Anda di halaman 1dari 11

BAB 5 RANGKUMAN

GAYA KEPEMIMPINAN UMAR BIN ABDUL AZIS


SILSILAH

Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada 2 November 682 (26 Safar 63H). Sang ayah, Abdul Aziz,
berasal dari klan Umayyah, dan masih terikat hubungan keluarga dengan khalifah ketiga, Utsman bin
Affan. Sementara itu, sang ibu Ummu Ashim (Laila) binti Ashim, adalah cucu Umar bin Khattab.
• Kakek Umar bin Abdul Aziz, Marwan bin al-Hakam adalah khalifah keempat dalam Dinasti
Umayyah. Ketika Marwan mangkat pada 12 April 685, penggantinya adalah putra pertama, Abdul
Malik bin Marwan. Sementara itu, ayah Umar, Abdul Aziz bin Marwan, tetap menjabat sebagai
gubernur Mesir, jabatan yang diembannya selama 20 tahun.
………………..

• Kontestasi untuk posisi khalifah terjadi antara dua bersaudara, Abdul Malik dan Abdul
Aziz. Namun, Abdul Aziz meninggal lebih dahulu pada 705 Masehi. Abdul Malik lantas
menyerahkan jabatan khalifah itu kepada putranya sendiri, al-Walid. Dari al-Walid inilah
Umar bin Abdul Aziz mendapatkan posisi baru, sebagai Gubernur Madinah.
• Penempatan Umar bin Abdul Aziz di Madinah diharapkan khalifah baru sebagai jembatan
untuk meredakan ketegangan antara penduduk wilayah tersebut dengan klan Umayyah.
Hal itu berbuah, dengan pendekatan Umar bin Abdul Aziz yang lembut. ia membentuk
dewan syura yang bertugas bersama dirinya menggerakkan pemerintahan provinsi
Madinah.
…………………

• Umar bin Abdul Aziz dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur Madinah atas saran Al-
Hajjaj bin Yusuf, yang sudah lama menjadi tangan khalifah Dinasti Umayyah. Namun,
khalifah al-Walid tetap dekat dengan Umar. Kala al-Walid meninggal, dan posisinya
digantikan sang adik, Sulaiman bin Abdul Malik, posisi Umar di istana semakin penting:
sebagai penasihat utama khalifah
• Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah terjadi setelah proses panjang.
Awalnya, Sulaiman bin Abdul Malik ingin putra pertamanya , Ayyub, yang menggantikan
dirinya. Namun, Ayyub meninggal pada awal 717 Masehi.
……………………..

• Sementara itu, putra lain Sulaiman, Dawud sedang berperang di Konstantinopel. Pilihan
kemudian jatuh kepada Umar bin Abdul Aziz, dengan putra mahkota Yazid bin Abdul
Malik, adik Sulaiman. Banyak yang terkejut dengan penunjukan Umar bin Abdul Aziz,
termasuk dirinya sendiri.
• Dalam Ngaji Filsafat Edisi 210 Seri The Philosopher King: Umar bin Abdul Aziz,
dikisahkan oleh Fahruddin Faiz, pembaiatan Umar bin Abdul Aziz dilakukan pada 719
Masehi/99H. Penasihat kerajaan yang lain, Raja' bin Haiwah, menyampaikan wasiat
Sulaiman bin Abdul Malik yang selama ini dirahasiakan.
………………………………

• "Saat itu umat Islam menunggu di masjid pengumuman siapa khalifah berikutnya. Begitu
diumumkan penerusnya (adalah) Umar bin Abdul Aziz, semua senang kecuali Umar
sendiri.
• "Umar naik mimbar lantas berkata, 'Wahai manusia, Demi Allah, sesungguhnya saya
tidak pernah memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun. Sesungguhnya jabatan ini
diberikan tanpa bermusyawarah terlebih dahulu dan saya tidak pernah memintanya,"
terang Fahruddin Faiz.
…………………..

• Umar bin Abdul Aziz meminta rakyat untuk memilih khalifah terbaik versi mereka.
Namun, kecakapan dan keadilan Umar bin Abzul Aziz membuat umat Islam yang ada di
masjid menolak untuk mencabut baiat. Umar kemudian duduk dan menangis, "alangkah
besarnya ujian Allah kepadaku."
GAYA KEPEMIMPINAN DAN KETELADANAN
UMAR BIN ABDUL AZIZ
• Umar bin Abdul Aziz memiliki berbagai karakter yang membuatnya layak menjadi
pimpinan pilihan. Ia orang yang wara', sederhana, egaliter, tawadhu, telaten dan sabar,
adil, dan yang terpenting pembela kaum dhuafa.
• Salah satu kisah keteladanan Umar bin Abdul Aziz tercantum dalam Biografi Khalifah
Rasulullah (Khulafaur Rasul) karya Khalid Muhammad Khalid (2013:666). Suatu ketika
ada gubernur yang melayangkan surat kepada Umar untuk meminta tambahan pena dan
kertas.
• Dalam surat balasan, Umar bin Abdul Aziz menjawab, "begitu suratku ini tiba,
runcingkan pena, satukan tulisan, dan tulislah berbagai keperluan sebanyak-banyaknya
dalam satu kertas. Kaum muslimin tidak membutuhkan kata-kata lebih yang
membahayakan Baitul Mal mereka".
• Salah satu warisan penting dari Umar bin Abdul Aziz adalah upayanya menyudahi
konflik antara Bani Hasyim-Bani Umayyah. Umar menyebutkan, "Allah menjaga
tanganku dari peristiwa itu. Tetapi apakah aku tidak boleh membersihkannya dengan
lidahku?".
• Sejak zaman Umar bin Abdul Aziz pula, caci maki kepada Ali bin Abi Thalib dihentikan.
Sebelum era kekhalifahan Umar, setiap kali khotbah Jumat, diakhiri dengan memaki-
maki Ali, terkait rivalitas Bani Umayyah dan Bani Hasyim, dan sejarah panjang yang
melibatkan pendiri Dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan, juga sang putra Yazid
bin Muawiyah.
• Menurut Umar bin Abdul Aziz, budaya caci maki yang demikian sudah saatnya
dihentikan. Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang dijamin masuk surga, pemimpin yang
dicintai Allah, salah satu orang terkasih Rasul-Nya. Jadi tradisi ini harus dihentikan.
• Inilah yang kemudian menjadi awal pijakan setiap kali khotbah Jumat dibacakan Surah
an-Nahl:90
• ‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتۤا ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذ ّك‬
• InnAllaaha ya'muru bil’adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii-lqurbaa wayanhaa ‘ani-lfahsyaa-i
waalmunkari waalbaghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruuna
• Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai