Kelompok 1 - Metode Pengembangan Moral & Nilai-Nilai Agama Modul 1 KB 2
Kelompok 1 - Metode Pengembangan Moral & Nilai-Nilai Agama Modul 1 KB 2
Apresiasi yang kedua untuk teori diatas adalah anak manusia pada
tahapan selanjutnya telah mengalami pertambahan usia dan
menemukan lingkungan baru dalam kehidupannnya.
Anak usia dini (AUD) secara teorities berada pada fase pertama dan
kedua seorang guru AUD perlu memperhatikan kedua karakteristik
tahapan perkembangan moral tersebut
Piaget mengemukakan bahwa seseorang manusia dalam kehidupannya
akan melalui rentangan perkembangan moral sbb :
Heteronomous Autonomous
2-6 tahun 12 tahun
Terkait dengan pengembangan moralitasnya , anak usia dini pada dasarnya masih
sangat memerlukan bantuan dalam beberapahal, seperti pembentukan karakter
(formation of character), pembentukan kepribadian (shaping of personality)dan
perkembangan social (social development).
Anak yang diajari dengan iklim kerja keras dan tanggung jawab akan cenderung
menunjukkan prestasi yang tinggi. Kebiasaan semacam ini hendaknya telah berakar
sebelum masuk sekolah. Karakter ini akan tertata dalam pikiran dan hati anak usia dini
melalui standar yang tertata dan orang tuanya, harapan mapan, dan contoh yang
konsisten.
MODUL 2
KECERDASAN MORAL
MENURUT AHLI
Kegiatan Belajar 1
Teori Kecerdasan Moral
Menurut Lickona
Pendidikan anak usia dini dalam kapasitas pendidikan moral dan karakter manusia sangat terpengaruh pola
asuh orang tua dan lingkungan keluarga.
Menurut Lickona dkk (2007), terdapat 11 prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif :
1.Kembangkan nilai – nilai etika inti dan nilai – nilai kinerja pendukungnya sebagai fondasi karakter yang aik.
2.Definisikan “karakter” secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan karakter yang baik.
3.Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam pengembangan karakter
4.Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian
5.Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral
6.Buat kurikulum akademis yang bermakna, menantang, yang menghormati semua peserta didik.
7.Usahakan mendorong motivasi diri anak
8.Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung jawab dalam
pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi nilai – nilai inti yang sama dan yang membimbing pendidikan
anak.
9.Tumbuh kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan
karakter.
10.Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter
11.Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik
memanifestasikan karakter.
PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN
KECERDASAN MORAL BERDASARKAN TEORI
Kita adalah praktisi pendidikan yang hidup diLICKONA
era globalisasi serta
modernisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran dan kedudukan
guru dalam meningkatkan kecerdasan moral anak dapat berbentuk
sebagai model, programmer dan motivator yang baik. Menurut
Lickona perilaku moral, karakter, dan kepribadian manusia
berwujud pada perbuatan manusia sehari – hari.
• Sebagai pembimbing
Program pengembangan moral anak usia dini memerlukan program
yang workable (dapat dilaksanakan) dan bukan program muluk dan
berlebihan. Fungsi dan peran pembimbing memiliki makna sebagai
orang yang memberikan arah,memandu, dan mendampaingi anak
dalam pelaksanaan program pembiasaan
• Sebagai Pelatih
Anak usia dini adalah sosok manusia yang masih sangat membutuhkan
latihan, pengulangan, dan perbaikan berbagai macam perilaku dan
perbuatan.
Dengan demikian, peranan dan keberadaan guru dapat berfungsi
sebagai pelatih dalam kaitannya dengan latihan pembiasaan
berperilaku dan perbuatan positif. Guru diharapkan mampu menjadi
pemberi contoh nyata dalam bentuk perilaku dan perbuatan
• Sebagai Motivator
Sebagai pendidik kita harus memelihara motivasi peserta didik selama
mengikuti proses belajar mengajar, guru dapat melakukan refresh
(pengulangan kesegaran) dengan cara –cara, seperti mengajak peserta
didik mengikuti tepuk tangan berpola,bernyanyi bersama, atau tebak –
tebakan lucu.
• Sebagai penilai
Fungsi evaluasi tersebut tentunya untuk mengetahui
tingkat pencapaian keberhasilan program sekaligus untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan. Pada tahap ini,
anak – anak mulai diperkenalkan secara terstruktur norma
dan hakikat kehidupan bersosialilasi yang sesungguhnya
MODUL 2
KECERDASAN MORAL
MENURUT AHLI
Kegiatan Belajar 2
Strategi dan Metode dalam
Mengembangkan Kecerdasan
Moral Anak TK Menurut Lickona
Lickona (1991) menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai
pada tataran moral action, diperlukan tiga proses pembinaan yang
berkelanjutan yaitu
1.Proses moral knowing
2.More feeling
3.Moral action
METODE PERTAMA
Metode yang digunakan dengan pendekata Heart Start dikembangkan oleh Indonesia
Heritage Foundation, yaitu memberikan pendidikan karakter secara sistematis selama
20 menit setiap pagi hari dengan menanamkan Sembilan pilar karakter diantaranya :
1.Cinta Tuhan dan segenap Ciptaan-Nya (love Allah,trust,reverence,loyalty)
2.Tanggung jawa, kedisiplinan, dan kemandirian (responsibility, excellence,self
reliance, discipline, and orderliness)
3.Kejujuran/amanah dan arif (trust worthiness, honesty,and tactful)
4.Hormat dan santun (respect,courtesy and obedience)
5.Dermawan,suka menolong, dan gotong
royong/kerjasama(love,compassion,caring,empathy,generosity,moderation, and
cooperation)
6.Percaya diri,kreatif, dan pekerja keras
(confidence,assertiveness,creativity,resourcefulness,courage,determination,and
enthusiasm)
7.Kepemimpinan dan keadilan (justice,fairness,mercy, and leadership)
8.Baik dan rendah hati(kindness,friendliness,humility,and modesty)
9.Toleransi,kedamaian, dan kesatuan (tolerance, flexibility,peacefulness,and unity)
Pola berpikir, bersikap, dan bertindak anak usia dini masih terbatas dari apa
yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka saksikan sehingga
pembentukan dan pemahaman awal terhadap moralitas kehidupan menjadi
suatu hal yang penting dan esensial bagi pengembangan moral mereka.
NILAI-NILAI KEJUJURAN, TOLERANSI, DAN
SETIA KAWAN PADA ANAK TAMAN KANAK-
KANAK
Nilai –nilai kejujuran sangat erat kaitannya dengan nilai moral dari kehidupan manusia.
Kejujuran bukan sekedar pengetahuan tentang moralitas belaka, tetapi sangat memerlukan
program pembiasaan dan latihan yang intensif.
Sebagai pendidik kita perlu membuat program yang dapat dipraktikkan melalui pendekatan
story telling, role playing atau program simulasi perilaku yang bermisi nilai – nilai kejujuran
dalam kehidupan anak.
Toleransi adalah embrio dari sikap mau menerima dan dapat memahami keberadaan orang
lain yang tentu banyak memiliki perbedaan dengan diri kita.
Menurut UNESCO penyelenggaraan pendidikan yaitu learning to life together, sejak dini
amatlah tepat jika kita menyusun program pengembangan moral melalui pembiasaan sikap
toleran karena secara factual memiliki kebhinekaan dalam berbagai hal.
Pendidikan multikultur bisa kita mulai dengan merintis prinsip dasar penyelenggaraan
pendidikan inklusi.
MODEL PENDIDIKAN YANG TOLERANSI
MODEL AKSI-REFLEKSI-AKSI
Dalam pembelajaran ini, pendekatannya lebih mementingkan pada siswanya.
Ruang lingkup bahasan lainnya adalah mengenal peran jenis (rule of gender) dan orang
lain. Bagi anak usia dini bertujuan agar proses transfer norma social yang sesuai dengan
kesepakatan masyarakat akan senantiasa tersampaikan, berkelanjutan, serta terjadinya
tranformasi norma sosia secara berkesinambungan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses
belajar mengajar, kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif,menyenangkan,menantang,memotivasi peserta didik untuk erpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan akat,minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara sistematis adalah sbb :
1. PROSES EKSPLORASI
Adapun bentuk – bentuk aktivitas yang dapat dilakukan pada proses eksplorasi :
a.Melibatkan anak untuk menggali informasi terkait dengan materi/topic/tema
b.Menggunakan strategi/pendekatan/metode pembelajaran yang berpusat pada anak
c.Menggunakan media/alat bantu pembelajaran
d.Menggunakan sumer belajar/pembelajaran
e.Memfasilitasi terjadinya komunikasi antaranak dalam proses pembelajaran
f.Memfasilitasi terjadinya interaksi antaranak dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya.
g.Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
h.Menguasai materi yang terkait dengan topic
2. PROSES ELABORASI
Proses konfirmasi adalah kegiatan interaktif antara guru dan anak untuk memberikan
umpan balik.
Penerapan penanaman nilai – nilai kejujuran toleransi, dan setia kawan pada anak usia
dini dapat diterapkan dengan beberapa contoh penerapan pembelajaran dengan story
telling,simulasi,atau test case
TERIMA KASIH