalam konvensi tersebut.
2. Secara teknis, mekanisme penyampaian rogatory
letter dari pengadilan di Indonesia yang 149

menyangkut penduduk New Caledonia (baik WN


Prancis atau WN lain) dapat disampaikan Pemri
secara langsung atau melalui KJRI di Noumea
kepada kantor urusan hukum dan pengadilan yang
berwenang untuk itu.
NORWAY

Ketentuan :
Saat ini mekanisme yang berlaku di Norwegia bagi
pengaturan penanganan rogatory letters dan
penyampaian dokumen hukum dalam perkara
pidana dan perdata bagi negara-negara di luar
perjanjian Hague Convention tahun 1970:
Pengaturan tentang penanganannya bagi negara-
negara yang tidak memiliki perjanjian kerja sama
hukum dengan negara Norwegia dilakukan melalui
jalur diplomatik yang disampaikan melalui
Kementerian Luar Negeri negara tersebut.
150
PAKISTAN

Ketentuan :
Pakistan bukan pihak The Convention on the Taking of
Evidence Abroad in Civil or Commercial Matters 1970.
1. Praktek pengiriman dokumen dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.
KBRI menyampaikan dokumen dimaksud kepada
Kementerian Luar Negeri Pakistan disertai dengan
nota diplomatik. Dokumen tersebut diteruskan ke
Kementerian Dalam Negeri Pakistan untuk kemudian
disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
2. Kemlu Pakistan tidak mengenakan biaya untuk
penanganan dokumen tersebut 151

3. Jika melalui mekanisme yang ada membutuhkan 2-3


bulan.
PANAMA
Ketentuan :
Sehubungan tidak adanya kerjasama bilateral mengenai bantuan
di bidang hukum perdata, maka permintaan bantuan hukum akan
ditindaklanjuti berdasarkan prinsip resiprositas.
1. Mengingat Indonesia bukanlah negara pihak The Hague
Convention 1961, maka setiap permintaan bantuan hukum,
bantuan penyampaian dokumen hukum bidang perdata atau
bantuan penyampaian surat jaminan, harus disampaikan
dengan prinsip hubungan baik dan dokumen yang hendak
disampaikan perlu dilegalisasi sebagaimana mestinya. Panama
akan menindaklanjuti permintaan bantuan tersebut
berdasarkan prinsip resiprositas.
2. Permintaan bantuan penyampaian tersebut ditujukan kepada
otoritas kompeten yang ditunjuk, yaitu: i) Secretario de la
Suprema Corte de Justicia, untuk dokumen yang
diterbitkan/dikeluarkan oleh pengadilan; ii) Direccion de 152
Servicios Administrativos del Ministerio de Gobierno y
Justicia untuk dokumen kenotariatan atau dokumen yang
diterbitkan/dikeluarkan oleh notaris; dan iii)Departamento de
Autentication y Legalizacion del Ministerio de Relaciones y
Exteriores untuk dokumen yang diterbitkan/dikeluarkan oleh
badan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kepolisian.
PHILIPINA

Ketentuan :
Pada dasarnya permintaan penyampaian dokumen hukum
bidang perdata di Filipina dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu:
pelayanan melalui register pos internasional (perlu dimintakan
bukti penerimaan dokumen), pelayanan melalui jasa pengacara,
pelayanan secara langsung oleh pengadilan (dijamin oleh The
Philippines Rules of Court ayat 3 bagian 13 dan ayat 17 bagian
14), dan pelayanan melalui publikasi.
Pelayanan dengan menggunakan surat rogatory prosesnya akan
memakan waktu yang sangat lama (lebih dari satu tahun.
Dimulai dari permintaan dengan menggunakan saluran
diplomatik dari Kementerian Luar Negeri RI kepada
Kementerian Luar Negeri Filipina (DFA) di Manila lalu
diteruskan ke Kementerian Kehakiman, selanjutnya Kementerian
Kehakiman akan memerintahkan dan meminta pengadilan
terkait untuk membalas dan memberikan dokumen sebagaimana
yang diminta melalui surat rogatory dimaksud. Penyiapan
dokumen akan memakan waktu lama karena pihak pengadilan153
harus berhubungan dengan sumber-sumber terkait dengan
kasus perdata yang diminta, dalam hal ini akan berhubungan
dengan perorangan dan/atau institusi terkait lainnya.
SAUDI ARABIA

Ketentuan :
Semua dokumen dari instansi asing yang akan
digunakan di pengadilan Arab Saudi harus
disampaikan oleh perwakilan asing melalui
jalur diplomatik. Dokumen tersebut kemudian
akan diteruskan oleh Kemlu Arab Saudi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

154
SWITZERLAND

1. Berdasarkan ketentuan Federal Office of Justice (FOJ),


penyampaian dokumen hukum di bidang Perdata yang ditujukan
kepada warga negara atau badan hukum Swiss harus
diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa resmi Swiss, yaitu
Bahasa Jerman, Perancis, atau Italia. Penerjemahan dokumen ke
dalam bahasa resmi Swiss tersebut ditentukan berdasarkan
domisili warga negara atau badan hukum Swiss obyek penerima
dokumen hukum dimaksud.
2. Apabila dokumen-dokumen tidak diterjemahkan ke dalam bahasa
resmi dimaksud, maka pihak yang berkepentingan berhak menolak
dokumen dimaksud karena tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Swiss.
3. Swiss menggunakan 4 (empat) bahasa resmi, yaitu Jerman,
Perancis, Italia, dan Romansh. Secara administratif, Swiss terdiri
dari 26 negara bagian (Canton) yang independen dan
menggunakan salah satu bahasa resmi tersebut. Bahasa Jerman
155
digunakan di 17 Canton, yaitu Aargau, Appenzel Ausserrhoden,
Appenzell Innerrhoden, Basel-Stadz,Basel-Landschaft, Glarus,
Luzern, Nidwalden, Obwalden, Scaffhausen, Schwyz,Solothurn, St.
Gallen, Thurgau, Uri, Zug, dan Zurich. Bahasa Perancis digunakan
di 4 (empat) Canton, yaitu Jenewa, Jura, Neuchatel, dan Vaud.
Bahasa Italia digunakan di Canton Ticino. Sementara beberapa
Canton menggunakan lebih dari satu bahasa sebagai bahasa
resminya, yaitu Bern, Fribourg, Valais (bahasa Jerman dan
Perancis) dan Graubunden (bahasa Jerman,Italia, dan Romansh).
SWITZERLAND

4. Penyampaian dokumen hukum oleh perwakilan asing di Swiss


harus dilakukan melalui FOJ. Jika dokumen hukum tersebut
berupa panggilan untuk mengikuti sidang di Indonesia, maka
dokumen tersebut harus sudah diterima oleh FOJ paling
lambat 40 (empat puluh) hari sebelum tanggal sidang yang
telah ditentukan. Jika tidak memenuhi ketentuan dimaksud,
maka pihak FOJ akan mengembalikan dokumen hukum
panggilan tersebut kepada perwakilan asing yang memohon.
5. Untuk di negara Liechtenstein, tidak terdapat pengaturan
baku yang mengatur penyampaian dokumen dimaksud.
Praktik yang berlangsung hingga saat ini adalah KBRI Bern
menyampaikan dokumen hukum di bidanG perdata yang
ditujukan kepada warga negara maupun badan hukum
Liechtenstein melalui Kedutaan Besar Liechtenstein yang ada
di Bern, Swiss yang kemudian akan meneruskan dokumen 156
tersebut kepada otoritas terkait di Liechtenstein melalui Office
of Justice, Ministry of Home Affairs, Justice, and Economic
Affairs. Bahasa resmi yang digunakan di Liechtensteina dalah
bahasa Jerman. Oleh karena itu, penyampaian dokumen
hukum dimaksud harus disertai dengan terjemahan dalam
Bahasa Jerman.
THAILAND

Ketentuan :
1. Penyampaian dokumen bidang perdata di Thailand
dilakukan oleh Office of Judicial and Legal Affairs, Kantor
Peradilan (Office of the Judiciary) sebagai instansi yang
bersifat mandiri dan berperan sebagai koordinator pada
Pengadilan Pidana dan Perdata di setiap tingkatan.
2. Penyampaian dokumen dilakukan melalui 2 (dua) jalur:
a. Jalur diplomatik
b. Jalur langsung dari kantor pengadilan
Dalam hal ini suatu negara harus memiliki perjanjian
bilateral dengan Thailand, sebagaimana dipersyaratkan
dalam Pasal 34 KUHPerdata Thailand.
3. Thailand memiliki perjanjian kerja sama peradilan
(Agreement in Judicial Cooperation) dengan 4 (empat) 157

negara, yaitu China, Spanyol, Australia, dan Indonesia.


berdasarkan perjanjian tersebut, Office of Judiciary
Thailand dapat mengirim bahan hukum langsung kepada
kantor peradilan di ke-4 negara tersebut tanpa melalui
Kementerian Luar Negeri Thailand.
4. Alur penyampaian dokumen hukum dimaksud adalah:
a. Pengadilan
b. Office of Judiciary Thailand
c. Kantor Peradilan di Luar Negeri
d. Subjek Hukum yang dituju
ANGGOLA

Ketentuan :
1. Wajib Menerjemahkan Dokumen ke dalam Bahasa
Resmi Negara Angola (Bahasa Portugis) dengan
menggunakan jasa penerjemah tersumpah.
2. Permohonan diterima minimal 3 bulan sebelum
jadwal sidang.
3. Harus mencantumkan alamat domisili tertuju
secara lengkap berikut dengan nomor telepon dan
alamat email pihak tertuju.

158
Britania Raya

Ketentuan :
1.Inggris merupakan negara pihak pada The Convention on
the Taking of Evidence Abroad in Civil or Commercial
Matters (the Hague Convention 1970), yang mengatur
mekanisme penanganan rogatory letter dan pemberian
bantuan yudisial dalam perkara perdata dari otoritas
hukum suatu negara ke negara lain. Namun demikian,
mengingat Indonesia bukan negara pihak pada Konvensi
dimaksud, pengaturan penanganan rogatory letter dan
bantuan penyampaian dokumen dalam masalah perdata
lainnya dari Indonesia dilakukan melalui jalur
diplomatik dan disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku di Inggris.
2.Bantuan penanganan dokumen hukum masalah perdata
kepada individu ataupun organisasi, termasuk kepada 159

otoritas hukum, di Inggris dilakukan oleh bagian


Layanan Premium Kantor Legalisasi FCO, dengan
prosedur yaitu:
a. KBRI dapat menyampaikan dokumen hukum dimaksud
kepada Layanan Premium Kantor Legalisasi FCO dalam 2
rangkap (identical copies) dengan dilampirkan
terjemahan dalam bahasa Inggris (jika dokumen asli
tidak dalam bahasa Inggris)
Britania Raya

b. Penyampaian dokumen hukum dimaksud disertai


dengan surat pengantar dalam bentuk nota
diplomatik (nota verbal) dari KBRI yang menyatakan
permintaan bantuan penanganan dokumen dan
menyebutkan nama serta alamat individu atau
organisasi yang dituju secara jelas.
c. Permintaan bantuan penanganan dokumen hukum
dimaksud akan diteruskan kepada pihak berwenang
terkait di Inggris oleh Kantor Legalisasi FCO.
d. Setelah didapat konfirmasi penanganan lebih lanjut,
termasuk dalam hal pihak berwenang terkait tidak
dapat menindaklanjuti permintaan tersebut, Kantor 160

Legalisasi FCO akan meneruskan konfirmasi


dimaksud kepada KBRI.
e. Pada umumnya, bantuan penanganan dokumen
hukum perdata di Inggris tidak dikenakan biaya.
BAHRAIN

•Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara khususnya


yang ditujukan kepada warga negara Bahrain disampaikan oleh
Perwakilan RI melalui Kementerian Luar Negeri Bahrain.
Selanjutnya, Kementerian Bahrain akan meneruskan dokumen
tersebut kepada institusi peradilan Bahrain sebelum akhirnya
disampaikan kepada pihak yang berperkara.
• Apabila pihak yang berperkara di Bahrain merupakan WNI, maka
dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara dapat
disampaikan oleh Perwakilan RI secara langsung kepada yang
bersangkutan melalui pos atau dengan cara memanggil WNI
dimaksud ke kantor Perwakilan RI.
•Apabila pihak yang berperkara di Bahrain merupakan warga
negara Bahrain, maka Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan
Perkara harus disertai terjemahan dalam Bahasa Arab. Apabila
pihak yang berperkara di Bahrain merupakan warga negara asing
lainnya, maka Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara 161

harus disertai terjemahan dalam Bahasa Inggris.


•Dalam permohonan penyampaian Dokumen Panggilan Sidang dan
Isi Putusan Perkara kepada pihak yang berperkara di Bahrain,
wajib mencantumkan alamat lengkap dan nomor telepon yang
bersangkutan. Pastikan bahwa alamat dimaksud mencantumkan
informasi Nomor Villa atau Flat, Building Number, Road Number,
Block Number, dan Nama Kota. Contoh: Villa 2113, Road 2432,
Block 324, Juffair, Manama, Kingdom of Bahrain.
BELGIA

Penyampaian Surat Rogatori dilakukan melalui


Nota Diplomatik kepada Kementerian Luar
Negeri Belgia yang disampaikan by hand, tanpa
biaya serta melampirkan dokumen asli untuk
selanjutnya disampaikan kepada para pihak
terkait. Tidak ada jangka waktu tertentu yang
ditetapkan sebagai stardar penyampaian
dokumen tersebut kepada para pihak terkait oleh
Kemlu Belgia, namun dalam hal pihak terkait
tidak terdaftar pada database Pemerintah Belgia,
Kementerian Luar Negeri Belgia pada prakteknya
dengan cepat menyampaikan jawaban terhadap
nota diplomatik tersebut.
BRUNEI DARUSSALAM

Ketentuan :
1.Dokumen yang disampaikan kepada otoritas
terkaitharus menggunakan bahasa Melayu
maupun bahasa Inggris yang merupakan bahasa
resmi.
2.Dokumen yang disampaikan dapat berupa
salinan(copy) surat permohonan yang
ditambahkan dengan surat asli dari KBRI BSB
sebagai permohonan kepada otoritas terkait di
Brunei Darussalam.
3.Jika dokumen yang dikirim ditujukan
kepadaperorangan, Warga Negara Indonesia
maupun Warga Negara Asing, maka 163

dokumendimaksud dapat langsung dikirimkan


kepada yang bersangkutan selama detailpenerima
telah dituliskan secara lengkap.
HONGARIA

Ketentuan :
1. Dokumen Rogatori dapat disampaikan
olehPerwakilan Negara Asing terkait di
Hongaria melalui Nota Diplomatik.
2. Seluruh kelengkapan dokumen harus
diterjemahkanoleh penerjemah tersumpah ke
dalam Bahasa hongaria (Magyar).
3. Dokumen dapat berupa salinan resmi yang
telahdilegalisasi
4. Proses penyampaian dokumen rogatori di
wilayahHongaria memakan waktu setidaknya
1-2 bulan, tergantung dari
kelengkapandokumen. 164
KAZAKHSTAN

Ketentuan :
Setiap Dokumen Pengadilan yang disampaikan
minimal diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris.

165
KOREA

Ketentuan :
Pemerintah Korea Selatan cq. Pengadilan Negeri
setempat meminta agar setiap penyampaian
dokumen panggilan sidang WN Korea Selatan
dilengkapi dengan terjemahan yang dilakukan oleh
penerjemah tersumpah ke dalam Bahasa Korea dan
dilegalisasi di Kedutaan Korea Selatan di Jakarta.

National Court Administration memerlukan waktu


setidaknya 2 (dua) bulan untuk memproses
permohonan panggilan.

166
LIECHSTENSTEIN

Ketentuan :
Tidak terdapat pengaturan baku yang mengatur
penyampaian dokumen ke Liechtenstein. Praktik
yang berlangsung hingga saat ini adalah KBRI Bern
menyampaikan dokumen hukum di bidan perdata
yang ditujukan kepada warga negara maupun badan
hukum Liechtenstein melalui Kedutaan
Besar Liechtenstein yang ada di Bern, Swiss yang
kemudian akan meneruskan dokumen tersebut
kepada otoritas terkait di Liechtenstein
melalui Office of Justice, Ministry of Home
Affairs,Justice, and Economic Affairs. Bahasa resmi
yang digunakan di Liechtenstein adalah bahasa
Jerman. Oleh karena itu, penyampaian dokumen 167

hukum dimaksud harus disertai dengan


terjemahan dalam Bahasa Jerman.
NAMIBIA

Ketentuan :
1. Wajib Menerjemahkan Dokumen ke dalam
Bahasa Resmi Negara Namibia (Bahasa Inggris)
dengan menggunakan jasa penerjemah
tersumpah.
2. Permohonan diterima minimal 3 bulan sebelum
jadwal sidang.
3. Harus mencantumkan alamat domisili tertuju
secara lengkap berikut dengan nomor telepon
dan alamat email pihak tertuju.
168
PALESTINA

Ketentuan :
1. Permohonan harus disampaikan Perwakilan RI
kepada Kementerian Luar Negeri Palestina untuk
kemudian disampaikan kepada WN/Instansi terkait
di Palestina.
2. Pengiriman harus dilakukan dengan tenggat waktu
sesuai dengan kewajaran urgensi.
3. Otoritas setempat tidak dapat menerima salinan
berkas surat permohonan (harus asli).
4. Terdapat Kewajiban Penerjemahan Bahasa dokumen
ke dalam bahasa Inggris atau Arab oleh jasa 169

penerjemah tersumpah dengan disertai dokumen


dalam bahasa indonesia.
PERU
Ketentuan :
Peru
Peru bukan merupakanpihak dari Konvensi Den
Haag tentang Layanan Luar Negeri dari Dokumen
Yudisialdan Ekstra Yudisial dalam Masalah Sipil dan
Komersial
Kerjasama Hukum dan pengiriman
Dokumen bersifat perdata maupun pidana
dikirimkan melalui jalur Diplomatik, yaitukepada
Kemlu Peru yang kemudian ditujukan kepada alamat
yang dituju.

Bolivia
Pengiriman Dokumen bersifat perdata maupun 170

pidanadikirimkan melalui jalur Diplomatik, yaitu


kepada Kedutaan Bolivia di Lima,Peru.
QATAR
Ketentuan :
Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara khususnya
yang ditujukan kepada warga negara Qatar disampaikan oleh
Perwakilan Republik Indonesia di Doha melalui Kementerian Luar
Negeri Negara Qatar (Direktorat Konsuler). Selanjutnya,
Kementerian Luar Negeri Negara Qatar akan meneruskan dokumen
tersebut kepada institusi Mahkamah Qatar sebelum akhirnya
disampaikan kepada pihak yang berperkara.
Apabila pihak yang berperkara di Qatar merupakan Warga Negara
Indonesia, maka dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan
Perkara dapat disampaikan oleh Perwakilan Republik Indonesia di
Doha secara langsung dengan cara menghubungi/memanggil yang
bersangkutan untuk mengambil dokumen Panggilan Sidang dan Isi
Putusan Perkara ke kantor Perwakilan Republik Indonesia di Doha
serta dibuatkan Berita Acara Serah Terima Dokumen.
Jika pihak yang berperkara di Qatar merupakan warga negara Qatar,
maka Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara harus 171

disertai terjemahan dalam Bahasa Arab. Apabila pihak yang


berperkara di Qatar merupakan warga negara asing lainnya, maka
Dokumen Panggilan Sidang dan Isi Putusan Perkara harus disertai
terjemahan dalam Bahasa Inggris.
Dalam permohonan penyampaian Dokumen Panggilan Sidang dan
Isi Putusan Perkara kepada pihak yang berperkara di Qatar, wajib
mencantumkan alamat dan nomor telepon yang bersangkutan.
Pastikan bahwa alamat dimaksud mencantumkan informasi nomor
Kotak Pos (PO Box), di Qatar tidak ada jasa layanan Pos Keliling
untuk mengantarkan dokumen/surat ke alamat tempat tinggal
VIETNAM

Ketentuan :
1. Sesuai dengan ketentuan hukum Vietnam, yaitu
Pasal 350 Prosedur Hukum Perdata 2004, dokumen -
dokumen perdata yang memerlukan pengakuan dan
pelaksanaan hukuman di Vietnam, keputusan perdata
pengadilan asing atau keputusan hakim asing harus
diteruskan ke Kementerian Kehakiman Vietnam.
2. Sesuai dengan Pasal 10 dari Undang-Undang
Mutual Legal Assistance 2007 di Vietnam, dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan mutual legal
assistance dalam masalah perdata seperti
pemanggilan saksi, penyediaan bukti serta
permintaan lain untuk mutual legal assistance
mengenai masalah perdata, juga harus diteruskan
kepada Kementerian Kehakiman Vietnam.
172

3. Jenis-jenis dokumen tertentu di luar ketentuan di


atas yang ingin disampaikan ke institusi hukum di
Vietnam, dapat menghubungi Departemen Konsuler
Kemlu Vietnam sehingga hukum Vietnam akan
diterapkan sesuai dengan masing-masing kasus
tertentu. [an]
RUSIA

Ketentuan :
• Seluruh dokumen yang disampaikan (baik asli
maupun salinannya) diharuskan melampirkan
terjemahan bahasa Rusia.
• Bagi Indonesia yang tidak memiliki perjanjian
penanganan bantuan teknis hukum masalah
perdata secara bilateral maupun multilateral
dengan Rusia, penyampaian dokumen dilakukan
melalui jalur diplomatik. Dalam hal ini dokumen
dari Pemerintah Indonesia harus disampaikan
melalui KBRI Moskow.
• Tidak terdapat jangka waktu tertentu yang
173

diberikan oleh Pemerintah Rusia dalam


penyampaian dokumen tersebut
SURIAH

Ketentuan Bantuan Teknis Hukum Masalah


Perdata/Rogatori di Negara Republik Arab Suriah:
1. Dokumen harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab oleh jasa penerjemah tersumpah.
2. Diharuskan mencantumkan alamat domisili
lengkap berikut nomor telepon pihak tertuju.
3. Tidak ada kewajiban jangka waktu minimal
pengiriman dokumen.
4. Otoritas setempat hanya menerima dokumen asli.

174
SLOVENIA

Ketentuan :
•Penyampaian surat rogatori dan dokumen
pengadilan dalam masalah perdata disampaikan
dalam dua rangkap (2 salinan surat permintaan
beserta dokumennya) melalui saluran diplomatik
kepada MInistry of Justice of Slovenia. Setelah itu
akan dikirimkan oleh Pemerintah Slovenia kepada
otoritas berwenang (biasanya ditujukan kepada
pengadilan negeri yang berwenang).
•Keseluruhan dokumen yang disampaikan harus
diterjemahkan ke dalam bahasa Slovenia. Apabila
dokumen tidak diterjemahkan ke dalam bahasa
Slovenia maka Pihak tertuju berhak menolak 175

dokumen tersebut.
•Dokumen harus mencantumkan: nama, nama akhir,
alamat, dan nama kota tempat domisili. Jika
memungkinkan mencantumkan pula tanggal lahir
dan nomor kartu identitas Pihak tertuju untuk
memudahkan pencarian.
TURKI

Ketentuan :
1. Dokumen disampaikan melalui otoritas
kehakiman negara asal kepada kementeian
kehakiman turki.
2. Dokumen juga memuat surat dan lampiran
dokumen peradilan yang telah diterjemahkan
ke dalam bahasa inggris / turki oleh
penerjemah resmi yang tersumpah dan
disahkan oleh Notaris).
3. Surat permohonan harus jelas dan dilengkapi
dengan nomor telefon yang dapat dihubungi di
turki dan alamat email.
176
YORDANIA

177

Ketentuan :
1) Permohonan harus disampaikan oleh
Perwakilan RI kepada Kementerian Luar Negeri
Yordania di Amman untuk kemudian disampaikan
kepada WN/Instansi terkait di Yordania. 2) Tidak
terdapat pengaturan tenggat waktu minimal
penyampaian dokumen.
3) Otoritas setempat dapat menerima salinan
berkas surat permohonan namun lebih
mengutamakan menerima dokumen asli.
4) Terdapat Kewajiban Penerjemahan Bahasa
dokumen ke dalam bahasa Arab oleh jasa
penerjemah tersumpah dengan disertai dokumen
dalam bahasa indonesia.
YUNANI

Ketentuan :
1.Berdasarkan ketentuan Yunani, dokumen asli
panggilan sidang harus diterjemahkan ke dalam
bahasa inggris dan dikirimkan kepada Direktorat E 3
(Urusan Administrasi dan Peradilan) Kementerian
Luar Negeri Yunani setidaknya enam bulan sebelum
jadwal persidangan melalui nota diplomatik.
2.Direktorat E 3 selanjutnya akan mengirimkan
panggilan sidang yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa inggris tersebut kepada Kementerian
Kehakiman Yunani.
3.Kementerian Kehakiman kemudian akan
menerjemahkan panggilan sidang tersebut ke dalam
bahasa Yunani dan mengirimkannya kepada pihak 178

yang berperkara.
4.Penerjemahan dan pengiriman tersebut memakan
waktu empat sampai lima bulan jika pihak yang
berperkara tinggal di wilayah Athena dan sekitarnya.
5.Pengiriman panggilan sidang akan memakan waktu
yang lebih lama jika pihak yang berperkara bertempat
tinggal di luar wilayah tersebut.
BEBERAPA
PERMASALAHAN
YANG SERING
DITEMUKAN
SURAT PENGANTAR TIDAK DITUJUKAN
1 KEPADA PANITERA MAHKAMAH AGUNG

Salah Benar

180
Dokumen yang dilampirkan (Surat
2 Gugatan) tidak diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggris, sedangkan Surat
Pengantar kepada Panitera MA
diterjemahkan

Surat Pengantar
kepada Panitera
Mahkamah Agung
tidak perlu
diterjemahkan
kedalam Bahasa
Inggris

181
• TIDAK MENGGUNAKAN FORM STANDAR
3 PERMOHONAN BANTUAN HUKUM
INTERNASIONAL (TEMUAN PALING BANYAK)

• Keliru menggunakan form standar. Surat


yang dikirim adalah Bantuan Penyampaian
Panggilan tetapi menggunakan form surat
rogatori

182
Tenggang Waktu pelaksanaan
5
persidangan dengan pengiriman
dokumen terlalu sedikit

1. PERHATIKAN
KETENTUAN
TENGGANG WAKTU
DI MASING-MASING
NEGARA
2. PERHATIKAN PKS
MA-KEMLU TAHUN
2019 TENTANG
SOP PENAGANAN
SURAT ROGATORI

183
Tidak Menyertakan Bukti Setoran
Biaya Penyampaian Dokumen
4 menggunakan Virtual Account atau
Dikirim tidak menggunakan rekening
virtual

DIKIRIM
MENGGUNAKAN
WESEL POS

184
5 PENGIRIMAN SURAT/DOKUMEN
TIDAK MENGGUNAKAN ALAMAT
PO BOX

BENAR SALAH

185
SURAT DITUJUKAN
5 KEPADA KETUA MAHKAMAH AGUNG
C/Q PANITERA MUDA

186
TIDAK CERMAT DALAM MENULISKAN
6
ALAMAT PIHAK DI LUAR NEGERI

TERTULIS DALAM SURAT


PENGADILAN

Binnehafen
Seharusnya
Binnenhafen

187
FORM STANDAR BANTUAN HUKUM
7 INTERNASIONAL TIDAK DITERJEMAHKAN
KE DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA
MANDARIN

188
Bagian
Keenam
PENGGUNAAN
VIRTUAL ACCOUNT
UNTUK PEMBAYARAN
BIAYA KASASI/
PENINJAUAN
KEMBALI/HAK UJI
MATERIIL
Apa itu Virtual Account?

Virtual Account (VA) adalah nomor identifikasi


pelanggan (pihak berperkara) yang dibuka
oleh Bank atas permintaan perusahaan
(pengadilan/MA) untuk selanjutnya diberikan
oleh perusahaan (pengadilan) kepada
pelanggannya (pihak berperkara)sebagai
nomor rekening tujuan penerimaan
(collection);

190
Penggunaan Virtual Account

PEMESANAN TIKET BELANJA ONLINE

PEMBAYARAN UANNG KULIAH


PEMBAYARAN SPP

191
Alasan MA Menggunakan VA
• Rekening Giro Kepaniteraan
SISTEM PENYETORAN Menerima Uang lebih dahulu
BIAYA KASASI/PK dari pada menerima berkas
• Uang yang diterima tidak
disertai informasi rinci
mengenai perkara yang
TRANSFER KE REKENING diajukan upaya hukum
MA
• Pengiriman bukti transfer
tidak dipatuhi oleh semua
pengadilan
KIRIM BUKTI TRANSPER
• MA tidak mengetahui secara
real time kondisi setoran
biaya perkara
• Dalam rekening penampung,
BERKAS DATANG KEMUDIAN tercampur antara uang untuk
perkara yang berkasnya belum
datang, perkara belum
register, perkara sedang
proses dan sudah selesai

192
Alasan Penggunaan VA oleh MA
Kasasi 2016 Jm @Rp500.000
Perkara
Perdata 3817 Rp 1.908.500.000
Perdata Khusus 1125 Rp 562.500.000
• Transfer ke rekening
Perdata Agama 822 Rp 411.000.000
TUN 575 Rp 287.500.000 penampung biaya proses
6339 Rp 3.169.500.000 MA di BNI Syariah
• Uang diterima
Peninjauan Jm Perkara @Rp 2.500.000
mendahului berkas
Kembali 2016 perkara 1-
Perdata 788 Rp 1.970.000.000 • Setoran tidak disertai
Perdata Khusus 146 Rp 365.000.000 informasi yang lengkap
Perdata Agama 123 Rp 307.500.000
• Uang tercampur : perkara
TUN 2057 Rp 5.142.500.000
3114 Rp 7.785.000.000
belum diterima, perkara
sdg proses, perkara sdh
Rp 10.954.500.000 minutasi
2015

MA HARUS
AUDIT KEUANGAN BIAYA PERKARA MA MENCARI SOLUSI !!!

194
Proses Lahirnya Kebijakan

Mewajibkan
Pengadilan Mengirim
Bukti Setor Biaya Kasasi
Via e-mail

Surat Panitera
Perintah Ketua Surat Panitera
Surat Panitera Mahkamah Surat Ketua
Mahkamah Mahkamah
2015 MA Agung Nomor BPK RI Nomor
Agung Nomor Agung Nomor
1355/PAN/OT. 1661/PAN/KU. 419/S/XVI/11/
Rekomendasi 23.a/KMA/HK. 2167/PAN/KU.
00/10/2015 00/9/2016 2017 tanggal
Temuan BPK 01/IV/2015 00/8/2017
tanggal 20 tanggal 20 20 November
tanggal 15 April tanggal 23
Oktober 2015 September 2017
2015 Agustus 2017
2016

Mewajibkan
Pengadilan Kirim Biaya
Kasasi/PK
Menggunakan VA

195
LANDASAN KEBIJAKAN
Surat Panitera Mahkamah Agung Surat Ketua BPK RI Nomor
Nomor 419/S/XVI/11/2017 tanggal
2167/PAN/KU.00/8/2017
20 November 2017
tanggal 23 Agustus 2017

196
SKEMA PEMANFAATAN VIRTUAL ACCOUNT
Berbasis BNI E-Collection

MAHKAMAH
AGUNG

1. Integrasi yang menghubungkan Sistem Aplikasi Direktori Putusan Mahkamah Agung RI dengan Sistem
BNI e-Collection.
2. Mahkamah Agung RI menginformasikan nomor Virtual Account kepada pihak yang mengajukan upaya
hukum kasasi/peninjauan kembali.
3. Pemohon Kasasi/Peninjauan Kembali membayar biaya perkara menggunakan Virtual Account melalui
channel BNI Syariah ataupun channel Bank lain.
4. Dana diterima oleh rekening Giro Mahkamah Agung RI secara realtime dan dapat langsung efektif
digunakan.
5. Flagging pembayaran dikirimkan kepada Mahkamah Agung RI (Sistem Aplikasi Direktori Putusan )
secara realtime.
6. Notifikasi pembayaran email akan dikirimkan kepada Pemohon Kasasi, Pengadilan dan Mahkamah
Agung.

197
Format Rekening Virtual
Setoran Biaya Perkara

Terdiri dari 16 digit nomor rekening

8 7 9 1 0 9 8 2 1 4 0 1 2 1 6 1
Virtual ID
Kode Mahkamah 12 kombinasi angka yang diproduksi oleh aplikasi Direktori Putusan
reken Agung yang
ing terhubung
MA, terdiri dari kode satuan kerja, nomor perkara tingkat pertama,
VA di dengan rekening bulan dan tahun putus dan kode pihak yang mengajukan upaya
BNI Giro Pooling hukum
Biaya Perkara

198
ALUR PROSEDUR PENGGUNAAN
VIRTUAL ACCOUNT

1 2 3

Pihak berperkara
• Pihak berperkara Petugas pengadilan berdasarkan email yang
mendaftarkan upaya membuat rekening virtual didaftarkan, mendapat
hukum ke pengadilan untuk setiap perkara yang notifikasi dari Bank BNI
tingkat pertama diajukan upaya hukum tentang Nomor Rekening
• Petugas pengadilan menggunakan aplikasi Virtual dan jumlah biaya
menaksir panjar biaya Direktori Putusan perkara yang harus
dibayar

199
4 5 6

Sistem Informasi
Sistem BNI akan Perkara menerima
Pihak berperkara, memberitahukan
membayar biaya perkara notifikasi dari sistem
kepada penyetor melalui BNI tentang uang yang
kasasi ke rekening virtual email bahwa uang sudah
yang telah dibuat, melalui sudah diterima di
diterima oleh rekening rekening pooling
counter bank , ATM, atau tujuan (Rekening
mobile banking KEpaniteraan disertai
Kepaniteraan) informasi penyetor

200
Mekanisme Pembuatan Rekening
Virtual oleh Petugas Pengadilan

 Virtual Account dibuat menggunakan


Aplikasi Direktori Putusan Mahkamah
Agung;
 Pengadilan harus memastikan putusan
tingkat pertama yang diajukan upaya
hukum telah terunggah di Direktori
Putusan Mahkamah Agung
 Akses ke sistem admin Direktori Putusan
menggunakan username dan password
yang telah diberikan

201
Langkah-langkah

Temukan putusan yang diajukan upaya hukum, pilih


menu virtual account
MENU
VIRTUAL
ACCOUNT

202
Lengkapi isian form pada menu virtual
account, kemudian klik simpan

Pastikan tanggal putus


dan nomor perkara telah
diisi dengan benar

203
Petunjuk Pengisian Form

• diisi dengan nama pihak yang


Nama mengajukan upaya hukum
Pemohon kasasi/peninjauan kembali;

• Pilih kedudukan pemohon kasasi/PK


Kedudukan di pada pemeriksaan perkara di tingkat
Tingkat 1 pertama, apakah sebagai Penggugat atau
Tergugat ;
- diisi dengan alamat email Pemohon
Kasasi/kuasa hukumnya. Penulisan alamat
Alamat email email lebih dari satu harus dipisahkan
menggunakan tanda baca titik koma (;) dan
tanpa ada pemisah (sepasi)

Nomor - Agar diisi dengan nomor handpone


Telepon/HP pemohon kasasi

Jenis Permohonan • Pilih upaya hukum yang sesuai


Upaya Hukum

• Pilih biaya perkara yang sesuai dengan


Besar Biaya jenis upaya hukum merujuk pada
Perkara peraturan yang telah ditetapkan

204
Jika proses berhasil, menu status rekening
virtual akan terisi dengan informasi nomor VA
dan tanggal expired VA

NOMOR
VIRTUAL
ACCOUNT

205
Nomor Virtual Account
akan dikirim ke e-mail
yang didaftarkan, atau
dicetak dari aplikasi
Direktori Putusan oleh
staf pengadilan

TOMBOL UNTUK
MENCETAK
VIRTUAL ACCOUNT

206
Prosedur Pembayaran Biaya Kasasi/PK

Pasal 46 (3) UU Nomor 14 Tahun 1985,


“Setelah Pemohon membayar biaya perkara,
Panitera mencatat permohonan kasasi dalam
buku daftar, dan pada hari itu juga membuat
akta permohonan kasasi yang dilampirkan
dalam berkas perkara
Biaya Perkara Kasasi, terdiri dari:
Biaya kepaniteraan dan biaya proses
pemberitahuan pada pengadilan tingkat
pertama
Biaya perkara Mahkamah Agung
Dinyatakan lunas membayar biaya perkara
apabila telah menyetorkan kedua biaya
tersebut diatas.

207
PILIHAN CARA PEMBAYARAN BIAYA
KASASI/PK

PETUGAS PENGADILAN PIHAK BERPERKARA

Pemohon Kasasi/PK • Pemohon membayar


Biaya Perkara Kasasi, ke
membayar biaya perkara dua rekening:
yang terdiri dari biaya • Biaya kepaniteraan dan
proses pemberitahuan biaya proses
pengadilan dan biaya pemberitahuan pada
kasasi/PK, ke rekening pengadilan tingkat
pengadilan, pertama, disetor ke
rekening pengadilan
petugas pengadilan • Biaya perkara
untuk alokasi biaya Mahkamah Agung
kasasi/PK disetor ke disetor ke rekening
rekening virtual virtual Kepaniteraan MA.

208
Prosedur Pembayaran

Pembayaran biaya perkara


kasasi/PK dilakukan melalui nomor
rekening virtual yang tertera dalam
lembar tagihan;
Pembayaran dapat dilakukan ke
counter bank, ATM, atau mobile
Banking dari semua bank;
Pembayaran harus dilakukan
sebelum waktu jatuh tempo yang
ditentukan dalam lembar tagihan;
Apabila pembayaran dilakukan
setelah melewati waktu jatuh
tempo, maka harus dibuatkan lagi
rekening virtual oleh staf
pengadilan

209
Pembayaran Tunai
Melalui Counter BNI (Syariah)

1. Datang ke Bank BNI Syariah, mengambil nomor antrian Teller


Mengisi Formulir Setoran Rekening : (Gambar berikut)

Pilih setoran tunai


Tuliskan nominal Jumlah Setoran, sesuai dengan nominal yang
tertera pada email nasabah
Isi nama pemilik dan 16 Nomor Virtual Account (988 12345
12345678)
Isi nama dan tanda tangan Penyetor
Nama dan tanda tangan Pejabat diisi oleh Bank
2. Serahkan Formulir Setoran Rekening ke Teller
3. Serahkan uang ke Teller, dengan nominal yang tertera pada
email tagihan nasabah (pemohon kasasi/PK)
4. Menunggu Mutasi Transaksi pada Teller
5. Teller memberikan Slip Setoran Rekening
6. Selesai.

210
Pembayaran Tunai
Melalui Counter selain BNI (Syariah) – contoh
Bank Mandiri

1. Datang ke Bank Mandiri, mengambil nomor antrian Teller


Mengisi Aplikasi Setoran/Transfer : (Gambar 2)

Isi nama penerima dan Nomor Rekening penerima / 16


Nomor Virtual Account (misalnya: 988 12345 12345678)
Isi `Bank BNI Syariah’ sebagai Bank penerima dan alamat
penerima
Tuliskan nominal Transfer, sesuai dengan nominal yang
tertera pada email nasabah
Pada Biaya Transaksi, pilih tunai apabila pembayaran
dilakukan secara tunai, pilih debet apabila pembayaran
dilakukan dengan cara pemindahbukuan.
2.Serahkan Aplikasi Setoran/Transfer ke Teller
3.Serahkan uang ke Teller, dengan nominal yang tertera pada
email nasabah
4.Menunggu Mutasi Transaksi pada Teller
5.Teller memberikan Slip Setoran/Transfer
6.Selesai.
211
Pembayaran Melalui ATM BNI/BNI Syariah

1. Masukkan PIN, pilih bahasa


2. Pilih menu Transfer
3. Pilih `dari Rekening Tabungan’
4. Pilih `Rekening BNI’
5. Masukkan 16 Nomor Virtual Account
(misalnya: 8791 098214012161),
kemudian tekan `Benar’
6. Masukkan Jumlah Pembayaran, sesuai
dengan nominal yang tertera pada
tagihan yang dikirim ke email
pemohon kasasi, kemudian tekan
`Benar’
7. Muncul Informasi Pemindahbukuan,
lanjutkan transaksi tekan `Ya’
8. Selesai.

212
Pembayaran Melalui ATM
Bersama
1. Masukkan PIN, pilih bahasa
2. Pilih menu Transfer
3. Pilih `dari Rekening Tabungan’
4. Pilih `Rekening Bank Lain’
5. Masukkan kode bank BNI/BNI Syariah (009) diikuti
dengan 16 Nomor Virtual Account (8791
098214012161), kemudian tekan `Benar’
6. Masukkan Jumlah Pembayaran, sesuai dengan
nominal yang tertera pada email nasabah, kemudian
tekan `Benar’
7. Muncul Informasi Transfer, lanjutkan transaksi, tekan
`Ya’
8. Selesai.

213
Pembayaran Melalui Internet Banking
Non BNI (misalnya Bank Mandiri)

1. Masukkan userID dan password pada menu Login


2. Pilih menu Transfer Dana
3. Isi Rekening Pendebitan ‘Bank Negara Indonesia / BNI’
4. Masukkan Jumlah Transfer, sesuai dengan nominal yang
tertera pada email nasabah
5. Pilih cara transfer ‘SKN (Kliring)’ atau `RTGS’
6. Masukkan data Bank Penerima:
7. Nama Bank
8. Kota Tujuan
9. Lokasi Cabang
10. Nama Penerima
11. Nomor Rekening / 16 Nomor Virtual Account (988 12345
12345678)
12. Warganegara
13. dll
14. Pilih Submit
15. Masukkan password Transaksi
16. Muncul Informasi Transaksi berhasil
17. Selesai.

214
NOTIFIKASI PEMBAYARAN

Apabila sudah
dilakukan
pembayaran maka
sistem BNI e-
Collection akan
memberikan
notifikasi yang
disampaikan melalui
email

215
NOTIFIKASI PEMBAYARAN

Selain melalui surat elektronik, notifikasi telah dilakukan


pembayaran disampaikan melalui halaman sistem Direktori
Putusan Mahkamah Agung pada pengadilan yang
bersangkutan
Notifikasi bukti pembayaran dapat pula oleh Pengadilan
dicetak melalui menu “cetak rekening”

KETERANGAN STATUS AKAN


BERUBAH MENJADI
“TELAH DIBAYAR”
APABILA TELAH DILAKUKAN
PEMBAYARAN

216
Pendokumentasian Bukti
Pembayaran

Hasil cetak (print out)


notifikasi pembayaran
menjadi dasar untuk
dibuatkan kwitansi
pembayaran biaya
perkara (SKUM);
Hasil Cetak Notifikasi
Pembayaran dari
Sistem harus
disertakan dalam
berkas perkara

217
 Sistem BNI e-Collection memberikan notifikasi pembayaran
biaya perkara secara real tim ke Sistem Informasi Perkara
Mahkamah Agung dengan menyertakan informasi yang
lengkap, meliputi nomor perkara tingkat pertama, nama
pengadilan, nama pihak berperkara dan jenis upaya hukum
yang diajukan

218
Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai
akses ke sistem BNI e-Collection untuk
memastikan akurasi data transaksi

219
PENCABUTAN PERKARA

 Apabila pencabutan terjadi sebelum perkara


diregistrasi oleh MA, biaya perkara dapat
dimohonkan untuk dikembalikan
 Sampaikan permohonan pengembalian melalui
email Kepaniteraan MA (kepaniteraan.mari@gmail
/kepaniteraan@mahkamahagung.go.id)
 Informasikan nomor VA dan nomor rekening
pengembalian

220
PERMASALAHAN YANG SERING
TERJADI

PERMASALAHAN KEMUNGKINAN PENYEBAB


VA GAGAL DIBUAT OLEH - TANGGAL PUTUSAN DI SISTEM
SISTEM DIREKTORI PUTUSAN TIDAK DIISI
- ADA HURUF PADA NOMOR
PERKARA
- ADA SPASI PADA PENULISAN
EMAIL YANG LEBIH DARI SATU
- PENGISIAN EMAIL MENGANDUNG
KARAKTER TERLARANG (= , / \ ‘ “ :
* & # ? [ ] { } ( dan ))
- PENGISIAN DOMAIN PADA EMAIL
TIDAK BENAR (contoh :
abcd@gmailcom)

VA TIDAK VALID - PEMBAYARAN TELAH DALUWARSA

221
Pembuatan Kembali VA
Daluwarasa

Pastikan pembuatan VA tidak lebih dari 3 kali pembuatan


(lebih dari 3 kali tombol simpan akan hilang)
Isi form seperti biasa lalu klik tombol simpan.
Nomor VA akan dapat dilihat pada tabel kedua.
Untuk mencetak, silakan klik cetak rekening yang terdapat
di atas tabel kedua.

222
Form Pembuatan Akun
Virtual
Pembayaran Biaya Perkara
PK Pajak

https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/pk_pajak/

223
Bagian
Ketujuh
PENATAAN ULANG
PROSEDUR
PENGIRIMAN
LAPORAN KASASI
PERKARA PIDANA
YANG
TERDAKWANYA
BERADA DALAM
STATUS TAHANAN
ADANYA TEMUAN KETIDAKPATUHAN
PENGADILAN TERHADAP PROSEDUR

 Tidak membuat laporan kasasi perkara pidana yang


terdakwanya dalam tahanan;
 Terlambat membuat laporan kasasi pidana yang
terdakwanya dalam tahanan;
 Terlambat mengirimkan berkas perkara kasasi
pidana yang terdakwanya dalam tahanan sehingga
telah mendekati masa berakhirnya penahanan atau
bahkan telah habis masa penahanannya;
 Format laporan kasasi berbeda satu sama lain dan
tidak sesuai dengan lampiran SEMA;
 Tidak memberikan tanda dalam berkas bahwa
Terdakwa dalam tahanan.

225
REGULASI TENTANG PROSEDUR
PENYAMPAIAN LAPORAN DAN
PENGIRIMAN BERKAS PERKARA PIDANA
YANG TERDAKWANYA BERADA DALAM
STATUS TAHANAN

a. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun


1987 tentang Pengiriman Berkas Kasasi Pidana
yang Terdakwanya Berada dalam Tahanan;
b. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun
1987 tentang Permohonan Penetapan Penahanan
oleh Mahkamah Agung bagi Terdakwanya yang
Berada dalam Tahanan;
c. Surat Edaran Nomor 2 Tahun 1998 tentang
Permohonan Kasasi Perkara Pidana yang
Terdakwanya Berada dalam Tahanan.

226
SEMA NOMOR 1 TAHUN 1987

“Pengiriman
itu hendaknya
dilakukan
dengan sarana
pengiriman
“tercepat”
yang dapat
dilakukan dari
daerah
Saudara”

227
SEMA NOMOR 3 TAHUN 1987

“Permohonan
segera dikirimkan
ke Mahkamah
Agung setelah
terdakwa atau
penuntut umum
mengajukan
permohonan kasasi
dengan tidak usah
menunggu berkas
perkara siap
dikirim”

228
SEMA NOMOR 2 TAHUN 1998

“Pengadilan Negeri harus


segera melaporkan kepada
Mahkamah Agung paling
lambat 3 hari terhitung sejak
diterimanya permohonan
kasasi dari Terdakwa atau
Jaksa/Penuntut Umum ”

229
MATERI MUATAN POKOK
YANG DIATUR SEMA

 Pengadilan Negeri harus segera melaporkan kepada


Mahkamah Agung paling lambat 3 (tiga) hari
terhitung sejak diterimanya Permohonan Kasasi
dari Terdakwa atau Jaksa/Penuntut Umum
 Laporan memuat dengan data lengkap, untuk
keseragaman menggunakan Formulir terlampir
(Model L.I).
 Pengiriman hendaknya menggunakan sarana
pengiriman “tercepat” yang dapat dilakukan dari
daerah Saudara
 Pengiriman Berkas Perkara paling lambat 30 hari
sejak permohonan kasasi diajukan

230
AWAL PENATAAN ULANG
PROSEDUR

Pada tanggal 30 Oktober 2015, Panitera


Mahkamah Agung dan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM
telah menandatangani Nota Kesepahaman
Nomor PAS-HM.05.01-59 – Nomor
1454/PAN/HK.00/X/2015 tentang Pilot Projek
Pertukaran Data Perkara Pidana pada Tingkat
Kasasi dalam Rangka Rintisan Sistem Peradilan
Pidana Terpadu Berbasis Teknologi Informasi.
Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut
meliputi pertukaran data dan dokumen
perpanjangan penetapan penahanan dan
petikan putusan.

231
KILAS BALIK IMPLEMENTASI
RINTISAN SPPT-TI

232
MOMENTUM PEMBARUAN PROSEDUR

233
SURAT EDARAN PANITERA
MAHKAMAH AGUNG
Nomor 2304/PAN/HK.01/12/2020 Tanggal 16
Desember 2020

234
MATERI MUATAN POKOK SURAT EDARAN
PANITERA MA

 Pengadilan Negeri harus menyampaikan laporan kasasi perkara


pidana yang terdakwanya berada dalam status tahanan paling
lambat 3 hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan
kasasi dari Terdakwa dan/atau Jaksa Penuntut Umum.
 Penyampaian Laporan Kasasi menggunakan format yang
ditentukan salam SEMA Nomor 2 Tahun 1998 yang telah kami
sempurnakan menyesuaikan perkembangan kelembagaan dan
menjadi lampiran surat ini.
 Laporan Kasasi disampaikan melalui aplikasi Direktori Putusan
Mahkamah Agung dengan mengunggah Laporan Kasasi dalam
Format PDF (bertanda tangan dan berstempel) dan Format RTF
pada menu Perpanjangan Penahanan;
 Apabila mekanisme penyampaian laporan menggunakan aplikasi
Direktori Putusan tidak bisa dilakukan disebabkan gangguan
sistem, laporan dapat disampaikan melalui surat elektronik
kepaniteraan Mahkamah Agung,
kepaniteraan@mahkamahagung.go.id dan
kepaniteraan.mari@gmail.com, dengan subjek email “Laporan
Kasasi Perkara Pidana”.
 Berkas kasasi (Bundel A dan Bundel B) perkara pidana yang
Terdakwanya berada dalam Tahanan telah diterima oleh
Mahkamah Agung paling lama 30 hari kalender terhitung sejak
diajukannya permohonan kasasi;
 Pada sampul berkas yang Terdakwanya ditahan agar diberikan
tanda “Tahanan”.

235
MONITORING DAN EVALUASI

Rapat Pimpinan Mahkamah Agung menegaskan


bahwa Mahkamah Agung akan menyerahkan
kepada Badan Pengawasan mengenai
ketidakdisiplinan pengadilan terhadap prosedur
yang telah ditetapkan dan menindak tegas
pimpinan pengadilan yang tidak memperhatikan
ketentuan angka 3 (tiga) sebagaimana tersebut di
atas.
Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung
memerintahkan supaya Ketua Pengadilan Tinggi
melakukan pembinaan dan pengawasan terkait
dengan ketentuan yang diatur dalam surat ini.

236
PROSEDUR PELAPORAN PERKARA KASASI
PERKARA PIDANA YANG TERDAKWANYA
DALAM STATUS TAHANAN

 Login Direktori Putusan


https://putusan.mahkamahagung.go.id/admin
 Pilih sub menu Perpanjangan Penahanan pada menu
“Pertama”

237
Klik Tambah untuk membuat laporan kasasi: Input
data perkara dan data Terdakwa

238
Upload dokumen laporan kasasi dalam format pdf
(bertandatangan dan berstempel) dan file RTF

239
Klik Tambah apabila semua data dan dokumen
sudah diisi

240
Sistem Direktori Putusan akan menampilkan
daftar permohonan perpanjangan penahanan ke
Mahkamah Agung

241
Kepaniteraan Muda Pidana/Pidana Khusus akan
menerima daftar laporan kasasi dari seluruh
pengadilan di Indonesia

242
Mahkamah Agung memproses penetapan
perpanjangan penahanan dan mengupload ke
sistem Direktori Putusan

243
Kepaniteraan Muda Pidana mengupload Petikan
Putusan ke Direktori Putusan MA

244

Anda mungkin juga menyukai