Anda di halaman 1dari 17

Penelitian

Korelasional
Kelompok 2
Atin Nataoviah 202101500800
Fitri Khusnul Khotimah 202101500793
Hade Safitri 202101500844
Shinta Santana 202101500862
Syabillah Putti Qur’aini 202101500839

R6L Metode Penelitian Kuantitatif


Pengertian
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersbut sehingga tidak dapat manipulasi variabel(Fraenkel
& N.E, 2008).

Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang antarannya pendidikan,


sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan
antar variabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat
dijadikan acuan dia jadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen
(Emzir, 2019).
Tujuan
1. Menentukan dan mengetahui seberapa besar variasi-variasi pada satu atau beberapa faktor
lain berdasarkan koefesien korelasi.
2. Mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
pada koefisien korelasi.

Secara khusus, tujuan korelasional adalah:


(1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel,
(2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan
(3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/significant) atau tidak berarti (insignificant) atau dengan yang lain, jika hal
ini diilustrasikan dalam bentuk pertanyaan maka seorang yang akan melakukan penelitian
korelasi, dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau
lebih, yakni (1) adakah hubungan diantara dua variabel? (2) bagaimanakah arah hubungan
tersebut?(3) berapa besar/jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?. (Yusuf, 2017).
Jenis Penelitian Korelasional
Terdapat tiga jenis penelitian korelasional telah diidentifikasi:

1. Korelasi positif merupakan hubungan positif antara dua variabel adalah


ketika peningkatan satu variabel menyebabkan kenaikan variabel lainnya.
Penurunan satu variabel akan menyebabkan penurunan variabel lainnya.
Misalnya, jumlah uang yang dimiliki seseorang mungkin berkorelasi
positif dengan jumlah mobil yang dimiliki orang tersebut.
Jenis Penelitian Korelasional
2. Korelasi negative, ini ialah korelasi negatif secara harfiah merupakan
kebalikan dari hubungan positif. Jika terjadi kenaikan pada salah satu
variabel, maka variabel kedua akan menunjukkan penurunan dan
sebaliknya.Misalnya, berpendidikan mungkin berkorelasi negatif dengan
tingkat kejahatan ketika peningkatan satu variabel menyebabkan
penurunan variabel lain dan sebaliknya. Jika tingkat pendidikan di suatu
negara ditingkatkan, itu dapat menurunkan tingkat kejahatan. Harap
dicatat bahwa ini tidak berarti bahwa kurangnya pendidikan mengarah
pada kejahatan. Ini hanya berarti bahwa kurangnya pendidikan dan
kejahatan diyakini memiliki alasan yang sama – kemiskinan.
Jenis Penelitian Korelasional

3. Tidak ada korelasi, Pada tipe ketiga ini, tidak ada korelasi antara kedua
variabel. Perubahan pada satu variabel belum tentu melihat perbedaan
pada variabel lainnya. Misalnya, menjadi jutawan dan kebahagiaan tidak
berkorelasi. Peningkatan uang tidak mengarah pada kebahagiaan.
Langkah – Langkah Penelitian Korelasional
Langkah-Langkah Dalam Penelitian Korelasional Secara umum menurut MC Milan dan schumaker dalam
penerapan penelitian korelasinal terdapat beberapa langkah yakni penentuan masalah, peninjauan masalah
atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis(Rancangan dan Prosedur), penentuan sampel,
pengumpulan data dan analisis data interpretasi. Yakni sebagai
berikut:(Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016)

1. Pemilihan masalah (Problem Selection) Variabel-variabel yang akan dilibatkan di dalam suatu penelitian
korelasional seharusnya dipilih berdasarkan pada landasan pemikiran berkembangnya pengalaman atau
teori. Dan seorang peneliti seharusnya memiliki beberapa alasan untuk menentukan variabel-variabel
tertentu yang memungkinkan untuk dihubungkan. Secara umum, ada tiga jenis masalah utama yang
merupakan fokus penelitian korelasional, yakni:
a. Apakah variabel X berhubungan dengan variabel Y
b. Seberapa jauhkah variabel prediktor dapat memprediksi variabel kriteria.
c. Hubungan apa yang terjadi diantara sejumlah variabel-variabel yang lebih besar,
dan prediksi-prediksi apa yang dapat dibuat berdasarkan hal tersebut.
Langkah – Langkah Penelitian Korelasional

2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan Setelah penentuan maslaah, kegiatan penelitian yang
penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori,
kerangka berpikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan,
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk
memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil
penelitian, majalah llmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan
narasumber.

3. Rancangan dan Prosedur (Design and Procedures) Dalam merancang penelitian korelasional dapat
digunakan simbolsimbol. Rancangan penelitian korelasional dapat didiagramkan. Terdapat dua skor atau
lebih dari setiap individu di dalam sampel, yaitu setiap variabel satu skor. Kemudian pasangan-pasangan
skor itu dikorelasikan dan koefisien korelasi yang dihasilkan itu menyatakan tingkat hubungan antara
variabelvariabel tersebut.
Langkah – Langkah Penelitian Korelasional

4. Penentuan Sampel Sampel penelitian hendaknya diseleksi secara random. Ukuran sampel penelitian
disarankan tidak kurang dari 30 subjek/data dengan tujuan agar dapat memberikan hasil yang lebih
bermakna.

5. Pengumpulan data (Data Collection) Dalam penelitian korelasional, semua data biasanya
dikumpulkan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Seringkali instrumen yang digunakan dirancang
untuk dipergunakan dalam satu sesion atau dua sesion secara bersamaan satu sama lain. Misalnya jika
seorang peneliti tertarik dalam pengukuran hubungan antara sikap dan daya ingat, maka tes tentang
sikap dan daya ingat tersebut diberikan pada sekelompok subjek yang sama dalam waktu yang hampir
bersamaan.
Langkah – Langkah Penelitian Korelasional

6. Dalam penelitian korelasional yang bertujuan untuk memprediksi, pengukuran variabel kriteria
(criterion) dilakukan setelah pengukuran variabel prediksi (predictor) begitu pula sebaliknya.

7. Analisis data dan interpretasi (Data Analysis and Interpretation) Jika variabel-variabel berkorelasi,
maka akan dihasilkan atau didapatkan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini berkisar antara 0,00 dan
–1,00 atau +1,00. Semakin dekat koefisien korelasi itu berada pada kisaran +1,00 atau –1,00, maka
semakin kuat pula hubungan tersebut. Korelasi 0,00 berarti tidak ada hubungan.
Kelebihan
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan,
antara lain;kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara
beberapa variabel secara bersamasama (simultan); dan
penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi
tentangderajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti. Selanjutnya,Sukardi menambahkan kelebihan
bahwa penelitian ini berguna untuk mengatasimasalah yang
berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Penelitiankorelasional juga memungkinkan untuk menyelidiki
beberapa variabel untuk diselidikisecara intensif dan penelitian
ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukansampel
yang besar (Ibrahim dkk., 2018).
Kekurangan
kelemahan penelitian korelasional, antara lain hasilnya hanya
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling
hubungan yang bersifat kausal, jika dibandingkan dengan penelitian
eksperimental, penelitiankorelasional itu kurang tertib atau ketat, karena
kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas (Ibrahim dkk.,
2018).
Kekurangan
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Muri mengutip pendapat Isaac dan Michael,
menyatakan bahwa walaupun tipe penelitian inibanyak dilakukan oleh para peneliti,
namun bukan berarti tipe penelitian ini tidakmempunyai kelemahan atau keterbatasan.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut antaralain sebagai berikut:1. Hasil penelitian
korelasional hanya mengidentifikasi “apa sejalan dengan apa”,tetapi tidak
mengidentifikasikan saling pengaruh yang bersifat kausal (salingmenyebabkan).2.
Penelitian tipe ini kurang tertib ketat apabila dibandingkan dengan tipe
penelitianeksperimen untuk menentukan pengaruh, karena tidak dapat dilakukan
kontrol ataumanipulasi terhadap peristiwa yang akan diteliti.3. Penelitian korelasional
cenderung akan mengidentifikasikan pola hubunganlangsung dan/atau unsur-unsur
yang dipakai kurang andal.4. Pola hubungan itu sering dibuat-buat dan kadang-kadang
meragukan. (Yusuf,2017).
Rancangan Penelitian Korelasi
Rancangan Penelitian Korelasional ada beberapa jenis, yaitu :

1. Korelasi Bivariat, ini 2. Regresi dan Prediksi, hal


untuk mendeskripsikan ini regresi merujuk pada
hubungan antara dua seberapa baik peneliti dapat
variable. Hubungan antara membuat prediksi
dua variable diukur dan
punya tingkatan serta arah
Rancangan Penelitian Korelasi

3. Regresi Jamak, ini adalah 4. Analisis Faktor, prosedur


perluasan dari regresi dan prediksi ini mengidentifikasi pola
sederhana dengan penambahan variable yang ada
beberapa variabel
Rancangan Penelitian Korelasi

5. Digunakan dalam menarik


kesimpulan, ini rancangan análisis 6. Analisis Sistem, desain ini
jalur dan rancangan panel lintas- melibatkan penggunaan
akhir dapat digunakan untuk prosedur matematika yang
membuat pernyataan – pernyataan kompleks untuk menentukan
tentang sebab akibat dengan proses dinamik
menggunakan método korelasi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai