Anda di halaman 1dari 17

Islam dan

studi agama
Dosen Pengampu:
Imam Faizin,M.S.I M.Pd

Mata Kuliah: Ilmu tasawuf


The
Team Sofia Mansyur
(17230125)

Andi Asmaul Husna


(17230135)

Hunaidah
(17230154)

Khoirunnisa
(17230005)

Nurmala Sapitri
(17230010)
Pengertian Islam
Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan
damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.

Adapun pengertian islam secara terminogi (istilah syar’i), Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin yang
memberikan definisi bahwa Islam itu adalah ketundukan kepada seluruh syariat Allah Ta’ala dengan penuh
kepatuhan. Maksudnya adalah bahwa Islam bermakna penyerahan diri secara total kepada syariat Allah Ta’ala,
melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua laranganNya.
Universalisme Islam
Istilah universalisme berasal dari bahasa latin, universum yang berarti “alam semesta” atau dalam
bahasa inggris dikenal sebagai the universe. Kata ini dibentuk dari kata sifatt universalis yang berarti
“umum, mencakup semua, dan menyeluruh”. Dalam bahasa Inggris, kata latin universalis menjadi
universal. Kata universal ini dapat berarti konsep umum yang dapat diterapkan pada kenyataan,
misalnya konsep kemanusiaan yang dapat diterapkan pada setiap manusia apapun status sosial, warna
kulit, ras, dan agamanya.
Maksud universalisme dalam Islam adalah umat Islam itu utuh dan merupakan satu kesatuan
walaupun berbeda-beda suku, bangsa dan bahasa. Ataupun bisa dikatakan umat Islam mempunyai
prinsip universal dimana tidak ada batas-batas antara negara, suku dan bahasa. Islam tidak
membedakan warna kulit, bahasa, bangsa, pangkat, derajat. Inti ajaran Islam bukanlah terletak pada
kesukuan atau leluhur, melainkan keesaan Allah SubhanauWa ta’ala (tauhid). Dari segi hukum, ke
universalan Islam itu juga terlihat pada prinsip-prinsip hukum yang dimilikinya. Berdasarkan prinsip
kesatuan umat manusia tersebut, hukum Islam memberikan jaminan dan perlindungan terhadap setiap
orang, tanpa diskriminasi.
Dimensi baru dari kedatangan
islam
Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah untuk ummat manusia. Kehadirannya memberikan dimensi
lain terhadap agama-agama lain.
• Pertama, Agama itu tidak lagi harus diterima sebagai dogma, yang harus diterima apabila orang ingin selamat
dari siksa yang selama lamanya. Akan tetapi, islam diterima sebagai agama yang menjadi pilihan tuhan
dengan perantara wahyu. Sebaliknya wahyu diakui sebagai faktor yang sangat diperlukan bagi evolusi
manusia
• Kedua, ajaran islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati. Perhatian utamanya adalah untuk
kehidupan dunia dan dengan perantara perbuatan baik didunia ini manusia dapat memperoleh kesadaran
tentang eksistensinya
Islam sebagai
jalan tengah
‫َو َك َٰذ ِلَك َجَع ْلَناُك ْم ُأَّم ًة َو َس ًطا ِّلَتُك وُنوا ُش َهَد اَء َع َلى الَّناِس َو َيُك وَن الَّر ُسوُل َع َلْيُك ْم َش ِهيًد اۗ َو َم ا َجَع ْلَنا اْلِقْبَلَة اَّلِتي ُك نَت َع َلْيَها‬
‫ِإاَّل ِلَنْع َلَم َم ن َيَّتِبُع الَّرُسوَل ِمَّم ن َينَقِلُب َع َلٰى َع ِقَبْيِهۚ َو ِإن َك اَنْت َلَك ِبيَر ًة ِإاَّل َع َلى اَّلِذ يَن َهَد ى ُهَّللاۗ َو َم ا َك اَن ُهَّللا ِلُيِض يَع ِإيَم اَنُك ْم‬
‫ۚ ِإَّن َهَّللا ِبالَّناِس َلَر ُء وٌف َّر ِح يٌم‬

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu)
kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan
Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-
Baqarah 2: Ayat 143).
Umat Islam adalah Ummatan Wasathan… Kata wasath berarti tengah, pertengahan,
moderat, jalan tengah, seimbang antara dua kutub atau dua ekstrim (kanan dan kiri).
Ummatan washatan adalah umat yang bersikap, berpikiran, dan berperilaku moderasi,
adil, dan proporsional antara kepentingan material dan spiritual, ketuhanan dan
kemanusiaan, masa lalu dan masa depan, akal dan wahyu, individu dan kelompok,
realisme dan idealisme, dan orientasi duniawi dan ukhrawi.
Sikap Islam Terhadap Peradaban
Islam sangat memperhatikan peradaban karena menciptakan
peradaban Islami itu merupakan bagian dari tujuan pokok hidup
manusia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Imam Ar-Raghib Al-Alfahani dalam bukunya “ al Dzaria ila
Makarimi al Syari’ah” menjelaskan tujuan-tujuan pokok hidup
manusia
Beribadah kepada Allah. Yaitu taat Mutlaq kepadaNya

Menjadi Kholifah di muka bumi yaitu menegakkan kebenaran dan

Yaitu: keadilan serta berprilaku sesuai dengan kemampuannya.

Memakmurkan bumi dengan membangun peradaban yang


didasarkan pada sistem nilai
Islam Menyatukan Bangsa-Bangsa
Dunia
Istilah "Islam menyatukan bangsa dunia" mengacu pada gagasan bahwa ajaran dan nilai-nilai Islam
memiliki potensi untuk menyatukan berbagai bangsa dan masyarakat di seluruh dunia di bawah satu
kesatuan yang lebih besar. Ini bisa mencakup konsep kesatuan umat manusia, persaudaraan, dan nilai-
nilai moral yang diadvokasi oleh Islam. Namun, bagaimana konsep ini diinterpretasikan dan
diimplementasikan dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada perspektif individu dan konteks
sosial-politiknya.
Konsep bahwa Islam dapat menyatukan bangsa-bangsa dunia didasarkan
pada ajaran-ajaran dalam Al-Quran dan Hadis, serta interpretasi para ulama
Islam dan pemikir Muslim sepanjang sejarah. Selain itu, gagasan ini juga bisa
ditemukan dalam tulisan-tulisan akademis tentang Islam dan hubungannya
dengan politik dan masyarakat global. Banyak buku, artikel, dan riset ilmiah
yang mengulas tema ini dari berbagai sudut pandang.
• Surat Al-Hujurat Ayat 13

‫ُك‬ ‫ٰق‬ ‫ۡت‬ ‫َا‬ ‫ۡن‬ ‫ُك‬ ‫ۡك‬‫َا‬ ‫ُف‬ ‫ُش‬ ‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ۡل‬ ‫ٰث‬ ‫ۡن‬‫ُا‬ ‫َذ‬ ‫ۡن‬ ‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ۡق‬‫َل‬ ‫َّن‬ ‫َّن‬ ‫َا‬ ‫ٰۤي‬
‫ُّيَها ال اُس ِا ا َخ ۡم ِّم َك ٍر َّو ى َو َجَع ۡم ُع ۡو ًبا َّو َقَبٓإِٮَل ِلَتَع اَر ۡو اؕ ِاَّن َر َم ۡم ِع َد ِهّٰللا ٮ ۡم ؕ ِاَّن َهّٰللا‬
١٣ ‫َع ِلۡي ٌم َخ ِبۡي ٌر‬

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh,
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.”(QS. Al-Hujurat : 13)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ‫ ﷻ‬menceritakan kepada manusia bahwa Dia telah menciptakan mereka dari
diri yang satu dan darinya Allah menciptakan istrinya, yaitu Adam dan Hawa, kemudian Dia menjadikan
mereka berbangsa-bangsa.
Di dalam ayat ditegaskan bahwasanya terjadi berbagai bangsa, berbagai suku sampai kepada perinciannya yang
lebih kecil, bukanlah agar mereka bertambah lama bertambah jauh, melainkan supaya mereka kenal-mengenal.
Kenal-mengenal dari mana asal-usul, dari mana pangkal nenek moyang, dari mana asal keturunan dahulu kala.
Kesimpulannya ialah bahwasanya manusia pada hakikatnya adalah dari asal keturunan yang satu. Meskipun
telah jauh berpisah, namun di asal-usul adalah satu. Tidaklah ada perbedaan di antara yang satu dengan yang
lain dan tidaklah ada perlunya membangkit-bangkit perbedaan, melainkan memaklumi adanya persamaan
keturunan.
• Hubungan Surat Al-Hujurat Dengan Menyatukan Bangsa

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan-perbedaan etnis dan budaya di antara manusia adalah bagian dari
kehendak Allah, bukan untuk menimbulkan permusuhan atau superioritas, tetapi untuk saling mengenal dan
saling memahami. Hal ini menegaskan kesatuan antara berbagai suku dan bangsa sebagai bagian dari rencana
Allah. Dengan demikian, persaudaraan sejati dalam Islam didasarkan pada takwa dan bukan pada keturunan
atau kebangsaan, sehingga mendukung gagasan bahwa Islam memiliki potensi untuk menyatukan berbagai
bangsa di bawah bendera persaudaraan dan kesatuan yang lebih besar.
Kesimpulan
• Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan
damai.Adapun secara istilah adalah agama yang datang dari Allah Ta’ala yang diturunkan melalui Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wasalam yang berisi pedoman hidup bagi manusia
• Dari Paparan diatas juga dapat disimpulkan islam adalah agama yang memiliki karakteristik universalisme dimana
tidak ada batas-batas antara negara, suku dan bahasa. Islam tidak membedakan warna kulit, bahasa, bangsa, pangkat,
derajat. Surah Al-Hujurat ayat 13 menegaskan bahwa perbedaan etnis dan budaya adalah bagian dari kehendak Allah
untuk saling mengenal dan memahami. Dengan demikian, persaudaraan sejati dalam Islam didasarkan pada takwa
dan bukan pada keturunan atau kebangsaan, sehingga mendukung gagasan bahwa Islam memiliki potensi untuk
menyatukan berbagai bangsa di bawah bendera persaudaraan dan kesatuan yang lebih besar.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai