Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN BENCANA

“Kerjasama Lokal Regional Global


dalam Penanggulangan Bencana”

Kelompok 1
Anggota:
Imelda Aliska
1811213035
Finny Erdinisa
1811213025
Devy Shintya 2121212002
1 DEFINISI BENCANA

PENANGGULANGAN
2 BENCANA

ISI KONTEN :
KOORDINASI BERBAGAI
3 SEKTOR

4 PENGORGANISASIAN
PENANGGULANGAN BENCANA
BIDANG KESEHATAN
DEFINISI BENCANA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Kondisi ini berdampak terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat serta pembangunan Nasional
yang tidak dapat berjalan normal.
PENANGGULANGAN BENCANA

Dalam UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana didefinisikan


sebagai sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Secara garis besar, upaya penanggulangan bencana meliputi :

PENANGGULANGAN
KESIAPSIAGAAN serangkaian upaya untuk
menanggulangi bencana, baik yang
keadaan siap setiap saat bagi setiap ditimbulkan oleh alam maupun
orang, petugas serta institusi ulah manusia, termasuk dampak
pelayanan (termasuk pelayanan kerusuhan yang meliputi kegiatan
kesehatan) untuk melakukan pencegahan, penyelamatan,
tindakan dan cara-cara rehabilitasi, dan rekonstruksi.
menghadapi bencana baik
sebelum, sedang, maupun
sesudah bencana.
KOORDINASI
BERBAGAI
SEKTOR
1. SEKTOR PEMERINTAHAN
PEMERINTAH PUSAT
Tanggung Jawab Wewenang
1. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko 1. Penetapan kebijakan penanggulangan bencana selaras dengan
bencana dengan program pembangunan kebijakan pembangunan nasional

2. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana 2. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur
kebijakan penanggulangan bencana
3. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang
terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar 3. Penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah
pelayanan minimum
4. Penentuan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana
4. Pemulihan kondisi dari dampak bencana dengan negara lain, badan-badan, atau pihakpihak internasional lain

5. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam 5. Perumusan kebijakan tentang penggunaan teknologi yang berpotensi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang memadai sebagai sumber ancaman atau bahaya bencana

6. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk 6. Perumusan kebijakan mencegah penguasaan dan pengurasan sumber
dana siap pakai daya alam yang melebihi kemampuan alam untuk melakukan
pemulihan
7. Pemeliharaan arsip/dokumen otentik dan kredibel dari ancaman
dan dampak bencana 7. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang
berskala nasional.
Pemerintah membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Badan Nasional Fungsi :
Penanggulangan Bencana merupakan Lembaga
• Perumusan dan penetapan
Pemerintah Non-departemen setingkat menteri.
kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana pengungsi dengan bertindak cepat
dan tepat serta efektif dan efisien
terdiri atas unsur:
• Pengoordinasian pelaksanaan
1. Pengarah penanggulangan bencana
kegiatan penanggulangan bencana
2. Pelaksana penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan
menyeluruh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai tugas :

1. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup
pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara

2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan


Peraturan Perundang-undangan

3. Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat

4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam
kondisi normal dan pada setiap saat dalam kondisi darurat bencana

5. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional

6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara

7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

8. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah


PEMERINTAH DAERAH
Tanggung Jawab Wewenang

1. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan 1. Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya
selaras dengan kebijakan pembangunan daerah
pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan
standar pelayanan minimum 2. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-
unsur kebijakan penanggulangan bencana
2. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana
3. Pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana
3. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain
pengurangan risiko bencana dengan program
4. Pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber
pembangunan ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya

4. Pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam 5. Perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada
memadai wilayahnya

6. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang


berskala provinsi, kabupaten/kota
Pemerintah daerah membentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah terdiri atas : Fungsi :
1. Badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh
seorang pejabat setingkat di bawah
• Perumusan dan penetapan
gubernur atau setingkat eselon 1B
2. Badan pada tingkat kabupaten/kota kebijakan penanggulangan
dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bencana dan penanganan
bawah bupati/walikota atau setingkat pengungsi dengan bertindak cepat
eselon 2A dan tepat, efektif dan efisien

• Pengoordinasian pelaksanaan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri
atas unsur : kegiatan penanggulangan bencana
3. Pengarah penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan
4. Pelaksana penanggulangan bencana menyeluruh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas :
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara

2. Menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan


Perundang-undangan

3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana

4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya

6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap sebulan sekali dalam
kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana

7. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

8. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
2. LEMBAGA USAHA
Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan
pihak lain.
1) Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
2)Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan kepada pemerintah
dan/atau badan yang diberi tugas melakukan penanggulangan bencana serta
menginformasikannya kepada publik secara transparan.
Lembaga usaha berkewajiban mengindahkan prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan fungsi ekonominya dalam penanggulangan bencana.
3. LEMBAGA INTERNASIONAL
Lembaga internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur
organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional lainnya dan lembaga
asing nonpemerintah dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada dasarnya Pemerintah dapat menerima bantuan dari lembaga
internasional, baik pada saat pra bencana, saat tanggap darurta maupun pasca
bencana. Namun demikian harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Sektor Kesehatan
Sektor Kesehatan merencanakan pelayanan kesehatan dan medik termasuk obatobatan dan para medis

5. Sektor Sosial
Sektor Sosial merencanakan kebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan dasar lainnya untuk para pengungsi

6. Sektor Pekerjaan Umum


Sektor Pekerjaan Umum merencanakan tata ruang daerah, penyiapan lokasi dan jalur evakuasi, dan kebutuhan
pemulihan sarana dan prasarana.

7. Sektor Perhubungan
Sektor Perhubungan melakukan deteksi dini dan informasi cuaca/meteorologi dan merencanakan kebutuhan
transportasi dan komunikasi

8. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral


Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif di bidang bencana
geologi dan bencana akibat ulah manusia yang terkait dengan bencana geologi sebelumnya
9. Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi merencanakan pengerahan dan pemindahan korban bencana ke daerah
yang aman bencana.

10. Sektor Keuangan


Sektor Keuangan penyiapan anggaran biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa
prabencana

11. Sektor Kehutanan


Sektor Kehutanan merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif khususnya kebakaran hutan/lahan

12. Sektor Lingkungan Hidup


Sektor Lingkungan Hidup merencanakan dan mengendalikan upaya yang bersifat preventif, advokasi, dan
deteksi dini dalam pencegahan bencana.

13. Sektor Kelautan


Sektor Kelautan merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif di bidang bencana tsunami dan abrasi pantai.
14. Sektor Lembaga Penelitian dan Peendidikan Tinggi
Sektor Lembaga Penelitian dan Peendidikan Tinggi melakukan kajian dan penelitian sebagai bahan untuk
merencanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa pra bencana, tanggap darurat, rehabilitasi
dan rekonstruksi.
15. TNI/POLRI
TNI/POLRI membantu dalam kegiatan SAR, dan pengamanan saat darurat termasuk mengamankan lokasi yang
ditinggalkan karena penghuninya mengungsi.

Selain pengelolaan yang di laksanakan oleh pemerintah, Peran dan Potensi Masyarakat sangat
memiliki potensi dalam menekan efek dan risiko keparahan bencana ikutan, untuk itu dapat di jelaskan sebagai
berikut :
16. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana harus mampu dalam batasan
tertentu menangani bencana sehingga diharapkan bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar.
17. Swasta
Peran swasta belum secara optimal diberdayakan. Peran swasta cukup menonjol pada saat kejadian bencana yaitu
saat pemberian bantuan darurat. Partisipasi yang lebih luas dari sektor swasta ini akan sangat berguna bagi
peningkatan ketahanan nasional dalam menghadapi bencana.
18. Lembaga Non-Pemerintah
Lembaga-lembaga Non Pemerintah pada dasarnya memiliki fleksibilitas dan kemampuan yang memadai dalam
upaya penanggulangan bencana. Dengan koordinasi yang baik lembaga Non Pemerintah ini akan dapat
memberikan kontribusi dalam upaya penanggulangan bencana mulai dari tahap sebelum, pada saat dan pasca
bencana.

19. Perguruan Tinggi / Lembaga Penelitian


Penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien jika dilakukan berdasarkan penerapan ilmupengetahuan dan
teknologi yang tepat. Untuk itu diperlukan kontribusi pemikiran dari para ahli dari lembaga-lembaga pendidikan
dan penelitian.

20. Media
Media memiliki kemampuan besar untuk membentuk opini publik. Untuk itu peran media sangat penting dalam
hal membangun ketahanan masyarakat menghadapi bencana melalui kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
informasi kebencanaan berupa peringatan dini, kejadian bencana serta upaya penanggulangannya, serta
pendidikan kebencanaan kepada masyarakat.
Pengorganisasian
Penanggulangan Bencana
Bidang Kesehatan
TINGKAT PUSAT TINGKAT PROVINSI
• Penanggungjawab kesehatan dalam
• Penanggungjawab kesehatan dalam penanggulangan bencana di Provinsi
penanggulangan bencana di tingkat adalah Kepala Dinas Kesehatan
pusat adalah Menteri Kesehatan Provinsi. Bila diperlukan dapat
dibantu oleh seluruh pejabat Eselon I meminta bantuan kepada Depkes.
dibawah koordinasi Ketua Badan Dalam melaksanakan tugas di bawah
Koordinasi Nasional Penanggulangan koordinasi Satuan Koordinasi
Bencana (BAKORNAS PB) yaitu Pelaksanaan Penanggulangan Bencana
Wakil Presiden (SATKORLAK PB) yang diketuai
Gubernur
• Pelaksanaan tugas penanggulangan
bencana di lingkungan Depkes • Pelaksanaan tugas penanggulangan
dikoordinir oleh Sekretaris Jenderal bencana di lingkungan Dinkes Provinsi
dalam hal ini Kepala Pusat dikoordinasi oleh unit yang ditunjuk
Penanggulangan Krisis (PPK) oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan
Surat Keputusan
TINGKAT KAB/KOTA
DI LOKASI KEJADIAN
• Penanggungjawab kesehatan dalam
penanggulangan bencana di
• Penanggungjawab pelayanan kesehatan
Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas
penanggulangan bencana di lokasi
Kesehatan Kabupaten/Kota. Bila
kejadian adalah Kadinkes
diperlukan dapat meminta bantuan
Kabupaten/Kota
kepada Provinsi dalam melaksanakan
tugas dibawah koordinasi Satuan
• Pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan
Pelaksana Penanggulangan Bencana
dalam penanggulangan bencana di
(SATLAK PB) yang diketuai
lokasi kejadian adalah kepala
Bupati/Walikota.
puskesmas.
• Pelaksanaan tugas penanggulangan
bencana di lingkungan Dinkes
Kabupaten/Kota dikoordinir oleh unit
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan dengan Surat Keputusan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai