jenis alat ukur dan peralatan analisa protein Untuk mengukur kandungan protein dalam makanan dan minuman, beberapa alat ukur dan peralatan analisis yang digunakan adalah: 1. Alat Uji Kandungan Protein: Alat ini digunakan untuk mendeteksi adanya zat protein pada makanan dan 5. Tabung Reaksi: Tabung ini digunakan dalam minuman. Ia dapat mengetahui ada atau tidaknya tahap destruksi dan tahap destilasi dalam analisis kandungan protein pada bahan makanan dan protein dengan metode Kjeldahl. minuman[1]. 6. Pipet Steril: Pipet ini digunakan untuk 2. Peralatan Kjeldahl: Peralatan ini digunakan untuk mengukur volume larutan dalam tahap destruksi analisis protein dengan metode Kjeldahl. Metode ini dan tahap destilasi dalam analisis protein dengan melibatkan tahap destruksi, tahap destilasi, dan tahap metode Kjeldahl. titrasi. Peralatan [1]. ini termasuk timbangan analitik, labu 7. Lembar Prosedur Pengujian: Lembar ini berisi destruksi, pemanas Kjeldahl lengkap yang prosedur pengujian yang harus diikuti dalam dihubungkan dengan pengisap[4]. analisis protein dengan metode Kjeldahl. 3. Botol Protein Pereaksi: Botol ini berisi reagen yang 8. Test Protein (Kualitatif): Alat ini digunakan digunakan dalam analisis protein dengan metode untuk mengukur kandungan protein di dalam Kjeldahl[1]. makanan dan minuman secara kualitatif. 4. Botol Protein Pereaksi 2: Botol ini juga berisi reagen yang digunakan dalam analisis protein dengan metode Kjeldahl[1]. metode analisa protein • Analisis protein dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif meliputi metode Kjeldahl, Biuret, Lowry, dan Coomassie Brilliant Blue. Metode Kjeldahl adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar protein dalam bahan pangan. Metode ini berbasis pada destruksi protein dengan asam sulfat dan katalis, lalu dilakukan destilasi dan titrasi untuk mengukur konsentrasi nitrogen yang terkandung dalam protein. Metode Biuret digunakan untuk mengukur konsentrasi protein dalam larutan, sedangkan metode Lowry digunakan untuk mengukur konsentrasi protein dalam larutan dengan menggunakan reagen yang menghasilkan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein. Metode Coomassie Brilliant Blue digunakan untuk mengukur konsentrasi protein dalam larutan dengan menggunakan reagen yang menghasilkan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein. Metode kualitatif meliputi reaksi Xantoprotein dan reaksi Hopkins-Cole. prosedur analisa ptotein Prosedur analisis protein dengan metode Kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap destruksi, tahap destilasi, dan tahap titrasi. •> Tahap destruksi melibatkan penghancuran protein dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis seperti potasium sulfat, selenium, 01 titanium, copper, dll. Hasil destruksi dinetralkan dengan menggunakan larutan alkali dan melalui destilasi. •> Tahap destilasi melibatkan pengenceran larutan hasil destruksi dengan menggunakan larutan alkali dan melalui destilasi, sehingga 02 03 didapatkan destilat yang kemudian ditampung dalam larutan asam borat. •> Tahap titrasi melibatkan pengukuran kuantitas amonia yang terbentuk dengan menggunakan larutan asam (asam sulfat, H2SO4 atau asam hidroklorida, HCl) atau dengan menggunakan spektrofotometer. Kadar protein hasil dari analisis kadar protein metode Kjeldahl ini dengan demikian sering disebut sebagai kadar protein crude protein. Dasar perhitungan penentuan protein menurut Kjeldahl ini adalah hasil penelitian dan pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya Untuk seny penggunaan rumus dan perhitungan Dalam menghitung angka protein kecukupan gizi, cara menghitung angka kecukupan gizi pria dapat dilakukan dengan rumus 66 (13.7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6.8 x usia) sehingga akan muncul hasilnya[4]. Untuk wanita, cara menghitung angka kecukupan gizi adalah 655 + (9.6 x berat badan) + 1.8 x tinggi badan) – (4.7 x usia) sehingga akan muncul angka kecukupan gizi yang harus terpenuhi setiap harinya. THANK YOU!