2020 Tro203 A 11402 3 Tro17071992 1
2020 Tro203 A 11402 3 Tro17071992 1
Pengantar
Sistem imun adalah sebuah sistem yang terdiri dari
banyak struktur dan proses biologis dalam organisme
yang bertugas melindungi tubuh terhadap penyakit.
Agar berfungsi dengan baik, sistem kekebalan
tubuh harus mendeteksi berbagai benda asing yang
masuk ke dalam tubuh, seperti patogen, virus,
bakteri, parasit dll.
Contoh gambaran patogen, virus, bakteri, parasit dsb
yang masuk ke dalam tubuh
Sistem imun dipengaruhi oleh faktor:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Nutrisi
4. Faktor psikoneuroimunologi
5. Kelainan organ lain
Pertahanan non spesifik
Kulit dan membran mukosa merupakan garis
pertahanan non spesifik pertama melawan
masuknya benda asing melalui kulit atau luka
terbuka.
Mekanisme garis pertahanan pertama pada
pertahanan non spesifik:
1. Kulit, menjadi penghalang dan rintangan fisik
yang ditutupi oleh minyak dan derajat keasaman
yang disekresi dari kelenjar sebaceous dan
kelenjar keringat.
2. Protein antimikroba, terkandung dalam air liur,
air mata dan sekresi lain yang ditemukan pada
membran mukosa. Contohnya lisozim, yang
memecah dinding sel bakteri.
3. Silia, yang melapisi tabung pernapasan dan
berfungsi membersihkan benda-benda asing dari
paru-paru.
4. Cairan lambung, yang mengandung asam klorida
atau enzim, dapat membunuh sebagian besar
mikroba.
5. Bakteri simbiotik, yang ditemukan pada saluran
pencernaan dan vagina, dapat menyingkirkan
bermacam-macam organisme asing yang dapat
menyebabkan kerusakan.
Mekanisme sistem pertahanan kedua pada
pertahanan non spesifik:
1. Sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan
tubuh terhadap patogen. Sel darah putih akan
menghancurkan benda asing yang mampu
menembus pertahanan pertama melalui proses
fagositosis.
Ada 5 jenis sel darah putih yang terdapat pada
sumsum tulang, yaitu:
a)Neutrofil, merupakan sel darah putih terbesar yang
berfungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme
dan sisa-sisa sel mati.
b)Eosinofil, mempunyai peranan dalam reaksi alergi.
c)Basofil, dapat melepaskan senyawa kimia, seperti
histamin yang menyebabkan reaksi
inflamasi/peradangan.
d) Monosit, akan berkembang menjadi makrofag
yang juga berfungsi fagositosis.
e) Limfosit, terdiri atas dua jenis sel yaitu
limfosit B dan limfosit T. Sel limfosit B
mempunyai peran dalam antibodi mediated
immunity, sedangkan limfosit T berperan dalam
cell mediated immunity.
2. Peradangan/inflamasi, merupakan respons tubuh
terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat
tergores atau benturan. Proses ini dipengaruhi oleh
histamin dan prostaglandin. Inflamasi sangat
berguna sebagai pertahanan tubuh, sebab reaksi
tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan
lain dan mempercepat proses penyembuhan.
3. Fagositosis, merupakan mekanisme pertahanan yang
dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan jalan
mencerna/memakan mikroorganisme/partikel asing
yang masuk ke tubuh.
4. Protein antimikroba, merupakan jenis protein
yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
nonspesifik yaitu protein komplemen dan
interferon. Protein komplemen membunuh
bakteri penginfeksi dengan cara membentuk
lubang pada dinding sel dan membran plasma
bakteri. Sedangkan protein interferon akan
membentuk zat yang mampu mencegah replikasi
virus, sehingga serangan virus dapat dicegah.
Pertahanan spesifik
Sistem pertahanan spesifik bekerja bila sistem
pertahanan tubuh non spesifik gagal menahan
masuknya patogen.
Sistem pertahanan spesifik melibatkan peran
limfosit dan antibodi, serta melibatkan sel dalam
menyerang organisme asing.
Pertahanan spesifik dilakukan oleh sel T. Sel T
terdiri dari 3 jenis yaitu pembunuh, pembantu
dan supresor. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B
dan teraktivasi bila mengenali antigen yang
terdapat pada permukaan sel patogen, dengan
bantuan sel limfosit T.
Sel limfosit B ada 3 jenis yaitu sel B plasma,
pengingat dan pembelah. Ketika patogen masuk
dalam tubuh dan mampu melewati pelindung lapis
pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami,
maka sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki
reseptor antigen A akan membelah dan
berdiferensiasi (proses ketika sel kurang khusus
berubah menjadi sel lebih khusus).
Hasil pembelahan dan diferensiasi akan membentuk
2 klon. Klon pertama menghasilkan sel-sel efektor
dan klon kedua menghasilkan sel-sel memori.
Apabila antibodi menang melawan antigen, maka
tubuh akan sehat dan memiliki sel memori untuk
melawan antigen yang sama di waktu yang akan
datang.
Sehingga saat seseorang dimasuki antigen/kuman
berjenis sama, maka tubuh akan mengaktifkan sel-
sel memori yang telah terbentuk sebelumnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi dan
melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek,
dibandingkan respon pertahanan primer. Kondisi ini
disebut respon pertahanan sekunder.
Respon kekebalan tubuh
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kekebalan
humoral/antibodi mediated immunity dan kekebalan
seluler/cell mediated immunity.
1. Kekebalan humoral/antibodi mediated immunity
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B
dan antibodi yang beredar dalam cairan darah
limfa. Rangkaian respon terhadap patogen ini
disebut respon kekebalan primer. Bila antigen
yang sama masuk kembali ke dalam tubuh, waktu
untuk menanggapi dan melawan cenderung lebih
cepat, respon ini disebut respon kekebalan
sekunder.
2. Kekebalan seluler/cell mediated immunity
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang
bertugas menyerang sel-sel asing atau jaringan
tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan cara memperolehnya, kekebalan tubuh
digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu:
a)Kekebalan aktif, merupakan kekebalan yang
dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini
dapat diperoleh secara alami melalui penyakit
misalnya cacar dan diperoleh secara buatan melalui
vaksinasi.
b) Kekebalan pasif, merupakan kekebalan yang
diperoleh setelah menerima antibodi dari luar.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami
melalui pemberian ASI dan diperoleh secara
buatan melalui penyuntikan antiserum.
Referensi