MASYARAKAT Bentuk studi thdp hukum 1. Normatif-dogmatik
Hukum adl kaidah logis dan konsisten
Hukum berada di dunia idea dan normatif Hukum menjadi garapan ahli hukum semata, tertutup bagi ahli bidang lain Kajian normatif dogmatik mengacu kpd Belanda Bentuk studi tdhp hukum Sosiologis Berkembang pengaruh studi hukum di Inggris dan AS Hukum tidak ditempatkan di dunia idea, melainkan di dunia realita Hukum adalah suatu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat Hukum adalah realitas sosial yang berkaitan dengan faktor-faktor sosial lainnya Kajian di Indonesia Satjipto Rahardjo (Undip, Semarang) Pusat Studi Hukum dan Masyarakat Undip Pusat Studi Hukum dan Pembangunan (Unair) Soerjono Soekanto (UI) Lembaga Kriminologi UI Badan Pembinaan Hukum Nasional Dekkehakiman (Tim Pengkajian Hukum dan Masyarakat) Perhimpunan untuk Peminat Studi Hukum dan Masyarakat di Undip 1984 Pioner di Eropa Montesqueieu (1689-1755) Friedrich Karl von Savigny (1770-1861) Herbert Spencer (1820-1903) Henry Sumner Maine (1822-1888) Montesqueieu (1689-1755) Terkenal dg tiori separation of power (eksekutif, legislatif, yudikatif) Hukum: bagian integral dari kebudayaan masyarakat tertentu. hasil dari pelbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti adat-istiadat, lingkungan fisik, dan perkembangan masa lampau; hanya mungkin dipahami secara lengkap melalui kerangka kehidupan masyarakat di mana hukum tertentu berkembang. bersifat relatif; tidak ada hukum yang baik atau buruk haruslah dipelajari dalam kaitan dengan latarbelakang masyarakatnya, perkembangannya sejak masa lampau, serta keadaan sekitarnya Apabila hukum serasi dengan kerangka faktor-faktor tersebut, maka wujud hukum itu dapat digolongkan sebagai hukum yang baik. Friedrich Karl von Savigny (1770-1861) hukum tidak seharusnya disusun dengan sengaja oleh pembentuk hukum hukum terbentuk oleh adat-istiadat dan kepercayaan populer atau oleh kekuatan-kekuatan internal yang bekerja secara diam-diam. Hukum merupakan keinginan yang wajar dari rakyat, hukum tumbuh bersama masyarakat dan mati juga bersamanya. Dalam sistem hukum yang modern, baik para ahli hukum, hakim maupun pengacara mempunyai peranan yang aktif dalam pembentukan lembaga-lembaga hukum. Herbert Spencer (1820-1903) Dua tahapan peradaban: masyarakat bersahaja/militer yg ditandai dg peperangan, paksaan dan kedudukan sbg mekanisme pengaturan, dan masyarakat yg lebih tinggi/industrial yang ditandai oleh kedamaian, kebebasan dan kontrak sebagai sarana pengaturan. Spencer mengeritik peran intervensif negara, dan pendptnya memengaruhi pandangan sosiolog Amerika Serikat. William Graham Sumner William Graham Sumner fungsi negara terbatas pada peranan sebagai penjaga keselamatan harta kekayaan pribadi dan sebagai pencegah adanya gangguan terhadap kedamaian. memberikan tekanan yang lebih besar pada pentingnya kontrak yang mengatur kesepakatan mutual daripada norma-norma yang ditetapkan oleh negara. masyarakat tidak memerlukan supervisi negara; kebebasan individual yang maksimal harus ditingkatkan oleh hukum. usaha-usaha untuk mencapai kesamarataan sosial dan ekonomis sebagai kegiatan yang keliru dan tidak alamiah. Henry Sumner Maine (1822-1888) membandingkan perkembangan lembaga-lembaga hukum masyarakat- masyarakat bersahaja dengan masyarakat-masyarakat yang sudah maju. sejarah hukum rakyat menunjukkan adanya pola evolusi yang terjadi pada pelbagai masyarakat dalam situasi sejarah yang sama. masyarakat yang maju ditandai oleh kemunculan kebebasan dan kesempatan untuk menentukan nasib sendiri bagi individu sebagai unit primer kehidupan sosial Kontribusi Henry Maine bagi studi hukum dan masyarakat terutama tampak pada penerapan metode empiris, sistematis, dan sejarah dalam rangka menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Perspektif Teoritis: Gagasan Sosiolog 1. Karl Marx Gagasan utama: (1818-1883) Ada hubungan erat 2. Max Weber antara lembaga (1864-1920) hukum dengan 3. Eugen Erlich (1862-1922) lembaga tatanan 4. Emile Durkheim (1858- sosial 1917) Karl Marx Hukum adalah konsekuensi logis hasil perkembangan kekuatan-kekuatan masyarakat dalam setiap tahap ekonomis; perkembangan secara historis Hukum merupakan suatu sarana yang didasarkan pada fundasi sistem dipergunakan oleh pihak yang ekonominya. memegang kekuasaan untuk Fondasi ekonomis itu mencakup 2 (dua) mempertahankan kekuasaannya; unsur pokok, yaitu sebagai berikut: (1) Kerangka fisik atau teknologis dari Hukum sebagai sarana untuk kegiatan-kegiatan ekonomis (forces of melakukan pengendalian sosial lama- production); (2) Hubungan antar manusia kelamaan akan berpudar. dan bentuk hubungan tersebut dalam kerangka kegiatan-kegiatan ekonomis Hukum ditentukan oleh sistem (social relations of production). ekonomi masyarakat MAX WEBER membedakan antara sistem hukum yang didasarkan pada rasionalitas hukum adlh seperangkat aturan (order) formal dengan sistem yang dilandasi yang bersifat memaksa dan mempunyai rasionalitas substantif. dukungan potensial dari kekuasaan Sistem hukum yang pertama negara. didukung oleh sistematisasi norma- membedakan hukum dari norma-norma norma umum dan pola keteraturan lain seperti adat-istiadat dan konvensi yang mempunyai sanksi-sanksi prosedural; berbeda-beda satu sama lain sedangkan sistem hukum yang kedua berasumsi bahwa perkembangan disandarkan pada pertimbangan sistem hukum yang formal-rasional keadilan serhadap keputusan kasus- merupakan manifestasi dan prasyarat kasus individual. bagi pertumbuhan sistem ekonomi kapitalisme modern Perspektif Teoritis: Teori-teori Sosio-Yuridis Gagasan Utama 1. Albert Ven Dicey (1835-1922) 2. Justice Olver Weldell Holmes 1. Hukum tidak dapat (1841-1935) dipahami tanpa 3. Roscoe Pound (1870-1964) pertimbangan atas 4. Benjamin Nathan Cardozo (1870- realitas kehidupan sosial 1938) 5. Karl N. Llewellyn (1893-1962) 2. Ilmu Sosial memberi 6. E Adam Hoebel pengaruh kuat terhdp analisis perkembangan hukum EUGIN ERHLICH hukum tunduk pada kekuatan-kekuatan sosial tertentu; hukum sendiri tidak akan mungkin efektif, Pencipta hukum sosiologis oleh karena ketertiban dalam masyarakat (“sociological jurispridence”) dan didasarkan pada pengakuan sosial terhadap memperkenalkan istilah hukum hukum, dan bukan karena penerapannya yang hidup (“living law”): secara resmi oleh negara. aturan-aturan, norma-norma tertib sosial didasarkan pada fakta yang dilaksanakan dalam diterimanya hukum yang merujuk pada aturan dan norma sosial yang tercermin masyarakat, sebagai lawan dari dalam sistem hukum. hukum yang diterapkan oleh Ehrlich berasumsi bahwa mereka yang negara. berperan sebagai pihak yang mengembangkan sistem hukum harus mempunyai hubungan yang erat dengan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat yang bersangkutan. Solidaritas mekanis dapat ditemukan Emile Durkheim pada masyarakat yang relatif bersahaja dan homogen. Kesatuan hukum adalah ukuran bagi adanya dan persatuan dalam masyarakat tipe-tipe solidaritas tertentu dalam tersebut umumnya didasarkan pada masyarakat. hubungan pribadi serta persamaan kebiasaan, gagasan serta sikap. bahwa dalam masyarakat itu Sementara solidaritas organis terdapat 2 (dua) tipe solidaritas, menunjukkan ciri khas masyarakat yakni (1) tipe solidaritas mekanis modern yang heterogen dan ditandai (mecanic solidarity) dan tipe oleh pembagian kerja yang rumit. solidaritas organis (organic Dasar-dasar solidaritas itu terletak solidarity). pada hubungan fungsional antara pribadi-pribadi dan kelompok- kelompok yang melaksanakan pelbagai peranan yang bervariasi. Durkheim (1) hukum yang represif, dan (2) hukum yang restitutif. Hukum yg restitutif ditandai dg pemberian Hukum yg represif ditandai dg kompensasi atas penyelewengan yang dilakukan pengenaan hukuman kpd pelanggar warga masyarakatnya. Penghukuman dimaksudkan untuk menjadi hukum kompensasi atau restitusi serta perbaikan Penghukuman menjadi terhadap kerugian-kerugian yang dialami korban. pencerminan contoh bahwa suatu Kejahatan dipandang sebagai suatu sikap-tindak yang secara langsung ditujukan kepada pribadi- penyimpangan tidak boleh dibiarkan pribadi sehingga itu tidak dianggap menodai hati- berlangsung dalam masyarakat nurani masyarakat secara kolektif atau kelompok. demikian. Suatu hukuman diberikan atau dijatuhkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang Tidak ada pertimbangan untuk bermanfaat bagi pelaku dalam kerangka proses rehabilitasi pelaku pelanggar hukum rehabilitasi citra dan nama baiknya. tersebut.